Mungkinkah orang yang telah mencapai Sotapanna pindah agama?

Started by dhammasiri, 11 November 2009, 09:29:47 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 3 Guests are viewing this topic.

chingik

Quote from: tesla on 29 November 2009, 11:41:20 AM
imo, sotapanna tidak melekati agama. nyana lahir dari vipassana kan, bukan dari agama ;D

soal agama ini, kalau dipikir kelahirannya dari sudut psikologis sebenarnya hal yg lucu sekali...
di zaman Buddha dulu, ketika seseorang memutuskan menjadi bhikkhu & menjalani kehidupan suci, tidak dijelaskan bahwa ia harus menanggalkan kepercayaan lamannya (mis: Brahmanisme) utk memeluk agama Buddha ;)

ahaa...lebih bisa diterima
Umpamanya anda masuk ke tempat suku pedalaman, anda diharuskan berbaur dengan mereka, ikut upacara ritual mereka, makan dan minum ala mereka, namun batin anda tetap konsisten pada faktor2 batin seorang Sotapanna, karena tidak melekat lagi pada fenomen-fenomena itu. Jadi lahir di mana pun bukan halangan, dan apabila akan ada halangan, tentu tidak akan sampai menciptakan kondisi yg bisa membuat anda terlahir di sana, tidak akan terjadi.    

Peacemind

Quote from: tesla on 29 November 2009, 11:41:20 AM
imo, sotapanna tidak melekati agama. nyana lahir dari vipassana kan, bukan dari agama ;D

soal agama ini, kalau dipikir kelahirannya dari sudut psikologis sebenarnya hal yg lucu sekali...
di zaman Buddha dulu, ketika seseorang memutuskan menjadi bhikkhu & menjalani kehidupan suci, tidak dijelaskan bahwa ia harus menanggalkan kepercayaan lamannya (mis: Brahmanisme) utk memeluk agama Buddha ;)

Saya pikir masih tergantung pada ajarannya. Jika ajaran yang dianut sebelumnya memberikan manfaat, seseorang yang  mau menjadi seorang bhikkhu / umat awam, penganut ajaran Buddha tidak perlu meninggalkan ajaran tersebut. Sebagai contoh, hukum kamma dan tumimbal lahir, dana, praktik 5 sila, dan bahkan meditasi, merupakan ajaran yang sudah dikenal sebelum Sang Buddha muncul. Meskipun ajaran ini bukan secara murni diajarkan Sang Buddha, Sang Buddha menerimanya dan kalau ada seseorng yang mau menjadi Bhikkhu ia tidak perlu meninggalkan ajaran tersebut. Namun demikian, ada beberapa ajaran lama (dalam hal ini brahmanisme) yang harus ditinggalkan ketika seseorang menjadi bhikkhu /ni atau upasaka/sika. Salah satunya adalah upacara korban (yagña) yang seringkali melibatkan pembunuhan ratusan / ribuan binatang. Upacara korban ini yang merupakan ajaran penting kaum Brahmana tentu harus ditinggalkan jika seseorang secara sungguh2 menjadi penganut ajaran Sang Buddha.

Be happy..

tesla

Quote from: Peacemind on 29 November 2009, 02:18:00 PM
Saya pikir masih tergantung pada ajarannya. Jika ajaran yang dianut sebelumnya memberikan manfaat, seseorang yang  mau menjadi seorang bhikkhu / umat awam, penganut ajaran Buddha tidak perlu meninggalkan ajaran tersebut. Sebagai contoh, hukum kamma dan tumimbal lahir, dana, praktik 5 sila, dan bahkan meditasi, merupakan ajaran yang sudah dikenal sebelum Sang Buddha muncul. Meskipun ajaran ini bukan secara murni diajarkan Sang Buddha, Sang Buddha menerimanya dan kalau ada seseorng yang mau menjadi Bhikkhu ia tidak perlu meninggalkan ajaran tersebut. Namun demikian, ada beberapa ajaran lama (dalam hal ini brahmanisme) yang harus ditinggalkan ketika seseorang menjadi bhikkhu /ni atau upasaka/sika. Salah satunya adalah upacara korban (yagña) yang seringkali melibatkan pembunuhan ratusan / ribuan binatang. Upacara korban ini yang merupakan ajaran penting kaum Brahmana tentu harus ditinggalkan jika seseorang secara sungguh2 menjadi penganut ajaran Sang Buddha.

Be happy..
sependapat, bahwa sotapanna tidak akan meninggalkan keyakinannya thd kebenaran yg ia temukan. namun status agama sendiri adalah tuntutann sosial (bahkan hukum seperti di negara Indonesia ini), bahwa setiap orang "wajib" memeluk 1 agama. mungkin saja ia memeluk agama lain krn disana tidak ada ajaran Buddha, namun ritual2 akan ia tinggalkan...

dan menurut saya, seseorang "mungkin saja" mencapai sotapanna tanpa harus beragama Buddha, tanpa harus di lingkungan Buddhist, tanpa harus ketemu guru Buddhist/bhante. alasannya adalah lingkungan Buddhist belum tentu mengisyaratkan lebih kaya dhamma daripada di lingkungan non-Buddhist. dhamma ada di mana2, mis: semua yg lahir apapun agamanya akan mengalami kematian juga. semua yg ada di dunia ini tidak kekal...
pemeditasi serius pun ke hutan, gua, gunung atau tempat sepi lainnya. bukan ke  viahara ;)
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

dilbert

Ajaran "para" BUDDHA dari sejak jaman dahulu, jaman sekarang ataupun masa yang akan datang, hanyalah mengajarkan kesunyataan tentang dukkha dan jalan menuju berakhirnya dukkha.

Jadi agak aneh, jika ada individu yang mengikuti "ajaran BUDDHA" tetapi masih tidak meninggalkan keyakinan lamanya (tentunya keyakinan yang lama itu berbeda secara prinsip dalam ajaran menuju berakhirnya dukkha). Saya kira forum buddhis ini cukup "dewasa" dan "bertanggung jawab" sehingga tidak "asal" mengakomodir dan berkompromosi ataupun bertoleransi terhadap apa yang harusnya di-nyatakan sebagai hal yang berbeda sebagai hal yang berbeda.
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

ryu

Quote from: dilbert on 29 November 2009, 04:28:42 PM
Ajaran "para" BUDDHA dari sejak jaman dahulu, jaman sekarang ataupun masa yang akan datang, hanyalah mengajarkan kesunyataan tentang dukkha dan jalan menuju berakhirnya dukkha.

Jadi agak aneh, jika ada individu yang mengikuti "ajaran BUDDHA" tetapi masih tidak meninggalkan keyakinan lamanya (tentunya keyakinan yang lama itu berbeda secara prinsip dalam ajaran menuju berakhirnya dukkha). Saya kira forum buddhis ini cukup "dewasa" dan "bertanggung jawab" sehingga tidak "asal" mengakomodir dan berkompromosi ataupun bertoleransi terhadap apa yang harusnya di-nyatakan sebagai hal yang berbeda sebagai hal yang berbeda.
iya, harus berani mengucapkan salah sebagai salah dan benar sebagai benar. isi adalah isi kosong adalah kosong, bukannya isi adalah kosong dan kosong adalah isi.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

g.citra

Quote from: gachapin on 29 November 2009, 11:31:18 AM
Setuju dengan Peacemind, belon pernah nemu Sotapanna yang lahir lagi jadi manusia.

Belon nemu ato emang gak tau ?  :-?

Kalo cuma berdasar cerita-cerita dari kitab suci, gak mungkin juga tuh kitab nulisin semua kelahiran manusia ...  :))

Pertanyaan lain buat semua:
- Kalo emang orang yang 'ngaku' sotapana, apa bakal ada yang percaya ?
- Apa seorang Sotapana 'bilang-bilang' keorang kalo dirinya Sotapana ?


g.citra

Quote from: dilbert on 29 November 2009, 04:28:42 PM
Ajaran "para" BUDDHA dari sejak jaman dahulu, jaman sekarang ataupun masa yang akan datang, hanyalah mengajarkan kesunyataan tentang dukkha dan jalan menuju berakhirnya dukkha.

Jadi agak aneh, jika ada individu yang mengikuti "ajaran BUDDHA" tetapi masih tidak meninggalkan keyakinan lamanya (tentunya keyakinan yang lama itu berbeda secara prinsip dalam ajaran menuju berakhirnya dukkha). Saya kira forum buddhis ini cukup "dewasa" dan "bertanggung jawab" sehingga tidak "asal" mengakomodir dan berkompromosi ataupun bertoleransi terhadap apa yang harusnya di-nyatakan sebagai hal yang berbeda sebagai hal yang berbeda.

Anggap aja ini mah "nyindir" ... :))
Jadi agak aneh, jika ada individu yang mengikuti "ajaran BUDDHA" tetapi masih memakai "simbol-simbol" dari keyakinan lain ...  ^-^

^:)^ ^:)^ ^:)^

fabian c

Quote from: Peacemind on 29 November 2009, 11:23:36 AM
Quote from: Indra on 29 November 2009, 11:03:02 AM
Quote from: Peacemind on 29 November 2009, 10:21:38 AM
Quote from: Kainyn_Kutho on 28 November 2009, 02:34:29 PM
Quote from: Indra on 28 November 2009, 11:41:23 AM
Quote from: fabian c on 28 November 2009, 11:29:29 AM
Iya nih,
Oom Indra sudah mengingatkan kita, jadi bila seorang sotapanna tak mungkin berpindah agama, apa penyebabnya dong?

_/\_

pindah agama sih boleh2 aja, tapi keyakinannya yang gak mungkin ganti, misalnya seorang sotapanna mau ikut pilpres, spy peluangnya lebih mudah, silahkan ganti di KTP jadi i***m, tapi tetap berkeyakinan dan berlindung pada Tiratana

Atau misalnya di suatu saat semua merk "Agama Buddha" sudah korup, maka tidaklah heran kalo seorang Ariya pindah agama. Mereka tidak akan berpaling dari pandangan benar, tetapi pindah agama sih sepertinya mungkin-mungkin saja.



Quote from: bond on 28 November 2009, 11:56:50 AM
Ganti keyakinan akh ke Lu Sheng Yen... :))
Ga IKT/MLDD aja? Lagi berkembang lho! :)


For Indra: Ketika seseorang pindah agama, di sana ada dampak psikologis tertentu.  Untuk benar2 dikatakan pindah agama, seseorang harus menerima kebenaran ajaran agama tersebut. Seorang Sotapanna telah memiliki keyakinan yang tak tergoncangkan terhadap BUddha, Dhamma dan Sangha. Mungkinkah seseorang yang memiliki kwaltas batin demikian akan pindah agama? Mungkin beberapa orang akan mengatakan ya dan pindahnya seorang sotapanna ke agama lain hanya karena mengikuti arus masyarakat, bukan karena ia yakin terhadap agama baru yang dianutnya.. Jika demikian halnya, apakah seorang sotapanna sedang tidak membohongi dirinya dan masyarakat? Ingat bahwa seorang sotapanna dikatakan memiliki unbroken morality. Ia tidak akan berbohong lagi.. Namun, dalam hal ini, jika seorang sotapanna pindah agama, tampaknya ia membohongi masyarakat.. :D

For Kainyin: Kalu seorang sotapanna pindah agama gara2 agama Buddhanya udah korup, bukannya ia sama halnya keluar dari mulut harimau dan masuk ke mulut buaya, kecuali kalau agama yang baru dianutnya memang benar2 seperfect keyakinan yng dianut sebelumnya... hehehe. :D

Be happy.



Bagaimana seandainya jika ada cerita sbb:

Seseorang sotapanna, karena berbagai kombinasi kamma, terlahir kembali dalam suatu komunitas yg tidak ada agama buddha, misalnya terlahir dalam keluarga raja arab, atau terlahir di vatikan. atau terlahir kembali pada masa gelap, di mana buddhism sudah tidak exist lagi. sejak lahir di didik dalam agama lain. apakah lantas dia tetap ngotot beragama buddha?

Hmmm.....benar juga ya... Cuma pernah terjadi nggak ya..kejadian demikian?

Memang seorang Sotapanna akan dilahirkan lagi ke dunia paling banyak 7 kelahiran lagi. Logikanya, ia sangat mungkin bisa terlahir lagi di alam manusia. Akan tetapi, dalam sutta2 dan kitab2 komentar belum ada satu pun referensi yang menyebutkn seseorng yang telah mencapai sotapanna kemudian terlahir di alam manusia lagi setelah meninggal. Pada umumnya, ia akan terlahir di alam dewa..  Kebetulan akhir2 ini, di Sri Lanka, ada seseorang yang mengklaim dirinya bahwa ia telah menjadi sotapanna sejak ia dilahirkan. Di kehidupan dulu ia telah menjadi sotapanna, sehingga sekarang sejak lahirpun ia mengklaim sebagai sotapanna. Klaim orang tersebut menimbulkan pro and kontra di masyarakat. Masalahnya, tidak ada satu pun referensi di Pali literatur yang pernah menyebutkan satu kejadian mengenai hal demikian.

Namun demikian, jika apa yang dikatakan Indra bisa terjadi... mungkin ada kemungkinannya juga.

Mungkin teman2 lain ada yang memiliki pendapat lain?

Be happy.

Agak riskan bila seseorang mengaku mencapai tingkat kesucian di jaman sekarang, benar atau tidak benar akhirnya akan menyudutkan dirinya sendiri.

_/\_
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Sumedho

Quote from: Indra on 29 November 2009, 01:48:18 PM
saya coba jawab sendiri,

Seorang sotapanna, berkat jasa2nya, jika terlahir di alam manusia, akan terlahir kembali dalam lingkungan yang akan mendukung pencapaiannya, misalnya di tangerang. jadi tidak akan terlahir dalam lingkungan yg hampa dari Dhamma.
:))
aye di tangerang -> karena itu -> maka itu aye sotapanna...   :jempol:   :hammer: *joke*
There is no place like 127.0.0.1

g.citra

Quote from: fabian c on 29 November 2009, 09:40:44 PM
Agak riskan bila seseorang mengaku mencapai tingkat kesucian di jaman sekarang, benar atau tidak benar akhirnya akan menyudutkan dirinya sendiri.

_/\_

Buat si-'Ariya' sih gak akan tersudutkan lho ... Yang timbul nantinya itu jelas pro-kontra dari orang-orang yang mengetahui keadaan si-'Ariya' itu ... :)

_/\_

g.citra

Quote from: Sumedho on 29 November 2009, 09:45:58 PM
Quote from: Indra on 29 November 2009, 01:48:18 PM
saya coba jawab sendiri,

Seorang sotapanna, berkat jasa2nya, jika terlahir di alam manusia, akan terlahir kembali dalam lingkungan yang akan mendukung pencapaiannya, misalnya di tangerang. jadi tidak akan terlahir dalam lingkungan yg hampa dari Dhamma.
:))
aye di tangerang -> karena itu -> maka itu aye sotapanna...   :jempol:   :hammer: *joke*

Tuh kan akhirnya ada yang "ngaku" ... :))
Ada yang percaya ?  :-?

gajeboh angek

kalo di vinaya, mengakui pencapaian yang tidak benar itu parajika, otomatis keluar dari sangha, bagaikan manusia yang terpotong lehernya... :whistle:
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

gajeboh angek

HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Adhitthana

Quote from: gachapin on 29 November 2009, 09:53:57 PM
kalo di vinaya, mengakui pencapaian yang tidak benar itu parajika, otomatis keluar dari sangha, bagaikan manusia yang terpotong lehernya... :whistle:
Kalo peraturan diDC, gimana? ngaku2 sudah mencapai? .....
apa perlu rame2 usir yg ngaku2 itu ...... out dari DC  :whistle: ......




:::"'''' Kaboooorrrrrrrrrrrrr::""""""
;D
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Indra

Quote from: Virya on 29 November 2009, 10:01:53 PM
Quote from: gachapin on 29 November 2009, 09:53:57 PM
kalo di vinaya, mengakui pencapaian yang tidak benar itu parajika, otomatis keluar dari sangha, bagaikan manusia yang terpotong lehernya... :whistle:
Kalo peraturan diDC, gimana? ngaku2 sudah mencapai? .....
apa perlu rame2 usir yg ngaku2 itu ...... out dari DC  :whistle: ......




:::"'''' Kaboooorrrrrrrrrrrrr::""""""
;D

peraturan di DC, kalo ada yg ngaku Ariya, maka rame2 nyumbang untuk cetak SN