Nibbana, Atta & Anatta

Started by tesla, 24 February 2009, 01:12:14 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Kelana

Quote from: coedabgf on 26 February 2009, 10:55:07 PM
[at]  encarta,


Sebab masing-masing setiap orang akan menuai apa yang diperbuatnya (hukum karma versi Buddhisme, hukum tabur tuai versi christianity (tetapi ada satu lagi didalam christianity yaitu hukum anugerah kasih, disamping hukum tabur tuai yang diperhitungkan pada setiap orang)).
Aku hanya mengikuti prinsip the way, the truth (hukum karma/tabur tuai) dan the life (hukum anugerah kasih tanpa syarat bagi semua orang).

good hope and love

Anda mungkin lupa Sdr Coedabgf , ada metta (cinta kasih universal tanpa pilih kasih terhadap semua makhluk) dan karuna (belas kasih universal tanpa pilih kasih terhadap semua makhluk) serta panna (kebijaksanaan) dalam Buddhisme. Tanpa kebijaksanaan, seseorang akan menjadi orang baik hati yang bodoh.
GKBU

_/\_ suvatthi hotu


- finire -

coedabgf

 [at]  tesla
penasaran nih yeeeh...
sudah bro selami dan latih realisasi (meng)alami jika bisa semua akan terbuka jawabannya.
klo teori kebanyakan malah ngawur seperti yang bro bilang muncul lobha atta.

[at] dilbert
wah klo buddhist aku senang loh, aku seneng yang tenang, aku mo jadi bhante atau bhiksu petapa. he3x...., gak seperti sekarang pasti ngalami keruwetan hidup secara duniawi.
iKuT NGeRumPI Akh..!

tesla

Quote from: coedabgf on 26 February 2009, 11:04:10 PM
[at]  tesla
penasaran nih yeeeh...
sudah bro selami dan latih realisasi (meng)alami jika bisa semua akan terbuka jawabannya.
klo teori kebanyakan malah ngawur seperti yang bro bilang muncul lobha atta.
maaf ya, saya ga penasaran tuh sama doktrin kamu :)
ada perbedaan wajar aja tuh, kenapa mesti sama?

i do it my way, you do it your way.
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

coedabgf

 [at]  kelana,
ya.. benar....tanpa syarat buat semua.
tapi aku berusaha (membantu) yang nyata-nyata/terlihat, diluar itu siapa yang tahu kenyataan kebenarannya (yang tak terlihat itu)?
klo menurutku sebab banyak apa yang terjadi di dunia nyata (kejadian buruk), itu sebelumnya didahului terjadi (diikat) di dunia tak nyata alias mencerminkan dunia yang tak nyata/tak terlihat mata itu. Dan saya istilahkan tanganku bukan sampai kesitu.

semoga memaklumi
iKuT NGeRumPI Akh..!

Kelana

Quote from: coedabgf on 26 February 2009, 11:15:44 PM
[at]  kelana,
ya.. benar....tanpa syarat buat semua.
tapi aku berusaha (membantu) yang nyata-nyata/terlihat, diluar itu siapa yang tahu kenyataan kebenarannya (yang tak terlihat itu)?
klo menurutku sebab banyak apa yang terjadi di dunia nyata (kejadian buruk), itu sebelumnya didahului terjadi (diikat) di dunia tak nyata alias mencerminkan dunia yang tak nyata/tak terlihat mata itu. Dan saya istilahkan tanganku bukan sampai kesitu.

semoga memaklumi

Ok thanks, saya simpan dulu jawaban anda ini. Sudah malam soalnya mau tidur :) _/\_
GKBU

_/\_ suvatthi hotu


- finire -

coedabgf

 [at] tesla
maksudku ngalir saja seperti biasa, bro buka topik pertanyaan apa yang muncul, gak dipaksakan.
iKuT NGeRumPI Akh..!

tesla

Quote from: coedabgf on 26 February 2009, 11:23:23 PM
[at] tesla
maksudku ngalir saja seperti biasa, bro buka topik pertanyaan apa yang muncul, gak dipaksakan.

serius, ga ngerti maksudmu nih... :))
terus terang, saya agak susah mengerti kalimatmu & jg makna apa yg ingin kamu sampaikan :)

mengenai buka topic, saya menganjurkan bro buka topic baru.
tentang Tathagata dathu, True Self, udana 8.3 atau apalah.
mungkin bisa memberi pencerahan bagi yg lain.

saya sendiri mudah2an tidak akan membahas sampai ke sana (di luar dunia). yg kubahas cuma tentang dunia: diri (sakkaya), mahkluk (satta), dukkha, padam (nibbana), LDM, nama&rupa, salayatana, dst...
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

fabian c

Quote from: dilbert on 25 February 2009, 11:03:59 AM
Walaupun nibbana tidak dapat serta merta disamakan dengan an-atta, tetapi yang pasti nibbana tidak dapat didekati dengan konsep atta. Dengan konsep an-atta serta realitas an-atta itulah nibbana tercapai.

Saudara Dilbert yang baik,

Saya mau menambahkan sedikit, puncak dari menyelami anatta itulah Nibbana.

Nampaknya banyak teman-teman yang menganggap bahwa Nibbana hanya dialami oleh Arahat atau setingkat Arahat. Kenyataannya tidaklah demikian, Nibbana dialami oleh Sotapanna maupun Sakadagami dan Anagami.

Pengalaman Nibbana itulah yang akan menimbulkan pengetahuan, pandangan terang, cahaya dsbnya.
Dan juga melenyapkan kilesa.

sukhi hotu,

_/\_
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

fabian c

Teman-teman sekalian,

saya ingin sharing pendapat mengenai Nibbana, kita sering mendengar dalam berbagai kesempatan,

Sabbe sankhara anicca
Sabbe sankhara dukkha
Sabbe Dhamma anatta (bukan sabbe sankhara anatta)

Coba perhatikan mengapa ketiga pernyataan tersebut nampaknya tidak konsisten? Mengapa bukan sabbe sankhara anatta? hal ini disebabkan oleh:

sankhara yang merupakan bentukan batin dan jasmani bersifat anicca dan dukkha.
Tentu kita tak dapat mengatakan bahwa sesuatu yang berada diluar diri kita bersifat dukkha, karena sesuatu yang berada di luar diri kita (meja atau kursi misalnya) bersifat netral.

Selain bersifat dukkha semua bentukan batin dan jasmani juga bersifat anicca.

Sekarang pertanyaannya mengapa Anatta tidak dikaitkan dengan sankhara, tetapi dikaitkan dengan Dhamma?

Karena memang tidak ada sesuatupun di dunia ini yang bersifat atta atau yang memiliki atta, apakah Nibbana termasuk anatta? tentu saja, karena Nibbana juga adalah Dhamma.

Sekarang kebalikannya, mengapa Sankhara tidak dibilang anatta? Jelas karena sankhara juga adalah bagian dari dhamma maka secara otomatis sankhara bersifat anatta.

Bila Nibbana yang merupakan bagian dari Dhamma bersifat anatta, apakah Nibbana bersifat anicca? Disinilah luar biasanya Sang Buddha, yang tak pernah selip lidah. Jawaban berbeda itu disebabkan Nibbana tidak bersifat anicca maupun dukkha.

Malah Nibbana (maksudnya pada keadaan anupadisesa Nibbana) adalah keadaan yang terbebas dari dukkha maupun anicca , dua hal yang seringkali tidak kita sukai.

semoga menambah pengertian teman-teman sekalian

sukhi hotu

_/\_
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Kelana

Quote from: fabian c on 27 February 2009, 01:25:08 AM
Teman-teman sekalian,

saya ingin sharing pendapat mengenai Nibbana, kita sering mendengar dalam berbagai kesempatan,

Sabbe sankhara anicca
Sabbe sankhara dukkha
Sabbe Dhamma anatta (bukan sabbe sankhara anatta)

Coba perhatikan mengapa ketiga pernyataan tersebut nampaknya tidak konsisten? Mengapa bukan sabbe sankhara anatta? hal ini disebabkan oleh:

sankhara yang merupakan bentukan batin dan jasmani bersifat anicca dan dukkha.
Tentu kita tak dapat mengatakan bahwa sesuatu yang berada diluar diri kita bersifat dukkha, karena sesuatu yang berada di luar diri kita (meja atau kursi misalnya) bersifat netral.

Selain bersifat dukkha semua bentukan batin dan jasmani juga bersifat anicca.

Sekarang pertanyaannya mengapa Anatta tidak dikaitkan dengan sankhara, tetapi dikaitkan dengan Dhamma?

Karena memang tidak ada sesuatupun di dunia ini yang bersifat atta atau yang memiliki atta, apakah Nibbana termasuk anatta? tentu saja, karena Nibbana juga adalah Dhamma.

Sekarang kebalikannya, mengapa Sankhara tidak dibilang anatta? Jelas karena sankhara juga adalah bagian dari dhamma maka secara otomatis sankhara bersifat anatta.

Bila Nibbana yang merupakan bagian dari Dhamma bersifat anatta, apakah Nibbana bersifat anicca? Disinilah luar biasanya Sang Buddha, yang tak pernah selip lidah. Jawaban berbeda itu disebabkan Nibbana tidak bersifat anicca maupun dukkha.

Malah Nibbana (maksudnya pada keadaan anupadisesa Nibbana) adalah keadaan yang terbebas dari dukkha maupun anicca , dua hal yang seringkali tidak kita sukai.

semoga menambah pengertian teman-teman sekalian

sukhi hotu

_/\_

Penjelasan yang baik Sdr. Fabian, Penjelasan yang baik _/\_
GKBU

_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Gunawan

Anumodana Bro.Fabian

Grp Sent +1

Thanks & Best Regards
Gunawan S S
Yo kho Vakkali dhamma? passati so ma? passati; yo ma? passati so dhamma? passati.
Dhammañhi, vakkali, passanto ma? passati; ma? passanto dhamma? passati"

ENCARTA

intinya semua-semua-semua adalah anatta ??

dilbert

Quote from: ENCARTA on 27 February 2009, 08:16:27 AM
intinya semua-semua-semua adalah anatta ??

sabbe dhamma anatta...
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

dilbert

Quote from: fabian c on 27 February 2009, 12:50:46 AM
Quote from: dilbert on 25 February 2009, 11:03:59 AM
Walaupun nibbana tidak dapat serta merta disamakan dengan an-atta, tetapi yang pasti nibbana tidak dapat didekati dengan konsep atta. Dengan konsep an-atta serta realitas an-atta itulah nibbana tercapai.

Saudara Dilbert yang baik,

Saya mau menambahkan sedikit, puncak dari menyelami anatta itulah Nibbana.

Nampaknya banyak teman-teman yang menganggap bahwa Nibbana hanya dialami oleh Arahat atau setingkat Arahat. Kenyataannya tidaklah demikian, Nibbana dialami oleh Sotapanna maupun Sakadagami dan Anagami.

Pengalaman Nibbana itulah yang akan menimbulkan pengetahuan, pandangan terang, cahaya dsbnya.
Dan juga melenyapkan kilesa.

sukhi hotu,

_/\_

sdr.fabian yang baik...

apakah Nibbana yang "dialami" oleh Arahat berbeda dengan Nibbana yang "dialami" oleh seorang Sotapanna, seorang sakadagami dan seorang anagami ?
mungkin juga apakah juga ada Nibbana sekejap dan Nibbana permanen ?

Note : Apakah Nibbana yang dialami oleh seorang Sotapanna, Sakadagami atau Anagami itu semacam SATORI yang dikenal dalam Buddhisme Chan ?
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

tesla

#119
QuoteTentu kita tak dapat mengatakan bahwa sesuatu yang berada diluar diri kita bersifat dukkha, karena sesuatu yang berada di luar diri kita (meja atau kursi misalnya) bersifat netral.
adakah sesuatu di luar diri kita yg terlepas dari diri kita?
bagaimana yg diluar diri kita (meja & kursi) bisa muncul dg terlepas dari keberadaan kita?
bagaimana kamu melihat itu (yg diluar diri) ada, kalau bukan melihat dalam hubungannya dengan dirimu?

sebenarnya, "di luar diri" ada karena adanya "(yg di dalam) diri".
bagaimana jika sudah tidak ada lagi pandangan akan diri?

selain itu, mengenai bersifat "netral". bagaimana kita bisa mengatakan meja dan kursi bersifat netral, dalam artian bukan dukkha? dan mengapa kita tahu yg diluar diri itu "netral" hanya karena ia di luar diri? bukankah itu cuma spekulasi, dalam melihat bahwa dalam diri ini dukkha, shg di luar diri itu tidak dukkha (netral).

QuoteBila Nibbana yang merupakan bagian dari Dhamma bersifat anatta, apakah Nibbana bersifat anicca? Disinilah luar biasanya Sang Buddha, yang tak pernah selip lidah. Jawaban berbeda itu disebabkan Nibbana tidak bersifat anicca maupun dukkha.
mungkin Sang Buddha selip lidah di sini:
dhamma adalah anicca; yg anicca adalah dukkha; yg dukkha adalah anatta. ;)
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~