Nibbana, Atta & Anatta

Started by tesla, 24 February 2009, 01:12:14 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

ENCARTA

Thirty-three synonyms for Nibbana:

1. The Unconditioned
2. The destruction of lust, hate, delusion
3. The Uninclined
4. The taintless
5. The truth
6. The other shore
7. The subtle
8. The very difficult to see
9. The unaging
10. The stable
11. The undisintegrating
12. The unmanifest
13. The unproliferated
14. The peaceful
15. The deathless
16. The sublime
17. The auspicious
18. The secure
19. The destruction of craving
20. The wonderful
21. The amazing
22. The unailing
23. The unailing state
24. The unafflicted
25. Dispassion
26. Purity
27. Freedom
28. Non attachment
29. The island
30. The shelter
31. The asylum
32. The refuge
33. The destination and the path leading to the destination

(from Samyutta Nikaya 43)

coedabgf

nah dari 33 kesamaan arti kata Nibanna, ada gak... yang nyangkut yang sama dari pengertian/pemahaman teman teman sebagai umat/murid?
iKuT NGeRumPI Akh..!

coedabgf

klo gak... berarti masih berada diluar.
iKuT NGeRumPI Akh..!

ENCARTA

kalau diambil semua? apa bro coedxxxx bisa paham =))

coedabgf

#139
coba periksa setiap (pengertian/pemahaman) isi tulisan masing-masing.  8), ada yang nyangkut atau banyak yang nyangkut dari 33 synonyms tsb?  :whistle:
iKuT NGeRumPI Akh..!

fabian c

[at] sdr Kelana dan sdr Gunawan, terima kasih sama-sama.

author=dilbert link=topic=9149.msg154471#msg154471 date=1235707067]
Quoteauthor=fabian c link=topic=9149.msg154387#msg154387 date=1235670646]
Quoteauthor=dilbert link=topic=9149.msg153541#msg153541 date=1235534639]
Walaupun nibbana tidak dapat serta merta disamakan dengan an-atta, tetapi yang pasti nibbana tidak dapat didekati dengan konsep atta. Dengan konsep an-atta serta realitas an-atta itulah nibbana tercapai.


Saudara Dilbert yang baik,

Saya mau menambahkan sedikit, puncak dari menyelami anatta itulah Nibbana.

Nampaknya banyak teman-teman yang menganggap bahwa Nibbana hanya dialami oleh Arahat atau setingkat Arahat. Kenyataannya tidaklah demikian, Nibbana dialami oleh Sotapanna maupun Sakadagami dan Anagami.


Pengalaman Nibbana itulah yang akan menimbulkan pengetahuan, pandangan terang, cahaya dsbnya.
Dan juga melenyapkan kilesa.

sukhi hotu,

_/\_
Quote
sdr.fabian yang baik...

apakah Nibbana yang "dialami" oleh Arahat berbeda dengan Nibbana yang "dialami" oleh seorang Sotapanna, seorang sakadagami dan seorang anagami ?

Sdr Dilbert yang baik,

Saya rasa semua Nibbananya sama. Tetapi pada penembusan Magga pengertian (nana) yang timbul dan melenyapkan kilesa berbeda pada setiap tingkat.

Mengenai Nibbana sekejap, pada waktu kita mencapai Nibbana pertama-kali memang sekejap, tetapi mereka yang mencapai Nibbana pertama kali harus sudah memiliki konsentrasi minimum setingkat upacara samadhi, dan ini mutlak.

Setelah beberapa kali memasuki Nibbana maka kita dapat memperpanjang waktu kita mengalami Nibbana.

Quotemungkin juga apakah juga ada Nibbana sekejap dan Nibbana permanen ?

Nibbana yang dialami sebelum padam total tidak bersifat permanen (buktinya kita bangun lagi dari meditasi kan?) tetapi yang dimaksud Nibbana permanen adalah Anupadisesa Nibbana ( Nibbana total tanpa sisa)
Quote
Note : Apakah Nibbana yang dialami oleh seorang Sotapanna, Sakadagami atau Anagami itu semacam SATORI yang dikenal dalam Buddhisme Chan ?

Pencapaian Nibbana versi Tipitaka tidak terjadi secara tiba-tiba, semua melalui proses berulang-ulang (tambah lama tambah dalam). dan walaupun pencapaian Nibbana bisa dialami dalam ke empat posisi, tetapi yang mencapai Nibbana (saupadisesa Nibbana) harus memiliki konsentrasi yang cukup dalam, entah yang mencapai Nibbana seorang Sotapanna atau Arahat.

Semoga sharing ini bermanfaat.

sukhi hotu,

_/\_
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

coedabgf

petunjuk yang lagi mendayung, sebenarnya yang disebut pencerahan itu apa tuh yeeh...?  8)
iKuT NGeRumPI Akh..!

ENCARTA


coedabgf

#143
tambahin lagi dah, setelah pengetahuan sejati didapat, apakah ada yang permanen tidak permanen? the reality, yang ada adalah hidup didalam kemelekatan yang lama atau hidup berjalan didalam kebenaran yang baru. Itu saja.
Yang tidak permanen karena masih didalam kerelatifan (bukan (didalam penembusan) kebenaran sejati). mungkin masih JJS (jalan-jalan sore). Seperti isi pada topik ini, dhamma yang diributkan awam atau DHAMMA sejati (kebenaran Mutlak) yang sudah diselami oleh mereka yag tercerahkan. (menurut tantanan siapa/apa, bila awam bicara tentang dhamma dan bila guru Buddha terpaksa bicara/mengajar tentang DHAMMA kebenaran sejati dan dhamma realitas duniawi?)
iKuT NGeRumPI Akh..!

fabian c

Quote from: ENCARTA on 27 February 2009, 01:30:54 PM
kalau benar2 padam tanpa sisa
apa bedanya buddhism dengan nihilisme dan pemusnahan diri kalau bergitu?

atta adalah anicca pastinya
nibanna adalah anatta katanya, kalau atta adalah anatta ;D

Saudara Encarta yang baik,

Pada paham nihilisme, mereka menganggap bahwa ada sesuatu (atta) pada waktu kita masih hidup, dan atta itu hancur dan lenyap setelah kita mati.
Perhatikan bahwa ada pandangan salah mengenai diri (atta) disini, yang akhirnya mengakibatkan timbulnya lobha, dosa, moha, contohnya: (bila seseorang mengetahui bahwa setelah kita mati entitas yang tadinya ada akan lenyap, maka pikiran akan melakukan segala sesuatu yang menguntungkan mumpung masih hidup, entah jahat entah baik, yang penting kita untung, karena sudah mati kita lenyap kan?)

Sedangkan pada Ariya Puggala, pandangan salah mengenai diri (atta dalam Buddhism hanya merupakan pandangan salah, tak lebih. Oleh karena itu pada hakekatnya mahluk hidup anatta) telah lenyap, sehingga ia berbuat segala sesuatu berdasarkan ketulusan, karena ia telah melihat hakekat sesungguhnya dari dirinya sendiri. Karena ia mengetahui kebenaran itu maka ia tak akan berbuat seburuk orang-orang yang memiliki pandangan keliru mengenai diri (atta).

Mengenai kebingungan saudara Encarta terhadap anatta, Sang Buddha mengatakan sabbe Dhamma anatta, perhatikan artinya:

Sabbe berarti semua.
Dhamma bisa berarti macam-macam:
a. Dhamma yang merupakan seluruh ajaran Sang Buddha yang tertuang dalam Tipitaka
b. Dhamma yang merupakan Jalan untuk mencapai Nibbana
c. Dhamma yang merupakan Nibbana itu sendiri
d. Dhamma yang mencakup segala sesuatu yang ada di alam semesta ini.

Dhamma yang dimaksud dalam konteks diatas adalah Dhamma pada poin d. yaitu segala sesuatu yang ada di alam semesta ini anatta (without soul/self), atau bisa juga dikatakan bahwa segala sesuatu yang ada di alam semesta ini tidak memiliki entitas atta. Jadi hanya terdiri dari nama (batin) dan/atau jasmani (rupa).

Semoga keterangan ini membantu.

sukhi hotu

_/\_
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

ENCARTA

QuoteSabbe berarti semua.
Dhamma bisa berarti macam-macam:
a. Dhamma yang merupakan seluruh ajaran Sang Buddha yang tertuang dalam Tipitaka
b. Dhamma yang merupakan Jalan untuk mencapai Nibbana
c. Dhamma yang merupakan Nibbana itu sendiri
d. Dhamma yang mencakup segala sesuatu yang ada di alam semesta ini.

Dhamma yang dimaksud dalam konteks diatas adalah Dhamma pada poin d. yaitu segala sesuatu yang ada di alam semesta ini anatta (without soul/self), atau bisa juga dikatakan bahwa segala sesuatu yang ada di alam semesta ini tidak memiliki entitas atta. Jadi hanya terdiri dari nama (batin) dan/atau jasmani (rupa).

Semoga keterangan ini membantu.
yup

QuoteSedangkan pada Ariya Puggala, pandangan salah mengenai diri (atta dalam Buddhism hanya merupakan pandangan salah, tak lebih. Oleh karena itu pada hakekatnya mahluk hidup anatta) telah lenyap, sehingga ia berbuat segala sesuatu berdasarkan ketulusan, karena ia telah melihat hakekat sesungguhnya dari dirinya sendiri. Karena ia mengetahui kebenaran itu maka ia tak akan berbuat seburuk orang-orang yang memiliki pandangan keliru mengenai diri (atta).

jadi kesimpulannya semua hanya pandangan salah, tidak lebih
dan anatta adalah pandangan benar?
anatta yg berpandangan benar adalah nibanna anatta yg bukan aku yg terlepas dari semuanya.
bagaimana dengan damai?


nb: :( anatta saja aye gak ngerti

fabian c

#146
Quote from: ENCARTA on 27 February 2009, 12:23:16 PM
kalau nibanna bukan dukkha
berarti juga bukan anicca dan anatta

tapi nidanna sebagai dhamma.
dhamma bukanlah anatta, anicca dan dukkha
dhamma adalah kebenaran absolut.

nibanna adalah dhamma, bukankah seorang arahat yang kepadaman nya sudah padam masih melakukan kebenaran dlm dhamma

Saudara Encarta yang baik,

Berbicara mengenai dukha selalu terkait dengan anicca, mengapa dukkha timbul? karena segala sesuatu bersifat anicca maka timbullah dukha.

Dalam hidup ini kita juga mengalami sukha tidak hanya dukha, contoh bila kita memiliki uang dan kesempatan ke Eropa kita mungkin merasa bahagia (sukha). masalahnya dengan sukha yang seperti ini, bersifat tidak kekal, sehingga akan timbul dukha.

Umpamanya anda senang ke Eropa, rasa senang itu tak akan bertahan lama.

Berikut saya berikan contoh yang mudah, ada orang yang pertama kali pindah ke suatu kota yang sangat ia sukai. Pada awalnya ia sangat gembira, bahagia, sukha. Setelah beberapa waktu, hari, bulan rasa bahagia, senang atau sukha ini akan lenyap, ia mulai terbiasa di kota tersebut dan menganggap biasa saja tinggal di kota tersebut. Lama kelamaan maka akan timbul rasa bosan, dan karena rasa bosan timbul maka ia akan merasa tak puas. Karena merasa tak puas maka ia tidak bahagia bahkan mungkin menderita.

Jadi dukha timbul karena segala sesuatu bentukan bersifat tidak kekal.
sifat perubahan / tidak kekal / anicca ini terjadi pada semua bentukan di alam semesta ini. Oleh karena itu kehidupan di alam semesta dianggap dukha /tidak memuaskan karena berubah.

Logikanya bila kita tak ingin terjadi sesuatu maka kita berusaha menghentikan sebelum terjadi kan? demikian juga dengan penderitaan, karena sumber penderitaan adalah bentukan /kondisi maka kita harus menghentikan bentukan.

Dengan terhentinya bentukan maka berhenti jugalah perubahan (anicca). Dengan berhentinya perubahan maka berhenti jugalah kebosanan, ketidak puasan, penderitaan, ratap tangis dsbnya.

Dan dengan demikian maka kita mengalami kebahagiaan, kebahagiaan dari apa? Kebahagiaan terbebas dari bentukan. Dengan terbebas dari bentukan maka kita akan terbebas dari anicca dan dukkha.

Dengan terbebas dari bentukan (ada juga yang mengatakan kondisi) maka segala akibat yang menyertai bentukan misalnya sedih, kecewa, gelisah dsbnya juga akan lenyap, dengan lenyapnya segala efek samping bentukan, maka batin menjadi terbebas, batin yang terbebas dari bentukan menjadi tenang. Batin yang tenang akan timbul kedamaian / Nibbana.

Semoga pengertian ini membantu

sukhi hotu

_/\_
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

ENCARTA

kenapa damai bukan termasuk anicca?

fabian c

Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

ENCARTA

jadi damai biasa anicca
damai nibanna anatta
???

ampun gak berani nanya lagi.. bigung mode on ^:)^ ^:)^