Manusia atau Tuhan?

Started by g.citra, 11 December 2008, 12:49:53 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

hatRed

Quote from: sukma on 17 December 2008, 08:49:13 PM
Quote from: hatRed on 17 December 2008, 08:43:56 PM
Bagaimana cara membuktikan Tuhan itu ada ?

Gabungan akal-budi + kehendak = Iman. Hanya melalui cara ber-Iman saja. Sangat Tidak Mungkin dengan andalkan akal-budi

jadi maksudnya ?
i'm just a mammal with troubled soul



anggara

Quote from: sukma on 17 December 2008, 08:41:00 PM
Quote from: anggara on 17 December 2008, 08:36:28 PM
Quote from: sukma on 17 December 2008, 08:31:22 PM
Quote from: anggara on 17 December 2008, 08:28:53 PM
Quote from: pendekar kuning on 17 December 2008, 08:14:43 PM
Quote from: Indra on 11 December 2008, 12:54:43 AM
Kalau menurut Buddhism: Tidak ada pencipta alam semesta, dan umat Buddha tidak membicarakan Tuhan pencipta.

dlm buddhism sapa pencipta alam semesta??

Haruskah ada yg menciptakan?

**MODE 3R ON**
apakah semak belukar diciptakan?
apakah jamur pada roti diciptakan?
apakah seorang bayi cacat diciptakan?

Tidak relevansi menyamakan Alam Semesta dengan ; semak belukar, jamur pada roti, bayi cacat.

again using mod 3R
apakah dfinisi alam semesta menurut anda?
dalam himpunan alam semesta, apakah semak belukar, jamur roti, bayi cacat termasuk dalam himpunan tersebut?
mohon jelaskan dimana ketidak-relevannya.



semak belukar, roti jamur, itu sebagian yang sangat kecil per mikron dari Alam Semesta...yang logis aja akh...?

Demikian pula palent bumi ini, hanya setitik debu jika dibandingkan dengan seluruh jagad raya, dan apakah semua manusia yg ada di bumi ini juga tidak berarti karena kecilnya? LOGIKAnya dimana?

Quote from: sukma on 17 December 2008, 08:42:21 PM
tangan kita kan tidak di sebut tubuh kan,?

bagi anda mungkin tangan bukan tubuh, tapi saya tidak sependapat
saya pernah mengalami patah tangan, tidak bisa sekolah, dan saya akhirnya ibu saya menuliskan surat yang bunyinya "tidak bisa sekolah karena tidak enak badan", ibu saya memang kurang berpendidikan, tapi ibu saya menganggap tangan saya adalah badan/tubuh dan saya setuju.

seandainya anda mengambil contoh misalnya, jigong tidak disebut tubuh, mungkin saya tidak bisa membantah.

sukma

Quote from: 7 Tails on 17 December 2008, 08:45:28 PM
Tanpa awal - Ada akhir
Kebenaran jenis ini, contohnya adalah keberadaan kehidupan manusia. Apabila kita telusuri awal keberadaan manusia kita tidak akan menemukan suatu jawaban yang pasti. Pada saat kita menarik kebelakang. Orang pasti memiliki ayah dan ibu. Ayah dan Ibu pun memiliki ayah dan ibunya lagi. Terus kita tarik baik dari sisi ibu maupun dari sisi ayah kita tidak akan menemukan titik yang tepat. Meskipun dalam agama tertentu. Ada keberadaan awal manusia.
Dalam hal ini karena keterbatasan dalam mencari awal permulaan maka dikatakan tanpa awal untuk mempermudah pemahaman lebih lanjut. Apabila kita memaksakan diri untuk menemukan jawabannya maka kita akan terjebak dalam spekulasi pandangan. Hal ini tentu akan banyak menghabiskan waktu dan tenaga. Sementara kehidupan kita adalah terbatas. Cepat atau lambat akan meninggalkan dunia ini.
Pengertian ada akhir, berati orang tersebut telah mencapai pencerahan sehingga tidak dilahirkan kembali.
Jadi, Sama sekali tidak ada alasan untuk menganggap bahwa segala sesuatu atau dunia ini harus memiliki suatu permulaan. Gagasan bahwa segala sesuatu harus memiliki permulaan benar-benar karena miskinnya pikiran kita."

Agama Buddha menekankan Pragmatis, yaitu : Mengutamakan tindakan-tindakan cepat dan tepat yang lebih diperlukan di dalam menyelamatkan hidup seseorang yang tengah gawat dan bukan hal-hal lainnya yang kurang praktis, berbelit-belit, bertele-tele dan kurang penting. Buddha tidak pernah menghabiskan waktu untuk perkara-perkara spekulatif tentang alam semesta karena hal ini kecil nilainya bagi pengembangan spiritual menuju Kebahagiaan Sejati.
Hal ini dapat kita lihat pada kisah, orang yang tertembak anak panah beracun, yang menolak untuk mencabutnya sebelum dia tahu siapa yang memanahnya, kenapa panah itu ditembakkan, dari mana anak panah itu ditembakkan. Pada saat semua pertanyaannya terjawab, dia sudah akan mati lebih dahulu. (Cula-Malunkyovada Sutta, Majjhima Nikaya 63)
Sutra tersebut mengajarkan kita memiliki pemahaman yang rasional, efektif, efisien, cerdas dan bijaksana dalam kehidupan spiritual umat manusia agar tindakan cepat dan tepat segera diutamakan, tanpa membuang-buang waktu lagi

hasil comot ;D

Semua manusia yang pernah hidup di bumi ini, bahkan sebelum S.Gautama dilahirkan sudah memiliki paham Crisis ini di diri si manusia, jadi tidak ada yang baru di kisah diatas.  ^-^

sukma

Quote from: anggara on 17 December 2008, 08:52:06 PM
Quote from: sukma on 17 December 2008, 08:41:00 PM
Quote from: anggara on 17 December 2008, 08:36:28 PM
Quote from: sukma on 17 December 2008, 08:31:22 PM
Quote from: anggara on 17 December 2008, 08:28:53 PM
Quote from: pendekar kuning on 17 December 2008, 08:14:43 PM
Quote from: Indra on 11 December 2008, 12:54:43 AM
Kalau menurut Buddhism: Tidak ada pencipta alam semesta, dan umat Buddha tidak membicarakan Tuhan pencipta.

dlm buddhism sapa pencipta alam semesta??

Haruskah ada yg menciptakan?

**MODE 3R ON**
apakah semak belukar diciptakan?
apakah jamur pada roti diciptakan?
apakah seorang bayi cacat diciptakan?

Tidak relevansi menyamakan Alam Semesta dengan ; semak belukar, jamur pada roti, bayi cacat.

again using mod 3R
apakah dfinisi alam semesta menurut anda?
dalam himpunan alam semesta, apakah semak belukar, jamur roti, bayi cacat termasuk dalam himpunan tersebut?
mohon jelaskan dimana ketidak-relevannya.



semak belukar, roti jamur, itu sebagian yang sangat kecil per mikron dari Alam Semesta...yang logis aja akh...?

Demikian pula palent bumi ini, hanya setitik debu jika dibandingkan dengan seluruh jagad raya, dan apakah semua manusia yg ada di bumi ini juga tidak berarti karena kecilnya? LOGIKAnya dimana?

Quote from: sukma on 17 December 2008, 08:42:21 PM
tangan kita kan tidak di sebut tubuh kan,?

bagi anda mungkin tangan bukan tubuh, tapi saya tidak sependapat
saya pernah mengalami patah tangan, tidak bisa sekolah, dan saya akhirnya ibu saya menuliskan surat yang bunyinya "tidak bisa sekolah karena tidak enak badan", ibu saya memang kurang berpendidikan, tapi ibu saya menganggap tangan saya adalah badan/tubuh dan saya setuju.

seandainya anda mengambil contoh misalnya, jigong tidak disebut tubuh, mungkin saya tidak bisa membantah.

ya sudah, ada saatnya anda akan setuju bahwa tangan adalah anggota bagian dari tubuh.

hendrako

Quote from: sukma on 17 December 2008, 08:49:13 PM
Quote from: hatRed on 17 December 2008, 08:43:56 PM
Bagaimana cara membuktikan Tuhan itu ada ?

Gabungan akal-budi + kehendak = Iman. Hanya melalui cara ber-Iman saja. Sangat Tidak Mungkin dengan andalkan akal-budi

Kalo di Buddhism gabungan akal-budi + KEHENDAK bukan iman, melainkan sebab penderitaan. Jadi iman= sebab penderitaan.
yaa... gitu deh

sukma

Quote from: hatRed on 17 December 2008, 08:50:41 PM
Quote from: sukma on 17 December 2008, 08:49:13 PM
Quote from: hatRed on 17 December 2008, 08:43:56 PM
Bagaimana cara membuktikan Tuhan itu ada ?

Gabungan akal-budi + kehendak = Iman. Hanya melalui cara ber-Iman saja. Sangat Tidak Mungkin dengan andalkan akal-budi

jadi maksudnya ?

hatRed, please, saya belum sanggup jawab pertanyaan Anda, sambil menanti makalah lain yang akan masuk pada thread ini dan pada ending nya bila Anda cermat akan melihatnya. Buat catatan, perhatikan dihalaman atas, dikala saya mulai tulis ditopic ini, saya mulai pada diri nya manusia.....kenapa.? karena persoalannya bukan di Tuhan, tapi inti pointnya hanya ada di manusia bila mereka mau membuktikan Tuhan....

g.citra

QuoteBagaimana cara membuktikan Tuhan itu ada ?

ini adalah sebuah jawaban dan gak perlu anda jawab... yakinkah anda pada Nibbana?...

" O para Bikkhu ada suatu keadaan yang tidak dilahirkan (ajata), tanpa permulaan (abhuta), tak tercipta (akata) dan tanpa kondisi (asamkhata). Jika O para Bikkhu, tidak ada keadaan yang tak dilahirkan, tak bermula, tak tercipta dan tanpa kondisi, suatu keadaan yang melepaskan diri dari kelahiran, permulaan, tercipta dan berkondisi tak mungkin ada di sini. Karena ada suatu keadaan yang tak dilahirkan, tanpa permulaan, tak tercipta dan tanpa kondisi, suatu keadaan yang melepaskan diri dari kelahiran, permulaan, tercipta, berkondisi adalah mungkin ".... Udana

Namo Buddhaya...  _/\_ ...

hatRed

 [at] sukma

sip, saya akan memperhatikan dan coba memahami.
i'm just a mammal with troubled soul



sukma

Quote from: hendrako on 17 December 2008, 09:01:51 PM
Quote from: sukma on 17 December 2008, 08:49:13 PM
Quote from: hatRed on 17 December 2008, 08:43:56 PM
Bagaimana cara membuktikan Tuhan itu ada ?

Gabungan akal-budi + kehendak = Iman. Hanya melalui cara ber-Iman saja. Sangat Tidak Mungkin dengan andalkan akal-budi

Kalo di Buddhism gabungan akal-budi + KEHENDAK bukan iman, melainkan sebab penderitaan. Jadi iman= sebab penderitaan.

baik, saya setuju.! Tapi, apakah Anda sudah memahami apa itu iman buat sdr/i beriman akan Tuhan.?

ryu

Ketika manusia merenggang nyawanya, Tuhan tertawa karena nyawa manusia ditanganNya
Ketika manusia kesusahan, Tuhan tertawa karena nasib ditanganNya
Ketika Manusia dilahirkan, Tuhan bersedih karena harus mengawasinya
Ketika semua Manusia Mati, Tuhan bersedih karena harus mengadilinya. ;D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

anggara

Quote from: sukma on 17 December 2008, 08:55:33 PM
ya sudah, ada saatnya anda akan setuju bahwa tangan adalah anggota bagian dari tubuh.
:))
kalimat itu harusnya ditujukan kepada anda.
saya kan memang udah dari awal setuju. andalah yg tidak setuju tangan itu bagian dari tubuh.

7 Tails

tuhan apa yang mau dibahas ?
korban keganasan

hatRed

Quote from: ryu on 17 December 2008, 09:05:59 PM
Ketika manusia merenggang nyawanya, Tuhan tertawa karena nyawa manusia ditanganNya
Ketika manusia kesusahan, Tuhan tertawa karena nasib ditanganNya
Ketika Manusia dilahirkan, Tuhan bersedih karena harus mengawasinya
Ketika semua Manusia Mati, Tuhan bersedih karena harus mengadilinya. ;D

:)) tuhan yang berperikemanusiaan =))
i'm just a mammal with troubled soul



hendrako

Quote from: sukma on 16 December 2008, 05:20:47 PM
Citra, Upasaka, disini saya coba menurunkan tulisan dari T.Aquinas agar kita bisa melihat dengan dasar apakah manusia bisa berbicara tentang Tuhan atau tuhan ciptaan si manusia tersebut,

Anda mempelajari tulisan beliau rupanya...., pernah membaca apa yang diucapkan beliau menjelang detik2 kepergiannya menghadap tuhan? :-?
yaa... gitu deh

sukma

Quote from: ryu on 17 December 2008, 09:05:59 PM
Ketika manusia merenggang nyawanya, Tuhan tertawa karena nyawa manusia ditanganNya
Ketika manusia kesusahan, Tuhan tertawa karena nasib ditanganNya
Ketika Manusia dilahirkan, Tuhan bersedih karena harus mengawasinya
Ketika semua Manusia Mati, Tuhan bersedih karena harus mengadilinya. ;D
Quote from: g.citra on 17 December 2008, 09:03:55 PM
QuoteBagaimana cara membuktikan Tuhan itu ada ?

ini adalah sebuah jawaban dan gak perlu anda jawab... yakinkah anda pada Nibbana?...

" O para Bikkhu ada suatu keadaan yang tidak dilahirkan (ajata), tanpa permulaan (abhuta), tak tercipta (akata) dan tanpa kondisi (asamkhata). Jika O para Bikkhu, tidak ada keadaan yang tak dilahirkan, tak bermula, tak tercipta dan tanpa kondisi, suatu keadaan yang melepaskan diri dari kelahiran, permulaan, tercipta dan berkondisi tak mungkin ada di sini. Karena ada suatu keadaan yang tak dilahirkan, tanpa permulaan, tak tercipta dan tanpa kondisi, suatu keadaan yang melepaskan diri dari kelahiran, permulaan, tercipta, berkondisi adalah mungkin ".... Udana

Namo Buddhaya...  _/\_ ...

g-Citra, bisa kah di jelaskan sesuatu yang tak kelihatan harus kita yakini atau percaya, pakai instrumen apa di tubuh manusia untuk bisa benar-benar Yakin = Percaya akan Nibbana.? Bagaimana caranya.? Sedang setiap benda-benda / manusia yang kita lihat kita cintai, ini pun tidak bisa dipercaya. So.. bagaimana saya mau meyakini Nibbana.? :(