Manusia atau Tuhan?

Started by g.citra, 11 December 2008, 12:49:53 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Reenzia

#210
Quote from: ryu on 18 December 2008, 06:19:49 AM
Quote from: Reenzia on 18 December 2008, 02:11:04 AM
[at] wahyu

yaah...
begitulah......
hanya saja dalam pandangan buddhist, sosok Tuhan secara personal itu tidak ada
karma terjadi bukanlah karena kehendak dari Tuhan, tapi itu memang adalah suatu hukum mutlak, yaitu hukum karma


Bagaimana kalau samakan saja arti karma dengan Tuhan ;D

beda donkkk, Tuhan kan berupa sosok pribadi, kalo karma adalah kemutlakan

[at] sukma

sepertinya saia pun pernah mengatakan [lebih tepat memposting sih] kalo bagi saia pribadi, buddhist tidak tepat disebut agama
karena pada umumnya agama adalah kepercayaan dan keimanan kepada Tuhan secara personal yang menciptakan, menghukum dll
sedangkan dalam buddhist tidak seperti itu

bagi saia buddhist adalah orang-orang yg berpedoman pada dhamma, mau apapun agamanya
buddhist lebih dari sekedar agama, buddhist terlepas dari 'merek' semata

wahyu hidayah

Quote from: Reenzia on 18 December 2008, 08:04:36 PM
Quote from: ryu on 18 December 2008, 06:19:49 AM
Quote from: Reenzia on 18 December 2008, 02:11:04 AM
[at] wahyu

yaah...
begitulah......
hanya saja dalam pandangan buddhist, sosok Tuhan secara personal itu tidak ada
karma terjadi bukanlah karena kehendak dari Tuhan, tapi itu memang adalah suatu hukum mutlak, yaitu hukum karma


Bagaimana kalau samakan saja arti karma dengan Tuhan ;D

beda donkkk, Tuhan kan berupa sosok pribadi, kalo karma adalah kemutlakan

[at] sukma

sepertinya saia pun pernah mengatakan [lebih tepat memposting sih] kalo bagi saia pribadi, buddhist tidak tepat disebut agama
karena pada umumnya agama adalah kepercayaan dan keimanan kepada Tuhan secara personal yang menciptakan, menghukum dll
sedangkan dalam buddhist tidak seperti itu

[qoute]bagi saia buddhist adalah orang-orang yg berpedoman pada dhamma, mau apapun agamanya
buddhist lebih dari sekedar agama, buddhist terlepas dari 'merek' semata

SIIIIIP DAH, emang yang penting ISI & KUALITAS dari pada tetekbengek Merek.

Reenzia

 [at] wahyu

:))

_/\_ semoga bermanfaat

sukma

Posting dari Reenzia

[at] sukma

sepertinya saia pun pernah mengatakan [lebih tepat memposting sih] kalo bagi saia pribadi, buddhist tidak tepat disebut agama
karena pada umumnya agama adalah kepercayaan dan keimanan kepada Tuhan secara personal yang menciptakan, menghukum dll
sedangkan dalam buddhist tidak seperti itu



Apa sudah baca posting saya tadi pagi di bawah ini ;

Re: Manusia atau Tuhan?
« Reply #189 on: Today at 08:40:48 AM »

Kalau Agama di mengerti sebagai "kepercayaan kepada Tuhan dengan Ajaran Kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan itu", Maka Buddhisme terang bukan Agama. Memang ada devosi-devosi untuk Menghormati Sang Buddha dan ada banyak Kuil (Stupa) untuk menghormati patungnya. Namun, dengan semua ini Buddhisme belum menjadi Agama, karena "Kepercayaan kepada Tuhan", dalam arti dan bentuk apapun tidak ada.

Tetapi ini bukan soal Buddhisme, melainkan Masalah DEFENISI....saja.

Perbedaan pokok Ajaran Buddhis dengan Agama Ketuhanan yang Esa ialah ;

Agama Ketuhanan (Agama WAHYU) yang datang dari LUAR diri si penganut

Ajaran Buddhis seluruhnya ditentukan oleh Pengalaman Batin.


Agama WAHYU berpangkal dari panggilan "dari luar", sedangkan titik tolak untuk Ajaran Buddhis adalah Pengalaman Batin. Agama Wahyu menggabungkan diri pada pengalaman Wahyu seorang "Nabi".

Ekspresi Iman adalah bagi Agama WAHYU, seorang Buddhis tidak membutuhkan Ekspresi semacam itu, malah menganggapnya hanya Lahiriah saja, tanpa menyangkut yang Benar. Ekspresi tidak menambahkan apa-apa pada Pengalaman Batin, hanya mengaburkannya.

Minta dikoreksi ya tulisan diatas.

Noted, pagi ini saya akan ke Bandung, jadi diskusi terhalang buat sementara

Reenzia

 [at] sukma

hmmm...tus kenapa?

sukma


Jerry

Ekspresi Iman? Maksudnya? Minta si Iman berekspresi ya? :D

Iman juga ada koq di Buddhism. Dan peranan iman cukup penting, sebagai salah satu kekuatan dlm mengembangkan diri menuju pencerahan. =)

cmiiw

mettacittena
_/\_
appamadena sampadetha

sukma


Posting dari Hendarko  .

Berdasarkan hanya dari ingatan saya, saya pernah membaca kata2 terakhir santo Thomas Aquinas menjelang detik2 kematian beliau, saya lupa judul bukunya apa, karena sudah lama sekali ...........

Beliau berkata kurang lebih begini," Buang semua buku2 itu (yang dimaksud adalah tulisan beliau sendiri) semuanya tidak berguna, sekarang saya telah benar2 melihat-nya."

Perkataan beliau ini merupakan salah satu faktor yang mendorong saya untuk mencari "tuhan" diluar lingkup alkitab. Seorang tokoh yang begitu disegani, yang menelurkan sangat banyak tulisan yang dinilai sangat berharga (yang bahkan tetap digunakan hingga saat ini sebagai salah satu acuan) sebelum akhir hidupnya menyangkali apa yang ditulisnya sendiri. Sayang sekali, beliau tidak sempat membagikan apa yang beliau maksud dengan melihat-nya............

:o  Berdasarkan hanya dari ingatan saya........saya lupa judul bukunya apa, karena sudah lama sekali ...........

Tidak bijaksana..... :o



Reenzia

iman=kepercayaan?
kepercayaan apa sih?

sukma

Quote from: Reenzia on 18 December 2008, 11:16:23 PM
iman=kepercayaan?
kepercayaan apa sih?

Reenzia....apa dengan tulus anda bertanya.? Saya tidak melihat Anda mengikuti thread ini dari awal.

Reenzia

#220
saia hanya bertanya...pertanyaan ini tak perlu dibumbui pertanyaan "apa maksud dibalik pertanyaan Reenzia ?"

bila mau dijawab silahkan
bila tidak juga tidak apa2

wahyu hidayah

Quote from: xuvie on 18 December 2008, 02:21:47 AM
Quote from: wahyu hidayah on 18 December 2008, 02:05:21 AM
Quote from: Reenzia on 18 December 2008, 12:10:59 AM
Quotedalam islam juga mengenal hukum sebab akibat,kami percaya perbuatan apapun, kami akan menerima balasannya[baik/jahat].klu dgn bahasa karma=balasan sepertinya sama,tapi klu umat islam lebih suka menyebutnya balasan drpada karma,kayaknya gak beda2 amat,hanya sbg info.

[at] wahyu

[qoute]nah jadi hasil dari perbuatan adalah dari hukum karma atau diberi balasan oleh Tuhan?
Hasil dari perbuatan itu adalah karma/balasan/tabur-tuai[ditambahi bro hendrako],tapi dikeyakinan kami,karma seseorang Allah yg akan membalasnya dgn adil,menentukan kapan menerimanya,melalui siapa/apa?,& dimana? itu rahasia Tuhan.dan dalam beramal kami diharuskan ikhlas/tulus,baru ada karma yg baik,tapi bila kami beramal,tidak dgn niat yg ikhlas/terpaksa/ada maksud tertentu udang dibalik batu,itu tidak akan mendapat karma yg baik,malah akan sebaliknya karena Tuhan Maha mengetahui setiap pikiran seseorang[dalam persepsi kami].
[qoute]Karena terus menerus mencari sosok dibalik yg memberi (bagi yg merasa diberi) itulah makanya mereka (yg merasa diberi dan mencari2) semakin jauh dr realitas. Dan tidak pernah sampai ke tujuan.[/qoute]
[at] bro xuvie
kami tidak diajarkan tuk mencari keberadaan Tuhan dimana?/seperti apa?kami percaya Tuhan itu ada dimana2[sipatnya yang serba maha]& istilah dlm bahasa kami,Tuhan itu lebih dekat drpada urat nadi dileher kami.semua muslim satu kata tuk itu yg turunkan sampai keterunan sekarang dari kitab kami,TAPIIIII....,DARI BERJUTA2 muslim didunia hanya sebagian terkecil yg bisa merasakan kehadiran Tuhan[NB:Tingkatan dlm islam -+,yaitu umat awam=muslim biasa/keturunan doang[trmasuk saya disini],orang alim=orang/umat yg mengerti isi kitab suci&hukum islam,alim ulama/kyai=orang yg mengerti isi &hukum dlm islam serta taat menjalankan perintah Tuhan,para syufi/orang suci=orang yg sudah tidak mementingkan kehidupan duniawi&hanya senantiasa berzikir menyebut nama Tuhan dlm setiap tarikan nafasnya.

Kalau dlm Buddhism, mengenai kapan, melalui siapa/apa, di mana, de-el-el itu adlh proses dr Hukum Kamma yg sangat ruwet. Jd kita tidak berusaha mencari tahu. Dlm poin ini, hasil positif yg dirasakan adalah sama yaitu ketabahan dan sikap pasrah dan berusaha menanamkan kebajikan.
[qoute]Hanya saja ketabahan, kepasrahan dan kebajikan yg dilakukan pihak 1 berasal dr rasa yg berkembang dlm diri, berlandaskan pd diri (bukan riya, melainkan sikap apa adanya).
Sedangkan ketabahan, kepasrahan dan kebajikan yg dilakukan yg 1 lagi berasal dr ketergantungan pd makhluk lain di luar diri.[/qoute]ketabahan,kepasrahan & kebajikan kami bukan bergantung pada mahluk lain[maksudnya Tuhan kan]diluar diri kami,kami hanya diberitahukan bahwa setiap amal baik/kejahatan kami akan ada balasan/karma sebesar/sekecil amal baik/kejahatan yg kami lakukan.DAN POIN PENTING dlm berbuat baik kami ditekankan harus ikhlas karena perintah Tuhan tuk saling menolong[menyebarkan cinta kasih yg tulus],DAN APABILA KAMI dlm berbuat baik,ada unsur RIAK[INGIN DIPUJI],SOMBONG,TERPAKSA[wlupun tidak terucap],maka karma jeleklah yg akan diterimanya.

cmiiw..

Mettacittena
_/\_

wahyu hidayah

Quote from: xuvie on 18 December 2008, 02:21:47 AM
Quote from: wahyu hidayah on 18 December 2008, 02:05:21 AM
Quote from: Reenzia on 18 December 2008, 12:10:59 AM
Quotedalam islam juga mengenal hukum sebab akibat,kami percaya perbuatan apapun, kami akan menerima balasannya[baik/jahat].klu dgn bahasa karma=balasan sepertinya sama,tapi klu umat islam lebih suka menyebutnya balasan drpada karma,kayaknya gak beda2 amat,hanya sbg info.

[at] wahyu

[qoute]nah jadi hasil dari perbuatan adalah dari hukum karma atau diberi balasan oleh Tuhan?
Hasil dari perbuatan itu adalah karma/balasan/tabur-tuai[ditambahi bro hendrako],tapi dikeyakinan kami,karma seseorang Allah yg akan membalasnya dgn adil,menentukan kapan menerimanya,melalui siapa/apa?,& dimana? itu rahasia Tuhan.dan dalam beramal kami diharuskan ikhlas/tulus,baru ada karma yg baik,tapi bila kami beramal,tidak dgn niat yg ikhlas/terpaksa/ada maksud tertentu udang dibalik batu,itu tidak akan mendapat karma yg baik,malah akan sebaliknya karena Tuhan Maha mengetahui setiap pikiran seseorang[dalam persepsi kami].
[qoute]Karena terus menerus mencari sosok dibalik yg memberi (bagi yg merasa diberi) itulah makanya mereka (yg merasa diberi dan mencari2) semakin jauh dr realitas. Dan tidak pernah sampai ke tujuan.[/qoute]
[at] bro xuvie
kami tidak diajarkan tuk mencari keberadaan Tuhan dimana?/seperti apa?kami percaya Tuhan itu ada dimana2[sipatnya yang serba maha]& istilah dlm bahasa kami,Tuhan itu lebih dekat drpada urat nadi dileher kami.semua muslim satu kata tuk itu yg turunkan sampai keterunan sekarang dari kitab kami,TAPIIIII....,DARI BERJUTA2 muslim didunia hanya sebagian terkecil yg bisa merasakan kehadiran Tuhan[NB:Tingkatan dlm islam -+,yaitu umat awam=muslim biasa/keturunan doang[trmasuk saya disini],orang alim=orang/umat yg mengerti isi kitab suci&hukum islam,alim ulama/kyai=orang yg mengerti isi &hukum dlm islam serta taat menjalankan perintah Tuhan,para syufi/orang suci=orang yg sudah tidak mementingkan kehidupan duniawi&hanya senantiasa berzikir menyebut nama Tuhan dlm setiap tarikan nafasnya.

Kalau dlm Buddhism, mengenai kapan, melalui siapa/apa, di mana, de-el-el itu adlh proses dr Hukum Kamma yg sangat ruwet. Jd kita tidak berusaha mencari tahu. Dlm poin ini, hasil positif yg dirasakan adalah sama yaitu ketabahan dan sikap pasrah dan berusaha menanamkan kebajikan.
[qoute]Hanya saja ketabahan, kepasrahan dan kebajikan yg dilakukan pihak 1 berasal dr rasa yg berkembang dlm diri, berlandaskan pd diri (bukan riya, melainkan sikap apa adanya).
Sedangkan ketabahan, kepasrahan dan kebajikan yg dilakukan yg 1 lagi berasal dr ketergantungan pd makhluk lain di luar diri.[/qoute]ketabahan,kepasrahan & kebajikan kami bukan bergantung pada mahluk lain[maksudnya Tuhan kan]diluar diri kami,kami hanya diberitahukan bahwa setiap amal baik/kejahatan kami akan ada balasan/karma sebesar/sekecil amal baik/kejahatan yg kami lakukan.DAN POIN PENTING dlm berbuat baik kami ditekankan harus ikhlas karena perintah Tuhan tuk saling menolong[menyebarkan cinta kasih yg tulus],DAN APABILA KAMI dlm berbuat baik,ada unsur RIAK[INGIN DIPUJI],SOMBONG,TERPAKSA[wlupun tidak terucap],maka karma jeleklah yg akan diterimanya.

cmiiw..

Mettacittena
_/\_
Quote from: upasaka on 18 December 2008, 08:55:02 AM
Quote from: wahyu hidayah on 18 December 2008, 02:05:21 AM
Quote from: Reenzia on 18 December 2008, 12:10:59 AM
Quotedalam islam juga mengenal hukum sebab akibat,kami percaya perbuatan apapun, kami akan menerima balasannya[baik/jahat].klu dgn bahasa karma=balasan sepertinya sama,tapi klu umat islam lebih suka menyebutnya balasan drpada karma,kayaknya gak beda2 amat,hanya sbg info.

[at] wahyu

[qoute]nah jadi hasil dari perbuatan adalah dari hukum karma atau diberi balasan oleh Tuhan?
Hasil dari perbuatan itu adalah karma/balasan/tabur-tuai[ditambahi bro hendrako],tapi dikeyakinan kami,karma seseorang Allah yg akan membalasnya dgn adil,menentukan kapan menerimanya,melalui siapa/apa?,& dimana? itu rahasia Tuhan.dan dalam beramal kami diharuskan ikhlas/tulus,baru ada karma yg baik,tapi bila kami beramal,tidak dgn niat yg ikhlas/terpaksa/ada maksud tertentu udang dibalik batu,itu tidak akan mendapat karma yg baik,malah akan sebaliknya karena Tuhan Maha mengetahui setiap pikiran seseorang[dalam persepsi kami].

Kalau dalam Agama Islam, buah perbuatan buruk mungkin dikenal dengan istilah azab, sedangkan buah perbuatan baik mungkin dikenal dengan istilah rizki. CMIIW...

Dalam Buddhisme, buah perbuatan (baik maupun buruk) dikenal dengan istilah vipaka. Vipaka adalah buah / akibat, sedangkan kamma (karma) adalah perbuatan / aksi. Kami melihat vipaka ini adalah objek yang netral, bukannya baik juga bukannya buruk. Hanya persepsi kita yang memilahnya menjadi satu hukuman atau satu anugerah. Namun berdasarkan efek yang ditimbulkannya, maka kami memberi penjelasan berupa vipaka baik ataupun vipaka buruk agar terlihat jelas kontekstualnya.

[qoute]Perbedaan di antara Hukum Kamma dengan Kuasa Tuhan terletak di posisi mayor-nya. Hukum Kamma tidak diatur oleh pribadi yang kuasa, hukum ini berjalan sendiri karena itu sifat alamiah kehidupan. Sama seperti Hukum Gravitasi dan rotasi Planet Bumi, itu semua berjalan dengan sendirinya. Bukan Tuhan atau Dewa yang mengatur atau menjalankannya. Dalam konsep Kuasa Tuhan, hukuman atau hadiah diberikan atas kehendak Tuhan. Selama ini justru konsep Kuasa Tuhan ini agak diskriminasi. Karena jika konsep ini memang benar ada, maka Tuhan benar menunjukkan hukuman untuk orang2 yang tidak disukai-Nya, dan hadiah untuk orang yang disukai-Nya. Hal ini tidak terjadi di Hukum Kamma. Hukum Kamma itu adil dan universal, tidak hanya bagi manusia namun bagi semua makhluk. Apakah Anda mengenal konsep Tuhan menghukum seekor lalat atau memberi anugerah pada seekor semut di Agama Anda?  :)[/qoute]
saya perjelas persepsinya,Tuhan[dlm agama kami] tidak menghukum manusia[hukum Tuhan hanya berlaku pada mahluknya yg berakal budi],&Tuhan tidak pernah menghukum/memberi berdasarkan suka/tidak suka/pilih kasih,tapi berdasarkan KAMMA/KARMA[saya pinjam bahasanya].Tuhan menciptakan hukum didunia tuk manusia,DAN SEKALI LAGI TUHAN TIDAK PERNAH MENGHUKUM UMATNYA.TUHAN hanya berkata"-+ Wahai ummatku,bila kalian berjalan pd jalan kebajikan/berbuat baik[pd semua mahluk hidup dibumi,termasuk lingkungan/alam],maka VIPAKA yg baik akan kalian terima.TAPI bila kalian berjalan dijalan yg salah/berbuat jahat[pd..."sama"],maka VIPAKA yg jahat yg akan kalian terima.[NB:Pemerintah membuat hukum,bukan tuk menghukum warganya,tapi agar teratur,dan yg salah akan dihukum agar dia sadar bahwa ia melanggar hukum&tidak salah lagi].SAYA pakai bahasa dlm Buddhis agar dimengerti persamaannya.

Jerry

[at] wahyu..
jawabnya jgn dlm quote dong.. mana kalo quote tulisan kecil2 gt.. kasian mata nih. masih mao dipake trus rencana didonorin buat org laen kalo dah mati :P
masa donorin mata yg ngga sehat lg? ^-^

ya.. tau koq ayat quran yg berkata "Barangsiapa yg Ku cintai, sesungguhnya Aku berada lebih deket dgnnya dibanding urat nadi lehernya sendiri" kan? Dan juga "Barangsiapa mendekat sejengkal pada-Ku, Aku mendekatinya sehasta.."
Nah.. justru itulah, masih terlalu banyak konsep ttg Tuhan, krn itupula sperti yg wahyu katakan dr berjuta2, hanya sedikit sekali yg merasakan kehadiran-Nya, selebihnya hanya berilusi-ria dgn IMAN-jinasinya.

Tentang kepasrahan dan kebajikan yg dilakukan, jika tdk bergantung pd Tuhan. Maka apa gunanya beriman pd Dia (menjadi umat-Nya)? Justru karena percaya bhw kebajikan/kejahatan yg dilakukan ada balasan dr-Nya, maka umatnya menjadi pasrah dan berusaha menanamkan kebajikan. Gitu kan? Lha.. berarti krn makhluk lain diluar diri dong?
Plus kata2 "POIN PENTING dlm berbuat baik kami ditekankan harus ikhlas karena perintah Tuhan tuk saling menolong.."
Oke saya setuju bahwa sikap yg ditimbulkan adlh positif dan wajib dikembangkan. Tp kata yg di bold itu menekankan lg bhw penggerak itu berasal dr luar diri kan?

Sedangkan point of view pihak 1 lg, yaitu berpandangan bhw:
dilahirkan oleh karma (perbuatan) sendiri, bergantung pd karma sendiri, berhubungan dgn karma sendiri, terlindung oleh karma sendiri, apapun karma yg dilakukan, baik atau buruk, itulah yg akan diwarisi.
Begitulah Hukum Karma bekerja sesuai aksi-reaksi, tanpa perlu ada sosok yg mengatur, atau Hukum Karma itu yg menentukan..
Jadi semua kembali lagi pd diri sendiri, melihat dan mencari ke dalam, alih-alih mencari ke luar.

Semoga sampai di sini bisa dimengerti. :)

mettacittena
_/\_
appamadena sampadetha

wahyu hidayah

Quote from: xuvie on 18 December 2008, 02:21:47 AM
Quote from: wahyu hidayah on 18 December 2008, 02:05:21 AM
Quote from: Reenzia on 18 December 2008, 12:10:59 AM
Quotedalam islam juga mengenal hukum sebab akibat,kami percaya perbuatan apapun, kami akan menerima balasannya[baik/jahat].klu dgn bahasa karma=balasan sepertinya sama,tapi klu umat islam lebih suka menyebutnya balasan drpada karma,kayaknya gak beda2 amat,hanya sbg info.

[at] wahyu

[qoute]nah jadi hasil dari perbuatan adalah dari hukum karma atau diberi balasan oleh Tuhan?
Hasil dari perbuatan itu adalah karma/balasan/tabur-tuai[ditambahi bro hendrako],tapi dikeyakinan kami,karma seseorang Allah yg akan membalasnya dgn adil,menentukan kapan menerimanya,melalui siapa/apa?,& dimana? itu rahasia Tuhan.dan dalam beramal kami diharuskan ikhlas/tulus,baru ada karma yg baik,tapi bila kami beramal,tidak dgn niat yg ikhlas/terpaksa/ada maksud tertentu udang dibalik batu,itu tidak akan mendapat karma yg baik,malah akan sebaliknya karena Tuhan Maha mengetahui setiap pikiran seseorang[dalam persepsi kami].
[qoute]Karena terus menerus mencari sosok dibalik yg memberi (bagi yg merasa diberi) itulah makanya mereka (yg merasa diberi dan mencari2) semakin jauh dr realitas. Dan tidak pernah sampai ke tujuan.[/qoute]
[at] bro xuvie
kami tidak diajarkan tuk mencari keberadaan Tuhan dimana?/seperti apa?kami percaya Tuhan itu ada dimana2[sipatnya yang serba maha]& istilah dlm bahasa kami,Tuhan itu lebih dekat drpada urat nadi dileher kami.semua muslim satu kata tuk itu yg turunkan sampai keterunan sekarang dari kitab kami,TAPIIIII....,DARI BERJUTA2 muslim didunia hanya sebagian terkecil yg bisa merasakan kehadiran Tuhan[NB:Tingkatan dlm islam -+,yaitu umat awam=muslim biasa/keturunan doang[trmasuk saya disini],orang alim=orang/umat yg mengerti isi kitab suci&hukum islam,alim ulama/kyai=orang yg mengerti isi &hukum dlm islam serta taat menjalankan perintah Tuhan,para syufi/orang suci=orang yg sudah tidak mementingkan kehidupan duniawi&hanya senantiasa berzikir menyebut nama Tuhan dlm setiap tarikan nafasnya.

Kalau dlm Buddhism, mengenai kapan, melalui siapa/apa, di mana, de-el-el itu adlh proses dr Hukum Kamma yg sangat ruwet. Jd kita tidak berusaha mencari tahu. Dlm poin ini, hasil positif yg dirasakan adalah sama yaitu ketabahan dan sikap pasrah dan berusaha menanamkan kebajikan.
[qoute]Hanya saja ketabahan, kepasrahan dan kebajikan yg dilakukan pihak 1 berasal dr rasa yg berkembang dlm diri, berlandaskan pd diri (bukan riya, melainkan sikap apa adanya).
Sedangkan ketabahan, kepasrahan dan kebajikan yg dilakukan yg 1 lagi berasal dr ketergantungan pd makhluk lain di luar diri.[/qoute]ketabahan,kepasrahan & kebajikan kami bukan bergantung pada mahluk lain[maksudnya Tuhan kan]diluar diri kami,kami hanya diberitahukan bahwa setiap amal baik/kejahatan kami akan ada balasan/karma sebesar/sekecil amal baik/kejahatan yg kami lakukan.DAN POIN PENTING dlm berbuat baik kami ditekankan harus ikhlas karena perintah Tuhan tuk saling menolong[menyebarkan cinta kasih yg tulus],DAN APABILA KAMI dlm berbuat baik,ada unsur RIAK[INGIN DIPUJI],SOMBONG,TERPAKSA[wlupun tidak terucap],maka karma jeleklah yg akan diterimanya.

cmiiw..

Mettacittena
_/\_
Quote from: upasaka on 18 December 2008, 08:55:02 AM
Quote from: wahyu hidayah on 18 December 2008, 02:05:21 AM
Quote from: Reenzia on 18 December 2008, 12:10:59 AM
Quotedalam islam juga mengenal hukum sebab akibat,kami percaya perbuatan apapun, kami akan menerima balasannya[baik/jahat].klu dgn bahasa karma=balasan sepertinya sama,tapi klu umat islam lebih suka menyebutnya balasan drpada karma,kayaknya gak beda2 amat,hanya sbg info.

[at] wahyu

[qoute]nah jadi hasil dari perbuatan adalah dari hukum karma atau diberi balasan oleh Tuhan?
Hasil dari perbuatan itu adalah karma/balasan/tabur-tuai[ditambahi bro hendrako],tapi dikeyakinan kami,karma seseorang Allah yg akan membalasnya dgn adil,menentukan kapan menerimanya,melalui siapa/apa?,& dimana? itu rahasia Tuhan.dan dalam beramal kami diharuskan ikhlas/tulus,baru ada karma yg baik,tapi bila kami beramal,tidak dgn niat yg ikhlas/terpaksa/ada maksud tertentu udang dibalik batu,itu tidak akan mendapat karma yg baik,malah akan sebaliknya karena Tuhan Maha mengetahui setiap pikiran seseorang[dalam persepsi kami].

Kalau dalam Agama Islam, buah perbuatan buruk mungkin dikenal dengan istilah azab, sedangkan buah perbuatan baik mungkin dikenal dengan istilah rizki. CMIIW...

Dalam Buddhisme, buah perbuatan (baik maupun buruk) dikenal dengan istilah vipaka. Vipaka adalah buah / akibat, sedangkan kamma (karma) adalah perbuatan / aksi. Kami melihat vipaka ini adalah objek yang netral, bukannya baik juga bukannya buruk. Hanya persepsi kita yang memilahnya menjadi satu hukuman atau satu anugerah. Namun berdasarkan efek yang ditimbulkannya, maka kami memberi penjelasan berupa vipaka baik ataupun vipaka buruk agar terlihat jelas kontekstualnya.

Perbedaan di antara Hukum Kamma dengan Kuasa Tuhan terletak di posisi mayor-nya. Hukum Kamma tidak diatur oleh pribadi yang kuasa, hukum ini berjalan sendiri karena itu sifat alamiah kehidupan. Sama seperti Hukum Gravitasi dan rotasi Planet Bumi, itu semua berjalan dengan sendirinya. Bukan Tuhan atau Dewa yang mengatur atau menjalankannya. Dalam konsep Kuasa Tuhan, hukuman atau hadiah diberikan atas kehendak Tuhan. Selama ini justru konsep Kuasa Tuhan ini agak diskriminasi. Karena jika konsep ini memang benar ada, maka Tuhan benar menunjukkan hukuman untuk orang2 yang tidak disukai-Nya, dan hadiah untuk orang yang disukai-Nya. Hal ini tidak terjadi di Hukum Kamma. Hukum Kamma itu adil dan universal, tidak hanya bagi manusia namun bagi semua makhluk. Apakah Anda mengenal konsep Tuhan menghukum seekor lalat atau memberi anugerah pada seekor semut di Agama Anda?  :)
[qoute]
Quote from: ryu on 18 December 2008, 08:45:14 AM
Mbak, wahyu tuh anggota DC yang baru gabung, bukannya nabi juga bukan agama :))
EEH klu gitu salam kenal Sis Ryu dari saya.Yup saya baru gabung di DC. NABI bukan agama,tapi Utusan Tuhan di dunia tuk menyampaikan TTNG kebesaran Tuhan & hukum2NYA pada umat manusia yg mau memPercayaiNYA.BTW yg dimaksud Mbak siapa tu Ryu? & masih tersesat aja dari kemarin!