Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.

Started by bond, 08 June 2009, 01:34:35 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

ryu

Quote from: Kainyn_Kutho on 09 June 2009, 11:52:25 AM
Sebetulnya yang saya tanyakan bukan yang mana yang benar, tetapi bagaimana umat Buddha menyikapinya.


[at]  naviscope
Selama saya baca, memang banyak perbedaan-perbedaan begitu baik besar maupun kecil, tapi tidak mencatatnya karena memang saya baca bukan dengan tujuan nyari2 kesalahan.

Setahu saya, tidak ada kitab suci yang sempurna, pasti semua ada cacatnya. Yang membuat perbedaan adalah bagaimana suatu ajaran menyikapi kitab sucinya.
Ada yang menganggap mutlak, kalau orang lain mempertanyakan, berarti harus dikutuk.
Ada yang menganggap pasti benar, sehingga pihak tertentu memilih menyalahkan ilmu pengetahuan daripada meragukan kitabnya.
Ada lagi yang memilih membenarkan kitabnya, sehingga tafsiran dicocok-cocokkan dengan kebenaran yang diakui.
Nah, saya mau tahu bagaimana umat Theravada menyikapi kenyataan ini.


+ ada yang sudah diberitahu malah menunjukan bahwa ajaran lain pun juga ada yang salah :))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Indra

Quote from: Kainyn_Kutho on 09 June 2009, 03:38:20 PM
[at]  Indra & ryu

Kalo seandainya kemudian ada orang bertanya, "udah tahu salah kok masih beragama Buddha?", gimana kalian menyikapi pertanyaan itu?

kalau terbukti salah semua terutama ajaran essentialnya, maka saya tentu tidak beragama buddha lagi

ryu

Quote from: Kainyn_Kutho on 09 June 2009, 03:38:20 PM
[at]  Indra & ryu

Kalo seandainya kemudian ada orang bertanya, "udah tahu salah kok masih beragama Buddha?", gimana kalian menyikapi pertanyaan itu?
balik lagi ke basic dong, ajaran Buddha paling2 mendasar apa, saya rasa bukan untuk membenarkan hal2 yang belum tentu benar, ajaran dasar itu yang terpenting yaitu 4KM da JMB8.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

K.K.

Quote from: Indra on 09 June 2009, 03:42:47 PM
Quote from: Kainyn_Kutho on 09 June 2009, 03:38:20 PM
[at]  Indra & ryu

Kalo seandainya kemudian ada orang bertanya, "udah tahu salah kok masih beragama Buddha?", gimana kalian menyikapi pertanyaan itu?

kalau terbukti salah semua terutama ajaran essentialnya, maka saya tentu tidak beragama buddha lagi

Bukan, bukan ajaran intinya, tetapi di kitabnya. Mayoritas orang tidak mengakui kalau kitab agamanya ada berisi kekeliruan. Sekarang ada yang mengakui bahwa ada kekeliruan (bukan ajaran, tetapi penulisan) tapi kok masih beragama itu?

K.K.

Quote from: ryu on 09 June 2009, 03:40:27 PM
Quote from: Kainyn_Kutho on 09 June 2009, 11:52:25 AM
Sebetulnya yang saya tanyakan bukan yang mana yang benar, tetapi bagaimana umat Buddha menyikapinya.


[at]  naviscope
Selama saya baca, memang banyak perbedaan-perbedaan begitu baik besar maupun kecil, tapi tidak mencatatnya karena memang saya baca bukan dengan tujuan nyari2 kesalahan.

Setahu saya, tidak ada kitab suci yang sempurna, pasti semua ada cacatnya. Yang membuat perbedaan adalah bagaimana suatu ajaran menyikapi kitab sucinya.
Ada yang menganggap mutlak, kalau orang lain mempertanyakan, berarti harus dikutuk.
Ada yang menganggap pasti benar, sehingga pihak tertentu memilih menyalahkan ilmu pengetahuan daripada meragukan kitabnya.
Ada lagi yang memilih membenarkan kitabnya, sehingga tafsiran dicocok-cocokkan dengan kebenaran yang diakui.
Nah, saya mau tahu bagaimana umat Theravada menyikapi kenyataan ini.


+ ada yang sudah diberitahu malah menunjukan bahwa ajaran lain pun juga ada yang salah :))

Ada 2 macam orang "mempromosikan" komoditi. Yang pertama adalah memberitahukan keunggulan produknya, dan yang ke dua adalah menjelekkan produk tetangga. Yang menggunakan cara ke dua, biasanya adalah sales-sales kurang PD dengan produknya yang kwalitas II.



Quote from: ryu on 09 June 2009, 03:46:30 PM
Quote from: Kainyn_Kutho on 09 June 2009, 03:38:20 PM
[at]  Indra & ryu

Kalo seandainya kemudian ada orang bertanya, "udah tahu salah kok masih beragama Buddha?", gimana kalian menyikapi pertanyaan itu?
balik lagi ke basic dong, ajaran Buddha paling2 mendasar apa, saya rasa bukan untuk membenarkan hal2 yang belum tentu benar, ajaran dasar itu yang terpenting yaitu 4KM da JMB8.
:)


hatRed

i'm just a mammal with troubled soul



ryu

^ nah kalau ada kesalahan ya kita jangan percayailah, gitu aja ko repot, jangan yang salah itu di bela mati2an :))



Yang ke dua itu bisa untuk menambah PD juga lho :))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

markosprawira

Quote from: Kainyn_Kutho on 09 June 2009, 01:26:25 PM
Quote from: markosprawira on 09 June 2009, 12:49:15 PM

Yup, betul sekali bro........ itu kenapa Kamma termasuk salah satu dari acinteyya

Kombinasi dari kamma saja sudah tidak bisa dipikirkan oleh pikiran manusia biasa, apalagi jika sudah bercampur dengan berbagai niyama lain seperti citta, utu, dhamma?

Sekedar mengingatkan bhw suatu vipaka bisa dilemahkan, diperkuat atau bahkan dipotong

demikianlah hendaknya dalam membahas tipitaka, atau hal2 lainnya, hendaknya kita bisa membuka wawasan, berdiskusi dgn rekan/guru, dsbnya agar tidak menduga2 sendiri saja, apalagi kalau sampai terjadi justifikasi benar atau salah

semoga bermanfaat

metta


Di sini bukan benar dan salah dalam artian makna ajaran, tetapi penulisan.
Jika dua orang bercerita ketika mereka sedang berjalan, maka mereka bertemu dengan Buddha dan meminta 1 nasihat singkat. Yang satu berkata:
- "Pada waktu itu Buddha hanya mengatakan satu kalimat: 'latihlah diri menghindari pembunuhan!'"
satunya lagi berkata:
- "Pada waktu itu Buddha hanya mengatakan satu kalimat: 'kembangkanlah cinta kasih!'"
Maka secara ajaran/dhamma, kedua hal ini adalah tidak bertentangan sama sekali. Tetapi secara penulisan, kutipan dan fakta, salah satu penulisan itu pasti salah.

ehm, bro Kai..... kekna ilustrasi anda ga nyambung deh...... kalo anda ilustrasi, seolah2 semuanya itu 1 waktu, ada 2 ucapan yg salah.....

sementara dari http://www.palikanon.com/english/pali_names/l/lakuntaka_th.htm dan http://www.palikanon.com/english/pali_names/ku/kelisiila_jat_202.htm, tidak disebutkan sama sekali mengenai adanya waktu yang sama loh.....

kalau saya bilang, itu yg dibilang bhw Kamma itu acinteyya, bhw tubuh yg kecil, merupakan perpaduan dari kamma memilih membangun stupa yg kecil, dengan hasil dari mengolok2 orang tua

itupun baru dari 2 kamma, belum jika ada kombinasi dan permutasi dari berbagai komponen lainnya

but it's my opinion only......


metta

Indra

Quote from: Kainyn_Kutho on 09 June 2009, 03:51:31 PM
Quote from: Indra on 09 June 2009, 03:42:47 PM
Quote from: Kainyn_Kutho on 09 June 2009, 03:38:20 PM
[at]  Indra & ryu

Kalo seandainya kemudian ada orang bertanya, "udah tahu salah kok masih beragama Buddha?", gimana kalian menyikapi pertanyaan itu?

kalau terbukti salah semua terutama ajaran essentialnya, maka saya tentu tidak beragama buddha lagi

Bukan, bukan ajaran intinya, tetapi di kitabnya. Mayoritas orang tidak mengakui kalau kitab agamanya ada berisi kekeliruan. Sekarang ada yang mengakui bahwa ada kekeliruan (bukan ajaran, tetapi penulisan) tapi kok masih beragama itu?
ajaran kan dipelajari melalui kitab, sepertinya sulit diterima kalo kitab salah tapi ajaran masih benar. tapi mari kita berandai2 lagi, seandainya memang demikian, kita masih bisa menggunakan tools lain yaitu logika dan pengalaman, kalau seteah membandingkan ternyata kitab salah dan ajaran dari guru2 terbukti benar maka saya memilih mengikuti ajaran yg benar daripada kitab yg salah.

sepertinya saya sedang dituntun gak tau kemana, mungkin ke dalam lubang jebakan, tapi akan saya ikutin permainan bro kainyn

Nevada

Quote from: Kainyn_Kutho on 09 June 2009, 03:51:31 PM
Quote from: Indra on 09 June 2009, 03:42:47 PM
Quote from: Kainyn_Kutho on 09 June 2009, 03:38:20 PM
[at]  Indra & ryu

Kalo seandainya kemudian ada orang bertanya, "udah tahu salah kok masih beragama Buddha?", gimana kalian menyikapi pertanyaan itu?

kalau terbukti salah semua terutama ajaran essentialnya, maka saya tentu tidak beragama buddha lagi

Bukan, bukan ajaran intinya, tetapi di kitabnya. Mayoritas orang tidak mengakui kalau kitab agamanya ada berisi kekeliruan. Sekarang ada yang mengakui bahwa ada kekeliruan (bukan ajaran, tetapi penulisan) tapi kok masih beragama itu?

Menarik juga pertanyaannya...

Bagi saya, kekeliruan penulisan seperti itu bukan menjadi hal yang memarginalkan esensi dari ajaran agama itu. Bahkan tidak peduli apakah Buddha Gotama itu pernah hidup atau hanya sebuah karangan fiksi, namun yang jelas esensi ajaran (Buddhisme) itu masih cukup sahid. Dan itulah yang saya jadikan pedoman, dan alasan mengapa sampai saat ini saya masih berjalan di Buddhadhamma.

hatRed

ikutan jawab ah.. :P

kalo saya.... Justru karena pelajaran agama buddha i gak beragama Buddha.. :))
i'm just a mammal with troubled soul



markosprawira

Dhamma sebagai suatu kebenaran akan tetap ada, terserah mereknya

sebagaimana hukum gravitasi tetap ada, walau tidak dirumuskan oleh Newton

naviscope

Quote from: ryu on 09 June 2009, 03:58:51 PM
^ nah kalau ada kesalahan ya kita jangan percayailah, gitu aja ko repot, jangan yang salah itu di bela mati2an :))



Yang ke dua itu bisa untuk menambah PD juga lho :))

dan berharap acek ryu, tidak kecewa ya dan bisa legowo, ternyata di theravada juga mengalami hal yang sama, ada kekeliruan... ;D

no offense,
navis
Tinggalkan masa lalu, lepaskan beban akan masa depan, tidak terikat dengan yang sekarang maka kamu akan merasakan kedamain batin.

Leave the past alone, do not worry about the future, do not cling to the present and you will achieve calm.

naviscope

Quote from: Kainyn_Kutho on 09 June 2009, 03:51:31 PM
Quote from: Indra on 09 June 2009, 03:42:47 PM
Quote from: Kainyn_Kutho on 09 June 2009, 03:38:20 PM
[at]  Indra & ryu

Kalo seandainya kemudian ada orang bertanya, "udah tahu salah kok masih beragama Buddha?", gimana kalian menyikapi pertanyaan itu?

kalau terbukti salah semua terutama ajaran essentialnya, maka saya tentu tidak beragama buddha lagi

Bukan, bukan ajaran intinya, tetapi di kitabnya. Mayoritas orang tidak mengakui kalau kitab agamanya ada berisi kekeliruan. Sekarang ada yang mengakui bahwa ada kekeliruan (bukan ajaran, tetapi penulisan) tapi kok masih beragama itu?

salah satu, contoh nya, mas kainyn kutho, bisa legowo dengan mengakui adanya kekeliruan dalam penulisan nya
bukan ajaran nya...

Tinggalkan masa lalu, lepaskan beban akan masa depan, tidak terikat dengan yang sekarang maka kamu akan merasakan kedamain batin.

Leave the past alone, do not worry about the future, do not cling to the present and you will achieve calm.

naviscope

Quote from: hatRed on 09 June 2009, 04:05:24 PM
ikutan jawab ah.. :P

kalo saya.... Justru karena pelajaran agama buddha i gak beragama Buddha.. :))

trus loe agama apa donk?
loe ga bole loh tidak beragama, tar disangka komunis lagi, hehehe...
Tinggalkan masa lalu, lepaskan beban akan masa depan, tidak terikat dengan yang sekarang maka kamu akan merasakan kedamain batin.

Leave the past alone, do not worry about the future, do not cling to the present and you will achieve calm.