Mungkinkah orang yang telah mencapai Sotapanna pindah agama?

Started by dhammasiri, 11 November 2009, 09:29:47 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 3 Guests are viewing this topic.

Indra

Quote from: gachapin on 29 November 2009, 09:53:57 PM
kalo di vinaya, mengakui pencapaian yang tidak benar itu parajika, otomatis keluar dari sangha, bagaikan manusia yang terpotong lehernya... :whistle:

maksudnya potong leher sumedho?

gajeboh angek

"In the same way, Rahula, when anyone feels no shame in telling a deliberate lie, there is no evil, I tell you, he will not do. Thus, Rahula, you should train yourself, 'I will not tell a deliberate lie even in jest.'
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

K.K.

#272
Quote from: Peacemind on 29 November 2009, 10:21:38 AM
For Kainyin: Kalu seorang sotapanna pindah agama gara2 agama Buddhanya udah korup, bukannya ia sama halnya keluar dari mulut harimau dan masuk ke mulut buaya, kecuali kalau agama yang baru dianutnya memang benar2 seperfect keyakinan yng dianut sebelumnya... hehehe. :D

Be happy.



Bagi orang yang telah memiliki kebijaksanaan, sepertinya pencapaiannya tidak tergantung lagi pada agama yang dianutnya, tetapi pada pembelajarannya. Bisa saja dia belajar sesuatu di "mulut buaya" dan kemudian mencapai kemajuan. Kecuali jika kita berpandangan tidak ada manfaat dari memeluk agama lain sama sekali. Kalau saya, tidak demikian.




Pencapaian Magga-phala pun tidak selalu harus didapatkan dari "Agama Buddha". Kembali lagi misalnya Kisa Gotami yang mencari biji sesawi dan mencapai Sotapanna, memangnya dia agama apa? Hanya saja ketika orang telah mencapai Sotapanna, JIKA melihat Buddha dan ajarannya, keyakinannya akan kebenaran tersebut tidak tergoyahkan. Ini yang sering kali saya katakan bahwa umat Buddhis salah memahami dengan menganggap: "keyakinan tidak tergoyahkan adalah syarat untuk menjadi Sotapanna". Akhirnya jadi fanatik yang ga ada juntrungannya.



----------
Betulkah Sotapanna tidak terlahir lagi di alam manusia? Pernah dipikirkan bedanya Sakadagami dan Anagami? Mereka sama-sama hanya terlahir sekali lagi. Mengapa satu dikatakan Sakadagami dan satu lagi dikatakan Anagami? Perbedaannya adalah Sakadagami (juga Sotapanna) bisa kembali lagi ke alam ini, Anagami tidak. Jadi apakah Sotapanna tidak terlahir ke alam manusia kembali, silahkan diinterpretasikan masing-masing.


bond

Quote from: Indra on 29 November 2009, 10:23:14 PM
Quote from: gachapin on 29 November 2009, 09:53:57 PM
kalo di vinaya, mengakui pencapaian yang tidak benar itu parajika, otomatis keluar dari sangha, bagaikan manusia yang terpotong lehernya... :whistle:

maksudnya potong leher sumedho?

Untuk qurban Idul Adha, atau tumbal SN?  :whistle: ;D
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Jerry

Quote from: Indra on 29 November 2009, 10:14:07 PM
Quote from: Virya on 29 November 2009, 10:01:53 PM
Quote from: gachapin on 29 November 2009, 09:53:57 PM
kalo di vinaya, mengakui pencapaian yang tidak benar itu parajika, otomatis keluar dari sangha, bagaikan manusia yang terpotong lehernya... :whistle:
Kalo peraturan diDC, gimana? ngaku2 sudah mencapai? .....
apa perlu rame2 usir yg ngaku2 itu ...... out dari DC  :whistle: ......




:::"'''' Kaboooorrrrrrrrrrrrr::""""""
;D

peraturan di DC, kalo ada yg ngaku Ariya, maka rame2 nyumbang untuk cetak SN

Ada tuh 2 yg ngaku:

Quote from: Indra on 29 November 2009, 01:48:18 PM
saya coba jawab sendiri,

Seorang sotapanna, berkat jasa2nya, jika terlahir di alam manusia, akan terlahir kembali dalam lingkungan yang akan mendukung pencapaiannya, misalnya di tangerang. jadi tidak akan terlahir dalam lingkungan yg hampa dari Dhamma.
:))

dan ini:

Quote from: Sumedho on 29 November 2009, 09:45:58 PM
Quote from: Indra on 29 November 2009, 01:48:18 PM
saya coba jawab sendiri,

Seorang sotapanna, berkat jasa2nya, jika terlahir di alam manusia, akan terlahir kembali dalam lingkungan yang akan mendukung pencapaiannya, misalnya di tangerang. jadi tidak akan terlahir dalam lingkungan yg hampa dari Dhamma.
:))
aye di tangerang -> karena itu -> maka itu aye sotapanna...   :jempol:   :hammer: *joke*

Jadi kira2 berapa yg hendak disumbangkan oleh 2 Ariya Puggala ini? :D
appamadena sampadetha

Nevada

Quote from: Jerry on 30 November 2009, 07:00:47 PM
Quote from: Indra on 29 November 2009, 10:14:07 PM
Quote from: Virya on 29 November 2009, 10:01:53 PM
Quote from: gachapin on 29 November 2009, 09:53:57 PM
kalo di vinaya, mengakui pencapaian yang tidak benar itu parajika, otomatis keluar dari sangha, bagaikan manusia yang terpotong lehernya... :whistle:
Kalo peraturan diDC, gimana? ngaku2 sudah mencapai? .....
apa perlu rame2 usir yg ngaku2 itu ...... out dari DC  :whistle: ......




:::"'''' Kaboooorrrrrrrrrrrrr::""""""
;D

peraturan di DC, kalo ada yg ngaku Ariya, maka rame2 nyumbang untuk cetak SN

Ada tuh 2 yg ngaku:

Quote from: Indra on 29 November 2009, 01:48:18 PM
saya coba jawab sendiri,

Seorang sotapanna, berkat jasa2nya, jika terlahir di alam manusia, akan terlahir kembali dalam lingkungan yang akan mendukung pencapaiannya, misalnya di tangerang. jadi tidak akan terlahir dalam lingkungan yg hampa dari Dhamma.
:))

dan ini:

Quote from: Sumedho on 29 November 2009, 09:45:58 PM
Quote from: Indra on 29 November 2009, 01:48:18 PM
saya coba jawab sendiri,

Seorang sotapanna, berkat jasa2nya, jika terlahir di alam manusia, akan terlahir kembali dalam lingkungan yang akan mendukung pencapaiannya, misalnya di tangerang. jadi tidak akan terlahir dalam lingkungan yg hampa dari Dhamma.
:))
aye di tangerang -> karena itu -> maka itu aye sotapanna...   :jempol:   :hammer: *joke*

Jadi kira2 berapa yg hendak disumbangkan oleh 2 Ariya Puggala ini? :D

Loh? Kok di Tangerang? ???
Bukannya di Tebing dan Medan yah? :-?

Jerry

appamadena sampadetha

fabian c

Quote from: g.citra on 29 November 2009, 09:47:23 PM
Quote from: fabian c on 29 November 2009, 09:40:44 PM
Agak riskan bila seseorang mengaku mencapai tingkat kesucian di jaman sekarang, benar atau tidak benar akhirnya akan menyudutkan dirinya sendiri.

_/\_

Buat si-'Ariya' sih gak akan tersudutkan lho ... Yang timbul nantinya itu jelas pro-kontra dari orang-orang yang mengetahui keadaan si-'Ariya' itu ... :)

_/\_

Saudari Citra, coba misalnya dewa Indra kita mengklaim secara serius bahwa dia sudah Sotapanna, bagaimana pendapat saudari dan teman-teman? Give your sincere opinion bad or good.  ;D

Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Jerry

Nampak nampaknya sih beliau emang udah sotapanna......tik :hammer:
appamadena sampadetha

fabian c

QuotePencapaian Magga-phala pun tidak selalu harus didapatkan dari "Agama Buddha". Kembali lagi misalnya Kisa Gotami yang mencari biji sesawi dan mencapai Sotapanna, memangnya dia agama apa? Hanya saja ketika orang telah mencapai Sotapanna, JIKA melihat Buddha dan ajarannya, keyakinannya akan kebenaran tersebut tidak tergoyahkan. Ini yang sering kali saya katakan bahwa umat Buddhis salah memahami dengan menganggap: "keyakinan tidak tergoyahkan adalah syarat untuk menjadi Sotapanna". Akhirnya jadi fanatik yang ga ada juntrungannya.

Bro Kainyn yang baik, menurut pendapat saya memang benar bahwa Kisa Gotami awalnya bukan Buddhis. Tetapi ia menjalankan apa yang diajarkan oleh Sang Buddha sehingga mencapai tingkat kesucian.
Memang label agama tidak penting bagi pencapaian kesucian, tetapi menyelami tilakkhana adalah suatu keharusan untuk bisa mencapai kesucian, dan pengertian Tilakkhana (anicca, dukkha dan anatta) nampaknya hanya ada di agama Buddha.
Mengenai keyakinan saya setuju, keyakinan tak tergoyahkan tak akan dimiliki oleh seorang non-ariya, kalau ada keyakinan kuat pada seorang non-ariya paling-paling keyakinan buta, karena belum melenyapkan keragu-raguan. Dan keragu-raguan akan lenyap jika "you have been there".

Quote
Betulkah Sotapanna tidak terlahir lagi di alam manusia? Pernah dipikirkan bedanya Sakadagami dan Anagami? Mereka sama-sama hanya terlahir sekali lagi. Mengapa satu dikatakan Sakadagami dan satu lagi dikatakan Anagami? Perbedaannya adalah Sakadagami (juga Sotapanna) bisa kembali lagi ke alam ini, Anagami tidak. Jadi apakah Sotapanna tidak terlahir ke alam manusia kembali, silahkan diinterpretasikan masing-masing.

Kalau yang pernah saya pelajari seorang Sotapanna (kolankola Sotapanna) akan terlahir paling banyak tujuh kali di alam dewa atau manusia.

_/\_
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

g.citra

Quote from: fabian c on 03 December 2009, 11:49:35 PM
Quote from: g.citra on 29 November 2009, 09:47:23 PM
Quote from: fabian c on 29 November 2009, 09:40:44 PM
Agak riskan bila seseorang mengaku mencapai tingkat kesucian di jaman sekarang, benar atau tidak benar akhirnya akan menyudutkan dirinya sendiri.

_/\_

Buat si-'Ariya' sih gak akan tersudutkan lho ... Yang timbul nantinya itu jelas pro-kontra dari orang-orang yang mengetahui keadaan si-'Ariya' itu ... :)

_/\_

Saudara Citra, coba misalnya dewa Indra kita mengklaim secara serius bahwa dia sudah Sotapanna, bagaimana pendapat saudari dan teman-teman? Give your sincere opinion bad or good.  ;D

Saya akan mendengar, dan berusaha untuk tidak menindak lanjuti dengan opini bad or good ... :)

_/\_

fabian c

Quote from: g.citra on 04 December 2009, 12:27:38 AM
Quote from: fabian c on 03 December 2009, 11:49:35 PM
Quote from: g.citra on 29 November 2009, 09:47:23 PM
Quote from: fabian c on 29 November 2009, 09:40:44 PM
Agak riskan bila seseorang mengaku mencapai tingkat kesucian di jaman sekarang, benar atau tidak benar akhirnya akan menyudutkan dirinya sendiri.

_/\_

Buat si-'Ariya' sih gak akan tersudutkan lho ... Yang timbul nantinya itu jelas pro-kontra dari orang-orang yang mengetahui keadaan si-'Ariya' itu ... :)


_/\_

Saudara Citra, coba misalnya dewa Indra kita mengklaim secara serius bahwa dia sudah Sotapanna, bagaimana pendapat saudari dan teman-teman? Give your sincere opinion bad or good.  ;D

Saya akan mendengar, dan berusaha untuk tidak menindak lanjuti dengan opini bad or good ... :)

_/\_

Maaf maksud saya believe it or not, that is the question...

_/\_
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

g.citra

Quote from: fabian c on 04 December 2009, 12:36:41 AM
Quote from: g.citra on 04 December 2009, 12:27:38 AM

Saya akan mendengar, dan berusaha untuk tidak menindak lanjuti dengan opini bad or good ... :)

_/\_

Maaf maksud saya believe it or not, that is the question...

_/\_

Dengan hanya membatasi dengan "batasan" believe it, saya akan berusaha stop menyelidiki dan menilai Sang Dewa tersebut dari kesehariannya ...

Kalau sampai muncul bentuk pikiran "not believe", pertama yang saya rasakan "aku" saya mulai bekerja dan disitulah akan timbul bentuk pikiran lain yang tentunya akan berkembang dan akan terus berputar ... :)

_/\_

Jerry

_/\_ Sekalian nanya ke Bro Kainyin


Quote from: Kainyn_Kutho on 30 November 2009, 09:07:14 AM
Pencapaian Magga-phala pun tidak selalu harus didapatkan dari "Agama Buddha". 

Ini menarik.. Boleh disharing apa yg Bro Kain ketahui tentang pencapaian Magga-phala melalui agama lain dan guru yg lain? Yg setara dengan urutan jalan dan tingkatan dalam Buddhisme. :)

Quote from: Kainyn_Kutho on 30 November 2009, 09:07:14 AM
...Kembali lagi misalnya Kisa Gotami yang mencari biji sesawi dan mencapai Sotapanna, memangnya dia agama apa? Hanya saja ketika orang telah mencapai Sotapanna, JIKA melihat Buddha dan ajarannya, keyakinannya akan kebenaran tersebut tidak tergoyahkan. Ini yang sering kali saya katakan bahwa umat Buddhis salah memahami dengan menganggap: "keyakinan tidak tergoyahkan adalah syarat untuk menjadi Sotapanna". Akhirnya jadi fanatik yang ga ada juntrungannya.

Membaca kalimat pertama warna biru demikian agak membuat saya curious mengenai bagaimana cerita sebenarnya dari Kisa Gotami mencapai Sotapanna, adakah kebaikan hati Bro Kain utk membantu memposting cerita tsb? Karena saya sudah agak lupa dan sumber saya Dhammapada Atthakatha sedang sy pinjamkan kpd teman. :)

Ketika belum mencapai Sotapanna, Kisa Gotami masih bukan buddhis tetapi penganut awam dr Brahmanisme. Tapi seketika menjadi sotapanna, pastilah dia seorang buddhis. Dalam artian seorang buddhis adalah seorang pengikut dan yg memiliki keyakinan thdp Buddha, Dhamma, Sangha tak tergoyahkan "yang didasari pandangan benar". Karena merealisasikan melalui ajaran Buddha, apakah tdk dpt dikatakan dia seorang buddhis? Coba "kalau" bisa ditanya pd Gotami, pasti dijawab dia memiliki keyakinan thdp Sang Buddha dan ajarannya. ;) Apalagi yg membuat Kisa Gotami merealisasi sotapanna adalah karena kata2 Sang Buddha bukannya kata2 dan ajaran para petapa atau brahmana di luar ajaran Buddha, dan disertai yoniso manasikara pada kata2 Beliau tsb, sehingga pandangan benar timbul pada diri Kisa Gotami mengenai anicca. Jadi, saya setuju kalau keyakinan tak tergoyahkan belum tentu sotapanna. Tetapi lain halnya dan kualitasnya dg keyakinan yg timbul melalui pandangan benar. ;)

Quote from: Kainyn_Kutho on 30 November 2009, 09:07:14 AM
Betulkah Sotapanna tidak terlahir lagi di alam manusia? Pernah dipikirkan bedanya Sakadagami dan Anagami? Mereka sama-sama hanya terlahir sekali lagi. Mengapa satu dikatakan Sakadagami dan satu lagi dikatakan Anagami? Perbedaannya adalah Sakadagami (juga Sotapanna) bisa kembali lagi ke alam ini, Anagami tidak. Jadi apakah Sotapanna tidak terlahir ke alam manusia kembali, silahkan diinterpretasikan masing-masing.
Bedanya yg jelas sih Sakadagami hanya mematahkan 3 belenggu pertama dan melemahkan 2 belenggu berikutnya. Sedang Anagami mematahkan ke-5 belenggu secara semprulna. :D

Mettacittena,
appamadena sampadetha

chingik

Quote from: Jerry on 04 December 2009, 01:15:35 AM
_/\_ Sekalian nanya ke Bro Kainyin


Quote from: Kainyn_Kutho on 30 November 2009, 09:07:14 AM
Pencapaian Magga-phala pun tidak selalu harus didapatkan dari "Agama Buddha". 

Ini menarik.. Boleh disharing apa yg Bro Kain ketahui tentang pencapaian Magga-phala melalui agama lain dan guru yg lain? Yg setara dengan urutan jalan dan tingkatan dalam Buddhisme. :)

Quote from: Kainyn_Kutho on 30 November 2009, 09:07:14 AM
...Kembali lagi misalnya Kisa Gotami yang mencari biji sesawi dan mencapai Sotapanna, memangnya dia agama apa? Hanya saja ketika orang telah mencapai Sotapanna, JIKA melihat Buddha dan ajarannya, keyakinannya akan kebenaran tersebut tidak tergoyahkan. Ini yang sering kali saya katakan bahwa umat Buddhis salah memahami dengan menganggap: "keyakinan tidak tergoyahkan adalah syarat untuk menjadi Sotapanna". Akhirnya jadi fanatik yang ga ada juntrungannya.

Membaca kalimat pertama warna biru demikian agak membuat saya curious mengenai bagaimana cerita sebenarnya dari Kisa Gotami mencapai Sotapanna, adakah kebaikan hati Bro Kain utk membantu memposting cerita tsb? Karena saya sudah agak lupa dan sumber saya Dhammapada Atthakatha sedang sy pinjamkan kpd teman. :)

Ketika belum mencapai Sotapanna, Kisa Gotami masih bukan buddhis tetapi penganut awam dr Brahmanisme. Tapi seketika menjadi sotapanna, pastilah dia seorang buddhis. Dalam artian seorang buddhis adalah seorang pengikut dan yg memiliki keyakinan thdp Buddha, Dhamma, Sangha tak tergoyahkan "yang didasari pandangan benar". Karena merealisasikan melalui ajaran Buddha, apakah tdk dpt dikatakan dia seorang buddhis? Coba "kalau" bisa ditanya pd Gotami, pasti dijawab dia memiliki keyakinan thdp Sang Buddha dan ajarannya. ;) Apalagi yg membuat Kisa Gotami merealisasi sotapanna adalah karena kata2 Sang Buddha bukannya kata2 dan ajaran para petapa atau brahmana di luar ajaran Buddha, dan disertai yoniso manasikara pada kata2 Beliau tsb, sehingga pandangan benar timbul pada diri Kisa Gotami mengenai anicca. Jadi, saya setuju kalau keyakinan tak tergoyahkan belum tentu sotapanna. Tetapi lain halnya dan kualitasnya dg keyakinan yg timbul melalui pandangan benar. ;)

Quote from: Kainyn_Kutho on 30 November 2009, 09:07:14 AM
Betulkah Sotapanna tidak terlahir lagi di alam manusia? Pernah dipikirkan bedanya Sakadagami dan Anagami? Mereka sama-sama hanya terlahir sekali lagi. Mengapa satu dikatakan Sakadagami dan satu lagi dikatakan Anagami? Perbedaannya adalah Sakadagami (juga Sotapanna) bisa kembali lagi ke alam ini, Anagami tidak. Jadi apakah Sotapanna tidak terlahir ke alam manusia kembali, silahkan diinterpretasikan masing-masing.
Bedanya yg jelas sih Sakadagami hanya mematahkan 3 belenggu pertama dan melemahkan 2 belenggu berikutnya. Sedang Anagami mematahkan ke-5 belenggu secara semprulna. :D

Mettacittena,


saya coba tafsir maksud bro Kainyin., hehe
menurut saya maksud bro Kainyin mengatakan "tdk selalu harus didptkan di agama Buddha" , bukan berarti dia sedang menyatakan di agama X pasti juga ada. Tetapi lebih merujuk pd Dharma yg tidak slalu harus hanya ditemukan di lingkup Buddha Sasana, contohnya saat jaman tidak ada Buddha Sasana, orang dapat mencapai maggha dan phala . siapa lagi kalo bukan para Pacceka Buddha.
ya dak.

mengenai hal2 lain, silakan lanjutkan lagi , hehe..