News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

Nibbana, Atta & Anatta

Started by tesla, 24 February 2009, 01:12:14 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

fabian c

Quote from: ENCARTA on 27 February 2009, 03:51:37 PM
jadi damai biasa anicca
damai nibanna anatta
???

ampun gak berani nanya lagi.. bigung mode on ^:)^ ^:)^

Saudara Encarta yang baik,

Perlu diketahui ada dua macam Nibbana, yaitu:

a. Saupadisesa Nibbana, yaitu Nibbana yang bisa dialami oleh mahluk yang telah mencapai kesucian (dari Sotapanna, hingga Arahat yang belum wafat).

b. Anupadisesa Nibana, yaitu Nibbana yang dialami oleh Arahat yang telah wafat.

Kedamaian yang tidak kekal yang saya maksud adalah kedamaian yang dialami pada pencapaian Saupadisesa Nibbana.

Bingung ya?  :) :) :)

Mau supaya lebih jelas? meditasi Vipassana mau nggak?  biar capai kesucian jadi nggak bingung  ;D
Memang Dhamma yang diajarkan oleh Sang Buddha tidak mudah dimengerti, apalagi bagi pemula.
Jalan terbaik untuk mengerti adalah dengan praktek (meditasi)

Pencapaian Nibbana adalah inti / tujuan dari ajaran Sang Buddha.

sukhi hotu

_/\_
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

ENCARTA

terimakasih om fabian yang baik _/\_

tesla

Quote from: ENCARTA on 27 February 2009, 03:18:18 PM
jadi kesimpulannya semua hanya pandangan salah, tidak lebih
dan anatta adalah pandangan benar?
kurang tepat jg.

mengenai 'anatta' yg merupakan pandangan benar, maka itu adalah doktrin anatta.

doktrin anatta diajarkan Buddha utk memberitahu kita bahwa pandangan adanya diri (sakkhaya ditthi) itu salah. [menegasikan sakkhaya ditthi]

kemudian anatta itu sendiri harus dialami. tanpa itu seseorang biasa (putthujana) tidak akan mengerti. bagaimanapun intelektualnya mengerti doktrin anatta, apa yg ia lihat selalu dihubungkan dg diri (atta), demi kepuasannya (kebahagiaannya), dan demi kelanjutannya (kekekalannya).

Quote
anatta yg berpandangan benar adalah nibanna
anatta yg bukan aku yg terlepas dari semuanya.
bagaimana dengan damai?
sejauh belum melihat anatta itu sendiri, maka yg kita lihat adalah atta.
& daripada berusaha melihat anatta, lebih baik kita terus waspada bagaimana atta itu muncul.

seperti yg Buddha katakan, karena melekat pada jasmani, perasaan, pencerapan, bentukan mental, kesadaran (kelima kelompok), maka "aku" (diri) ada.
jadi terus disadari saja kelekatan thd kelima kelompok yg muncul.
mudah2an nanti bisa melihat anatta (beserta dukkha & anicca).
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

fabian c

Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

tesla

Quote from: fabian c on 27 February 2009, 04:17:34 PM
Perlu diketahui ada dua macam Nibbana, yaitu:
a. Saupadisesa Nibbana, yaitu Nibbana yang bisa dialami oleh mahluk yang telah mencapai kesucian (dari Sotapanna, hingga Arahat yang belum wafat).
b. Anupadisesa Nibana, yaitu Nibbana yang dialami oleh Arahat yang telah wafat.
Kedamaian yang tidak kekal yang saya maksud adalah kedamaian yang dialami pada pencapaian Saupadisesa Nibbana.
nibbana (kepadaman) seorang arahat adalah permanen termasuk sebelum ia parinibbana.

pada Unsur Kepadaman Dg Sisa (Saupadisesa Nibbanadhatu), yg padam adalah raga (nafsu), dosa (kebencian), moha (kegelapan bathin).

pada Unsur Kepadaman Tanpa Sisa (Anupadisesa Nibbanadhatu), yg padam adalah panca khanda.

mengenai mengapa itu dikatakan kedamaian/menyenangkan, telah dijawab oleh YM Sariputta pada Anguttara IX,34

     YM Sáriputta mengatakan kepada bhikkhu, 'Kepadaman ini sahabat,
     adalah menyenangkan.' Ketika ini dikatakan, YM Udáyi berkata kepada
     YM Sáriputta, 'Tapi, sahabat Sáriputta, apa yg menyenangkan di sini,
     berhubung tidak ada perasaan?'
     'Karena itulah, sahabat, menyenangkan di sini, bahwa di sini tidak ada
     perasaan.'



jika kita masih melekati pandangan akan diri, tentu saja nibbana ini sama sekali tidak menggambarkan kedamaian/kebahagiaan. alih2 malah menghantarkan pada kekecewaan, krn "aku" akan berakhir ;)
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

coedabgf

 [at]  encarta dan teman-teman

Proses pencarian kebenaran bagi awan
saya beri perumpamaan seperti orang belum mahir berenang diair,
saat kebenaran dibukakan seseorang mulai samar-samar dapat melihat realitas yang diatas air,
tetapi beban tubuh membuat seseorang tertarik lagi kedalam/tenggelam lagi tak dapat melihat atas permukaan air melainkan kembali melihat dalam air (apalagi (terus) tenggelam, apalagi bagi yang tidak dapat berenang)
begitu juga seorang awam atau murid yang diberi petunjuk kebenaran langsung, kadang-kadang mulai secara samar-samar (kebenaran itu) terlihat, tetapi karena cekatan atta menjadikannya kebenaran itu lari lagi (fade away) digantikan bayang bayang pengajaran dari (cekatan) pemandangan kekhayalan konsepsi diri (atta)nya yang lama.

iKuT NGeRumPI Akh..!

coedabgf

hayo jika lari lagi, balik lagi omongnya ke pemandangan (moha) atta yang anicca dukkha anatta yang lama, yang dikuasai lobha sehingga menimbulkan dosa lagi. terus begitu, klo gak ada yang bukakan sampai tua ada didalam kebanggaan kegelapan moha atta diri. cape dah yang ngajar yang jadi guru, atau cuekin (seperti guru Zen) hanya bilang dasar memang sudah sifat nama & rupa manusia.
siapa tuh?
iKuT NGeRumPI Akh..!

dilbert

Quote from: coedabgf on 27 February 2009, 05:07:55 PM
hayo jika lari lagi, balik lagi omongnya ke pemandangan (moha) atta yang anicca dukkha anatta yang lama, yang dikuasai lobha sehingga menimbulkan dosa lagi. terus begitu, klo gak ada yang bukakan sampai tua ada didalam kebanggaan kegelapan moha atta diri. cape dah yang ngajar yang jadi guru, atau cuekin (seperti guru Zen) hanya bilang dasar memang sudah sifat nama & rupa manusia.
siapa tuh?

saya...
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Kelana

Ok saya akan menanggapi pernyataan Sdr. Coedabgf yang mengatakan bahwa sejatinya ada Atta (Atman). Jika saya tidak salah tangkap, penyataan Sdr. Coedabgf berasal dari pemahamannya atas Mahaparinirvana Sutra yang membahas menggenai True Self atau Tathagata-Garbha atau Tathagata-dhatu. Tetapi dari sepengetahuan saya, baik Mahayana termasuk Chan (Zen) maupun tradisi Buddhis lainnya serempak menyatakan bahwa sejatinya TIDAK ADA ATTA ( Atman, True Self). Tidak ada True Self buried inside False Self.

Mari kita simak dalam Lankavatara Sutra (versi panjang maupun pendek) mengenai Tathagata-Garbha:

The Blessed One replied: No, Mahamati, my Womb of Tathagatahood (Tathagata-Garbha) is not the same as the Divine Atman as taught by the philosophers. What I teach is Tathagatahood in the sense of Dharmakaya, Ultimate Oneness, Nirvana, emptiness, unbornness, unqualifiedness, devoid of will-effort. The reason why I teach the doctrine of Tathagatahood is to cause the ignorant and simple-minded to lay aside their fears as they listen to the teaching of egolessness and come to understand the state of non-discrimination and imagelessness. The religious teachings of the Tathagatas are just like a potter making various vessels by his own skill of hand with the aid of rod, water and thread, out of the one mass of clay, so the Tathagatas by their command of skillful means issuing from Noble Wisdom, by various terms, expressions, and symbols, preach the twofold egolessness in order to remove the last trace of discrimination that is preventing disciples from attaining a self-realisation of Noble Wisdom. The doctrine of the Tathagata-womb is disclosed in order to awaken philosophers from their clinging to the notion of a Divine Atman as transcendental personality, so that their minds that have become attached to the imaginary notion of "soul" as being something self-existent, may be quickly awakened to a state of perfect enlightenment. All such notions as causation, succession, atoms, primary elements, that make up personality, personal soul, Supreme Spirit, Sovereign God, Creator, are all figments of the imagination and manifestations of mind. No, Mahamati, the Tathagata's doctrine of the Womb of Tathagatahood is not the same as the philosopher's Atman.
---------
Dari pernyataan Sang Buddha, jelas bahwa tidak ada yang namanya True Self, Divine Atman/Atta. Sang Buddha menjelaskan bahwa Beliau mengajar dengan menggunakan istilah, simbol Tatagatha-Garbha ataupun True Self adalah sebagai tahap awal menyingkirkan rasa takut orang-orang yang merasa takut ketika mendengar mengenai ajaran ketanpa-Akuan, kekosongan, padam. Dengan demikian mereka mau duduk mendengarkan ajaran mengenai pikiran yang tidak diskriminasi. Begitu pula apa yang ada dalam Mahaparinirvana Sutra, Sang Buddha menjelaskan Tatagatha-Garbha kepada mereka yang masih memiliki ketakutan akan ketanpa-akuan. Rasa takut seperti ini banyak menghinggapi manusia hingga sekarang.

Jadi, sejatinya tidak ada True Self, tidak ada Atta Sejati, tidak ada True Self buried inside False Self.

Demikian, semoga dapat dipahami _/\_
GKBU

_/\_ suvatthi hotu


- finire -

tesla

Quote from: coedabgf on 27 February 2009, 05:07:55 PM
hayo jika lari lagi, balik lagi omongnya ke pemandangan (moha) atta yang anicca dukkha anatta yang lama, yang dikuasai lobha sehingga menimbulkan dosa lagi. terus begitu, klo gak ada yang bukakan sampai tua ada didalam kebanggaan kegelapan moha atta diri. cape dah yang ngajar yang jadi guru, atau cuekin (seperti guru Zen) hanya bilang dasar memang sudah sifat nama & rupa manusia.
siapa tuh?

kalau mo buka2 di Maitreya aja...zzz

bagaimanapun, Sang Guru hanyalah penunjuk jalan.
Sang Guru tidak dapat mencerahkan murid2nya.
malah melekati figur Sang Guru hanya menghalangi pencerahan.
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

ENCARTA


[at]  encarta dan teman-teman

Proses pencarian kebenaran bagi awan
saya beri perumpamaan seperti orang belum mahir berenang diair,
saat kebenaran dibukakan seseorang mulai samar-samar dapat melihat realitas yang diatas air,
tetapi beban tubuh membuat seseorang tertarik lagi kedalam/tenggelam lagi tak dapat melihat atas permukaan air melainkan kembali melihat dalam air (apalagi (terus) tenggelam, apalagi bagi yang tidak dapat berenang)
begitu juga seorang awam atau murid yang diberi petunjuk kebenaran langsung, kadang-kadang mulai secara samar-samar (kebenaran itu) terlihat, tetapi karena cekatan atta menjadikannya kebenaran itu lari lagi (fade away) digantikan bayang bayang pengajaran dari (cekatan) pemandangan kekhayalan konsepsi diri (atta)nya yang lama.




saya sih mungkin ngerti kata2 tentang airnya cuma...
yg di hijaukan itu maksudnya apa bro? bisa mohon dijelaskan dengan kata2 untuk anak sd yg gak bisa berenang

coedabgf

 [at] tesla
maksudnya penjelasan atau pengajaran yang membukakan rahasia kebenaran, bukan buka-buka totok-totok begitu.

[at] encarta
coba bro tesla bisa jelaskan (pernah alami) gak... kadang-kadang samar-samar mulai bisa melihat gambaran kebenaran, tetapi pada akhirnya lepas kemudian timbul kekacauan/kebingungan, balik lagi tertutup konsep awal, kemudian balik lagi ke pola lama.
iKuT NGeRumPI Akh..!

ENCARTA

#162
Quote[at] encarta
coba bro tesla bisa jelaskan (pernah alami) gak... kadang-kadang samar-samar mulai bisa melihat gambaran kebenaran, tetapi pada akhirnya lepas kemudian timbul kekacauan/kebingungan, balik lagi tertutup konsep awal, kemudian balik lagi ke pola lama.

bagaimana dengan bro coedxxxx. kembali lagi gak ke kebingungan?
saya rasa harus buang konsep dan memikirkan realiti dulu bro

tesla

#163
Quote from: coedabgf on 27 February 2009, 11:28:49 PM
[at] tesla
maksudnya penjelasan atau pengajaran yang membukakan rahasia kebenaran, bukan buka-buka totok-totok begitu.

menurut saya, ajaran Buddha Gotama adalah "melihat apa adanya" (tidak tau kalau ada ajaran Buddha yg lain). jadi bukan melihat suatu rahasia...

dalam Mulapariyaya Sutta (MN 1), dijelaskan apa yg dilihat oleh putthujana, sekha, arahat & buddha:

Quote
putthujana:
"He perceives Unbinding as Unbinding.
[...]
he conceives things about Unbinding,
he conceives things in Unbinding,
he conceives things coming out of Unbinding,
he conceives Unbinding as 'mine,'
he delights in Unbinding. [...]

sekha:
"He directly knows Unbinding as Unbinding.
[...]
let him not conceive things about Unbinding,
let him not conceive things in Unbinding,
let him not conceive things coming out of Unbinding,
let him not conceive Unbinding as 'mine,'
let him not delight in Unbinding. [...]

arahat&tathagata:
"He directly knows Unbinding as Unbinding.
[...]
he does not conceive things about Unbinding,
does not conceive things in Unbinding,
does not conceive things coming out of Unbinding,
does not conceive Unbinding as 'mine,'
does not delight in Unbinding. [...]
bisa dilihat bahwa ternyata seorang putthujana lah yg melihat rahasia2 ;)
sedangkan seorang arahat atau Buddha, hanya berhenti sampai proses pertama (He directly knows Unbinding as Unbinding)
kalau seorang sekha, akan berlatih agar tidak terjadi proses berikutnya...
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

coedabgf

putthujana apa sich artinya bro sekha?
iKuT NGeRumPI Akh..!