News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

Tanya ? Jawab untuk Pemula

Started by Nevada, 14 March 2009, 08:01:22 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

markosprawira

Quote from: lian on 23 April 2009, 05:34:47 PM
salam kenal,
mau nanya tentang nibbana, saya pernah baca, mencapai nibbana itu seperti api liln yang sudah padam, tak ada api, lilin dan sumbu lagi, berarti pemadaman total, apa itu tak ada apa apa lagi, jadi kita membina dalam kehidupan ini untuk mencapai pencerahan(nibbana) dalam arti hilang(tiada)kah?
mohon bimbingannya, trim's



dear lian,

sekedar info aja mengenai Nibbana, bisa dibaca di  : http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,8515.0.html

semoga bermanfaat

metta

Mr.Jhonz

Pak..mau nanya lagi..

Sy sering mengalami diskusi batin/diskusi dalam hati...
Ilustrasinya,dikiri ada setan,di kanan ada malaikat..
Paling sering ketika mengalami kondisi tidak menyenangkan,
selalu rasanya ada setan yg membisikan untuk keluar dari kondisi itu dgn cara nekad/memberontak dan juga selalu ada malaikat juga yg mengingatkan untuk sabar+sati,jadinya diskusi dalam hati dhe.

Masalah sy juga sering dirasakan semua orang.
Di dekripsikan,disisi kanan peri/malaikat dgn jubah putih+sayap+tongkat sihir.disisi kiri,setan serba merah dgn tanduk+tombak

nah..di agama tetangga kan dekripsi itu ditelan mentah2,
*bagaimana pandangan buddhis?
*apa yang sedang terjadi?
*bagaimana cara agar tidak diskusi batin?

Thank
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

Hendra Susanto

menurut ku itu pikiran yang berganti2...

marcedes

Quote from: Mr.Jhonz on 24 April 2009, 10:23:57 PM
Pak..mau nanya lagi..

Sy sering mengalami diskusi batin/diskusi dalam hati...
Ilustrasinya,dikiri ada setan,di kanan ada malaikat..
Paling sering ketika mengalami kondisi tidak menyenangkan,
selalu rasanya ada setan yg membisikan untuk keluar dari kondisi itu dgn cara nekad/memberontak dan juga selalu ada malaikat juga yg mengingatkan untuk sabar+sati,jadinya diskusi dalam hati dhe.

Masalah sy juga sering dirasakan semua orang.
Di dekripsikan,disisi kanan peri/malaikat dgn jubah putih+sayap+tongkat sihir.disisi kiri,setan serba merah dgn tanduk+tombak

nah..di agama tetangga kan dekripsi itu ditelan mentah2,
*bagaimana pandangan buddhis?
*apa yang sedang terjadi?
*bagaimana cara agar tidak diskusi batin?

Thank

cuma pikiran saja yang bergerak disitu.
caranya sudah diajarkan kakek guru yaitu kembangkan sati.
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

N1AR

aye juga mau nanya, kenapa buddha disetiap gambaranya selalu tersenyum ;D

N1AR

Quote from: Mr.Jhonz on 24 April 2009, 10:23:57 PM
Pak..mau nanya lagi..

Sy sering mengalami diskusi batin/diskusi dalam hati...
Ilustrasinya,dikiri ada setan,di kanan ada malaikat..
Paling sering ketika mengalami kondisi tidak menyenangkan,
selalu rasanya ada setan yg membisikan untuk keluar dari kondisi itu dgn cara nekad/memberontak dan juga selalu ada malaikat juga yg mengingatkan untuk sabar+sati,jadinya diskusi dalam hati dhe.

Masalah sy juga sering dirasakan semua orang.
Di dekripsikan,disisi kanan peri/malaikat dgn jubah putih+sayap+tongkat sihir.disisi kiri,setan serba merah dgn tanduk+tombak

nah..di agama tetangga kan dekripsi itu ditelan mentah2,
*bagaimana pandangan buddhis?
*apa yang sedang terjadi?
*bagaimana cara agar tidak diskusi batin?

Thank


aye rasa gak usa diskusi2 an dalam hati
cukup melihat dengan jelas dalam hati ;D

Nevada

Quote from: Mr.Jhonz on 24 April 2009, 10:23:57 PM
Pak..mau nanya lagi..

Sy sering mengalami diskusi batin/diskusi dalam hati...
Ilustrasinya,dikiri ada setan,di kanan ada malaikat..
Paling sering ketika mengalami kondisi tidak menyenangkan,
selalu rasanya ada setan yg membisikan untuk keluar dari kondisi itu dgn cara nekad/memberontak dan juga selalu ada malaikat juga yg mengingatkan untuk sabar+sati,jadinya diskusi dalam hati dhe.

Masalah sy juga sering dirasakan semua orang.
Di dekripsikan,disisi kanan peri/malaikat dgn jubah putih+sayap+tongkat sihir.disisi kiri,setan serba merah dgn tanduk+tombak

nah..di agama tetangga kan dekripsi itu ditelan mentah2,
*bagaimana pandangan buddhis?
*apa yang sedang terjadi?
*bagaimana cara agar tidak diskusi batin?

Thank


[at] Mr.Jhonz

Itu terjadi karena Anda (dan juga semua orang) memiliki sifat baik dan buruk. Yang sedang terjadi adalah Anda bimbang memilih untuk menuruti kehendak yang buruk atau kehendak yang baik. Kenapa bimbang? Karena pandangan Anda masih penuh keraguan dan terorientasi pada keakuan. Jadi dalam pertimbangan itu, Anda memilah keputusan mana yang lebih menguntungkan "aku".

"Diskusi batin" itu sebenarnya wajar dan dapat bermanfaat positif. Namun tergantung dari cara Anda menerapkannya. Dengan meniadakan pandangan tentang keberadaan "aku", dengan menyelami sendiri kebenaran Dhamma, Anda tidak akan dicengkram oleh keraguan atau dilema lagi.

:)


Quote from: N1AR on 25 April 2009, 12:13:55 AM
aye juga mau nanya, kenapa buddha disetiap gambaranya selalu tersenyum ;D

[at] N1AR

Karena Sang Buddha itu penuh metta-karuna-mudita-upekkha. Jadi itu adalah ekspresi wajah yang penuh dengan kedamaian.

:)

hatRed

mo tanya....

banyak Vihara2 yg berada di belakang kelenteng......

sebenarnya.... Vihara2 tersebut... berdiri sendiri atau satu kepengurusan dengan kelenteng?

dan bagaimana membedakan vihara Theravada dan Mahayana?
i'm just a mammal with troubled soul



Nevada

#128
Quote from: hatRed on 25 April 2009, 10:53:17 AM
mo tanya....

banyak Vihara2 yg berada di belakang kelenteng......

sebenarnya.... Vihara2 tersebut... berdiri sendiri atau satu kepengurusan dengan kelenteng?

dan bagaimana membedakan vihara Theravada dan Mahayana?

[at] hatRed

Seyogyanya vihara dan klenteng itu tidak berdiri atas satu organisasi kepengurusan. Apakah berdiri atas satu organisasi kepengurusan atau tidak, itu harus ditanyakan langsung pada orang yang berkaitan.


Secara garis besar, perbedaan Vihara versi Mahayana dengan Vihara versi Theravada adalah :

1) Vihara versi Mahayana :
    - terlihat penuh dengan ornamen dan dekorasi yang melimpah
    - nilai artistik kebudayaan masyarakat cukup kental (mis : lekat dengan unsur dari Chinese)
2) Vihara versi Theravada :
    - dekorasi bangunan terkesan sederhana
    - nilai artistik cenderung bernafaskan relif-relif seperti candi dan stupa

hatRed

jadi Vihara2 itu gak ada perbedaan tertulis ya?

misall di plangnya tertulis "Vihara aliran Theravada"... gitu.....
i'm just a mammal with troubled soul



Mr.Jhonz

Quote from: upasaka on 25 April 2009, 10:49:08 AM
Quote from: Mr.Jhonz on 24 April 2009, 10:23:57 PM
Pak..mau nanya lagi..

Sy sering mengalami diskusi batin/diskusi dalam hati...
Ilustrasinya,dikiri ada setan,di kanan ada malaikat..
Paling sering ketika mengalami kondisi tidak menyenangkan,
selalu rasanya ada setan yg membisikan untuk keluar dari kondisi itu dgn cara nekad/memberontak dan juga selalu ada malaikat juga yg mengingatkan untuk sabar+sati,jadinya diskusi dalam hati dhe.

Masalah sy juga sering dirasakan semua orang.
Di dekripsikan,disisi kanan peri/malaikat dgn jubah putih+sayap+tongkat sihir.disisi kiri,setan serba merah dgn tanduk+tombak

nah..di agama tetangga kan dekripsi itu ditelan mentah2,
*bagaimana pandangan buddhis?
*apa yang sedang terjadi?
*bagaimana cara agar tidak diskusi batin?

Thank


[at] Mr.Jhonz

Itu terjadi karena Anda (dan juga semua orang) memiliki sifat baik dan buruk. Yang sedang terjadi adalah Anda bimbang memilih untuk menuruti kehendak yang buruk atau kehendak yang baik. Kenapa bimbang? Karena pandangan Anda masih penuh keraguan dan terorientasi pada keakuan. Jadi dalam pertimbangan itu, Anda memilah keputusan mana yang lebih menguntungkan "aku".

"Diskusi batin" itu sebenarnya wajar dan dapat bermanfaat positif. Namun tergantung dari cara Anda menerapkannya. Dengan meniadakan pandangan tentang keberadaan "aku", dengan menyelami sendiri kebenaran Dhamma, Anda tidak akan dicengkram oleh keraguan atau dilema lagi.

anumodana pak.
Efek samping dari diskusi batinku adalah tidak konsenstrasi.

Manfaat dari diskusi batinku adalah sy dapat melihat bagaimana ego sy bekerja,

tapi ego ini kadang mengatakan "jangan terlalu baik,nanti di tindas melulu"
sehingga sy jadi bimbang dlm bersikap.
Alhasil ketika tengah menghadapi kondisi tidak menyenangkan,sy tetap menjalankan sila.tapi dengan TERPAKSA

apakah baik menjalankan sila dengan terpaksa??

buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

hatRed

baik........... kalo lama2 kelamaan menjadi sadar.... dan menyadari kalau menjalani sila sebenarna gak usah dipaksa lagi.............
i'm just a mammal with troubled soul



Dhamma Sukkha

#132
mo nanya mo nanyaa....

klo baca Paritta, Apakah tangan kita wajib/diharuskan bersikap anjali ?
Anjali artinya memberi hormat, jadi klo kita baca Paritta gak bersikap Anjali, jadi persoalan atau tidak, opaa? kadang baca paritta gak bersikap anjali...^^""""

dah ngantukk nih....-_-"""


Metta Cittena,
Citta _/\_
May All being Happy in the Dhamma ^^ _/\_

Karena Metta merupakan kebahagiaan akan org lain yg tulus \;D/

"Vinayo ayusasanam"
sasana/ajaran Buddha akan bertahan lama karena vinaya yg terjaga... _/\_ \;D/

Nevada

Quote from: hatRed on 25 April 2009, 12:34:13 PM
jadi Vihara2 itu gak ada perbedaan tertulis ya?

misall di plangnya tertulis "Vihara aliran Theravada"... gitu.....

[at] hatRed

Biasa dari namanya juga kita bisa melihat apakah vihara tersebut berfondasikan aliran apa...


Quote from: Mr.Jhonzanumodana pak.
Efek samping dari diskusi batinku adalah tidak konsenstrasi.

Manfaat dari diskusi batinku adalah sy dapat melihat bagaimana ego sy bekerja,

tapi ego ini kadang mengatakan "jangan terlalu baik,nanti di tindas melulu"
sehingga sy jadi bimbang dlm bersikap.
Alhasil ketika tengah menghadapi kondisi tidak menyenangkan,sy tetap menjalankan sila.tapi dengan TERPAKSA

apakah baik menjalankan sila dengan terpaksa??

[at] Mr.Jhonz

Sang Buddha mengajarkan kita untuk menjadi orang bijaksana yang baik hati.

Saat ini ada pandangan yang menganggap bahwa orang jahat / licik adalah orang pintar, sedangkan orang baik / jujur adalah orang bodoh. Orang jahat diceritakan mudah meraih kesuksesan duniawi, sedangkan orang baik hidup dalam tekanan dunia. Dan ini semua benar bisa terjadi, apabila kita salah langkah.

1) Menjadi orang jahat / licik, adalah memanfaatkan kecerdasan untuk merugikan orang lain; dan mengambil keuntungan secara instan.
-> Siapa berbuat keburukan, kelak dia akan memetik akibat buruknya.
2) Menjadi orang baik / jujur, adalah mengembangkan nilai-nilai kebaikan untuk mensejahterakan diri sendiri, orang lain dan alam sekitar.
-> Siapa berbuat kebaikan, kelak dia akan memetik akibat baiknya.

Yang sering menjadi kesalahan langkah kita adalah menjadi orang baik hati yang bodoh. Menjadi orang baik bukanlah menjadi orang polos seperti Si Bawang Putih atau tokoh-tokoh utama dalam sinetron di TV. Orang baik seperti itu hanya akan menjadi korban dari orang jahat. Itu karena karakter mereka adalah sebagai orang baik yang tidak bijaksana. Karena itulah penting bagi kita untuk mengembangkan kebijaksanaan. Oang yang bijaksana dapat berbuat kebaikan, dan tidak mungkin ia merasa tertindas ketika melakukannya.

Sang Buddha mengajarkan bahwa kita harus menjadi pulau pelindung bagi diri sendiri. Artinya Sang Buddha mengajarkan bahwa kita harus menjadi pemimpin bagi diri sendiri. Pertanyaannya, apakah Anda sudah mengembangkan leadership Anda...? Untuk menjadi orang baik, Anda harus memiliki sikap kepemimpinan yang kuat.

Sang Buddha mengajarkan bahwa kita adalah perancang nasib kita sendiri. Kita mewarisi kamma kita, berhubungan dengan kamma kita, terlindung oleh kamma kita, dsb. Artinya Sang Buddha menanamkan pengertian benar, bahwa kita sendiri yang menjadi arsitek nasib kita. Jadi kita seharusnya menjalani hidup ini dengan percaya diri. Kepercayaan diri adalah salah satu modal berharga dalam menghadapi dunia. Pertanyaannya, apakah Anda sudah memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi...? Untuk menjadi orang baik, Anda harus memiliki kepercayaan diri yang tinggi.

Selama perjalanan hidup Sang Buddha, Beliau terus melakukan inovasi dan perbuatan yang tidak terpikirkan oleh orang lain. Sang Buddha adalah teladan utama bagi kita semua. Maksudnya adalah kita harus menjadi orang yang inovatif dan tak terduga. Kita harus membuat hidup kita tidak terlihat monoton. Pertanyaannya, apakah Anda sudah membuat hidup Anda dinamis dan tak dapat ditebak oleh orang lain...? Untuk menjadi orang baik, Anda harus memiliki kemampuan memberikan pengaruh secara tak terduga / surprised.


Menjadi orang baik adalah satu keberhasilan. Menjadi orang bijaksana adalah satu keberhasilan. Menjadi orang bijak yang baik hati adalah keberhasilan terbesar. Oleh karena itu, bijaksanalah sebelum berbuat kebaikan. :)


Quote from: Citta Devi on 26 April 2009, 03:35:05 AM
mo nanya mo nanyaa....

klo baca Paritta, Apakah tangan kita wajib/diharuskan bersikap anjali ?
Anjali artinya memberi hormat, jadi klo kita baca Paritta gak bersikap Anjali, jadi persoalan atau tidak, opaa? kadang baca paritta gak bersikap anjali...^^""""

dah ngantukk nih....-_-"""


Metta Cittena,
Citta _/\_

[at] Citta Devi

Tidak ada keharusan untuk beranjali saat membaca paritta. Sikap anjali ini dapat dilakukan, dengan maksud sebagai sikap hormat pada Tiratana (Buddha, Dhamma dan Sangha), serta untuk meningkatkan saddha (keyakinan) dan kesungguhan kita saat membacakan paritta.

coedabgf

#134
lebih baik mana cit..., sikap hati kamu atau posisi postur kamu yang sesungguhnya yang lebih bernilai? klo sikap posisi/postur sih kan... hanya karena untuk menunjukan kebutuhan tatacara sikap untuk penilaian yang dapat dilihat manusianya saja (tahap upacara saja).
tetapi klo (dari) hati kamu pasti membawa sikap kepada sungguh-sungguh pengormatan (pasti) yang sewajarnya terekspresikan keluar, bukan tahap upacara, tetapi kesatuan/penyatuan hubungan.
iKuT NGeRumPI Akh..!