News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

Tentang Membunuh

Started by K.K., 28 February 2014, 11:53:31 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

btj

Quote from: Kainyn_Kutho on 28 February 2014, 11:53:31 AM
Yang umum beredar tentang uraian pembunuhan (panatipata) adalah:
1. Ada makhluk hidup
2. Mengetahui adanya makhluk tersebut
3. Niat untuk membunuh
4. Tindakan membunuh dilakukan
5. Makhluk yang dimaksud mati oleh tindakan pembunuhan itu
NB: Referensinya lupa, kalau ada yang tahu mungkin bisa bantu

Yang ingin saya tanyakan apakah istilah "membunuh" ini mencakup semua tindakan sadar mengetahui konsekwensi 'jika saya lakukan tindakan ini, maka makhluk ini akan mati', ataukah ada pengecualian yang berdasarkan faktor lain?



Jika rujukannya adalah pada kelima poin tersebut, dengan asumsi poin ke-4nya berlaku sama baik dilakukan langsung oleh diri sendiri maupun melalui perantara, maka saya setuju bahwa kasus dalam film tersebut dikategorikan sebagai pembunuhan.

btj

Sy rasa asalkan terpenuhi kelima poin tersebut, maka sudah pasti dikategorikan pembunuhan.

dilbert

Quote from: will_i_am on 17 March 2014, 06:13:31 PM
lucu yah gimana orang mempertahankan prinsip ga boleh bohong sampe harus mati..
kalau kejadian sebenarnya terjadi, entah bisa seperti itu ato enggak ??? ???

Bodhisatva melakukan hal itu...
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

dilbert

Quote from: Kainyn_Kutho on 19 March 2014, 09:48:14 AM
Saya ingat beberapa tahun lalu ada kasus anak percaya pada satu ajaran yang mengatakan jika ia membunuh orangtuanya dengan cara tertentu, maka berarti telah membantu menyeberangkan mereka ke sorga dan dia sendiri sudah berbakti. Kemudian dengan citta "menyeberangkan ortu dari penderitaan di dunia ini langsung ke sorga" menghujam kapak ke leher orangtuanya dan mati.

Apakah itu citta 'membunuh' atau bukan?


ajaran yang mana ?
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

cumi polos

Quote3. Niat untuk membunuh

org yg cintanya ditolak trus bunuh diri kan sulit ditentukan.....
  apakah cowok nya punya niat atao tidak ?... bagaimana penolakannya...
  bagaimana  peluang yg diberikan... dst dst ^-^
merryXmas n happyNewYYYY 2018

dilbert

Quote from: cumi polos on 19 March 2014, 12:37:37 PM
org yg cintanya ditolak trus bunuh diri kan sulit ditentukan.....
  apakah cowok nya punya niat atao tidak ?... bagaimana penolakannya...
  bagaimana  peluang yg diberikan... dst dst ^-^

yah urusannya dengan citta masing-masing... dan menurut "kabar" hanya seorang sammasambuddha yang pasti bisa menentukan citta makhluk lain.
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Rico Tsiau

Quote from: dilbert on 19 March 2014, 03:36:10 PM
yah urusannya dengan citta masing-masing... dan menurut "kabar" hanya seorang sammasambuddha yang pasti bisa menentukan citta makhluk lain.

mungkin maksudnya bukan menentukan, tapi mengetahui.

CMIIW

kullatiro

#97
Quote from: will_i_am on 17 March 2014, 06:13:31 PM
lucu yah gimana orang mempertahankan prinsip ga boleh bohong sampe harus mati..
kalau kejadian sebenarnya terjadi, entah bisa seperti itu ato enggak ??? ???

tidak bisa menggeneralisasikan semua kasus seperti itu, ini ada hubungan dengan latihan latihan dhamma (yang mungkin berpuluh puluh ribu kelahiran  hingga seperti butiran butiran pasir yang tersebar di pantai) dan tingkat percepition [ (citta) hasil latihan dari puluhan ribu kelahiran hingga seperti butiran butiran pasir yang tersebar di pantai] dari mahluk yang melakukan nya, misalnya di tipitaka ada yang bunuh diri sebelum ajal tiba bisa mencapai tingkat tingkat kesucian hinga mencapai tingkat Arahat, apakah hal ini bisa di tiru bila di tiru kemungkunan bukan mencapai kesucian malah jatuh dalam neraka.

kullatiro

#98
Quote from: melody on 14 March 2014, 10:20:00 AM
misalnya orang pertama ngumpet di dekat tempat kita, dan orang kedua berkata heh tau ga di mana orang itu, saya mau bunuh dia sudah menipu saya. Kita sudah menyarankan agar lepaskan orang pertama saja tapi tidak berhasil, sehingga hanya ada opsi.
opsi 1: Saya tidak boleh berbohong nanti dapat karma buruk. Saya terpaksa harus memberitahu orang ini, itu adalah karmanya sendiri menipu orang bukan urusan saya.

opsi 2: Saya harus berbohong bila tidak akan terjadi pembunuhan.

opsi3: lari seribu langkah (smoga tidak membuat ia curiga dan mengejar)

opsi 4: diam seribu bahasa (mungkin akan membuat ia emosi, slh2 pisaunya melayang)

Menurut om dilbert opsi manakah yg terbaik?



wa akan mengambil opsi ke 2, wa pikir wa rela menanggung kamma berbohong demi melindungi hak hidup orang tersebut juga mencegah terjadi nya pembunuhan yang mana kamma melakukan pembunuh lebih berat tentu nya daripada kamma dari berbohong; perbuatan (dalam hal ini orang bisa mengatakan sebuah kesalahan atau noda) yang di lakukan dengan sengaja untuk mencegah kesalahan yang lebih besar yang tidak di sadari sang pelakunya.


seingat ku seorang  sammasambuddha mempunyai sebuah abinya (uphagataka kamma, lupa lupa ingat) yang dapat menghancurkan kamma buruk sesorang seperti kejadian Angulimala dimana sang Buddha hadir lebih dulu dari sang ibu angulimala hingga angulimala tidak sampai membunuh ibunya sendiri (hingga tidak terjadi akusala garuka kamma dalam hal ini membunuh orangtua) dan dengan cara nya Sang Buddha berhasil membawa Angulima kembali ke jalan yang benar dan mampu membuatnya mencapai tingkat kesucian.

will_i_am

Quote from: dilbert on 19 March 2014, 11:29:52 AM
Bodhisatva melakukan hal itu...
apakah kualitas kita setara bodhisattva? entah dengan anda, tapi saya tidak...
Quote from: kullatiro on 19 March 2014, 07:28:43 PM
tidak bisa menggeneralisasikan semua kasus seperti itu, ini ada hubungan dengan latihan latihan dhamma (yang mungkin berpuluh puluh ribu kelahiran  hingga seperti butiran butiran pasir yang tersebar di pantai) dan tingkat percepition [ (citta) hasil latihan dari puluhan ribu kelahiran hingga seperti butiran butiran pasir yang tersebar di pantai] dari mahluk yang melakukan nya, misalnya di tipitaka ada yang bunuh diri sebelum ajal tiba bisa mencapai tingkat tingkat kesucian hinga mencapai tingkat Arahat, apakah hal ini bisa di tiru bila di tiru kemungkunan bukan mencapai kesucian malah jatuh dalam neraka.
benar sekali om, banyak orang yang ngikut2 tindakan bodhisattva atau arahant, padahal kualitas batinnya beda, maka yang ada malah celaka...
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

dilbert

Quote from: kullatiro on 19 March 2014, 08:06:57 PM
wa akan mengambil opsi ke 2, wa pikir wa rela menanggung kamma berbohong demi melindungi hak hidup orang tersebut juga mencegah terjadi nya pembunuhan yang mana kamma melakukan pembunuh lebih berat tentu nya daripada kamma dari berbohong; perbuatan (dalam hal ini orang bisa mengatakan sebuah kesalahan atau noda) yang di lakukan dengan sengaja untuk mencegah kesalahan yang lebih besar yang tidak di sadari sang pelakunya.


seingat ku seorang  sammasambuddha mempunyai sebuah abinya (uphagataka kamma, lupa lupa ingat) yang dapat menghancurkan kamma buruk sesorang seperti kejadian Angulimala dimana sang Buddha hadir lebih dulu dari sang ibu angulimala hingga angulimala tidak sampai membunuh ibunya sendiri (hingga tidak terjadi akusala garuka kamma dalam hal ini membunuh orangtua) dan dengan cara nya Sang Buddha berhasil membawa Angulima kembali ke jalan yang benar dan mampu membuatnya mencapai tingkat kesucian.

Jika begitu, kenapa Buddha tidak berhasil "mencegah" Raja Vitatubha untuk memusnahkan Suku Sakya karena dendam-nya ?
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

The Ronald

Quote from: kullatiro on 19 March 2014, 08:06:57 PM

seingat ku seorang  sammasambuddha mempunyai sebuah abinya (uphagataka kamma, lupa lupa ingat) yang dapat menghancurkan kamma buruk sesorang seperti kejadian Angulimala dimana sang Buddha hadir lebih dulu dari sang ibu angulimala hingga angulimala tidak sampai membunuh ibunya sendiri (hingga tidak terjadi akusala garuka kamma dalam hal ini membunuh orangtua) dan dengan cara nya Sang Buddha berhasil membawa Angulima kembali ke jalan yang benar dan mampu membuatnya mencapai tingkat kesucian.

pertanyaan..
1. apakah seseorg blm membunuh org tuanya..sudah memiliki kamma (perbuatan) buruk akibat membunuh orgtua nya?
2. jika tidak.. trus katanya sang Buddha dpt menghancurkan kamma buruk seseorg..kamma buruk mana yg di hancurkan?
...

juanpedro

tanya,
posisi pancasila dalam Buddhisme apakah sama dengan posisi 10 commandments di agama tetangga? ;D

kullatiro

Quote from: The Ronald on 20 March 2014, 03:12:05 PM
pertanyaan..
1. apakah seseorg blm membunuh org tuanya..sudah memiliki kamma (perbuatan) buruk akibat membunuh orgtua nya?
2. jika tidak.. trus katanya sang Buddha dpt menghancurkan kamma buruk seseorg..kamma buruk mana yg di hancurkan?

mungkin yang di maksud adalah kamma buruk yang menghalangi seseorang untuk mencapai tingkat tingkat kesucian seperti YA Angulimala ini kan sudah membunuh 999 orang tinggal satu orang lagi untuk menggenapi kalung jari manusia.

The Ronald

#104
jd sekarang menurut mu..krn membunuh 999 org maka jd penghalang mencapai tingkat kesician.. dan kamma itu lah yg hapus?? klo baca di suttanya..kamma itu pun akhirnya sempat berbuah....

di buddhist yg benar2 menghalagi cuma garuka kamma... membunuh 999 org sebelumnya tidak termasuk garuka kamma...

AN 5
129 (9) Luka

"Para bhikkhu, ada lima luka ini yang tidak dapat disembuhkan<1128> mengarah menuju alam sengsara; yang mengarah menuju neraka. Apakah lima ini? Seseorang membunuh ibunya; ia membunuh ayahnya; ia membunuh seorang Arahant; dengan pikiran kebencian ia melukai Sang Tathāgata hingga berdarah; ia memecah belah Saṅgha. Ini adalah kelima luka itu yang tidak dapat disembuhkan." [147]

jd tentu 999 org sebelumnya bukan halangan...


klo bisa di "cabut" maka ga akan ada kalimat ini di DN 2

Kemudian Raja Ajātasattu, senang dan gembira atas kata-kata ini, bangkit dari duduknya, memberi hormat kepada Sang Bhagavā, dan pergi dengan sisi kanannya menghadap Sang Bhagavā.

102. Segera setelah Raja pergi, [86] Sang Bhagavā berkata: 'Sang Raja telah hancur, takdirnya telah tertutup![49] Tetapi jika Sang Raja tidak melenyapkan ayahnya, seorang yang baik dan seorang raja, maka sewaktu ia duduk di sana, Mata-Dhamma[50] yang murni tanpa noda akan muncul dalam dirinya.'
Demikianlah Sang Bhagavā berkata, dan para bhikkhu, senang, gembira mendengar kata-kata-Nya.
...