Sy Rasa TepatNya bukan secara langsung sy menanyakan Boleh atau Tidak, tetapi ada keadaan/kondisi yang tidak bisa menghindar dari hal tersebut (membunuh). Bagaimana Guru Buddha Menyikapinya atau mungkin dari Murid2 beliau..
kalau soal nyamuk,
ada kondisi yg bisa menghindar dari membunuh
hanya bukanlah kondisi yg mau gampangnya, cepat, praktis, tidak repot
untuk menghindari membunuh itu jauh lebih repot, usaha ekstra
mesti bersih2, pasang sekat nyamuk, pake lotion, dan bermacam2 cara lain
biarpun nyamuk itu dibunuh
atau nyamuk itu berusaha dihindari tanpa dibunuh
sama2 tidak 100% menjamin tidak akan digigit
karena nyamuk terus menerus berkembang biak
soal malaria, demam berdarah, juga probabilitas, bukan hal yg mutlak
=====================================
kalo menurut saya, kondisi yang tidak bisa menghindar dari hal tersebut (membunuh)
mungkin contohnya: pembelaan diri waktu akan dibunuh, sampai akhirnya "terpaksa" membunuh lawan
padahal kondisi ini sebenarnya juga bukan "terpaksa"
karena masih ada pilihan kabur, dibunuh, membunuh, dll
YM Angulimala dilempar batu oleh org yg marah
(oleh korban yg dulu saudara, teman, kerabatnya dibunuh olehnya )
sampai kepalanya bocor dan berdarah
YM Anglimala dalam keadaan terdesak
tidak membela diri, tidak melawan
bahkan saat nyawanya genting, tidak berusaha membalas
tidak menyerang balik org2 itu, tidak membunuh org2 itu
(kalau situasi zaman sekarang, ada yg karena alasan membela diri, menyelamatkan nyawa sendiri sampai membunuh lawannya)
YM Mahamoggalana ketika sedang berdiam diri
diserang oleh segerombolan penjahat
dipukuli sampai tulangnya remuk
juga tidak melawan, dan tidak membunuh lawannya
=========================================
bro Nagasena juga sudah berulang kali
menyatakan sendiri kalau membunuh itu ada karma buruknya
tapi mungkin menanyakan
kadar karma buruknya apakah tergantung niat membunuh, alasan membunuh, kondisi pikiran saat membunuh, kondisi keadaan, dll
nag, ini sebenarnya pertanyaan yg bagus
dan
mungkin kadar karma buruknya memang berbeda2 sesuai kondisi
tapi tetap saja ada karma buruknya
dan karma bukan matematika, susah ngitung kadar nya
misalnya kalau seseorang memilih membunuh nyamuk
karena khawatir anaknya terkena malaria, dll
tetap ada karma buruk membunuh nyamuk (cetana 1 )
dan ada juga karma baik melindungi anaknya (cetana 2 )
jadi itu sudah pilihan org yg membunuh itu
dan dia sudah tau konsekuensi dari perbuatannya
contohnya: kakak saya membunuh nyamuk di kamarnya
karena bayinya alergi digigit nyamuk, akan bengkak bernanah
bayinya kulit sensitif jadi juga ngk pake lotion anti nyamuk
kamar sudah disekat, dibersihkan, dan upaya lainnya
tapi kalo keliatan ada 1 nyamuk terbang deket2 bayinya,
tetep nyamuk itu dibunuh
dan kakak saya sadar 100 % kalau membunuh itu karma buruk
dan dia juga sadar pengen melindungi bayinya
jadi dia menerima konsekuensi karma buruk itu
yag sudah, itu kan pilihan dia sendiri
dan dia juga sadar membunuh 1 makhluk kecil
kalau ditimbun berkali2, juga lama2 jadi besar karmanya
jadi dia juga antara enggan, dan berusaha untuk mengurangi membunuh nyamuk