Mungkinkah orang yang telah mencapai Sotapanna pindah agama?

Started by dhammasiri, 11 November 2009, 09:29:47 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

williamhalim

Menurut saya seorang sotapanna sudah tidak mempunyai 'agama' lagi dan sudah tidak tertarik dengan agama-agama an, jadi tidak ada istilah 'pindah agama' bagi dirinya...

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Jerry

Agama dlm pengertian gimana sebenernya? KTP atau ???
Yg jelas seorang Sotapanna pasti memiliki keyakinan pada Ti-Ratana dan keyakinan bahwa di luar ajaran ini tidak ada ditemukan guru atau petapa yang mengajarkan Dhamma yg benar, murni dan akurat seperti Sang Buddha.
appamadena sampadetha

fabian c

Quote from: gachapin on 20 November 2009, 11:40:27 PM
Referensinya dari mana om?
Soalnya ini belakangan dibahas, dan setahu saya kesimpulannya hanya "melihat"...

Saudara Gachapin yang baik,

di hal 766 Visuddhi Magga ada disebutkan:

"In this way there arises in him what is called knowledge of equanimity about formations (Sankharupekkha Nana).
But if this (knowledge) sees Nibbana, the state of peace, as peaceful, it rejects  the occurrence of all formations and enters only into Nibbana. If it does not see Nibbana as peaceful, it occurs again and again with formations as its object,  like sailors crow.
"

Saya terjemahkan untuk pembaca yang lain.

Dengan cara ini muncullah pada dirinya apa yang disebut pengetahuan keseimbangan terhadap bentukan /sankhara.
Tetapi jika (pengetahuan) ini melihat Nibbana, sebagai damai, ia akan menolak kemunculan semua bentukan dan hanya memasuki Nibbana. Jika ia tidak melihat Nibbana sebagai damai, maka akan muncul lagi berulang-ulang dengan bentukan sebagai objeknya, seperti burung gagak para pelaut.

lebih lanjut dikatakan di Visuddhi Magga, perumpamaannya adalah demikian, ketika seorang pedagang  naik kapal, nampaknya, mereka juga membawa seekor burung gagak pencari daratan. Jika kapalnya terhembus melenceng dari jalur oleh angin dari arah depan sehingga mereka mereka terombang-ambing dan akhirnya tak dapat melihat daratan, maka mereka melepaskan burung gagak pencari daratan dari menara pengintai? (mast-head). Setelah gagak itu terbang berkeliling bila melihat daratan maka ia akan terbang ke arah daratan tersebut, bila tidak ia kembali ke menara pengintai, demikian juga dengan sankharupekkha Nana, bila meditator yang telah mencapai Sankharupekkha Nana melihat Nibbana maka ia akan memasuki Nibbana, bila tidak maka ia akan kembali lagi pada bentukan (sankhara) sebagai objek.

Kita semua tahu bahwa dalam "progress of insight" semua meditator akan melewati tahapan Sankharupekkha Nana sebelum Magga-Phala, Jadi yang dimaksud Magga-Phala disini adalah pengalaman Nibbana itu sendiri.

Semoga keterangan ini cukup memuaskan teman-teman sekalian.

Sukhi hotu

Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Sumedho

jadi pindah threat bahas disini deh


dipotongan itu juga "sees" / "melihat" bukan merasakan. benar tak?


jadi bisa disimpulkan kalau perbedaannya demikian,

visudhimagga -> nibbana = the state of peace

Sutta -> nibbana = 10 belenggu patah = lobha dosa moha lenyap

benar?
There is no place like 127.0.0.1

Jerry

Berarti kata yg sama dengan interpretasi dan makna yg berbeda?
appamadena sampadetha

fabian c

Quote from: Sumedho on 21 November 2009, 08:22:59 PM
jadi pindah threat bahas disini deh


dipotongan itu juga "sees" / "melihat" bukan merasakan. benar tak?


jadi bisa disimpulkan kalau perbedaannya demikian,

visudhimagga -> nibbana = the state of peace

Sutta -> nibbana = 10 belenggu patah = lobha dosa moha lenyap

benar?


Bukan begitu Oom, eyang, boss, bang, bro,

Nibbana pertama kali -> Sotapanna -> tiga kilesa awal lenyap.

Sebenarnya proses lenyapnya kilesa awal ini logis sekali, saya telah menerangkan mengenai hal ini berulang kali dalam berbagai postingan, prosesnya adalah demikian:

Lenyapnya kilesa sakkayaditthi: setelah melihat bentukan-bentukan (sankhara) lalu ia menjadi pasif terhadap semua bentukan-bentukan maka bentukan-bentukan itu akan lenyap dengan sendirinya. Apakah yang tertinggal? tentu pengetahuan bahwa segala sesuatu yang dia lihat selama ini hanya merupakan kumpulan proses bentukan-bentukan, setelah bentukan-bentukan itu berhenti maka batin menjadi plong/bersih. Setelah batinnya menjadi plong bersih maka ia akan menyadari bahwa semua yang kita alami dalam kehidupan selama ini hanya merupakan akibat proses bentukan-bentukan tidak lebih, dan setelah bentukan-bentukan (sankhara) ini berhenti maka batin menjadi bersih/kosong/plong maka ia merasakan kekosongan/emptiness (tolong diperhatikan kekosongan disini bukan kekosongan melamun atau kekosongan setengah sadar, tetapi kekosongan dengan keadaan batin yang sangat jernih, sadar dan waspada luar-biasa) apakah ia akan percaya ada aku atau diri? Dengan cara ini maka kilesa sakkayaditthi lenyap dengan sendirinya.

Lenyapnya kilesa vicchikiccha: Coba renungkan, bila pertama kali bentukan-bentukan (sankhara) berhenti dan meditator mengalami Nibbana (kedamaian luar biasa) yang tak pernah dia alami seumur hidupnya, apakah kilesa keragu-raguan terhadap Sang Jalan (vicikiccha) lenyap atau tidak? Inilah sebab kehancuran kilesa vicikicccha.

Lenyapnya kilesa silabata paramasa: Bila ia telah mengetahui sendiri bahwa hanya dengan berjuang sungguh-sungguh bermeditasi maka ia dapat mencapai "Kedamaian mutlak/berhentinya bentukan-bentukan" tersebut, apakah ia akan percaya bahwa dengan upacara dan ritual maka "kedamaian mutlak/berhentinya bentukan-bentukan" tersebut bisa dicapai? Tentu dia tak akan pernah percaya bahwa upacara dan ritual yang malah meng"excite"/memunculkan bentukan-bentukan akan membawa pada "kedamaian mutlak". Dengan Kebijaksanaan (panna) demikian killesa silabata paramasa akan lenyap dengan sendirinya.

Pengalaman Nibbana pertama kalinya bagi seorang Sotapanna inilah yang melenyapkan ketiga kilesa awal.
jadi dalam hal ini pelenyapan kilesa adalah dengan Panna/pengertian/understanding yang didahului oleh pengalaman Nibbana.

Untuk mengetahui referensinya dalam sutta maka coba baca Dhammacakkappavattana Sutta, diterangkan mengenai Ayya Kondanna yang melihat lalu timbul Dhammacakkunya (sebenarnya yang dimaksud disini ialah melihat/mengalami Nibbana) Sang Buddha menerangkan mengenai Nibbana: cakkhu udapadi (muncullah penglihatan: terhadap Nibbana), vijja udapadi (muncullah pengetahuan) , nana udapadi (muncullah pandangan terang), panna udapadi (muncullah kebijaksanaan) dan aloko udapadi (muncullah cahaya).

Pernah ketika berlatih di Meditation Centre milik Sayalay Dipankara (waktu centre itu pertama kali dibuka), saya bertanya kepada bhikkhu pengkhotbah Dhamma terkenal di Myanmar (Sitagu Sayadaw) yang waktu itu datang berkunjung, manakah yang lebih dahulu dialami, apakah Nibbana lebih dahulu atau lenyapnya kilesa? Beliau mengatakan bahwa pengalaman Nibbana itu seperti kita menghidupkan lampu di kamar yang gelap, seketika segala hal yang ada di kamar itu yang tadinya tak nampak seketika menjadi nampak.
Karena segala sesuatu menjadi nampak maka ketidak-tahuan (karena berada di kamar gelap) menjadi lenyap dengan sendirinya.

Mudah-mudahan menjadi semakin jelas

Sukhi hotu
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

fabian c

Maaf sebagai tambahan: lupa di bold:   ^:)^

But if this (knowledge) sees Nibbana, the state of peace, as peaceful, it rejects  the occurrence of all formations and enters only into Nibbana.

Jadi pengertiannya adalah masuk dan mengalami.
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Sumedho

QuoteBukan begitu Oom, eyang, boss, bang, bro,

Nibbana pertama kali -> Sotapanna -> tiga kilesa awal lenyap.

ah bisa aja nih mbah, sdr, koh,

justru istilah Nibbana pertama kali nya itu loh, bukan soal kilesanya.

QuoteUntuk mengetahui referensinya dalam sutta maka coba baca Dhammacakkappavattana Sutta, diterangkan mengenai Ayya Kondanna yang melihat lalu timbul Dhammacakkunya (sebenarnya yang dimaksud disini ialah melihat/mengalami Nibbana) Sang Buddha menerangkan mengenai Nibbana: cakkhu udapadi (muncullah penglihatan: terhadap Nibbana), vijja udapadi (muncullah pengetahuan) , nana udapadi (muncullah pandangan terang), panna udapadi (muncullah kebijaksanaan) dan aloko udapadi (muncullah cahaya).
soal dhammacakkhu/eye of dhamma itu kan bukan mengalami nibbana. istilah "melihat" itu adalah untuk merujuk pada melihat bahwa segala hal anicca -> dukkha -> anatta. bukan mengalami nibbana.


QuotePernah ketika berlatih di Meditation Centre milik Sayalay Dipankara (waktu centre itu pertama kali dibuka), saya bertanya kepada bhikkhu pengkhotbah Dhamma terkenal di Myanmar (Sitagu Sayadaw) yang waktu itu datang berkunjung, manakah yang lebih dahulu dialami, apakah Nibbana lebih dahulu atau lenyapnya kilesa? Beliau mengatakan bahwa pengalaman Nibbana itu seperti kita menghidupkan lampu di kamar yang gelap, seketika segala hal yang ada di kamar itu yang tadinya tak nampak seketika menjadi nampak.
Karena segala sesuatu menjadi nampak maka ketidak-tahuan (karena berada di kamar gelap) menjadi lenyap dengan sendirinya.
analogi itu saya kurang sreg, menurug sumedho lahyaww, nibbana itu bukan menghidupkan lampu, tetapi kondisi terangnya itu.

Dengan mengerti/panna -> kilesa hilang -> nibbana.
panna = lampu nyala
kilesa hilang = gelap hilang
nibbana = kondisi terang

kalau nibbana dahulu baru kilesa hilang, padam dahulu baru bahan bakar habis. aneh kan.
There is no place like 127.0.0.1

fabian c

Quoteah bisa aja nih mbah, sdr, koh,
justru istilah Nibbana pertama kali nya itu loh, bukan soal kilesanya.

kan sudah saya jelaskan diatas, coba baca Visuddhi Magga disitu diterangkan mengenai proses pencapaian dari Nana yang paling awal (nama-rupa paricheda nana) hingga Sankharupekkha nana dan Magga-phala Nana. Semua dijabarkan secara runut dan sistematis.
Dari Sankharupekkha-Nana melihat dan memasuki Nibbana maka ia memasuki Arus dan ini disebut Magga Nana, lalu diikuti Phala Nana pada saat itu juga.
Nggak apa-apa kalau bingung sebab saya juga dahulu beranggapan demikian.

Quotesoal dhammacakkhu/eye of dhamma itu kan bukan mengalami nibbana. istilah "melihat" itu adalah untuk merujuk pada melihat bahwa segala hal anicca -> dukkha -> anatta. bukan mengalami nibbana.

Coba perhatikan dan bedakan pernyataan Visuddhi Magga diatas sees and enters

Quoteanalogi itu saya kurang sreg, menurug sumedho lahyaww, nibbana itu bukan menghidupkan lampu, tetapi kondisi terangnya itu.

Lampu itu hanya analogi, tetapi keadaan Nibbana seperti yang diterangkan dalam Dhammacakkappavattana Sutta memang terang oleh karena itu disebut aloko udapadi (muncullah cahaya), ini sesuai dengan pengalaman Yogi yang mengalami hal tersebut pada waktu berlatih Vipassana.

QuoteDengan mengerti/panna -> kilesa hilang -> nibbana.
panna = lampu nyala
kilesa hilang = gelap hilang
nibbana = kondisi terang


Bukan demikian. Dengan mengalami Nibbana, maka semua menjadi terang dan pengertian (panna) menjadi muncul. Dengan munculnya panna maka lenyaplah kilesa. Jadi kilesa lenyap oleh karena panna (pengertian/wisdom).

Quotekalau nibbana dahulu baru kilesa hilang, padam dahulu baru bahan bakar habis. aneh kan.

Seingat saya bahan bakarnya adalah tanha (bhava tanha) bukan dasa kilesa, sedangkan padam yang dimaksud adalah berhentinya bentukan-bentukan/ kondisi-kondisi. Dalam kaitan paticcasamuppada yang dimaksud adalah padamnya sankhara (ingat khotbah Y.A. Assaji kepada Upatissa: Ye Dhamma hetupabbava.... dstnya)

Tetapi Dasa kilesa lenyap dengan sendirinya oleh Panna/wisdom, yang muncul dengan sendirinya bersamaan dengan pengalaman Nibbana.

Meditator yang pernah mengalami Nana-nana baru bisa mengerti bahwa semua Nana muncul didahului oleh pengalaman meditatif, kemudian baru muncul Nana (pengetahuan pandangan terang).
Pada Magga Nana juga tak terkecuali, pertama muncul pengalaman Nibbana, lalu diikuti oleh munculnya pengertian (wisdom), dan dengan pengertian (wisdom) yang muncul maka lenyaplah kilesa.

Kita ambil contoh kilesa pertama: Sakkaya  ditthi (pandangan palsu mengenai aku/diri) ini hanya pandangan kan? lantas apakah yang dapat melenyapkan pandangan tersebut? apakah wisdom atau konsentrasi yang melenyapkan kilesa? Bila wisdom darimana munculnya wisdom?

Coba tolong saudara, mbah, boss, bro Sumedho jelaskan pandangannya. Agar menambah pengertian kita semua.

sukhi hotu.
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Lily W

Mungkin kita bisa liat dulu Pengelolaan Dhamma ini oleh Seorang Sotapanna...sbb:

PENGELOLAAN DHAMMA OLEH SOTAPANNA

AKUSALA KAMMAPATTHA 10 (10 SALURAN TUK BERBUAT TAK BERMANFAAT)
1. Panatipata (Membunuh)
2. Adinnadana (Mencuri)
3. Kamesumicchacara (Berbuat Asusila)
4. Musavada (Berdusta)
5. Micchaditthi (Pandangan Salah)

6. Pisunavaca (Bicara Fitnah)
7. Pharusavaca (Kata kasar)
8. Byapada (Itikat Jahat)
9. Samphappalapa (Gosip)
10. Abhijjha (Hasrat Rendah, ketamakan)

LOKA DHAMMA 8 (8 KONDISI DUNIA)
1. Alabha (Rugi)
2. Ayasa (Tidak Masyur)
3. Ninda (cela)
4. Dukkha (Penderitaan)
5. Labha (Untung)
6. Yasa (Kemasyuran)
7. Pasamsa (Pujian)
8. Sukha (kebahagiaan)

MACCHARIYA 5 (5 JENIS KEKIKIRAN)
1. Dhammamacchariya (Kekikiran terhadap kebenaran/pengetahuan/ajaran/Dhamma)
2. Vannamacchariya (Kekikiran terhadap kemasyuran/keterkenalan)
3. Labhamacchariya (Kekikiran terhadap keuntungan/rejeki)
4. Kulamacchariya (Kekikiran terhadap keluarga)
5. Avasamacchariya (Kekikiran terhadap tempat tinggal)


NIVARANA 6/7 (RINTANGAN BATIN)
1. Kukkucca (Kekhawatiran)
2. Vicikiccha (Keragu-raguan)

3. Kamaraga (Hawa nafsu, nafsu indera)
4. Byapada (Itikat Jahat)
5. Thina-Middha (Malas-Lamban)
6. Uddhaca (Kegelisahan)
7. Avijja (Kegelapan batin )

SANYOJANA 10 (10 BELENGGU)
1. Ditthi (Pandangan)
2. Vicikiccha (Keragu-raguan)
3. Silabataparamasa (Kepercayaan bahwa dengan upacara saja bisa mencapai kesucian)

4. Kamaraga (Hawa Nafsu, Nafsu Indera)
5. Patigha (Kebencian, kemarahan)
6. Ruparaga (Nafsu untuk bertubuh dengan materi/nafsu untuk lahir di alam bermateri)
7. Aruparaga (Nafsu untuk menjadi bertubuh tanpa materi/nafsu untuk lahir di alam tanpa materi)
8. Mana (kesombongan)
9. Uddhacca (Kegelisahan)
10. Avijja (Kegelapan batin)

KILESA 10 (10 KEKOTORAN BATIN)
1. Ditthi (pandangan)
2. Vicikiccha (Keragu-raguan)

3. Dosa (Kebencian)
4. Ahirika (tidak malu akan kejahatan)
5. Anottappa (tidak takut akibat perbuatan jahat)
6. Thina (Kemalasan)
7. Uddhacca (Kegelisahan)
8. Mana (kesombongan)
9. Moha (kebodohan batin, kegelapan batin)
10. Lobha (Keserakahan)

MICCHATTA DHAMMA 10 (10 KEKELIRUAN)
1. Miccha-ditthi (Pengertian keliru)
2. Miccha-Vaca (Ucapan salah)
3. Miccha-Kammanta (Perbuatan jasmani salah)
4. Miccha-Ajiva (Penghidupan salah)

5. Miccha-Sankhappa (Pikiran salah)
6. Miccha-Vayama (Daya upaya salah)
7. Miccha-Sati (Perhatian salah)
8. Miccha-Samadhi (Konsentrasi salah)
9. Miccha-Nana (Pengetahuan salah)
10. Miccha-Vimutti (Pembebasan salah)

VIPALLASA DHAMMA 12 (12 KESEMUAN)
1. Nicca-Sanna (Persepsi/pencerapan tentang segalanya kekal)
2. Nicca-Citta (Pemikiran tentang segalanya kekal)
3. NicchaDitthi (Pandangan/paham tentang segalanya kekal)
4. Atthasanna (Persepsi/pencerapan tentang sesuatu mengandung inti kekal/atta)
5. Attacitta (Pemikiran tentang sesuatu mengandung inti kekal/atta)
6. Atthaditthi (Pandangan/paham tentang sesuatu mengandung inti kekal/atta)
7. Sukhaditthi (Pandangan bahwa segala sesuatu itu menggembirakan)
8. Subhaditthi (Pandangan bahwa segala sesuatu itu indah)

9. Subhasanna (Persepsi/pencerapan bahwa segala sesuatu itu indah)
10. Subhacitta (Pemikiran bahwa segala sesuatu itu indah)
11. Sukhasanna (Persepsi/pecerapan bahwa segala sesuatu itu menggembirakan)
12. Sukhacitta (Pemikiran bahwa segala sesuatu itu menggembirakan)

AKUSALA DHAMMA 12 (12 DHAMMA TAK BERMANFAAT)
1. Ditthigatasampayutta 4 (4 jenis Citta yg bersekutu dengan pandangan keliru)
2. Ditthigatavippayutta 4 (4 jenis Citta yang tidak bersekutu dengan pandangan keliru)
3. Dosamulacitta 2 (2 jenis Citta yang dipimpin oleh kebencian)

4. Vicikiccha-sampayutta 1 (1 jenis Citta yang dipimpin oleh keraguan-raguan)
5. Uddhaccasampayutta 1 (1 jenis Citta yang dipimpin oleh kegelisahan)

Ket :
~Yg di bold biru adalah Sotapanna mampu memusnahkan secara total (samuccheda-pahana)
~Yg di bold merah adalah Sotapanna baru mampu mengendalikan dengan melemahkan (Tanukara-pahana)

_/\_ :lotus:
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

fabian c

Wah salah tulis,

Saya tulis dasa kilesa, seharusnya dasa samyojana ya?   :-[

Makasih neng Lily.   _/\_
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Sumedho

mbah ko sdr fab,

karena itu saya punya pandangan berbeda. IMO tidak ada yg namanya merasakan nibbana. Dalam hal ini saya mengesampingkan VM dan coba melihat dari Nikaya, dan  tentunya seperti pembahasa pada threat sebelah bahwa memang ada perbedaan antara dua itu.

soal padam, yah itu implisit, kilesa itu kan penyebab tanha. tanha itu yg menyebabkan upadana yg merupakan adalah "bahan bakar" utk rantai berikutnya. pointnya adalah kalau dijelaskan dengan kata yang lain, masa nibbana dahulu baru hilang tanha *dkk*?

Quote
Kita ambil contoh kilesa pertama: Sakkaya  ditthi (pandangan palsu mengenai aku/diri) ini hanya pandangan kan? lantas apakah yang dapat melenyapkan pandangan tersebut? apakah wisdom atau konsentrasi yang melenyapkan kilesa? Bila wisdom darimana munculnya wisdom?
utk melenyapkan pandangan salah tersebut yah seperti di postingan sebelumnya, dengan melihat anicca ->dukkha->anatta, maka akan menyadari bahwa itu semua tidak layak dilekati.

masa pake nibbana on off/temporary (merasakan nibbana) (tanha on off) (LDM on off) (kilesa on off) (arahant on of) dst
There is no place like 127.0.0.1

Lily W

Quote from: Lily W on 21 November 2009, 11:34:58 PM
Mungkin kita bisa liat dulu Pengelolaan Dhamma ini oleh Seorang Sotapanna...sbb:

PENGELOLAAN DHAMMA OLEH SOTAPANNA

AKUSALA KAMMAPATTHA 10 (10 SALURAN TUK BERBUAT TAK BERMANFAAT)
1. Panatipata (Membunuh)
2. Adinnadana (Mencuri)
3. Kamesumicchacara (Berbuat Asusila)
4. Musavada (Berdusta)
5. Micchaditthi (Pandangan Salah)

6. Pisunavaca (Bicara Fitnah)
7. Pharusavaca (Kata kasar)
8. Byapada (Itikat Jahat)
9. Samphappalapa (Gosip)
10. Abhijjha (Hasrat Rendah, ketamakan)

LOKA DHAMMA 8 (8 KONDISI DUNIA)
1. Alabha (Rugi)
2. Ayasa (Tidak Masyur)
3. Ninda (cela)
4. Dukkha (Penderitaan)
5. Labha (Untung)
6. Yasa (Kemasyuran)
7. Pasamsa (Pujian)
8. Sukha (kebahagiaan)

MACCHARIYA 5 (5 JENIS KEKIKIRAN)
1. Dhammamacchariya (Kekikiran terhadap kebenaran/pengetahuan/ajaran/Dhamma)
2. Vannamacchariya (Kekikiran terhadap kemasyuran/keterkenalan)
3. Labhamacchariya (Kekikiran terhadap keuntungan/rejeki)
4. Kulamacchariya (Kekikiran terhadap keluarga)
5. Avasamacchariya (Kekikiran terhadap tempat tinggal)


NIVARANA 6/7 (RINTANGAN BATIN)
1. Kukkucca (Kekhawatiran)
2. Vicikiccha (Keragu-raguan)

3. Kamaraga (Hawa nafsu, nafsu indera)
4. Byapada (Itikat Jahat)
5. Thina-Middha (Malas-Lamban)
6. Uddhaca (Kegelisahan)
7. Avijja (Kegelapan batin )

SANYOJANA 10 (10 BELENGGU)
1. Ditthi (Pandangan)
2. Vicikiccha (Keragu-raguan)
3. Silabataparamasa (Kepercayaan bahwa dengan upacara saja bisa mencapai kesucian)

4. Kamaraga (Hawa Nafsu, Nafsu Indera)
5. Patigha (Kebencian, kemarahan)
6. Ruparaga (Nafsu untuk bertubuh dengan materi/nafsu untuk lahir di alam bermateri)
7. Aruparaga (Nafsu untuk menjadi bertubuh tanpa materi/nafsu untuk lahir di alam tanpa materi)
8. Mana (kesombongan)
9. Uddhacca (Kegelisahan)
10. Avijja (Kegelapan batin)

KILESA 10 (10 KEKOTORAN BATIN)
1. Ditthi (pandangan)
2. Vicikiccha (Keragu-raguan)

3. Dosa (Kebencian)
4. Ahirika (tidak malu akan kejahatan)
5. Anottappa (tidak takut akibat perbuatan jahat)
6. Thina (Kemalasan)
7. Uddhacca (Kegelisahan)
8. Mana (kesombongan)
9. Moha (kebodohan batin, kegelapan batin)
10. Lobha (Keserakahan)

MICCHATTA DHAMMA 10 (10 KEKELIRUAN)
1. Miccha-ditthi (Pengertian keliru)
2. Miccha-Vaca (Ucapan salah)
3. Miccha-Kammanta (Perbuatan jasmani salah)
4. Miccha-Ajiva (Penghidupan salah)

5. Miccha-Sankhappa (Pikiran salah)
6. Miccha-Vayama (Daya upaya salah)
7. Miccha-Sati (Perhatian salah)
8. Miccha-Samadhi (Konsentrasi salah)
9. Miccha-Nana (Pengetahuan salah)
10. Miccha-Vimutti (Pembebasan salah)

VIPALLASA DHAMMA 12 (12 KESEMUAN)
1. Nicca-Sanna (Persepsi/pencerapan tentang segalanya kekal)
2. Nicca-Citta (Pemikiran tentang segalanya kekal)
3. NicchaDitthi (Pandangan/paham tentang segalanya kekal)
4. Atthasanna (Persepsi/pencerapan tentang sesuatu mengandung inti kekal/atta)
5. Attacitta (Pemikiran tentang sesuatu mengandung inti kekal/atta)
6. Atthaditthi (Pandangan/paham tentang sesuatu mengandung inti kekal/atta)
7. Sukhaditthi (Pandangan bahwa segala sesuatu itu menggembirakan)
8. Subhaditthi (Pandangan bahwa segala sesuatu itu indah)

9. Subhasanna (Persepsi/pencerapan bahwa segala sesuatu itu indah)
10. Subhacitta (Pemikiran bahwa segala sesuatu itu indah)
11. Sukhasanna (Persepsi/pecerapan bahwa segala sesuatu itu menggembirakan)
12. Sukhacitta (Pemikiran bahwa segala sesuatu itu menggembirakan)

AKUSALA DHAMMA 12 (12 DHAMMA TAK BERMANFAAT)
1. Ditthigatasampayutta 4 (4 jenis Citta yg bersekutu dengan pandangan keliru)
2. Ditthigatavippayutta 4 (4 jenis Citta yang tidak bersekutu dengan pandangan keliru)
3. Dosamulacitta 2 (2 jenis Citta yang dipimpin oleh kebencian)

4. Vicikiccha-sampayutta 1 (1 jenis Citta yang dipimpin oleh keraguan-raguan)
5. Uddhaccasampayutta 1 (1 jenis Citta yang dipimpin oleh kegelisahan)

Ket :
~Yg di bold biru adalah Sotapanna mampu memusnahkan secara total (samuccheda-pahana)
~Yg di bold merah adalah Sotapanna baru mampu mengendalikan dengan melemahkan (Tanukara-pahana)

_/\_ :lotus:

tambahan...

Kemarin2 sukong bilang berapa persentase ariya puggala dalam memberantas kilesa (kilesa yg telah dibasmi), yaitu sbb:
~ Sotapanna = 25%
~ Sakadagami = 50%
~ Anagami = 75%
~ Arahat = 100%

Saupadisesa Nibbana adalah padamnya kilesa secara total (100%), tetapi Pancakkhandha masih ada.

_/\_ :lotus:
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

fabian c

Quotembah ko sdr fab,

karena itu saya punya pandangan berbeda. IMO tidak ada yg namanya merasakan nibbana. Dalam hal ini saya mengesampingkan VM dan coba melihat dari Nikaya, dan  tentunya seperti pembahasa pada threat sebelah bahwa memang ada perbedaan antara dua itu.

Memang kita tidak bisa mengharapkan orang lain selalu sependapat dengan kita, tetapi bila kita mau jujur tanpa buku-buku seperti Visuddhi Magga yang mengulas mengenai meditasi secara lebih detail akan sulit bagi kita memahami Tipitaka. Permasalahannya sistematika sutta tidak hanya dikelompokkan berdasarkan topik, tetapi juga berdasarkan panjangnya sutta dan topik meditasi dalam sutta tidak dikelompokkan secara sistematis.

Mungkin perlu diketahui bahwa Visuddhi Magga ditulis berdasarkan Tipitaka, sehingga sebagian orang mengatakan bahwa Visuddhi Magga adalah ringkasan Tipitaka. Saya memang bukan ahli Tipitaka jadi sulit bagi saya untuk menjawab suatu pertanyaan bila ditanya dimana referensinya di Tipitaka? mungkin kita harus mengajukan pertanyaan seperti ini kepada seorang Tipitaka Dhara. Bagi saya Visuddhi Magga cukup representative sebagai referensi, karena diterima secara luas dikalangan umat Buddha Theravada selama 1500 tahun bahkan dikalangan ahli meditasi yang hebat sekalipun mereka menerima Visuddhi Magga, dan menjadikannya sebagai referensi.

Quotesoal padam, yah itu implisit, kilesa itu kan penyebab tanha. tanha itu yg menyebabkan upadana yg merupakan adalah "bahan bakar" utk rantai berikutnya. pointnya adalah kalau dijelaskan dengan kata yang lain, masa nibbana dahulu baru hilang tanha *dkk*?

Pertanyaan saya sebelumnya suhu... kalau menurut suhu bagaimana proses lenyapnya tanha?


Quote
QuoteKita ambil contoh kilesa pertama: Sakkaya  ditthi (pandangan palsu mengenai aku/diri) ini hanya pandangan kan? lantas apakah yang dapat melenyapkan pandangan tersebut? apakah wisdom atau konsentrasi yang melenyapkan kilesa? Bila wisdom darimana munculnya wisdom?
utk melenyapkan pandangan salah tersebut yah seperti di postingan sebelumnya, dengan melihat anicca ->dukkha->anatta, maka akan menyadari bahwa itu semua tidak layak dilekati.

Ada pertanyaan sedikit nih suhu,
Dimanakah kita melihat anicca, dukkha dan anatta?  umpamanya seseorang sudah belajar mengenai konsep anicca dukkha dan anatta di sekolah dan ia tahu dan sadar bahwa itu semua tak layak dilekati, apakah orang tersebut terlepas dari pandangan salah? Apakah dengan demikian ia sudah memiliki wisdom?

Quotemasa pake nibbana on off/temporary (merasakan nibbana)
Nibbana adalah keadaan batin yang bisa dialami oleh Ariya puggala, mungkin ada baiknya bila suhu berusaha fact finding  bertanya kepada meditator yang cukup terkenal, mungkin Pa Auk Sayadaw atau Sayadaw-Sayadaw pembimbing Vipassana, don't take my word, just look for the truth..

Quote(tanha on off) (LDM on off) (kilesa on off)
Wah untuk ini tak usah Nibbana suhu... Pada Jhana: lobha, dosa, tanha dan beberapa kilesa juga off sementara... dan on lagi sesudah keluar dari Jhana...
Quote
(arahant on of) dst
Wah? kayaknya saya nggak pernah bilang Arahat on-of  suhu...
Karena Arahat pasti mencapai/mengalami Nibbana, tetapi mencapai/mengalami Nibbana belum tentu Arahat.

Sekedar sharing...

sukhi hotu
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

fabian c

Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata