Manusia atau Tuhan?

Started by g.citra, 11 December 2008, 12:49:53 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

g.citra

QuoteMenurut teman2 Tuhan itu apaan toh?
Manusia sering kali mendiskusikan tentang Tuhan, tapi Tuhan kira2 pernah diskusi tentang manusia ga sih?

" O para Bikkhu ada suatu keadaan yang tidak dilahirkan (ajata), tanpa permulaan (abhuta), tak tercipta (akata) dan tanpa kondisi (asamkhata). Jika O para Bikkhu, tidak ada keadaan yang tak dilahirkan, tak bermula, tak tercipta dan tanpa kondisi, suatu keadaan yang melepaskan diri dari kelahiran, permulaan, tercipta dan berkondisi tak mungkin ada di sini. Karena ada suatu keadaan yang tak dilahirkan, tanpa permulaan, tak tercipta dan tanpa kondisi, suatu keadaan yang melepaskan diri dari kelahiran, permulaan, tercipta, berkondisi adalah mungkin "

Itulah "Tuhan" nya saya... Bukan sebuah bentuk ataupun benda ataupun sebuah pribadi (walaupun seberapa istimewanya itu).
Karena apapun yang dilahirkan, bermula, tercipta, dan berkondisi akan mengalami anicca, dukkha dan anatta... :)

QuoteSetahu saya, di Buddhis ada Tuhan, tapi tidak seperti Tuhan yang ada di kepercayaan2 lain.

yup... dah saya bahas diatas tuh (ga tau deh menurut Umat Buddhis yang lain)...  :)

QuoteYang pasti alam semesta terbentuk karena ada sebab. Isinya dan manusia terbentuk juga karena ada sebabnya.

Menurut saya pembahasan mengenai sebab terbentuknya alam semesta hanya sia-sia dan tak bermanfaat bagi perkembangan batin... karena setelah sebabnya ketemu akan muncul sebab-sebab lain terus menerus dan tak ada habisnya...  :)

Mungkin dari teman-teman yang lain ingin menambahkan... monggo bro/sis ...


Namo Buddhaya...  _/\_ ...


Nevada

[at] wahyuhidayah

Ya, saya bisa menerima perbedaan konsep Kuasa Tuhan dengan Hukum Kamma.
Justru itulah letak perbedaannya yang paling mendasar : Hukum Kamma tidak diatur oleh sosok personal, dan sifatnya universal (berlaku bagi semua makhluk).

sukma

#242
Agama Buddha tidak mengaku Tuhan, juga tidak menyangkal Tuhan. Buddhisme tidak berbicara mengenai Tuhan. Buddhisme berbicara mengenai manusia, khususnya mengenai Penderitaan Manusia, dan mau memberi petunjuk konkret-praktis bagaimana manusia dapat hidup dalam situasi ini dan mencapai KEBAHAGIAAN. Buddha adalah seorang Guru, Buddha adalah manusia yang seluruhnya bebas Hukum Karma, tidak berguna mencari Makna atau Arti Karma. Yang penting hanyalah bagaimana manusia dapat membebaskan diri daripadanya.

Nan Mutlak itu bukanlah pribadi, tetapi "Status" keadaan. Dan Buddhisme tidak mau berspekulasi mengenai itu. Sebab dalam arti sesungguhnya tidak ada Apa-Apa. Yang ada hanyalah Perubahan. Maka juga tidak diakui adanya jiwa, karena tidak ada yang tetap, maka juga tidak ada jiwa atau pribadi, tetapi itu pun bukan Ajaran atau Teori, Cuma tidak ada gunanya omong mengenai jiwa. Dan kalau tidak ada pribadi manusia, maka juga tidak bisa dibayangkan suatu pribadi Mutlak yang di sebut Tuhan.

Atau seperti dikatakan dalam pedoman Ajaran Buddhis ; Yang Mutlak (Tuhan) dalam Ajaran Buddhis tidaklah dipandang sebagai suatu pribadi, yang kepada-NYA umat Buddhis memanjatkan doa dan menggantungkan hidupnya........"Yang Mutlak" adalah istilah Falsafah, bukan istilah yang biasa dipakai dalam kehidupan Keagamaan. Dalam kehidupan Keagamaan, "Yang Mutlak" di sebut dengan "Tuhan Yang Maha Esa".....Ajaran Buddhis bersendikan Ketuhanan Yang Maha Esa. Tetapi "kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa" dicapai bukan melalui proses evolusi atau penalaran, melainkan melalui Bodhi (Penerangan Sempurna).

Sejak mulai disampaikannya Dhamma oleh Sang Buddha Gautama, dalam Ajaran Buddhis telah terdapat Ketuhanan Yang Maha Esa. Kiranya perbedaan antara Yang Mutlak(Tuhan) dan Tuhan Yang Maha Esa bisa dipersoalkan. Tetapi perbedaan antara Paham Tuhan yang Filosofis (Objek) dan religius-keagamaan (Subjek)nampaknya amat penting. Dalam refleksi filosofis Paham Tuhan diserkularisasi, bukan "illahi" lagi. Dialog dengan Buddhisme menyentuh inti pokok persoalan (mono)teisme, kalau Tuhan dibuat menjadi Objek, maka Tidak Illahi lagi ; kalau dihayati sebagai Subjek, maka juga tidak lagi mengatasi manusia tercipta.
LEBIH BAIK DIAM.


sobat g-Citra, sewaktu Anda membuat Judul Thread "Manusia dan Tuhan", tentunya Anda bermaksud agar sdr/i kita menyumbang pemahaman tentang "Manusia dan Tuhan" toch.?,saya tidak melihat Anda akan membandingkan pemahaman Tuhan dalam Ajaran Buddhis dengan sdr/i kita yang ber-Iman (Monoo)teisme.

Jadi, bagimana kesimpulan dari Thread ini.? Apa masih MAU kita lanjutkan lagi bagi netter yang mau memberi Pengalaman Illahi sesuai Agamanya masing-masing, sebab buat penganut Ajaran Buddhis berbicara tentang Tuhan bagi Buddhisme telah kita lihat banyak tulisan-tulisan diatas bagaimana Tuhan menurut Ajaran Buddhis.!


sukma

Buat Ryu ; copy paste tentang Mother Teresa dalam hidupnya dengan keberadaan Tuhan nya tidak semudah di mengerti sesuai tulisan copy paste itu. Saya hanya bisa beri konklusi dari proses kemurnian Iman memang begitulah jalannya. Sama halnya dngan Dukkha dalam Ajaran Budda kita, jadi, tidaklah menjadi satu kekecewaan buat Umat Yesus bila membaca tulisan tersebut. :)

g.citra

Quotesobat g-Citra, sewaktu Anda membuat Judul Thread "Manusia dan Tuhan", tentunya Anda bermaksud agar sdr/i kita menyumbang pemahaman tentang "Manusia dan Tuhan" toch.?,saya tidak melihat Anda akan membandingkan pemahaman Tuhan dalam Ajaran Buddhis dengan sdr/i kita yang ber-Iman (Monoo)teisme.

Jadi, bagimana kesimpulan dari Thread ini.? Apa masih MAU kita lanjutkan lagi bagi netter yang mau memberi Pengalaman Illahi sesuai Agamanya masing-masing, sebab buat penganut Ajaran Buddhis berbicara tentang Tuhan bagi Buddhisme telah kita lihat banyak tulisan-tulisan diatas bagaimana Tuhan menurut Ajaran Buddhis.!

Lock...

Namo Buddhaya...  _/\_ ...

g.citra

Maaf, saya unlock kembali thread ini sehubungan ada beberapa pertanyaan yang masih menunggu jawaban...

Semoga bisa dimengerti yah... :hammer: :hammer: :hammer:

Namo Buddhaya...  _/\_ ...

ryu

Quote from: sukma on 19 December 2008, 01:59:39 PM
Buat Ryu ; copy paste tentang Mother Teresa dalam hidupnya dengan keberadaan Tuhan nya tidak semudah di mengerti sesuai tulisan copy paste itu. Saya hanya bisa beri konklusi dari proses kemurnian Iman memang begitulah jalannya. Sama halnya dngan Dukkha dalam Ajaran Budda kita, jadi, tidaklah menjadi satu kekecewaan buat Umat Yesus bila membaca tulisan tersebut. :)
Yang saya pahami, jadilah Tuhan Bagi diri sendiri dan orang lain, jangan mencari Tuhan diluar :)
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

hendrako

Quote from: sukma on 18 December 2008, 11:15:42 PM

Posting dari Hendarko  .

Berdasarkan hanya dari ingatan saya, saya pernah membaca kata2 terakhir santo Thomas Aquinas menjelang detik2 kematian beliau, saya lupa judul bukunya apa, karena sudah lama sekali ...........

Beliau berkata kurang lebih begini," Buang semua buku2 itu (yang dimaksud adalah tulisan beliau sendiri) semuanya tidak berguna, sekarang saya telah benar2 melihat-nya."

Perkataan beliau ini merupakan salah satu faktor yang mendorong saya untuk mencari "tuhan" diluar lingkup alkitab. Seorang tokoh yang begitu disegani, yang menelurkan sangat banyak tulisan yang dinilai sangat berharga (yang bahkan tetap digunakan hingga saat ini sebagai salah satu acuan) sebelum akhir hidupnya menyangkali apa yang ditulisnya sendiri. Sayang sekali, beliau tidak sempat membagikan apa yang beliau maksud dengan melihat-nya............

:o  Berdasarkan hanya dari ingatan saya........saya lupa judul bukunya apa, karena sudah lama sekali ...........

Tidak bijaksana..... :o




:)

Judul bukunya saya benar2 sudah lupa,
Namun apa yang disampaikan oleh Thomas Aquinas (yg tercatat di buku tsb) saya tidak lupa, karena merupakan salah satu faktor yang penting dalam perjalanan "spiritual" saya.

Namun tanggapan saya dapat diabaikan, karena memang saya (sekarang) tidak dapat menunjukkan di buku mana pernyataan ini dapat di cek ulang. Dan, mungkin, hal inilah yang anda anggap tidak bijaksana. Anggap saja saya tidak pernah menyatakannya. Selain itu tanggapan saya memang OOT, nih.

Silakan diskusinya dilanjutkan,

_/\_
yaa... gitu deh

hendrako

Quote from: sukma on 19 December 2008, 01:59:39 PM
Buat Ryu ; copy paste tentang Mother Teresa dalam hidupnya dengan keberadaan Tuhan nya tidak semudah di mengerti sesuai tulisan copy paste itu. Saya hanya bisa beri konklusi dari proses kemurnian Iman memang begitulah jalannya. Sama halnya dngan Dukkha dalam Ajaran Budda kita, jadi, tidaklah menjadi satu kekecewaan buat Umat Yesus bila membaca tulisan tersebut. :)

Kalo menurut saya, yang dialami oleh Bunda Teresa adalah Krisis Iman.
yaa... gitu deh

Reenzia

_/\_ pernyataan anda uda saia anggap bijaksana

sukma

Quote from: g.citra on 19 December 2008, 07:28:03 PM
Maaf, saya unlock kembali thread ini sehubungan ada beberapa pertanyaan yang masih menunggu jawaban...

Semoga bisa dimengerti yah... :hammer: :hammer: :hammer:

Namo Buddhaya...  _/\_ ...

Jadi, tolong di beri rambu-rambu Dialog "Manusia dan Tuhan" ini, karena buat Tuhan di Ajaran Buddhis sdh cukup saya tulis diatas dan sudah saya Pahami. Apa selanjutnya kita berdialog tentang Tuhan (Mono)teisme.?

sukma

Quote from: hendrako on 19 December 2008, 07:40:30 PM
Quote from: sukma on 18 December 2008, 11:15:42 PM

Posting dari Hendarko  .

Berdasarkan hanya dari ingatan saya, saya pernah membaca kata2 terakhir santo Thomas Aquinas menjelang detik2 kematian beliau, saya lupa judul bukunya apa, karena sudah lama sekali ...........

Beliau berkata kurang lebih begini," Buang semua buku2 itu (yang dimaksud adalah tulisan beliau sendiri) semuanya tidak berguna, sekarang saya telah benar2 melihat-nya."

Perkataan beliau ini merupakan salah satu faktor yang mendorong saya untuk mencari "tuhan" diluar lingkup alkitab. Seorang tokoh yang begitu disegani, yang menelurkan sangat banyak tulisan yang dinilai sangat berharga (yang bahkan tetap digunakan hingga saat ini sebagai salah satu acuan) sebelum akhir hidupnya menyangkali apa yang ditulisnya sendiri. Sayang sekali, beliau tidak sempat membagikan apa yang beliau maksud dengan melihat-nya............

:o  Berdasarkan hanya dari ingatan saya........saya lupa judul bukunya apa, karena sudah lama sekali ...........

Tidak bijaksana..... :o




:)

Judul bukunya saya benar2 sudah lupa,
Namun apa yang disampaikan oleh Thomas Aquinas (yg tercatat di buku tsb) saya tidak lupa, karena merupakan salah satu faktor yang penting dalam perjalanan "spiritual" saya.

Namun tanggapan saya dapat diabaikan, karena memang saya (sekarang) tidak dapat menunjukkan di buku mana pernyataan ini dapat di cek ulang. Dan, mungkin, hal inilah yang anda anggap tidak bijaksana. Anggap saja saya tidak pernah menyatakannya. Selain itu tanggapan saya memang OOT, nih.

Silakan diskusinya dilanjutkan,

_/\_

Pernyataan Hendarko sangat saya hormati dan kagumi.!

sukma

Quote from: hendrako on 19 December 2008, 07:51:10 PM
Quote from: sukma on 19 December 2008, 01:59:39 PM
Buat Ryu ; copy paste tentang Mother Teresa dalam hidupnya dengan keberadaan Tuhan nya tidak semudah di mengerti sesuai tulisan copy paste itu. Saya hanya bisa beri konklusi dari proses kemurnian Iman memang begitulah jalannya. Sama halnya dngan Dukkha dalam Ajaran Budda kita, jadi, tidaklah menjadi satu kekecewaan buat Umat Yesus bila membaca tulisan tersebut. :)

Kalo menurut saya, yang dialami oleh Bunda Teresa adalah Krisis Iman.

Mata batin anda tajam.! serta mau bersikap jujur

g.citra

QuoteJadi, tolong di beri rambu-rambu Dialog "Manusia dan Tuhan" ini, karena buat Tuhan di Ajaran Buddhis sdh cukup saya tulis diatas dan sudah saya Pahami.

Bisakah anda menuliskan rambu-rambu apa yang harus dipakai dalam diskusi kita ini? Karena saya sendiri tidak merasa yakin walaupun diberi rambu diskusi ini akan berjalan sesuai rambu tersebut (relatif)...

Namo Buddhaya...  _/\_ ...

sukma

Quote from: g.citra on 19 December 2008, 09:03:45 PM
QuoteJadi, tolong di beri rambu-rambu Dialog "Manusia dan Tuhan" ini, karena buat Tuhan di Ajaran Buddhis sdh cukup saya tulis diatas dan sudah saya Pahami.

Bisakah anda menuliskan rambu-rambu apa yang harus dipakai dalam diskusi kita ini? Karena saya sendiri tidak merasa yakin walaupun diberi rambu diskusi ini akan berjalan sesuai rambu tersebut (relatif)...

Namo Buddhaya...  _/\_ ...

Dulunya saya juga sepaham dengan Anda tentang kita tidak akan taat pada rambu-rambu Dialog untuk saling mencintai dan menghormati perbedaan diantara sdr/i yang tidak se Ajaran dengan kita. Sebab...judul yang di buat Anda telah memaksa kita harus berdialog dengan keluar dari "zona aman" Ajaran Buddhis tentang Tuhan terhadap sdr/i yang beriman (Mono)teisme....