Baru-baru ini Management DhammaCitta diterpa dilema simalakama
Kita diforum ini hanya sedikit kecil daripada komunitas Buddhist yang ada di Indonesia,
Ada yang ingat kapan dimulainya era "Adi Buddha" ?
Ada yang ingat bagaimana "Adi Buddha" muncul ?
Jikalau mereka (sangha) pada saat itu juga tidak mampu menahan laju "Adi Buddha"
Bagaimana dengan kita (DhammaCitta) ?
Kita bertahan pada "Tiratana, Empat Kebenaran Mulia dan Jalan Mulia Beruas Delapan"
dan berakhir pada mundurnya salah satu sesepuh dhamma, salah seorang guru sebagai pembimbing kita di DhammaCitta.
Akankah kita berlepas tangan dan membiarkan yana-yana yang baru muncul?
Ataukah kita harus berpegang erat pada Orthodox bin kolotisme?
itulah sulitnya menjadi TUHAN om nyan :))
Contoh : Saat 2 orang sedang bertanding, dua2nya punya keyakinan yang sama, berdoa kepada Tuhan yang sama dan harapan yang sama yaitu ingin menang. Nah Tuhan mau memenangkan yang mana !! memenangkan salah satu malah akan timbul reaksi keras dari yang satu lagi, gak adil lah, berat sebelah lah. Kakakakakakak :))
apakah mmd yg anda maksudkan?
mmd itu praktik meditasi, bukan yana.
KEMENYAN:
Saya heran,
Begitu banyak murid bapak disana,
dan bapak mundur dikarenakan permasalahan "LABEL"
Saya setuju MMD merupakan Ajaran Dhamma,
Saya setuju MMD merupakan Meditasi Buddhisme,
dan mengapa bapak bersikeras menganggap kalau MMD merupakan Buddhisme?
Apakah bapak berusaha meng-upgrade Meditasi yang bapak bimbing menjadi "Aliran Buddhisme" ?
Semoga Bapak mau bersabar diri demi Murid-murid bapak yang masih sesat
HUDOYO:
Rekan Kemenyan,
Berkali-kali saya mengatakan, saya tidak menuntut orang mengakui MMD adalah Buddhisme ... tetapi di lain pihak saya juga tidak mau ORANG LAIN memberi label "MMD bukan Buddhisme". ... Jadi, masalahnya ialah, Moderator DC telah memberi label "bukan Buddhisme" kepada MMD. ... Melihatkah Anda masalahnya? ... Siapakah yang memberi label kepada MMD, saya atau Moderator DC? ...
Coba bayangkan ... MMD ditaruh di sebuah SUB-BOARD "Meditasi"--bersama thread "Meditasi Chikung"--di bawah BOARD "Buddhisme & Kepercayaan Lain"--di mana terdapat thread-thread dari berbagai kepercayaan yang bukan Buddhis ... Sementara ada BOARD "Meditasi" yang katanya "untuk berbagai meditasi Buddhis". ... Coba saya tanya kepada Anda, Rekan Kemenyan, apakah yang akan Anda perbuat kalau Anda berada pada posisi saya?
JELAS-JELAS dengan perbuatan itu Moderator DC melakukan pelecehan terhadap MMD dengan secara de facto menyikapi "MMD bahkan bukan Meditasi Buddhis". ...
Apakah dengan perbuatan itu seluruh jajaran Management Dhammacitta.org tidak melecehkan ajaran meditasi Sang Buddha kepada Bahiya & Malunkyaputta? ... Coba dijawab ini, hai Management DC.
Belum lagi kalau kita bicara tentang Buddhisme Modern, nanti ada waktunya tersendiri membahas bagaimana sikap Management DC terhadap Buddhisme Modern.
Jadi, saya rasa sudah tepat sikap saya hijrah dari DC. ... Di sini saya merasa lebih bebas, dan lebih lega. ... Tidak perlu buang waktu dan tenaga untuk melayani para junkers yang berjibun di DC. ...
Tapi saya tidak meninggalkan teman-teman di DC yang haus akan wawasan baru tentang ajaran Sang Guru, kok. ... Saya sudah mem-post URL thread ini ke DC, ... Di samping itu, Riky, anak-Dhamma saya, akan meng-copas tulisan-tulisan yang relevan dari Kaskus ini ke DC atas namanya sendiri. Itu hak dia sebagai member DC.
Untuk sementara ini cukup sampai di sini dulu. Bila masih ada yang ingin didiskusikan, silakan menulis lagi.
Salam,
hudoyo
KEMENYAN:
Apakah MMD pure merupakan Meditasi Buddhist?
Saya membaca beberapa wacana bahwa MMD berasal dari berbagai sumber
Yang mengutip beberapa sutta dan wacana dari kitab-kitab, dan tokoh-tokoh lain
Yang seolah-olah (maaf) mencoba mencari pembenaran dan dukungan dari masing-masing kitab agama
HUDOYO:
Rekan Kemenyan,
Tampaknya Anda tidak pernah bermeditasi sampai mengalami berhentinya pikiran dan si aku.
Apa yang Anda maksud "pure Meditasi Buddhis"? ... Ajaran Sang Buddha kepada Bahiya & Malunkyaputta mengajarkan KEBENARAN. ... Kebenaran itu tidak punya merek atau label. ... Artinya, Kebenaran itu BISA DINYATAKAN DALAM BERBAGAI AGAMA DAN KEPERCAYAAN MANUSIA yang sudah sampai kepadanya. ... Nah, itulah yang saya lihat, sehingga saya mampu berdialog dengan teman-teman dari semua agama dan kepercayaan. ...
Tapi saya tidak mungkin berdialog dengan orang-orang yang fanatik dan beranggapan bahwa ajaran/agamanya sendiri menurut pemahamannya sendiri adalah yang paling benar dan merasa berwenang untuk menyatakan orang lain Buddhis atau bukan-Buddhis.
Salam,
hudoyo
KEMENYAN:
Mungkin itulah yang sedang di filter oleh mereka di DhammaCitta (DC)
Selain masalah praktik meditasi,
Coba bapak sebutkan apabedanya bapak dengan IKT yang selalu maen comot sana comot sini dalam pengunaan wacana kitab?
Di-MMD saya lihat bapak hanya berpegang teguh pada Bahiya dan Malunkyaputta sutta;
Bahkan bapak saya lihat menolak dengan "tidak relevan" sutta-sutta yang lain ketika dipertanyakan,
Bukankah hal ini menjadikan tanda-tanya bagi saya?
Terus terang,
Saya tidak perduli apakah MMD memenuhi standard International Buddhism ataupun tidak,
Namun ada kalanya standard juga diperlukan untuk mencegah "yana-yana" yang menyusup,
Saya kira bapak sempat merasakan Era tersebut sebelumnya,
dan pada saat era tersebut,
Metoda yang bapak yakini pada era tersebut juga termakan oleh orang-orang yang berpolitik didalamnya
Kami pada era sekarang hanya bisa mencoba bertahan dengan metoda orthodox bin kolot seperti 4KM, JMB8
Semoga bapak bisa memahami ketakutan kami
Semoga bapak bisa mengerti dan mau kembali menuntun kami di DC
Jikalau bapak tidak keberatan
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=4544
HUDOYO:
Saya tidak tahu secara aktual apa itu IKT: apakah mereka punya doktrin atau tidak (dalam MMD tidak ada doktrin apa pun), apakah mereka bermeditasi atau tidak, dan apa tujuan meditasi mereka? ...
Tapi, mengapa Anda takut pada IKT? Mengapa Anda takut pada orang yang memperluas & memperkaya wawasan kerohaniannya dengan khazanah spiritual dari berbagai agama & kepercayaan? ... Saya tidak mau mengurung diri seperti katak di bawah tempurung "agama Buddha". ... Apakah Anda seperti itu?
Anda bertanya-tanya, mengapa saya hanya berpegang pada tuntunan meditasi Sang Buddha kepada Bahiya & Malunkyaputta saja, dan menganggap semua DOKTRIN agama Buddha yang lain tidak relevan. ... Apa yang Anda "tanya-tanyakan"? Silakan tampilkan di forum ini. Nanti akan saya coba jelaskan. ...
Saya berkata, Anda bertanya-tanya KARENA Anda tidak pernah bermeditasi vipassana dan hanya bisa bergantung pada kitab suci. ... Kalau begitu keadaannya, saya tidak menyalahkan Anda, silakan bergantung untuk memperoleh rasa aman. ... Padahal tidak ada rasa aman sama sekali dalam kehidupan ini. ... Tapi janganlah menghalangi umat Buddha yang mau bebas. ... Sedangkan kalau mau bebas dari KETAKUTAN dan KEBINGUNGAN, pahamilah & sadarilah pikiran Anda sendiri.
Anda bilang, Anda perlu "standar" untuk mencegah "yana-yana menyusup masuk" ... Mengapa perlu dicegah? ... Kalau mereka memang mau masuk, apakah Anda bisa mencegahnya? ... Coba lihat IKT, apa yang bisa Anda buat untuk mencegah mereka "menyusup masuk" ke kalangan umat Buddha? ... Dengan "standar" Anda, Anda cuma menciptakan permusuhan, yang tidak diajarkan oleh Sang Buddha. ... Mengapa tidak berdiskusi dengan mereka secara terbuka dan bersahabat ... bukan dengan tujuan untuk menyalahkan atau membenarkan, melainkan untuk mencari titik-titik temu dan memahami titik-titik di mana kalian saling berbeda. ... Apakah Anda tidak suka kepada mereka karena mereka punya persatuan yang kuat di antara anggotanya, seperti Ahmadiyah, Saksi Yehovah, NSI ... dan lain-lain kelompok minoritas ... mereka sudah minoritas, kok Anda takuti? ... Anda cuma takut melihat bayangan Anda sendiri, melihat kekacauan dan ketidakotentikan Dhamma dalam batin kelompok Anda sendiri ... dan itu Anda proyeksikan sebagai ketakutan kepada kelompok yang lebih tertib kehidupan rohaninya. ... 'Standar' apa pun yang Anda ciptakan sebagai "ukuran" mana yang bisa disebut Buddhis dan mana yang tidak hanya akan membuat Anda menjadi semacam MUI yang merasa berwenang mengkafirkan orang lain.
Saya akui, ketika saya menjabat Sekjen Mapanbudhi dulu, saya pernah ikut-ikutan terlibat dalam "pengganyangan" Nichiren Shoshu Indonesia (NSI) ... tetapi sekarang saya sadari bahwa itu salah. ...
Mengapa Anda bertahan dengan metode ortodoks seperti 4KM/JMB8 kalau itu hanya menyebabkan KETAKUTAN dan KEBINGUNGAN seperti Anda ungkapkan sendiri? ...
Orang yang merasa punya HARTA KEKAYAAN pasti ketakutan melihat orang lain yang bebas dari HARTA apa pun ... Mengapa? ... karena ia dihadapkan pada kemungkinan bahwa harta yang dipegangnya erat-erat itu ternyata tidak ada apa-apanya ... ternyata tidak mampu membebaskannya. ... Tapi ia tidak mau menghadapi kemungkinan itu ... ia lebih suka memasukkan kepalanya ke dalam tanah seperti burung onta. ...
Sudah saya bilang, saya tetap akan men-share pemahaman & pengalaman saya dengan siapa saja yang mau mendengar & memahami. ... Tetapi situasi seperti sekarang ini --di mana MMD diperlakukan sebagai "sampah" (dalam arti sebagai "meditasi non-Buddhis") di sebuah forum Buddhis macam Dhammacitta.org-- tidak memungkinkan saya kembali ke sana.
Seharusnya Anda bicara dengan Management DC, bukan dengan saya. ... Beranikah Anda? ... saya mau lihat.
Salam,
hudoyo
Riky,
Tidak dilabeli bukan sebuah pilihan saat ini,
Terlebih dikarenakan "Tidak dilabeli" MMD bahkan memasuki Thread-thread yang tidak berkaitan,
Yang mengakibatkan timbul keinginan untuk merapikan,
dan dalam proses perapian,
Timbul pertanyaan... "Dimanakah MMD" ?
Hal ini lah yg mengakibatkan mengapa MMD harus dilabeli,
Walaupun dari yang saya lihat, Pak Hudoyo memilih untuk tidak dilabeli
Semua ini hanya Kamma-Vipaka
aneh, sampe sekarang sepertinya tidak ada kekompakan mengenai alasan memasukkan mmd ke buddhisme dan kepercayaan lain. kadang2 menyebutkan kerapihan, abis belok kiri kanan nyebut mmd bercampur ajaran kepercayaan lain, abis naik turun nyebut2 sikap dan opini pendirinya, abis kelok2 zigzag ntar nyebut2 filter untuk ikt & lsy...
apa sih bang versi final alasan sebenarnya mmd dimasukkan ke buddhisme dan kepercayaan lain?
a, b, c, a&b, a&c, b&c atau semuanya benar? atau ada pilihan d? ;D
sampe sekarang saya kurang jelas.
sori kalo oot...
Pak Hudoyo sudah minta MMD dimasukkan board "Buddhisme Modern", dan itu sudah dilakukan oleh Admin Sumedho. Kenapa dipindahkan lagi? Kenapa board "Buddhisme Modern" dihapus?
Silakan dijelaskan....
_/\_
Salam,
Riky
Mungkin dikarenakan...
Karena pak hudoyo memegang erat pendapat bahwa MMD tidak sesuai dengan Empat Kebenaran Mulia dan Jalan Mulia berunsur delapan,
Yang bahkan telah melangkahi Sang Buddha yang telah menegaskan betapa pentingnya 4KM dan JMB8 kepada Malunkyaputta
Jikalau pak hudoyo sendiri tidak mau digolongkan Buddhisme
Apa hak kami mengolongkan MMD sebagai Buddhisme?
Memang benar,
sesuai dengan penuturan pak hudoyo MMD berdasarkan Bahiya sutta dan Malunkyaputta sutta.
Akan tetapi pandangan pak hudoyo mengenai MMD bertentangan mengenai JMB8 dengan pemilik Dhamma (Sang Buddha) dan praktisi Dhamma (Malunkyaputta)
Dalam Gotami Sutta,
Menekankan bahwa sesuatu yang bisa membawa pada pencerahan bisa dikategorikan sebagai Dhamma,
Akan tetapi, Pak Hudoyo juga tidak mau mengakui kalau MMD bisa membawa kepada Pencerahan,
Hal ini dikonfirmasikan dengan tulisan bahwa pak hudoyo enggan mengakui kalau MMD sejalan dengan JMB8 yang sama-sama bertujuan untuk mengakhiri dukkha (pencerahan)
-----
Pertanyaan:
Jikalau Founder MMD sendiri tidak mau digolongkan sebagai Buddhisme, dan selalu berpandangan sebaliknya.
Apakah suatu kesalahan apabila digolongkan sebagai Bukan Buddhisme ?
Berat rasanya untuk tidak mengakui MMD sebagai Buddhisme.
Mengingat betapa MMD diterima melakukan retreat divihara-vihara.
Namun setelah menilik dan mempelajari,
Pak hudoyo sendiri enggan
Quote from: morpheus on 04 September 2008, 09:22:28 PM
aneh, sampe sekarang sepertinya tidak ada kekompakan mengenai alasan memasukkan mmd ke buddhisme dan kepercayaan lain. kadang2 menyebutkan kerapihan, abis belok kiri kanan nyebut mmd bercampur ajaran kepercayaan lain, abis naik turun nyebut2 sikap dan opini pendirinya, abis kelok2 zigzag ntar nyebut2 filter untuk ikt & lsy...
apa sih bang versi final alasan sebenarnya mmd dimasukkan ke buddhisme dan kepercayaan lain?
a, b, c, a&b, a&c, b&c atau semuanya benar? atau ada pilihan d? ;D
sampe sekarang saya kurang jelas.
sori kalo oot...
Saya sendiri juga tidak jelas apa pemicu harus dikotak-kan,
Namun lebih kurang dikarenakan Kritik content MMD masuk ke thread-thread non-meditasi dan thread-thread irrelevant lainnya
dan dalam tahap perapian,
timbul pertanyaan dimana letak MMD?
di Sub Forum Meditasi?
Apa benar cocok?
dst... dst...
Mengenai announcement formal sikap dari DhammaCitta sedang disusun oleh pihak Editor,
Selanjutnya mohon dinantikan di Sub Forum Pengumuman
Kalau saya mau berpikiran Buruk maka akan timbul pikiran2 buruk/kecurigaan dengan protesnya Pak Hudoyo dan sikap2nya yang mungkin bagi aye "agak aneh" . mungkin gara2 aye gak pernah meditasi sehingga gak tahu bagaimana sifat2 orang yang telah meditasi bertahun2 dan juga bagaimana mengaplikasikan dalam kehidupan sehari2 yang Melihat apa adanya :)
TERAKHIR UNTUK KEMENYANKEMENYAN:Apakah berhentinya pikiran bisa membawa pada pencerahan?
Coba sebutkan,
Pencerahan apa yang bapak dapatkan sewaktu pikiran berhenti?
dari wacana diatas,
Siddartha sendiri masih memikirkan patticasamupada
HUDOYO:Pencerahan itu apa? ... Saya gak ngerti, saya gak nyari pencerahan. .. Anda bisa jelaskan pencerahan itu apa menurut pengalaman Anda sendiri? ... Jangan ambil dari kitab suci ... anak sekolah minggu juga bisa kalau cuma nyomot dari kitab suci.
Apa itu paticca-samuppada? ... semacam hafalan lagi? ... Itu cuma menuh-menuhin pikiran, dan gak pernah bikin orang bebas. ...
Para praktisi MMD tidak nyari pencerahan ... tidak menghafal paticca-samuppada ... tidak ada gunanya kecuali Anda ingin lulus ujian agama Buddha.
KEMENYAN:1. Apakah MMD bisa membawa pada pencerahan?
2. Jikalau bisa,
Apakah MMD bisa mengakhiri dukkha?
3. Jikalau bisa,
Apakah MMD sejalan dengan Jalan Mulia Berunsur Delapan?
4. Jikalau bisa,
Mengapa bapak terlihat begitu alot mengakui kalau MMD demikian adanya?
5. Bapak mampu mencerna wacana pada Bahiya Sutta, Malunkyaputta Sutta,
Akan tetapi bapak tidak mau mencoba untuk sedikit mencerna *clue* dalam pertanyaan saya sebelumnya
6. Saya tidak tahu debu apa yang menutupi mata bapak sebelumnya,
Saya yang meng-interogasi bapak sebelumnya juga sedikit kebingungan bagaimana caranya meyakinkan bapak bahwa MMD sesungguhnya bisa membawa pada pencerahan,
Terbukti pada apa yang telah terjadi pada Bahiya dan Malunkyaputta.
7. Saya lebih bingung lagi,
Apa sebenarnya yang bapak harapkan dari MMD?
Apa yang telah bapak usahakan beberapa tahun terakhir ini?
Apa yang sebenarnya Bapak Kejar? Berhentilah Pak...
8. Pada awal-awal saya melihat bagaimana bapak memberikan pencerahan kepada saya,
Pada awal-awal saya melihat bagaimana bijaksananya bapak,
Namun saat ini, entahlah... saya melihat begitu banyak ego yang bertebaran...
Semoga asumsi saya salah....
9. Pak,
Apa yang bapak kejar? Berhentilah...
Kemenyan 'aka' Mod
HUDOYO:Kemenyan, pertanyaan Anda saya beri nomor, biar pembaca mudah mengikuti jawaban saya.
No.1 - Saya tidak tahu apa itu pencerahan ... saya tidak nyari pencerahan.
No.2 - Ini lagi, apa itu 'mengakhiri dukkha'? Apa sama dengan 'pencerahan'? Atau berbeda? Kenapa pertanyaannya dipecah menjadi no.1 dan no.2? ... Anda sudah pernah mengalaminya? ... Kalau belum, kenapa nanya-nanya? ... Anda sendiri tidak mengerti apa yang Anda tanyakan ... semua itu cuma Anda comot dari kitab suci ... Bagaimana saya menjelaskannya kepada Anda? ...
Seorang praktisi MMD menerapkan ajaran meditasi Sang Buddha kepada Bahiya, dan mengalami apa yang dinyatakan oleh Sang Buddha, tanpa perlu menghafal kitab suci. ... Apa yang dinyatakan oleh Sang Buddha kepada Bahiya itu? ... Anda tidak pernah tahu, karena kepala Anda penuh dengan konsep/teori kitab suci.
No.3 - apa lagi ini: Jalan Mulia Berunsur Delapan? ... Seorang Muslim atau Keristen tidak kenal itu ... tapi kalau ia mengikuti MMD ia akan mengakhiri dukkha, sebagaimana dinyatakan oleh Sang Buddha dalam Bahiya-sutta, tanpa perlu menghafal Jalan Mulia Berunsur Delapan sama sekali.
No.4 - Mengapa alot? ... Karena saya tidak mengerti apa yang Anda tanyakan ... itu pertanyaan murid agama Buddha di SD ... yang gak pernah bermeditasi ... jadi apa yang bisa saya jelaskan kepadanya? ...
No.5 - *clue* mana? Wong yang Anda tanyakan itu semua pertanyaan anak kecil yang baru hafal buku pelajaran agama Buddha. ...
No.6 - hehehe ... Anda yang gak pernah bermeditasi kok mau mengajari saya Bahiya-sutta & Malunkyaputta-sutta ... sudah sana, bermeditasi dulu di bawah pohon Bodhi ... kalau sudah maju, boleh mengajukan pertanyaan lagi.
No.7 - Oh, sekarang Anda berlagak menjadi Sang Buddha menasehati Angulimala? ... Anda baru baca kemarin kan itu? ...
No.8 - Kemenyan, kalau Anda melihat ego bertebaran, sebetulnya itu ada di dalam batin Anda sendiri ... Anda cuma tidak bisa melihat apa yang ada di dalam diri Anda sendiri, lalu Anda kira orang lain yang punya ego. ...
No.9 - Oh, lagi-lagi, ini Buddha dari mana ya? Kenalkan dulu dong. ...
Entah nama Anda "Kemenyan" entah "Mod" gak penting buat saya ... orang yang gak berani tampil dengan nama asli dalam suatu debat gak ada harganya sama sekali di mata saya.
KEMENYAN:Saya tidak tahu bagaimana bapak mengtranslasi Bahiya dan Malunkyaputta sutta
tapi... entahlah...
Sewaktu saya membaca kedua sutta tersebut...
Seolah-olah saya membaca penjelasan mendetail mengenai Upekkha (salah satu dari BrahmaVihara)
Penjelasan mengenai salah satu kualitas batin arahat...
Namun entahlah,
Saya tidak memiliki nyana seperti bapak,
Saya bahkan juga tidak memiliki kesempatan untuk mengenakan "Jubah"
Saya bahkan juga tidak mampu memiliki "Kasina" yang constant seperti bapak
Benar adanya,
Kami tidak pantas memberikan Title apapun kepada MMD
Kami tidak berhak menilai apakah MMD sesuai Buddhisme ataupun tidak sesuai,
MMD adalah suatu Praktik Meditasi tanpa Label
Saya pribadi berharap bapak mau kembali menjadi pembimbing kami,
Saya pribadi berharap bapak mau ber-Vipassana (model lama: mengamati timbul-tenggelam) sebelum meng-reply dua tulisan saya diatas...
HUDOYO:Kemenyan, Anda cuma membaca 'upekkha' dalam Bahiya-sutta & Malunkyaputta-sutta ... Kenapa? ... Saya teringat Sang Buddha bilang: "Hanya sedikit orang yang sudah tipis debu yang menutupi matanya ... merekalah yang bisa melihat."
Karena Anda tidak bisa melihat apa itu meditasi yang diajarkan Sang Buddha kepada Bahiya-sutta, ... maka Anda menyatakan MMD adalah praktik meditasi yang tidak pantas diletakkan dalam Board "Meditasi Buddhis", lalu diletakkan di Board "Kepercayaan Lain".
Sekarang nasi sudah menjadi bubur ... Anda dan teman-teman Anda di Management DC harus bertanggung jawab secara moral terhadap seluruh kericuhan ini ... kalau mau dilihat sebagai kericuhan. ... Saya sendiri malah gak melihatnya sebagai kericuhan
Saya malah senang dengan peristiwa ini ... karena sekarang banyak umat Buddha ingin tahu apa itu MMD ... Jadi, MMD dipromosikan oleh orang-orang bodoh yang tidak menyadari perbuatannya sendiri.
Dua bulan lagi MMD akan masuk ke Medan untuk pertama kali ... dan Samarinda akan menjadi kota keempat yang menyelenggarakan retret MMD secara reguler beberapa kali setahun.
KEMENYAN:Quote from: GunawanSebaiknya sdr. Hudoyo bisa lebih memberikan argument yang lebih meyakinkan DC akan ajaran meditasi yg diajarkan adalah Buddhis. Sebab jika kita marah adalah bukan sifat buddhis, tapi dengan kasih Buddha lah sebenarnya kita dapat memecahkan semua persoalan.
Quote from: hudoyoKalau orang melihat saya marah, sebetulnya ia melihat marah dalam dirinya sendiri. ... Apa boleh buat.
Saya tidak perlu memberi argumentasi bahwa MMD adalah Buddhis. Kalau mau tahu, silakan bertanya kepada ratusan umat Buddha yang telah menjadi praktisi MMD.
Hal ini tidak akan pernah ketemu,
Karena pak hudoyo ngotot kalau MMD tidak sejalan dengan "Jalan mulia berunsur delapan"
yang sama-sama untuk mengakhiri dukkha
Pak hudoyo terlihat lebih memilih untuk tidak dimasukan kedalam kelompok manapun (tidak dilabeli)
Namun,
Kami (dari pihak DhammaCitta) tidak mungkin mengunakan standard "perasaan" pribadi untuk memutuskan hal ini,
Kami (dari pihak DhammaCitta) juga tidak ingin mengkelompokan thread-thread mengenai MMD sebelumnya,
Namun setelah kami melihat bagaimana "Marketing" MMD nyaris menyerbu seluruh thread, seluruh bagian forum,
Kami dipaksa untuk meng-rapikan.
dan dalam prosesnya...
Timbul pertanyaan... Kemanakah MMD?
yang berakhir pada ricuh-kisuh seperti ini
HUDOYO:Nah, ini ada satu lagi alasan muncul ke permukaan, mengapa Anda tidak suka dengan MMD. ... Anda dan seluruh management DC tampak seperti segerombolan orang yang kebingungan dan sangat takut menghadapi MMD, lari ke sana ke mari, saling tabrakan menghadapi MMD ... Admin DC membuka thread baru "Buddhisme Modern" dan memasukkan MMD ke sana --suatu langkah yang saya nilai progresif dan maju-- tiba-tiba unsur-unsur reaksioner dan kolot memindahkan lagi MMD ke luar Buddhisme dan menghapuskan kembali board "Buddhisme Modern".
Sampai-sampai Morpheus bertanya di DC:
"aneh, sampe sekarang sepertinya tidak ada kekompakan mengenai alasan memasukkan mmd ke buddhisme dan kepercayaan lain. kadang2 menyebutkan kerapihan, abis belok kiri kanan nyebut mmd bercampur ajaran kepercayaan lain, abis naik turun nyebut2 sikap dan opini pendirinya, abis kelok2 zigzag ntar nyebut2 filter untuk ikt & lsy...
apa sih bang versi final alasan sebenarnya mmd dimasukkan ke buddhisme dan kepercayaan lain?
a, b, c, a&b, a&c, b&c atau semuanya benar? atau ada pilihan d?
sampe sekarang saya kurang jelas."Jelas sekali bahwa Management DC yang sekarang dikuasai oleh orang-orang yang tidak mau melihat umat Buddha Indonesia mengembangkan wawasan dengan pemahaman-pemahaman baru mengenai ajaran Sang Guru, sejalan dengan perkembangan pemikiran Buddhis di dunia internasional ... Mereka mau memasung kebebasan berpikir umat Buddha Indonesia, dan berpuas diri dengan teori-teori, doktrin-doktrin, dan praktik meditasi yang tidak lagi efektif dalam mengakhiri dukkha.
KEMENYAN:Bapak selalu berbicara berhentinya pikiran,
Apakah benar Sang Buddha mengatakan Meditasi kepada Bahiya dan Malunkyaputta ?
Apakah benar Sang Buddha mengatakan Berhentinya Pikiran kepada Bahiya dan Malunkyaputta ?
dan kata-kata Buddha tidak pernah bertabrakan dengan Dhamma ia sebelumnya,
Bahkan Sang Buddha menegaskan sekali lagi kepada Malunkyaputta untuk tetap mengingat 4KM dan JMB8
Mengapa pak hudoyo selalu bersikeras kalau tidak perlu JMB8?
Apakah benar MMD berdasarkan Bahiya sutta dan Malunkyaputta?
ataukah
Bahiya sutta dan Malunkyaputta sutta hanya
sarana promosi untuk menjembatani MMD dengan Buddhisme ?
HUDOYO:Kemenyan, kalau Anda ingin memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan Anda, saya sarankan lakukan meditasi vipassana sesuai tuntunan Sang Buddha kepada Bahiya & Malunkyaputta. ... Kalau Anda tidak mau bermeditasi, percuma saya menjelaskan seekor gajah kepada orang yang buta matanya.
*****
OK, Kemenyan ... bodoh kalau saya melayani Anda terus ... waktu saya sangat berharga untuk membimbing MMD ... Sekali lagi, nasi sudah menjadi bubur ... sekalipun Anda menghiba-hiba, saya tidak akan masuk ke DC lagi selama managementnya dikuasai oleh orang-orang reaksioner yang ingin memutar mundur jarum sejarah Buddhisme di Indonesia. ...
Kita beradu di lapangan ... Umat Buddha Indonesia akan menilai sendiri dalam waktu 10 tahun ini ... Anda dan teman-teman Anda di DC-kah, atau saya dan teman-teman saya di MMD, yang benar-benar pewaris dari ajaran Sang Guru.
Salam,
hudoyo
Terlalu banyak yang harus saya jawab dalam satu postingan
Pertama-tama ada yang harus saya ingatkan kepada bapak,
Bahwa "Kemenyan aka Mod" tidak pernah ikut campur dalam proses pengambilan keputusan mengenai MMD
Saya hanya merupakan
(was) pihak netral yang mencoba menjembatani antara kedua belah pihak
QuoteNo.6 - hehehe ... Anda yang gak pernah bermeditasi kok mau mengajari saya Bahiya-sutta & Malunkyaputta-sutta ... sudah sana, bermeditasi dulu di bawah pohon Bodhi ... kalau sudah maju, boleh mengajukan pertanyaan lagi.
Saya (Kemenyan) sebagai Murid Bapak, akan terlihat kecil bagi bapak bila saya muncul dengan Kemenyan,
Hal ini sudah terbukti dengan tulisan bapak yang menganggap saya bukan praktisi Meditasi
dan anehnya, pertanyaan tersebut tidak pernah bapak tanyakan ketika saya dibalik nickname "Mod"
QuoteNo.3 - apa lagi ini: Jalan Mulia Berunsur Delapan? ... Seorang Muslim atau Keristen tidak kenal itu ... tapi kalau ia mengikuti MMD ia akan mengakhiri dukkha, sebagaimana dinyatakan oleh Sang Buddha dalam Bahiya-sutta, tanpa perlu menghafal Jalan Mulia Berunsur Delapan sama sekali.
Baiklah, disini jelas bapak berkata bahwa bapak tidak mengenal konsep
Jalan Mulia Berunsur DelapanNamun anehnya, bapak bisa mengklaim kalau MMD bisa mengakhiri Dukkha,
dan
jikalau bapak
mengerti BuddhismeBapak tentu tahu Jalan apa itu JMB8, Kemana arah JMB8 (yang sama-sama mengakhiri Dukkha)
Saya kira sesuai dengan pernyataan bapak diatas yang tidak tahu apa itu JMB8,
Bapak tidak perlu merasa "tersinggung" bila dikatakan
Bukan BuddhismeQuoteKita beradu di lapangan ... Umat Buddha Indonesia akan menilai sendiri dalam waktu 10 tahun ini ... Anda dan teman-teman Anda di DC-kah, atau saya dan teman-teman saya di MMD, yang benar-benar pewaris dari ajaran Sang Guru.
Apa yang membuat bapak mengira kalau saya perduli terhadap Bapak ataupun teman-teman bapak di MMD?
dan yang lebih mengherankan lagi...
Apa yang membuat bapak mengira kalau saya akan beradu dengan bapak mengenai perkembangan Buddhisme di Indonesia?
Ego bapak kah yang ingin berlomba? atau... "Aku" ?
Pak,
Berhentilah...
Saya kira juga tidak ada gunanya untuk berdebat lebih panjang dengan bapak,
Bapak yang sebelumnya mempertanyakan kepada saya apa itu pencerahan, apa itu mengakhiri dukkha, dan melecehkan pengetahuan saya yang sedikit ini mengenai Pembebasan diri dari Dukkha.
Tulisan bapak tersebut bagaikan memiliki makna yang dalam dan menjelimet.
Namun yang paling saya bingungkan,
Saya melihat bapak berani mengklaim kalau MMD bisa mengakhiri Dukkha,
Yang seolah-olah bapak sendiri telah mengalami pencerahan.
Saya kira saya belum pantas mendebat dan mempertanyakan seorang Buddha Hidup.
Seorang Buddha Hidup yang mungkin jauh lebih berbobot dari pada Siddartha Gautama itu sendiri
Seorang Buddha Hidup yang tidak ingin dipertanyakan (kontra Kalama Sutta)
Semoga kelak saya bisa menyusul pencerahan YA. Hudoyo
_/\_
Kalau saya menerawang kata2 Bapak Hudoyo, jadi seakan2 Bahwa Bhikku2/Bhante2 yang mengajarkan Umat Buddha "hanyalah guru anak SD" Berbeda dengan Bpk Hudoyo yang "sangat pintar" yang mengajar meditasi yang benar-benar pewaris dari ajaran Sang Guru.
ya dan orang yang sangat pintar seperti bapak memang tidak pantas mengajari kami2 yang bodoh. Harus orang yang sangat pintar seperti Riky kayaknya pak yang intelegensinya tinggi, yang memenangkan debat, yang meditasinya hebat, yang prakteknya hebat, saya yang tidak pernah meditasi gak akan sanggup menyaingi kehebatan bapak yang sudah tersebar kehebatannya di berbagai kalangan Agama lain dan umat buddha juga.
yah waktu bapak memang sangat berharga, jangan melekat lagi pada kami2 yang sangat bodoh, ajarlah mereka2 yang diluar agama buddha yang bapak nilai sangat pintar itu, yang bisa menerima ajaran bapak.
NB=ini kata2 sy yah, bukan kata2 management DC :))
Quote from: orang pintarSaya malah senang dengan peristiwa ini ... karena sekarang banyak umat Buddha ingin tahu apa itu MMD ... Jadi, MMD dipromosikan oleh orang-orang bodoh yang tidak menyadari perbuatannya sendiri.
OK, Kemenyan ... bodoh kalau saya melayani Anda terus ... waktu saya sangat berharga untuk membimbing MMD ... Sekali lagi, nasi sudah menjadi bubur ... sekalipun Anda menghiba-hiba, saya tidak akan masuk ke DC lagi selama managementnya dikuasai oleh orang-orang reaksioner yang ingin memutar mundur jarum sejarah Buddhisme di Indonesia. ...
Kita beradu di lapangan ... Umat Buddha Indonesia akan menilai sendiri dalam waktu 10 tahun ini ... Anda dan teman-teman Anda di DC-kah, atau saya dan teman-teman saya di MMD, yang benar-benar pewaris dari ajaran Sang Guru.[/qoute]
Di thread ini,
Kita melihat bagaimana proses perpecahan dimulai...
Di thread ini,
Kita melihat bagaimana konsep-konsep buddhisme diruntuhkan
Di thread ini,
Kita melihat bagaimana "yana-yana" yang baru muncul...
Entah bagaimana kedepannya Buddhisme di Indonesia
Quote from: Kemenyan on 05 September 2008, 07:10:23 AM
Di thread ini,
Kita melihat bagaimana proses perpecahan dimulai...
Di thread ini,
Kita melihat bagaimana konsep-konsep buddhisme diruntuhkan
Di thread ini,
Kita melihat bagaimana "yana-yana" yang baru muncul...
Entah bagaimana kedepannya Buddhisme di Indonesia
Yana teh apa artinya om ?
Hinayana, Mahayana, Tantrayana, Ekayana, Buddhayana, Elsolyana :hammer:
Udah bisa ketebak apa maksudnya yana-yana?
Aliran yah :)) kakakakak baru ngeh :)) berarti "nyanadana itu artinya nalirandana" :))
Quote from: ryu on 05 September 2008, 07:17:14 AM
Aliran yah :)) kakakakak baru ngeh :)) berarti "nyanadana itu artinya nalirandana" :))
wakkakkkakkkakk.... :))
:|
Saya malah senang dengan peristiwa ini ... karena sekarang banyak umat Buddha ingin tahu apa itu MMD ... Jadi, MMD dipromosikan oleh orang-orang bodoh yang tidak menyadari perbuatannya sendiri.
OK, Kemenyan ... bodoh kalau saya melayani Anda terus ... waktu saya sangat berharga untuk membimbing MMD ... Sekali lagi, nasi sudah menjadi bubur ... sekalipun Anda menghiba-hiba, saya tidak akan masuk ke DC lagi selama managementnya dikuasai oleh orang-orang reaksioner yang ingin memutar mundur jarum sejarah Buddhisme di Indonesia. ...
Kita beradu di lapangan ... Umat Buddha Indonesia akan menilai sendiri dalam waktu 10 tahun ini ... Anda dan teman-teman Anda di DC-kah, atau saya dan teman-teman saya di MMD, yang benar-benar pewaris dari ajaran Sang Guru.
Saudaraku, Nyanadana. Mohon dikutip bila bukan kata-kata kita sendiri ^:)^
Secara teori Saddha, Viriya, Sati, Samadhi, Panna harus seimbang. Secara praktek, kalo ga seimbang apa bisa seperti ini jadinya.. huf :'(
Andai saya uda Arhant.. saya tidak akan gelap mata batin lagi ;)
Kalau saya arahat, gak akan ada disini lagi dah :))
Quote from: Mr. Bagus on 05 September 2008, 08:21:49 AM
Saudaraku, Nyanadana. Mohon dikutip bila bukan kata-kata kita sendiri ^:)^
Secara teori Saddha, Viriya, Sati, Samadhi, Panna harus seimbang. Secara praktek, kalo ga seimbang apa bisa seperti ini jadinya.. huf :'(
Andai saya uda Arhant.. saya tidak akan gelap mata batin lagi ;)
gimana dengan
SILA ? harus juga seimbang dengan yang laen2 itu atau udah ga relevan?
Sori aku gaptek,jadi tiap kali quote mendingan langsung bold in kata2 orang yang bersangkutan aja.
Quote from: nyanadhana on 05 September 2008, 08:46:05 AM
Sori aku gaptek,jadi tiap kali quote mendingan langsung bold in kata2 orang yang bersangkutan aja.
khan tinggal klik quote di post yg bersangkutan om
Oh getu getu....huehuheuheue kamsia deh dah diajarin...
Quote from: hudoyo on 05 September 2008, 04:47:12 AM
Para praktisi MMD tidak nyari pencerahan ... tidak menghafal paticca-samuppada ... tidak ada gunanya kecuali Anda ingin lulus ujian agama Buddha.
Nah, jelas kan, Pak... MMD adalah MMD, yakni meditasi versi Bapak, mungkin saja Bapak berbasiskan Bahiya dan Malunkya, itu hak Bapak.
Dan juga MMD belum tentu terbukti keberhasilannya, karena Bapak (sbg founder MMD) mengaku sendiri masih manusia biasa, masih putthujana, yg artinya MMD belum terbukti khasiatnya membawa Bapak pada akhir dukkha.
Dan ini milis Buddhisme, yg maafkan saja, masih berpegang pada dalil-dalil Buddhisme yg utama (4NB, 8JM, pattica, kamma vipaka, dll). Kolot? Sayangnya iya, jadi, maaf saja.
Quote
No.1 - Saya tidak tahu apa itu pencerahan ... saya tidak nyari pencerahan.
Bapak tau persis bahwa 'pencerahan' dalam Buddhisme adalah isitilah untuk 'akhir dukkha'. Tapi Bapak berpura-pura berbelok-belok dalam berdiskusi dengan kami-kami yg masih hijau ini. Mungkin untuk membingungkan kami.
Quote
No.3 - apa lagi ini: Jalan Mulia Berunsur Delapan? ... Seorang Muslim atau Keristen tidak kenal itu ... tapi kalau ia mengikuti MMD ia akan mengakhiri dukkha, sebagaimana dinyatakan oleh Sang Buddha dalam Bahiya-sutta, tanpa perlu menghafal Jalan Mulia Berunsur Delapan sama sekali.
Sayangnya ini milis Buddhisme Pak, dengan segala konsepnya (rakit) yg masih dibutuhkan untuk merealisasi tujuan. Konsep inilah yg membedakan dgn islam / kr****n. Ayam dan bebek jangan dipaksa bercampur Pak. Jelas berbeda.
Quote
No.6 - hehehe ... Anda yang gak pernah bermeditasi kok mau mengajari saya Bahiya-sutta & Malunkyaputta-sutta ... sudah sana, bermeditasi dulu di bawah pohon Bodhi ... kalau sudah maju, boleh mengajukan pertanyaan lagi.
Inikah HASIL yg bapak dapat dari belajar spiritual dan bermeditasi selama puluhan tahun?
Sungguh disayangkan Pak.
Quote
Kemenyan, Anda cuma membaca 'upekkha' dalam Bahiya-sutta & Malunkyaputta-sutta ... Kenapa? ... Saya teringat Sang Buddha bilang: "Hanya sedikit orang yang sudah tipis debu yang menutupi matanya ... merekalah yang bisa melihat."
Jika MMD hanya untuk sedikit orang yg sudah tipis debu dimatanya, maka jangan dipaksakan untuk orang-orang yg masih tebal debunya Pak. Untuk umat awam, sila masih perlu, pengendalian pikiran dan ucapan masih perlu, konsentrasi masih perlu. Rakit masih perlu.
Quote
Kita beradu di lapangan ... Umat Buddha Indonesia akan menilai sendiri dalam waktu 10 tahun ini ... Anda dan teman-teman Anda di DC-kah, atau saya dan teman-teman saya di MMD, yang benar-benar pewaris dari ajaran Sang Guru.
Pembuktian? Bapak mau pembuktian? Ajaran Buddha dengan pilar2 utamanya telah terbukti selama 2.500 tahun, sedangkan MMD baru bbrp tahun ini dan hasilnya sungguh mengecewakan. Perilaku egois dari Bapak dan praktisi MMD sangat jelas. Mau bukti apa lagi?
Mungkin Bapak akan berdalih, jangan menilai batin orang dari tingkah lakunya. Menurut saya itu alasan yg cukup cerdas. Tapi orang-orang tidak akan tertipu oleh kata-kata. Batin yg tenang akan tercermin dari tingkah laku yg tenang. Batin yg tidak melekat akan tercermin dari tingkah laku yg tidak melekat. Batin yg tidak banyak penolakan akan tercermin dari tingkah laku yg sabar dan lembut.
Bukti selama 2.500 tahun ini sudah lebih dari cukup.
Bukti pra praktisi MMD juga sudah lebih dari cukup.
Tidak usah menunggu 10 tahun lagi.
Maafkan keterusterangan saya.
::
Quote from: Kemenyan on 04 September 2008, 11:50:57 PM
Karena pak hudoyo memegang erat pendapat bahwa MMD tidak sesuai dengan Empat Kebenaran Mulia dan Jalan Mulia berunsur delapan,
yg saya amati, sering banget orang2 misquote kata2 pak hudoyo seperti di atas. bener lho, udah tak terhitung.
gak heran jadinya selalu bentrok karena salah mengerti...
bohwat deh owe...
Quote from: nyanadhana on 05 September 2008, 08:54:28 AM
Oh getu getu....huehuheuheue kamsia deh dah diajarin...
Cara gampang lainnya... tambahin [quote]...[/quote] diantara tulisan
Quote from: Kemenyan on 04 September 2008, 11:53:59 PM
Saya sendiri juga tidak jelas apa pemicu harus dikotak-kan,
Namun lebih kurang dikarenakan Kritik content MMD masuk ke thread-thread non-meditasi dan thread-thread irrelevant lainnya
bang menyan, tukang kayu yg udah ngerjain pertukangannya selama 30 taon pasti ngomongannya kayuuuuuu aja...
kalo tukang kayu diceritain ttg software development process, pasti dia nyeletuk, "oh iya, di pertukangan juga gitu, mulai dari blue print dulu, design, ukur2, baru potong kayu beneran". dikit2 kayu, dikit2 kayu...
saya pikir gitu juga pak hudoyo yg udah berkutat lama di meditasi dan mmdnya. kalo dia nyeletuk, ya pasti dia hubungkan ke pengalamannya mengajar dan praktik mmd.
kalo anda ngobrol ama bhikkhu ahli jhana, ya pasti dia relatenya ke jhanaaaa aja...
apa ini sukar dimengerti?
saya pikir hal ini sukar dimengerti rekan2 karena ada prejudice jelek sebelum membacanya...
itu aja.
Quote from: Kemenyan on 05 September 2008, 07:10:23 AM
Di thread ini,
Kita melihat bagaimana proses perpecahan dimulai...
Di thread ini,
Kita melihat bagaimana konsep-konsep buddhisme diruntuhkan
Di thread ini,
Kita melihat bagaimana "yana-yana" yang baru muncul...
Entah bagaimana kedepannya Buddhisme di Indonesia
menurut pendapat pribadi saya, Sejak jaman dahulu kala penafsiran terhadap ajaran Buddha selalu saja terjadi, dan setiap guru itu boleh disebut sebagai suatu aliran baru. seorang guru yang berhasil mendapatkan dukungan dari guru-guru yang lain disebut aliran asli dan guru yang gagal mendapatkan dukungan disebut aliran sesat. Yang patut dicermati adalah bagaimana sikap umat Buddha memandang suatu penafsiran?
Banthe Tich Nhat Han itu sendiri pernah dikritik karena dianggap "nyeleneh" dari Budhisme Orthodox. namun untungnya beliau mendapatkan banyak dukungan dan sukses menyebarkan agama Buddha di luar sana.
Quote from: morpheus on 05 September 2008, 08:56:55 AM
Quote from: Kemenyan on 04 September 2008, 11:50:57 PM
Karena pak hudoyo memegang erat pendapat bahwa MMD tidak sesuai dengan Empat Kebenaran Mulia dan Jalan Mulia berunsur delapan,
yg saya amati, sering banget orang2 misquote kata2 pak hudoyo seperti di atas. bener lho, udah tak terhitung.
gak heran jadinya selalu bentrok karena salah mengerti...
bohwat deh owe...
Sudah berkali-kali saya coba ulangi,
Sudah berkali-kali saya coba pastikan bahwa saya tidak salah tangkap...
QuoteNo.3 - apa lagi ini: Jalan Mulia Berunsur Delapan? ... Seorang Muslim atau Keristen tidak kenal itu ... tapi kalau ia mengikuti MMD ia akan mengakhiri dukkha, sebagaimana dinyatakan oleh Sang Buddha dalam Bahiya-sutta, tanpa perlu menghafal Jalan Mulia Berunsur Delapan sama sekali
Saya menyadari kalau pak hudoyo seorang Buddhist yang tentu paham,
Namun dari tulisan diatas terlihat jelas bagaimana Pak hudoyo menolak JMB8
Baik,
Saya juga berasumsi kalao pak hudoyo hanya mencoba bermain dalam kata-kata,
Namun sayangnya... dalam Thread sebelumnya saya sudah berulang kali menanyakan pertanyaan yang sama,
Yang bahkan pak hudoyo ogah menjawab pertanyaan tersebut dengan alasan diperlakukan seperti pesakitan
Quote from: ryu on 05 September 2008, 12:16:10 AM
Kalau saya mau berpikiran Buruk maka akan timbul pikiran2 buruk/kecurigaan dengan protesnya Pak Hudoyo dan sikap2nya yang mungkin bagi aye "agak aneh" . mungkin gara2 aye gak pernah meditasi sehingga gak tahu bagaimana sifat2 orang yang telah meditasi bertahun2 dan juga bagaimana mengaplikasikan dalam kehidupan sehari2 yang Melihat apa adanya :)
perlu diingat posisi pak hudoyo sebagai guru meditasi. terang aja semua interestnya adalah mengajar...
begitu ada kesempatan pasti pak hudoyo mencoba "mengajarkan" sesuatu walaupun kedengerannya aneh.
coba anda liat ibu2 muda jaman sekarang. biarpun lagi main2 ama anaknya, tapi begitu ada kesempatan tau2 diajak itung2 mainannya, nanya warna mobilnya apa. kadang gak nyambung sama permainannya.
saya ngeliat sikap dan kata2 pak hudoyo yg "aneh" itu seperti sikap si ibu muda tadi...
kalo gak mau diajar, cuekin aja tho...
Quote from: morpheus on 05 September 2008, 09:02:02 AMsaya pikir gitu juga pak hudoyo yg udah berkutat lama di meditasi dan mmdnya. kalo dia nyeletuk, ya pasti dia hubungkan ke pengalamannya mengajar dan praktik mmd.
kalo anda ngobrol ama bhikkhu ahli jhana, ya pasti dia relatenya ke jhanaaaa aja...
apa ini sukar dimengerti?
saya pikir hal ini sukar dimengerti rekan2 karena ada prejudice jelek sebelum membacanya...
itu aja.
Tidak,
bisa dipahami...
Namun,
Saya kira juga sudah jelas mengapa perlu diberikan kotak
Quote from: morpheus on 05 September 2008, 09:11:38 AM
Quote from: ryu on 05 September 2008, 12:16:10 AM
Kalau saya mau berpikiran Buruk maka akan timbul pikiran2 buruk/kecurigaan dengan protesnya Pak Hudoyo dan sikap2nya yang mungkin bagi aye "agak aneh" . mungkin gara2 aye gak pernah meditasi sehingga gak tahu bagaimana sifat2 orang yang telah meditasi bertahun2 dan juga bagaimana mengaplikasikan dalam kehidupan sehari2 yang Melihat apa adanya :)
perlu diingat posisi pak hudoyo sebagai guru meditasi. terang aja semua interestnya adalah mengajar...
begitu ada kesempatan pasti pak hudoyo mencoba "mengajarkan" sesuatu walaupun kedengerannya aneh.
coba anda liat ibu2 muda jaman sekarang. biarpun lagi main2 ama anaknya, tapi begitu ada kesempatan tau2 diajak itung2 mainannya, nanya warna mobilnya apa. kadang gak nyambung sama permainannya.
saya ngeliat sikap dan kata2 pak hudoyo yg "aneh" itu seperti sikap si ibu muda tadi...
kalo gak mau diajar, cuekin aja tho...
Bagaimana bila anda lagi asik makan dirumah makan,
Lalu sembari menyuap makanan tiba-tiba datang seseorang bertanya... "Semir Pak?"
Quote from: morpheus on 05 September 2008, 09:02:02 AM
Quote from: Kemenyan on 04 September 2008, 11:53:59 PM
Saya sendiri juga tidak jelas apa pemicu harus dikotak-kan,
Namun lebih kurang dikarenakan Kritik content MMD masuk ke thread-thread non-meditasi dan thread-thread irrelevant lainnya
bang menyan, tukang kayu yg udah ngerjain pertukangannya selama 30 taon pasti ngomongannya kayuuuuuu aja...
kalo tukang kayu diceritain ttg software development process, pasti dia nyeletuk, "oh iya, di pertukangan juga gitu, mulai dari blue print dulu, design, ukur2, baru potong kayu beneran". dikit2 kayu, dikit2 kayu...
saya pikir gitu juga pak hudoyo yg udah berkutat lama di meditasi dan mmdnya. kalo dia nyeletuk, ya pasti dia hubungkan ke pengalamannya mengajar dan praktik mmd.
kalo anda ngobrol ama bhikkhu ahli jhana, ya pasti dia relatenya ke jhanaaaa aja...
apa ini sukar dimengerti?
saya pikir hal ini sukar dimengerti rekan2 karena ada prejudice jelek sebelum membacanya...
itu aja.
Bro Morph, hanya untuk berbagi informasi, Pak Hudoyo menggeluti MMD baru beberapa tahun belakangan saja. Dan mulai gencar sejak memutuskan untuk me'missi'kan MMD ini.
"Puluhan tahun" Pak Hud lalui dengan banyak mencoba berbagai jalan spiritual, bukan MMD.
::
Quote from: Kemenyan on 05 September 2008, 09:10:54 AM
Baik,
Saya juga berasumsi kalao pak hudoyo hanya mencoba bermain dalam kata-kata,
Namun sayangnya... dalam Thread sebelumnya saya sudah berulang kali menanyakan pertanyaan yang sama,
Yang bahkan pak hudoyo ogah menjawab pertanyaan tersebut dengan alasan diperlakukan seperti pesakitan
sebetulnya jawaban Pak Hudoyo sangat jelas...
tapi memang belom bisa dimengerti saudara Kemenyan...
ditanya berkali-kali
dan dijawab berkali -kali
juga percuma...
kalo saudara kemenyan coba menelaah Buddhism seperti saat ini...
saudara kemenyan juga akan mengalami keraguan, untuk memasuka aliran sukawati sebagai Buddhism...
coba saudara kemenyan telaah aliran sukawati...
tapi buat praktisi aliran sukawati , mereka tau , mereka Buddhism dengan pendekatan yang berbeda terutama jika dilihat dari kacamata Theravada ortodox
_/\_
Quote from: morpheus on 05 September 2008, 09:11:38 AM
perlu diingat posisi pak hudoyo sebagai guru meditasi. terang aja semua interestnya adalah mengajar...
begitu ada kesempatan pasti pak hudoyo mencoba "mengajarkan" sesuatu walaupun kedengerannya aneh.
Tentu saja Pak Hudoyo berhak untuk berbicara dan mengajar meditasi.
Dan adalah hak anggota forum juga untuk mempertanyakan dan mendebat konsep2 pemikiran Pak Hudoyo.
Meskipun ini adalah forum Buddhisme yg bebas, namun tetap mempunyai kerangka utama sbg pilar yg membedakan dgn ajaran2 lainnya, tolak ukur inilah yg menimbulkan keributan. Pak Hudoyo ngotot dan juga mod ngotot juga. Kalau sudah begini, siapa yg seyogyanya mengalah?
::
Quote from: andrew on 05 September 2008, 09:22:14 AMsebetulnya jawaban Pak Hudoyo sangat jelas...
tapi memang belom bisa dimengerti saudara Kemenyan...
Bisa tolong dibantu menjelaskan?
Dengan bahasa anda (yang mungkin bisa saya pahami?)
Saya ulang kembali pertanyaannya...
Apakah MMD sejalan dengan Tiratana?
Apakah MMD sejalan dengan 4KM & JMB8?
Quote from: willibordus on 05 September 2008, 09:25:10 AM
Meskipun ini adalah forum Buddhisme yg bebas, namun tetap mempunyai kerangka utama sbg pilar yg membedakan dgn ajaran2 lainnya, tolak ukur inilah yg menimbulkan keributan. Pak Hudoyo ngotot dan juga mod notot juga. Kalau sudah begini, siapa yg seyogyanya mengalah?
::
sepertinya Pak Hudoyo sudah mengambil pilihan yang tepat
dengan meninggalkan Forum ini, dan berada diforum yang bisa menerimanya...
tapi kenapa kemudian saudara kemenyan selaku moderator,
berusaha menarik kembali Pak Hudoyo kedalam forum ini ?
untuk mencerca nya kembali di forum ini ?
_/\_
Quote from: morpheus on 05 September 2008, 09:11:38 AM
Quote from: ryu on 05 September 2008, 12:16:10 AM
Kalau saya mau berpikiran Buruk maka akan timbul pikiran2 buruk/kecurigaan dengan protesnya Pak Hudoyo dan sikap2nya yang mungkin bagi aye "agak aneh" . mungkin gara2 aye gak pernah meditasi sehingga gak tahu bagaimana sifat2 orang yang telah meditasi bertahun2 dan juga bagaimana mengaplikasikan dalam kehidupan sehari2 yang Melihat apa adanya :)
perlu diingat posisi pak hudoyo sebagai guru meditasi. terang aja semua interestnya adalah mengajar...
begitu ada kesempatan pasti pak hudoyo mencoba "mengajarkan" sesuatu walaupun kedengerannya aneh.
coba anda liat ibu2 muda jaman sekarang. biarpun lagi main2 ama anaknya, tapi begitu ada kesempatan tau2 diajak itung2 mainannya, nanya warna mobilnya apa. kadang gak nyambung sama permainannya.
saya ngeliat sikap dan kata2 pak hudoyo yg "aneh" itu seperti sikap si ibu muda tadi...
kalo gak mau diajar, cuekin aja tho...
seorang guru yang baik tidak akan mempermasalahkan mau ditempatkan di mana pun asalkan niatnya bener2 mengajar, bukan mencari2 masalah yang lain atu ingin dperlakukan istimewa di tempat yang di inginkan.
Tugas mulia Guru saya rasa semua sudah tau, tanpa pamrih, bukannya gara2 masalah sepele yang berlandaskan ego dan mengumbar ego ingin diakui "sebagai bagian Buddhism* .
Apakah sang Buddha ketika mengajarkan dia mengklaim sebagai Buddhism?
Saya menghormati sang Buddha sebagai guru para guru yang ajarannya sangat universal, kenapa oleh murid2nya dan "yang ingin diakui sebagai muridnya" malah meributkan bendera.
Apakah arti dan tujuan juga hasil meditasi seperti ini? Apakah para bhante dan bhiksu yang melakukan vinaya kelakuannya seperti yang melakukan Meditasi MMD? Sepertinya khan akhirnya malah saling menjatuhkan, saling berdebat untuk memenangkan egonya.
bohwat aye juga cuy :))
Quote from: Kemenyan on 05 September 2008, 09:27:00 AM
Quote from: andrew on 05 September 2008, 09:22:14 AMsebetulnya jawaban Pak Hudoyo sangat jelas...
tapi memang belom bisa dimengerti saudara Kemenyan...
Bisa tolong dibantu menjelaskan?
Dengan bahasa anda (yang mungkin bisa saya pahami?)
Saya ulang kembali pertanyaannya...
Apakah MMD sejalan dengan Tiratana?
Apakah MMD sejalan dengan 4KM & JMB8?
saya sudah menjelaskan...
dan pada nyatanya saudara kemenyan juga tidak paham...
dan berpikir saya bermain kata-kata...
kalo mau lihat penjelasan saya, buka saja di didiskusi kita sebelumnya...
_/\_
Ini yang saya tahu adalah ajaran Buddha secara garis besar:
Cula Sila
yang termasuk tidak bunuh, tidak curi, tidak berhubungan kelamin, tidak berucap tidak benar, merusak tanaman, makan sekali, tidak menari, bernyanyi, bermusik dan tidak melihat pertunjukan, dll.
Majjhima Sila
yang termasuk tidak menyimpan makanan, tidak melakukan permainan dalam berbagai bentuk, bicara bukan dhamma.
Maha Sila
yang termasuk tidak melakukan mata pencaharian rendah seperti membuat jimat, berurusan politik, membaca tanda, dsb.
Pengekangan Indriah
yaitu menjaga pintu indriah dengan pengertian bahwa indriah yang tidak terjaga akan memunculkan Lobha & Dosa.
Kesadaran dan kesiagaan
yaitu kesadaran akan setiap perbuatannya, dari hal besar sampai hal yang kecil.
Rasa puas
Yaitu kepuasan dengan miliknya apa adanya. Dalam hal para bhikkhu, hanya jubah yang melekat pada tubuh, serta dana makanan yang dimilikinya untuk menghilangkan lapar.
Meninggalkan penghalang
yaitu menghilangkan kemalasan & kelelahan, keraguan, pikiran kejam, kegelisahan dan nafsu indriah, sehingga mencapai jhana (I – IV).
Pengetahuan
Pengetahuan mengenai bathin-jasmani, interaksi 4 unsur, ketidak-kekalan dari semua itu.
Kekuatan Supranatural
seperti membuat diri menjadi banyak, telinga dewa, membaca pikiran, melihat kehidupan lampau, melihat kematian dan kelahiran kembali mahluk
Penghentian Dukkha
Dengan pikiran yang terpusat, murni dan cerah, tanpa cacat, bebas dari noda, lunak, mudah dibentuk, kokoh dan tidak terguncang, mengarahkan dan mencondongkan pada pandangan terang akan dukkha. Melihat asal mula dari dukkha, melihat penghentian dukkha; melihat bentukkan mental, melihat penghentian bentukan mental; dengan pengetahuan dan kebijaksanaannya, terbebas dari nafsu indriah, kelekatan pada wujud, dan kebodohan bathin.
Saya ingin tanya, apakah seseorang yang menjalani hal-hal di atas HARUS mengenal apa itu TIRATANA, HARUS mempunyai pengetahuan tentang JALAN MULIA BERUNSUR 8, HARUS mengetahui uraian 4 KESUNYATAAN MULIA?
Quote from: Kemenyan on 05 September 2008, 09:10:54 AM
QuoteNo.3 - apa lagi ini: Jalan Mulia Berunsur Delapan? ... Seorang Muslim atau Keristen tidak kenal itu ... tapi kalau ia mengikuti MMD ia akan mengakhiri dukkha, sebagaimana dinyatakan oleh Sang Buddha dalam Bahiya-sutta, tanpa perlu menghafal Jalan Mulia Berunsur Delapan sama sekali
Saya menyadari kalau pak hudoyo seorang Buddhist yang tentu paham,
Namun dari tulisan diatas terlihat jelas bagaimana Pak hudoyo menolak JMB8
Baik,
Saya juga berasumsi kalao pak hudoyo hanya mencoba bermain dalam kata-kata,
saya gak tau ada yg ada dibenak pak hudoyo, tapi saya pikir pak hudoyo "berputar2" dan gak mau menjawab langsung itu demi kebaikan anda dan pembaca karena dia sebagai guru meditasi mengerti bahayanya melekat pada telunjuk / konsep, bukan untuk mempermainkan anda dalam kata2. saya tebak pak hudoyo tidak akan pernah menjawab pertanyaan itu secara langsung.
Quote from: andrew on 05 September 2008, 09:31:49 AMsaya sudah menjelaskan...
dan pada nyatanya saudara kemenyan juga tidak paham...
dan berpikir saya bermain kata-kata...
kalo mau lihat penjelasan saya, buka saja di didiskusi kita sebelumnya...
_/\_
Bisa tolong dibantu di thread yang mana, page berapa?
Quote from: Kainyn_Kutho on 05 September 2008, 09:33:57 AMSaya ingin tanya, apakah seseorang yang menjalani hal-hal di atas HARUS mengenal apa itu TIRATANA, HARUS mempunyai pengetahuan tentang JALAN MULIA BERUNSUR 8, HARUS mengetahui uraian 4 KESUNYATAAN MULIA?
[at] Kainyn & andrew:
Coba dibaca ulang pertanyaannya:
Apakah MMD
sejalan dengan JMB8 ?
Sejalan ?
Ya... yang saya pertanyakan sejalan...
Maksudnya sejalan?
JMB8 merupakan pecahan dari 4KM mengenai Berakhirnya Dukkha
dengan kata lain,
Pertanyaan saya adalah:
Apakah MMD Mengakhiri Dukkha?Saya tidak meminta penjelasan panjang lebar mengenai Konsep JMB8 pada pertanyaan saya,
Bahkan saya sudah memberikan jawaban dalam jawaban,
yang direply sinis oleh pak hudoyo dengan jawaban point-per-point 1-9 pada (click (http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=4544.msg77546#msg77546))
Setelah melihat jawaban sinis dari pak hudoyo,
Saya menganggap kalau pak hudoyo sendiri enggan dianggap sebagai Buddhisme,
Enggan mengunakan kata "Dukkha",
Enggan mengunakan kata "Pencerahan",
Lalu,
Apakah salah saya pribadi berasumsi kalau MMD tidak sesuai JMB8?
Quote from: Kemenyan on 05 September 2008, 09:16:57 AM
Bagaimana bila anda lagi asik makan dirumah makan,
Lalu sembari menyuap makanan tiba-tiba datang seseorang bertanya... "Semir Pak?"
tukang semir berbeda dengan sebuah post di forum. sebuah post hanya akan mengganggu anda kalo anda memilih untuk membacanya.
Quote from: Kemenyan on 05 September 2008, 09:42:58 AM
Quote from: Kainyn_Kutho on 05 September 2008, 09:33:57 AMSaya ingin tanya, apakah seseorang yang menjalani hal-hal di atas HARUS mengenal apa itu TIRATANA, HARUS mempunyai pengetahuan tentang JALAN MULIA BERUNSUR 8, HARUS mengetahui uraian 4 KESUNYATAAN MULIA?
[at] Kainyn & andrew:
Coba dibaca ulang pertanyaannya:
Apakah MMD sejalan dengan JMB8 ?
Sejalan ?
Ya... yang saya pertanyakan sejalan...
Maksudnya sejalan?
JMB8 merupakan pecahan dari 4KM mengenai Berakhirnya Dukkha
dengan kata lain,
Pertanyaan saya adalah:
Apakah MMD Mengakhiri Dukkha?
Saya tidak meminta penjelasan panjang lebar mengenai Konsep JMB8 pada pertanyaan saya,
Bahkan saya sudah memberikan jawaban dalam jawaban,
yang direply sinis oleh pak hudoyo dengan jawaban point-per-point 1-9 pada (click (http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=4544.msg77546#msg77546))
Setelah melihat jawaban sinis dari pak hudoyo,
Saya menganggap kalau pak hudoyo sendiri enggan dianggap sebagai Buddhisme,
Enggan mengunakan kata "Dukkha",
Enggan mengunakan kata "Pencerahan",
Lalu,
Apakah salah saya pribadi berasumsi kalau MMD tidak sesuai JMB8?
Kemenyan,
Saya tidak sedang mempermasalahkan MMD. Hanya bertanya saja.
Quote from: Kainyn_Kutho on 05 September 2008, 09:45:12 AM
Quote from: Kemenyan on 05 September 2008, 09:42:58 AM
Quote from: Kainyn_Kutho on 05 September 2008, 09:33:57 AMSaya ingin tanya, apakah seseorang yang menjalani hal-hal di atas HARUS mengenal apa itu TIRATANA, HARUS mempunyai pengetahuan tentang JALAN MULIA BERUNSUR 8, HARUS mengetahui uraian 4 KESUNYATAAN MULIA?
[at] Kainyn & andrew:
Coba dibaca ulang pertanyaannya:
Apakah MMD sejalan dengan JMB8 ?
Sejalan ?
Ya... yang saya pertanyakan sejalan...
Maksudnya sejalan?
JMB8 merupakan pecahan dari 4KM mengenai Berakhirnya Dukkha
dengan kata lain,
Pertanyaan saya adalah:
Apakah MMD Mengakhiri Dukkha?
Saya tidak meminta penjelasan panjang lebar mengenai Konsep JMB8 pada pertanyaan saya,
Bahkan saya sudah memberikan jawaban dalam jawaban,
yang direply sinis oleh pak hudoyo dengan jawaban point-per-point 1-9 pada (click (http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=4544.msg77546#msg77546))
Setelah melihat jawaban sinis dari pak hudoyo,
Saya menganggap kalau pak hudoyo sendiri enggan dianggap sebagai Buddhisme,
Enggan mengunakan kata "Dukkha",
Enggan mengunakan kata "Pencerahan",
Lalu,
Apakah salah saya pribadi berasumsi kalau MMD tidak sesuai JMB8?
Kemenyan,
Saya tidak sedang mempermasalahkan MMD. Hanya bertanya saja.
terima kasih... :)
saya baru pusing-pusing mencari... :)
ternyata sudah ada yang membantu
banyak-banyak terima kasih :)
diskusi kita dimulai dari halaman ini
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=4416.210
_/\_
Quote from: willibordus on 05 September 2008, 09:18:33 AM
Bro Morph, hanya untuk berbagi informasi, Pak Hudoyo menggeluti MMD baru beberapa tahun belakangan saja. Dan mulai gencar sejak memutuskan untuk me'missi'kan MMD ini.
"Puluhan tahun" Pak Hud lalui dengan banyak mencoba berbagai jalan spiritual, bukan MMD.
saya tau, bang willi. saya gak nyebut gitu kan di atas?
anyway, makasih buat infonya
Quote from: Kainyn_Kutho on 05 September 2008, 09:33:57 AMSaya ingin tanya, apakah seseorang yang menjalani hal-hal di atas HARUS mengenal apa itu TIRATANA, HARUS mempunyai pengetahuan tentang JALAN MULIA BERUNSUR 8, HARUS mengetahui uraian 4 KESUNYATAAN MULIA?
Tidak harus,
Namun setiap point dari apa yang anda uraikan diatas merupakan bagian dari Empat Kebenaran Mulia
Pertanyaan:
Apakah anda menerima kalau semua yang anda tulis diatas merupakan bagian dari Empat Kebenaran Mulia?
Quote from: Kemenyan on 05 September 2008, 09:42:58 AM
Lalu,
Apakah salah saya pribadi berasumsi kalau MMD tidak sesuai JMB8?
tidak ada yang salah dan benar...
biar lah Pak Hudoyo berjalan dijalannya sendiri...
dan saudara Kemenyan berjalan dijalannya sendiri...
_/\_
Quote from: andrew on 05 September 2008, 09:47:53 AMdiskusi kita dimulai dari halaman ini
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=4416.210
Sejauh apa yang saya lihat,
Anda hanya mempertanyakan apakah Bahiya Sutta dan Malunkyaputta Sutta dianggap sesuai Standard atau tidak
tapi saya kira bukan itu jawaban anda,
Mohon maaf kalau saya kehilangan focus dalam mencari jawaban anda mengenai JMB8
Sedikit merepotkan dan jikalau tidak keberatan,
Bisa tolong di quote ulang disini?
hanya pada bagian jawaban anda?
Quote from: andrew on 05 September 2008, 09:52:14 AM
Quote from: Kemenyan on 05 September 2008, 09:42:58 AM
Lalu,
Apakah salah saya pribadi berasumsi kalau MMD tidak sesuai JMB8?
tidak ada yang salah dan benar...
biar lah Pak Hudoyo berjalan dijalannya sendiri...
dan saudara Kemenyan berjalan dijalannya sendiri...
Akan tetapi,
Kita disini tidak sendiri
Tulisan tulisan kita dibaca oleh banyak lapisan
dan tidak,
Saya tidak membawa asumsi pribadi saya dalam keputusan Management DhammaCitta
bahkan, saya tidak ikut serta dalam pengambilan keputusan
Quote from: Kemenyan on 05 September 2008, 09:54:12 AM
Quote from: andrew on 05 September 2008, 09:47:53 AMdiskusi kita dimulai dari halaman ini
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=4416.210
Sejauh apa yang saya lihat,
Anda hanya mempertanyakan apakah Bahiya Sutta dan Malunkyaputta Sutta dianggap sesuai Standard atau tidak
tapi saya kira bukan itu jawaban anda,
Mohon maaf kalau saya kehilangan focus dalam mencari jawaban anda mengenai JMB8
Sedikit merepotkan dan jikalau tidak keberatan,
Bisa tolong di quote ulang disini?
hanya pada bagian jawaban anda?
saya Quote singkatnya saja...
"karena praktek Bahiya berdasarkan instruksi Buddha didalam Bahiya sutta menghantarkan Bahiya menjadi seorang arahat, jadi instruksi itu sejalan dengan 4KM dan JMB8 "saya baru sadar... bahwa Pak Hudoyo cukup sabar berusaha menjelaskan semua ini kepada saudara
_/\_
Quote from: Kemenyan on 05 September 2008, 09:48:40 AM
Quote from: Kainyn_Kutho on 05 September 2008, 09:33:57 AMSaya ingin tanya, apakah seseorang yang menjalani hal-hal di atas HARUS mengenal apa itu TIRATANA, HARUS mempunyai pengetahuan tentang JALAN MULIA BERUNSUR 8, HARUS mengetahui uraian 4 KESUNYATAAN MULIA?
Tidak harus,
Namun setiap point dari apa yang anda uraikan diatas merupakan bagian dari Empat Kebenaran Mulia
Pertanyaan:
Apakah anda menerima kalau semua yang anda tulis diatas merupakan bagian dari Empat Kebenaran Mulia?
Saya bahkan menerima bahwa uraian dari Jalan Mulia Berunsur 8 itu mencakup hal2 di atas.
Seperti dari dulu saya katakan, yang saya masalahkan adalah "FORMAT" (JMB 8 & 4 KM) ini selalu dibuat menjadi harga mati, di mana orang HARUS mengetahuinya dahulu sebelum merealisasikan ajaran Buddha itu sendiri. Seperti orang berusaha mendorong dibilang tidak mendorong kalau tidak mengetahui hukum Newton.
Quote from: andrew on 05 September 2008, 09:58:49 AMsaya Quote singkatnya saja...
"karena praktek Bahiya berdasarkan instruksi Buddha didalam Bahiya sutta menghantarkan Bahiya menjadi seorang arahat, jadi instruksi itu sejalan dengan 4KM dan JMB8 "
saya baru sadar... bahwa Pak Hudoyo cukup sabar berusaha menjelaskan semua ini kepada saudara
Quote from: andrewapakah sejalan dengan 4km dan JMB8
boleh saya bertanya kepada Pak Mod?
apakah ada seorang yang prakteknya tidak sejalan dengan 4km dan JMB8 bisa menjadi arahat ?
karena praktek Bahiya berdasarkan instruksi Buddha didalam Bahiya sutta menghantarkan Bahiya menjadi seorang arahat, jadi instruksi itu sejalan dengan 4KM dan JMB8
nah kalo pak MOd mengatakan bahwa praktek yang tidak sejalan dengan 4KM dan JMB 8 dapat menghantarkan seseorang menjadi seorang arahat.
mungkin pak MOd yang harus merenung, jangan-jangan Pak MOd yang tidak sesuai dengan Buddhism international.
Jawaban saya sebelumnya "Saya tidak tahu"
Jawaban tersebut saya pilih karena saya tidak mau berasumsi apa-apa mengenai MMD (posisi netral)
dan kali ini saya menjawab sesuai dengan asumsi pribadi saya,
Meditasi itu sendiri
sejalan dengan JMB8
Sungguh sulitkah menjawab "Ya" pada pertanyaan2x tersebut?
Quote from: willibordus on 05 September 2008, 09:25:10 AM
Tentu saja Pak Hudoyo berhak untuk berbicara dan mengajar meditasi.
Dan adalah hak anggota forum juga untuk mempertanyakan dan mendebat konsep2 pemikiran Pak Hudoyo.
anda betul, bang. tidak pernah ada larangan untuk itu kan?
sekali lagi saya heran seolah2 pak hudoyo dipersepsikan mempunyai otoritas lebih dan terpaksa menelan kata2nya. anda, saya dan rekan2 lain mempunyai hak yg sama dengan pak hudoyo. silakan debat dan kritisi opininya.
Quote from: willibordus on 05 September 2008, 09:25:10 AM
Meskipun ini adalah forum Buddhisme yg bebas, namun tetap mempunyai kerangka utama sbg pilar yg membedakan dgn ajaran2 lainnya, tolak ukur inilah yg menimbulkan keributan. Pak Hudoyo ngotot dan juga mod ngotot juga. Kalau sudah begini, siapa yg seyogyanya mengalah?
sejauh yg saya ikuti, pak hudoyo udah bilang mmd berdasarkan 2 sutta. apakah itu kurang kuat?
sebelumnya sepertinya sudah ada kompromi untuk meletakkan semuanya di buddhisme modern yg saya pikir merupakan tempat yg tepat, tapi sepertinya ada yg gak rela dan akhirnya ada usaha untuk kembali mengukur semuanya dengan meteran orthodox dan mengembalikan semuanya ke buddhisme dan kepercayaan lain (satu tempat dengan chikung, taoisme dan lain2).
Quote from: Kemenyan on 05 September 2008, 09:56:20 AM
Quote from: andrew on 05 September 2008, 09:52:14 AM
Quote from: Kemenyan on 05 September 2008, 09:42:58 AM
Lalu,
Apakah salah saya pribadi berasumsi kalau MMD tidak sesuai JMB8?
tidak ada yang salah dan benar...
biar lah Pak Hudoyo berjalan dijalannya sendiri...
dan saudara Kemenyan berjalan dijalannya sendiri...
Akan tetapi,
Kita disini tidak sendiri
Tulisan tulisan kita dibaca oleh banyak lapisan
Buddha pernah mengatakan di Dhammapada
orang yang diam dia akan dicela, orang yang berbicara dia juga akan dicela, tidak ada orang yang bebas dari celaan...
_/\_
Sebenernya sih formatnya sih terserah selama unsur 4 & 8 terkandung, tetapi dulu Pak Hudoyo pernah menyatakan kalo unsurnya ilang satu , tidak masalah khususnya di unsur 8. Nah lho?
Quote from: Kainyn_Kutho on 05 September 2008, 09:59:12 AM
Quote from: Kemenyan on 05 September 2008, 09:48:40 AM
Quote from: Kainyn_Kutho on 05 September 2008, 09:33:57 AMSaya ingin tanya, apakah seseorang yang menjalani hal-hal di atas HARUS mengenal apa itu TIRATANA, HARUS mempunyai pengetahuan tentang JALAN MULIA BERUNSUR 8, HARUS mengetahui uraian 4 KESUNYATAAN MULIA?
Tidak harus,
Namun setiap point dari apa yang anda uraikan diatas merupakan bagian dari Empat Kebenaran Mulia
Pertanyaan:
Apakah anda menerima kalau semua yang anda tulis diatas merupakan bagian dari Empat Kebenaran Mulia?
Saya bahkan menerima bahwa uraian dari Jalan Mulia Berunsur 8 itu mencakup hal2 di atas.
Seperti dari dulu saya katakan, yang saya masalahkan adalah "FORMAT" (JMB 8 & 4 KM) ini selalu dibuat menjadi harga mati, di mana orang HARUS mengetahuinya dahulu sebelum merealisasikan ajaran Buddha itu sendiri.
Seperti orang berusaha mendorong dibilang tidak mendorong kalau tidak mengetahui hukum Newton.
ini yang sedang terjadi :)
_/\_
Quote from: Kainyn_Kutho on 05 September 2008, 09:59:12 AMSaya bahkan menerima bahwa uraian dari Jalan Mulia Berunsur 8 itu mencakup hal2 di atas.
Seperti dari dulu saya katakan, yang saya masalahkan adalah "FORMAT" (JMB 8 & 4 KM) ini selalu dibuat menjadi harga mati, di mana orang HARUS mengetahuinya dahulu sebelum merealisasikan ajaran Buddha itu sendiri.
Perlu diingat,
Saya tidak pernah menanyakan bagaimana beliau mengajarkan meditasi
Saya tidak pernah menanyakan apakah murid-murid beliau mengenal konsep 4KM & JMB8
Quote from: andrew on 05 September 2008, 10:02:06 AM
Buddha pernah mengatakan di Dhammapada
orang yang diam dia akan dicela, orang yang berbicara dia juga akan dicela, tidak ada orang yang bebas dari celaan...
_/\_
mungkin bro andrew bisa menambahkan bagaimana Sang Buddha menganjurkan kita dalam menghadapi sebuah celaan?
apakah tanggapan kita itu diam, marah, ngambek, ngomel2, atau gimana?
Quote from: bond on 05 September 2008, 10:03:49 AM
Sebenernya sih formatnya sih terserah selama unsur 4 & 8 terkandung, tetapi dulu Pak Hudoyo pernah menyatakan kalo unsurnya ilang satu , tidak masalah khususnya di unsur 8. Nah lho?
Kalo menyangkut MMD, saya tidak begitu tahu karena juga tidak ikut thread MMD (yang di board "Meditasi").
Saya rasa perbedaan pendapat itu memang sudah ada sejak lama tentang perlu atau tidak perlunya jhana sebelum ke Vipassana. Karena saya bukanlah seorang Arahat, saya hanya melihat itu sebagai 'cocok2an' dalam kepercayaan. Tapi saya cocok dengan 'mengundang untuk dibuktikan', bukan dogma atau iman yang harga mati tidak diragukan. Itulah sebabnya saya pilih diskusi di forum Buddhis.
Quote from: HokBen on 05 September 2008, 10:07:40 AM
Quote from: andrew on 05 September 2008, 10:02:06 AM
Buddha pernah mengatakan di Dhammapada
orang yang diam dia akan dicela, orang yang berbicara dia juga akan dicela, tidak ada orang yang bebas dari celaan...
_/\_
mungkin bro andrew bisa menambahkan bagaimana Sang Buddha menganjurkan kita dalam menghadapi sebuah celaan?
apakah tanggapan kita itu diam, marah, ngambek, ngomel2, atau gimana?
saya tidak ingat Buddha menganjurkan bagaimana, bahkan mungkin saya tidak berani memastikan Buddha menganjurkan bagaimana...
setiap kasus tentunya mempunyai penyelesaian yang berbeda... setiap kasus itu unik, dan tidak akan terulang...
_/\_
Quote from: Kemenyan on 05 September 2008, 10:05:38 AM
Quote from: Kainyn_Kutho on 05 September 2008, 09:59:12 AMSaya bahkan menerima bahwa uraian dari Jalan Mulia Berunsur 8 itu mencakup hal2 di atas.
Seperti dari dulu saya katakan, yang saya masalahkan adalah "FORMAT" (JMB 8 & 4 KM) ini selalu dibuat menjadi harga mati, di mana orang HARUS mengetahuinya dahulu sebelum merealisasikan ajaran Buddha itu sendiri.
Perlu diingat,
Saya tidak pernah menanyakan bagaimana beliau mengajarkan meditasi
Saya tidak pernah menanyakan apakah murid-murid beliau mengenal konsep 4KM & JMB8
Kembali ke MMD lagi? OK.
Saya tidak terlalu ingat detail posisi Kemenyan dalam hal MMD vs Buddhism ini. Boleh dijelaskan apakah mengatakan sesuai/tidak dan alasannya?
Quote from: ryu on 05 September 2008, 09:29:59 AM
Tugas mulia Guru saya rasa semua sudah tau, tanpa pamrih, bukannya gara2 masalah sepele yang berlandaskan ego dan mengumbar ego ingin diakui "sebagai bagian Buddhism* .
jadi maksud anda guru yg baik itu membiarkan saja sesuatu yg salah?
kalo metta bhavana yg bersumber pada metta sutta atau anapanasati yg bersumber pada anapanasati sutta dimasupin ke buddhisme dan kepercayaan lain, guru yg baik seharusnya diem aja dan manggut2?
kalo emang gitu yg anda maksud, pengertian guru yg baik antara kita berbeda...
wah.. tambah lama jadi bengong............gw
Bp Hudoyo belajar meditasi di Thailand (Buddhist)
dan menengajarkan meditasi MMD serta sangat bersemangat
mengutip ayat....baikut/tu.... (sori)...jg juga diajarkan oleh Buddha.
Berarti Bp Hudoyo bisa sampai ini hari adalah juga atas ajaran Buddha...
Ajaran Buddha banyak.... 4km8R.... (banyak produknya deh...)
Tepatkah seorang murid Buddha mengatakan dgn MMD.....
produk Buddha lainnya ngak perlu/ngak berlaku/kwalitas SD?????
Bisakah MMD berjalan BEGUNA BAGI ORG BANYAK (non Buddhist)
tanpa memberi pandangan negatif pada produk Buddhist yg lain?
Karna manusia banyak macam/kepintaran.....
maka produk Buddhist juga berbeda-beda!
Tolong penjelasan yg singkat aja deh......
panjang2 tambah bengong gw............
(produk yg gw senangin adalah sabun LUX,.... murah meriah)
Quote from: Kainyn_Kutho on 05 September 2008, 10:20:08 AM
Quote from: Kemenyan on 05 September 2008, 10:05:38 AM
Quote from: Kainyn_Kutho on 05 September 2008, 09:59:12 AMSaya bahkan menerima bahwa uraian dari Jalan Mulia Berunsur 8 itu mencakup hal2 di atas.
Seperti dari dulu saya katakan, yang saya masalahkan adalah "FORMAT" (JMB 8 & 4 KM) ini selalu dibuat menjadi harga mati, di mana orang HARUS mengetahuinya dahulu sebelum merealisasikan ajaran Buddha itu sendiri.
Perlu diingat,
Saya tidak pernah menanyakan bagaimana beliau mengajarkan meditasi
Saya tidak pernah menanyakan apakah murid-murid beliau mengenal konsep 4KM & JMB8
Kembali ke MMD lagi? OK.
Saya tidak terlalu ingat detail posisi Kemenyan dalam hal MMD vs Buddhism ini.
Boleh dijelaskan apakah mengatakan sesuai/tidak dan alasannya?
Waduh... koq gw ngerasa kerepotan sewaktu menjawab pertanyaan ini...
kening gw berkerut benter mikir apa yg mao gw ketik...
Gw coba belah satu per satu dah...
QuoteSeperti dari dulu saya katakan, yang saya masalahkan adalah "FORMAT" (JMB 8 & 4 KM) ini selalu dibuat menjadi harga mati, di mana orang HARUS mengetahuinya dahulu sebelum merealisasikan ajaran Buddha itu sendiri.
Apakah MMD sesuai dengan Buddhism?
Menurut saya
Buddhism berbicara tentang Dukkha dan bagaimana membebaskan diri dari pada Dukkha...
Apakah MMD sesuai dengan Buddhism?
Tidak ada yang lebih berhak memberikan jawaban atas pertanyaan ini selain daripada Pak Hudoyo itu sendiri
dan dari tanya jawab saya dengan pak hudoyo,
terlihat begitu berat pak hudoyo menjawab Ya, MMD itu sejalan dengan JMB8
QuoteSaya tidak terlalu ingat detail posisi Kemenyan dalam hal MMD vs Buddhism ini.
Boleh dijelaskan apakah mengatakan sesuai/tidak dan alasannya?
Dahulu saya cuma pengamat yang menengahi,
Kali ini saya telah mengambil kesimpulan "Tidak sesuai" dikarenakan arogansi dari pak Hudoyo yang ogah mengakui kalau MMD itu memang sesuai Buddhism
Quote from: ryu on 05 September 2008, 09:29:59 AM
Quote from: morpheus on 05 September 2008, 09:11:38 AM
Quote from: ryu on 05 September 2008, 12:16:10 AM
Kalau saya mau berpikiran Buruk maka akan timbul pikiran2 buruk/kecurigaan dengan protesnya Pak Hudoyo dan sikap2nya yang mungkin bagi aye "agak aneh" . mungkin gara2 aye gak pernah meditasi sehingga gak tahu bagaimana sifat2 orang yang telah meditasi bertahun2 dan juga bagaimana mengaplikasikan dalam kehidupan sehari2 yang Melihat apa adanya :)
perlu diingat posisi pak hudoyo sebagai guru meditasi. terang aja semua interestnya adalah mengajar...
begitu ada kesempatan pasti pak hudoyo mencoba "mengajarkan" sesuatu walaupun kedengerannya aneh.
coba anda liat ibu2 muda jaman sekarang. biarpun lagi main2 ama anaknya, tapi begitu ada kesempatan tau2 diajak itung2 mainannya, nanya warna mobilnya apa. kadang gak nyambung sama permainannya.
saya ngeliat sikap dan kata2 pak hudoyo yg "aneh" itu seperti sikap si ibu muda tadi...
kalo gak mau diajar, cuekin aja tho...
seorang guru yang baik tidak akan mempermasalahkan mau ditempatkan di mana pun asalkan niatnya bener2 mengajar, bukan mencari2 masalah yang lain atu ingin dperlakukan istimewa di tempat yang di inginkan.
Tugas mulia Guru saya rasa semua sudah tau, tanpa pamrih, bukannya gara2 masalah sepele yang berlandaskan ego dan mengumbar ego ingin diakui "sebagai bagian Buddhism* .
bohwat aye juga cuy :))
Ryu...
setiap kasus itu unik,
coba lihat bagaimana perlakuan Marpa ( guru ) kepada Milarepa ( murid )
penuh makian...
pukulan... bahkan siksaan, seperti budak...
mengomentari Milarepa sebagai murid yang tidak bisa memberikan persembahan materi kepadanya...
tapi...
apa yang dihasilkan sekarang...
Milarepa sampai hari ini , menjadi inspirasi agung... bagi para pertapa
_/\_
Quote from: Kemenyan on 05 September 2008, 09:42:58 AM
dengan kata lain,
Pertanyaan saya adalah:
Apakah MMD Mengakhiri Dukkha?
setahu saya ini udah dijawab dengan cukup jelas. diquotekan dari bahiya sutta bahwa ini adalah akhir dari dukkha dan mmd berdasarkan bahiya sutta. apakah ini kurang jelas, bang?
Quote from: Kemenyan on 05 September 2008, 09:42:58 AM
Lalu,
Apakah salah saya pribadi berasumsi kalau MMD tidak sesuai JMB8?
tentu saja tidak bang.
semua orang bebas berpendapat apapun, selama tidak memaksakan pendapatnya ke orang lain melalui kekuasaannya.
Quote from: morpheus on 05 September 2008, 10:33:58 AM
Quote from: Kemenyan on 05 September 2008, 09:42:58 AM
dengan kata lain,
Pertanyaan saya adalah:
Apakah MMD Mengakhiri Dukkha?
setahu saya ini udah dijawab dengan cukup jelas. diquotekan dari bahiya sutta bahwa ini adalah akhir dari dukkha dan mmd berdasarkan bahiya sutta. apakah ini kurang jelas, bang?
Apa perbedaan pertanyaan:
Apakah MMD mengakhiri Dukkha?
dengan
Apakah MMD sejalan dengan JMB8?
Quotetentu saja tidak bang.
semua orang bebas berpendapat apapun, selama tidak memaksakan pendapatnya ke orang lain melalui kekuasaannya.
Oleh karena itu saya mencoba mengali apa pendapat beliau melalui pertanyaan-pertanyaan saya.
Namun, beliau terlihat begitu pongah dan arogan untuk mengakui,
Bahkan dengan tegas beliau mengatakan kalau hal-hal tersebut cuma hapal-hapalan anak-anak SD
Quote from: Kemenyan on 05 September 2008, 10:31:37 AM
Waduh... koq gw ngerasa kerepotan sewaktu menjawab pertanyaan ini...
kening gw berkerut benter mikir apa yg mao gw ketik...
Gw coba belah satu per satu dah...
QuoteSeperti dari dulu saya katakan, yang saya masalahkan adalah "FORMAT" (JMB 8 & 4 KM) ini selalu dibuat menjadi harga mati, di mana orang HARUS mengetahuinya dahulu sebelum merealisasikan ajaran Buddha itu sendiri.
Apakah MMD sesuai dengan Buddhism?
Menurut saya
Buddhism berbicara tentang Dukkha dan bagaimana membebaskan diri dari pada Dukkha...
Apakah MMD sesuai dengan Buddhism?
Tidak ada yang lebih berhak memberikan jawaban atas pertanyaan ini selain daripada Pak Hudoyo itu sendiri
dan dari tanya jawab saya dengan pak hudoyo,
terlihat begitu berat pak hudoyo menjawab Ya, MMD itu sejalan dengan JMB8
QuoteSaya tidak terlalu ingat detail posisi Kemenyan dalam hal MMD vs Buddhism ini.
Boleh dijelaskan apakah mengatakan sesuai/tidak dan alasannya?
Dahulu saya cuma pengamat yang menengahi,
Kali ini saya telah mengambil kesimpulan "Tidak sesuai" dikarenakan arogansi dari pak Hudoyo yang ogah mengakui kalau MMD itu memang sesuai Buddhism
OK, thanx buat penjelasannya. Berarti seperti dugaan saya semula, memang yang dimasalahkan adalah "pribadi seorang Hudoyo", bukan MMD. Saya menilai MMD dari penjelasan metoda dan pendekatan terhadap 3 sutta yang digunakan. Saya tidak mencampurkan "sikap Pak Hudoyo terhadap sutta yang lain, pengalaman dan pendapat pribadinya, serta 'iman'-nya" ke dalam penilaian itu. Sebab saya mencoba menilai "apakah MMD sesuai dengan Buddhisme", bukan menilai "apakah agamanya Pak Hudoyo". :)
Quote from: johan3000 on 05 September 2008, 10:29:27 AM
wah.. tambah lama jadi bengong............gw
Bp Hudoyo belajar meditasi di Thailand (Buddhist)
dan menengajarkan meditasi MMD serta sangat bersemangat
mengutip ayat....baikut/tu.... (sori)...jg juga diajarkan oleh Buddha.
Berarti Bp Hudoyo bisa sampai ini hari adalah juga atas ajaran Buddha...
Ajaran Buddha banyak.... 4km8R.... (banyak produknya deh...)
Tepatkah seorang murid Buddha mengatakan dgn MMD.....
produk Buddha lainnya ngak perlu/ngak berlaku/kwalitas SD?????
sebetulnya yang dimaksud bukan kualitas SD
lebih tepatnya...
ini yang paling baik buat saya... ( belum tentu baik dan cocok buat orang lain )
itu yang paling baik buat dia
dan itu yang paling baik menurut kamu ...
setiap orang unik, dan punya kecenderungan yang berbeda...
tidak ada yang persis cocok untuk semua orang
konflik timbul... ketika seseorang berusaha menghakimi orang lain, menurut kacamatanya...
Quote from: johan3000 on 05 September 2008, 10:29:27 AM
Bisakah MMD berjalan BEGUNA BAGI ORG BANYAK (non Buddhist)
tanpa memberi pandangan negatif pada produk Buddhist yg lain?
yang saya jumpai langsung...
orang-orang bukan Buddhis yang mengikuti MMD ... mereka kemudian akan respect kepada agama Buddha...
Quote from: johan3000 on 05 September 2008, 10:29:27 AM
Karna manusia banyak macam/kepintaran.....
maka produk Buddhist juga berbeda-beda!
Tolong penjelasan yg singkat aja deh......
panjang2 tambah bengong gw............
(produk yg gw senangin adalah sabun LUX,.... murah meriah)
_/\_
Quote from: Kainyn_Kutho on 05 September 2008, 10:39:40 AM
OK, thanx buat penjelasannya. Berarti seperti dugaan saya semula, memang yang dimasalahkan adalah "pribadi seorang Hudoyo", bukan MMD.
Saya menilai MMD dari penjelasan metoda dan pendekatan terhadap 3 sutta yang digunakan.
Saya tidak mencampurkan "sikap Pak Hudoyo terhadap sutta yang lain, pengalaman dan pendapat pribadinya, serta 'iman'-nya" ke dalam penilaian itu.
Sebab saya mencoba menilai "apakah MMD sesuai dengan Buddhisme", bukan menilai "apakah agamanya Pak Hudoyo". :)
Perlu diingat,
Tulisan diatas adalah pendapat kemenyan.
dan kedua,
Jikalau Foundernya begini... Bagaimana muridnya?
Apa jadinya nanti thread-thread Vipasanna lainnya?
Apa jadinya nanti thread-thread Jhana?
dan yang menjadi pertanyaan terbesar saya...
Apakah perubahan sikap bijak dari pak hudoyo yang dahulu, dan yang sekarang dikarenakan MMD?
Apakah perubahan sikap dari Riky yang dahulu, dan yang sekarang dikarenakan MMD?
ataukah...
Memang batin seorang suci demikian adanya?
Quote
wah.. tambah lama jadi bengong............gw
Bp Hudoyo belajar meditasi di Thailand (Buddhist)
dan menengajarkan meditasi MMD serta sangat bersemangat
mengutip ayat....baikut/tu.... (sori)...jg juga diajarkan oleh Buddha.
Berarti Bp Hudoyo bisa sampai ini hari adalah juga atas ajaran Buddha...
Ajaran Buddha banyak.... 4km8R.... (banyak produknya deh...)
Tepatkah seorang murid Buddha mengatakan dgn MMD.....
produk Buddha lainnya ngak perlu/ngak berlaku/kwalitas SD?Huh??
Bisakah MMD berjalan BEGUNA BAGI ORG BANYAK (non Buddhist)
tanpa memberi pandangan negatif pada produk Buddhist yg lain?
Karna manusia banyak macam/kepintaran.....
maka produk Buddhist juga berbeda-beda!
Tolong penjelasan yg singkat aja deh......
panjang2 tambah bengong gw............
(produk yg gw senangin adalah sabun LUX,.... murah meriah)
Tentu saja MMD sendiri bermanfaat entah dikalangan buddhist ataupun non buddhist. Tetapi tatkala suatu diskusi hanya dicekoki satu pandangan, yg mana thread itu bukan membahas MMD, akhirnya menjadi sangat rancu dan mengganggu. Inilah titik awal sebenarnya. Dan ketika pandangan itu balik dikritisi malah berbalik merasa diserang, apa artinya ini?
Hal yg paling gampang siapa yg paling ngotot terhadap label? siapa yg sering minta keadilan, siapa yg banyak nuntut? siapa yg paling suka dipuji? tapi lupa kewajiban apa yg harus diberikan..
Bukankah MMD cocok2an? jadi kalo tidak ada yg merasa cocok kenapa pihak MMD harus marah2 dan ngotot? inilah yg kita sebut TAU DIRI.
Quote from: andrew on 05 September 2008, 10:32:51 AM
Quote from: ryu on 05 September 2008, 09:29:59 AM
Quote from: morpheus on 05 September 2008, 09:11:38 AM
Quote from: ryu on 05 September 2008, 12:16:10 AM
Kalau saya mau berpikiran Buruk maka akan timbul pikiran2 buruk/kecurigaan dengan protesnya Pak Hudoyo dan sikap2nya yang mungkin bagi aye "agak aneh" . mungkin gara2 aye gak pernah meditasi sehingga gak tahu bagaimana sifat2 orang yang telah meditasi bertahun2 dan juga bagaimana mengaplikasikan dalam kehidupan sehari2 yang Melihat apa adanya :)
perlu diingat posisi pak hudoyo sebagai guru meditasi. terang aja semua interestnya adalah mengajar...
begitu ada kesempatan pasti pak hudoyo mencoba "mengajarkan" sesuatu walaupun kedengerannya aneh.
coba anda liat ibu2 muda jaman sekarang. biarpun lagi main2 ama anaknya, tapi begitu ada kesempatan tau2 diajak itung2 mainannya, nanya warna mobilnya apa. kadang gak nyambung sama permainannya.
saya ngeliat sikap dan kata2 pak hudoyo yg "aneh" itu seperti sikap si ibu muda tadi...
kalo gak mau diajar, cuekin aja tho...
seorang guru yang baik tidak akan mempermasalahkan mau ditempatkan di mana pun asalkan niatnya bener2 mengajar, bukan mencari2 masalah yang lain atu ingin dperlakukan istimewa di tempat yang di inginkan.
Tugas mulia Guru saya rasa semua sudah tau, tanpa pamrih, bukannya gara2 masalah sepele yang berlandaskan ego dan mengumbar ego ingin diakui "sebagai bagian Buddhism* .
bohwat aye juga cuy :))
Ryu...
setiap kasus itu unik,
coba lihat bagaimana perlakuan Marpa ( guru ) kepada Milarepa ( murid )
penuh makian...
pukulan... bahkan siksaan, seperti budak...
mengomentari Milarepa sebagai murid yang tidak bisa memberikan persembahan materi kepadanya...
tapi...
apa yang dihasilkan sekarang...
Milarepa sampai hari ini , menjadi inspirasi agung... bagi para pertapa
_/\_
Hohoho, bagaimana kalau kasusnya di balik, sang murid yang memaki, memukul dan menyiksa :)) apakah yang terjadi pada sang guru :))
Quote from: Kemenyan on 05 September 2008, 10:38:13 AMApa perbedaan pertanyaan:
Apakah MMD mengakhiri Dukkha?
dengan
Apakah MMD sejalan dengan JMB8?
jelas berbeda bang.
ada sebagian buddhis yg tidak mengacu pada jm8 sama sekali pada praktiknya.
apakah anda mau memaksakan memakai meteran jm8 untuk semua buddhis?
btw, saya dulu baca thread meditasi anda, apakah anda memakai jm8 saat anda bermeditasi?
Quote from: Kemenyan on 05 September 2008, 10:38:13 AM
Oleh karena itu saya mencoba mengali apa pendapat beliau melalui pertanyaan-pertanyaan saya.
Namun, beliau terlihat begitu pongah dan arogan untuk mengakui,
Bahkan dengan tegas beliau mengatakan kalau hal-hal tersebut cuma hapal-hapalan anak-anak SD
sekali beliau mengatakan kalau mmd itu memakai konsep2 tertentu, maka berarti dia menghancurkan mmd itu sendiri.
apa ini bisa diterima, bang?
Apakah MMD sejalan dengan JMB8? (dari Bro Kemenyan).
apakah pertanyaan diatas sulit dijawab?
apakah umat Buddhist sejalan dgn JMB8?
kalau tidak apakah masih boleh dibilang umat Buddhist?
kalau hanya dpt 1/8 dari JMB8 apakah masih boleh dibilang umat Buddhist?
pls yg singkat aja deh!............
Quote from: bond on 05 September 2008, 10:46:26 AM
Tentu saja MMD sendiri bermanfaat entah dikalangan buddhist ataupun non buddhist. Tetapi tatkala suatu diskusi hanya dicekoki satu pandangan, yg mana thread itu bukan membahas MMD, akhirnya menjadi sangat rancu dan mengganggu. Inilah titik awal sebenarnya. Dan ketika pandangan itu balik dikritisi malah berbalik merasa diserang, apa artinya ini?
Hal yg paling gampang siapa yg paling ngotot terhadap label? siapa yg sering minta keadilan, siapa yg banyak nuntut? siapa yg paling suka dipuji? tapi lupa kewajiban apa yg harus diberikan..
Bukankah MMD cocok2an? jadi kalo tidak ada yg merasa cocok kenapa pihak MMD harus marah2 dan ngotot? inilah yg kita sebut TAU DIRI.
jika anda dalam posisi pak hudoyo apa yang anda lakukan? jika ada seseorang menuduh anda mengikuti aliran sesat apa yang anda lakukan?
baik pihak Pak Hudoyo maupun pihak Mod DC juga ngotot.
Quote from: Kainyn_Kutho on 05 September 2008, 10:39:40 AM
OK, thanx buat penjelasannya. Berarti seperti dugaan saya semula, memang yang dimasalahkan adalah "pribadi seorang Hudoyo", bukan MMD. Saya menilai MMD dari penjelasan metoda dan pendekatan terhadap 3 sutta yang digunakan. Saya tidak mencampurkan "sikap Pak Hudoyo terhadap sutta yang lain, pengalaman dan pendapat pribadinya, serta 'iman'-nya" ke dalam penilaian itu. Sebab saya mencoba menilai "apakah MMD sesuai dengan Buddhisme", bukan menilai "apakah agamanya Pak Hudoyo". :)
iya... saya juga melihat MMD nya... bukan mencampurkan dengan sikap Pak Hudoyo
bila melihat MMD karena sikap Pak Hudoyo, lalu mengatakan MMD bukan Buddhism...
bagaimana dengan sikap Marpa kepada Milarepa?
Marpa mabuk, pemukul, penyiksa...
apa berarti yang diajarkan Marpa kepada Milarepa bukan Buddhism ?
kenapa Marpa bersikap begitu... Marpa yang tau alasannya...
tapi apa yang diberikan Marpa kepada Milarepa adalah Buddhism...
banyak juga guru Zen yang dianggap berkelakuan aneh... (sampai memotong ibu jari muridnya ?)
di luar sikap anehnya itu... yang dia wariskan kepada muridnya adalah Buddhism
_/\_
Quote from: morpheus on 05 September 2008, 10:22:45 AM
Quote from: ryu on 05 September 2008, 09:29:59 AM
Tugas mulia Guru saya rasa semua sudah tau, tanpa pamrih, bukannya gara2 masalah sepele yang berlandaskan ego dan mengumbar ego ingin diakui "sebagai bagian Buddhism* .
jadi maksud anda guru yg baik itu membiarkan saja sesuatu yg salah?
kalo metta bhavana yg bersumber pada metta sutta atau anapanasati yg bersumber pada anapanasati sutta dimasupin ke buddhisme dan kepercayaan lain, guru yg baik seharusnya diem aja dan manggut2?
kalo emang gitu yg anda maksud, pengertian guru yg baik antara kita berbeda...
Apakah penempatan label dalam forum DC ini begitu penting? waw suhu Medho anda sungguh sangat tersanjung dong karena anda sebagai Pendiri DC sangat dihargai thread khususnya :))
Saya mau tanya, Dhamma itu apa? hanya buddhism saja atau Kebenaran2 yang diagama lain juga?
Membiarkan sesuatu yang salah maksudnya seperti apa? kalau boleh saya tahu caranya sang guru untuk memberitahukan yang salah bagaimana? dan darimana kesalahan itu? apakah yang ditentang itu merupakan kebenaran yang Absolut?
Quote from: SandalJepit on 05 September 2008, 10:51:44 AM
Quote from: bond on 05 September 2008, 10:46:26 AM
Tentu saja MMD sendiri bermanfaat entah dikalangan buddhist ataupun non buddhist. Tetapi tatkala suatu diskusi hanya dicekoki satu pandangan, yg mana thread itu bukan membahas MMD, akhirnya menjadi sangat rancu dan mengganggu. Inilah titik awal sebenarnya. Dan ketika pandangan itu balik dikritisi malah berbalik merasa diserang, apa artinya ini?
Hal yg paling gampang siapa yg paling ngotot terhadap label? siapa yg sering minta keadilan, siapa yg banyak nuntut? siapa yg paling suka dipuji? tapi lupa kewajiban apa yg harus diberikan..
Bukankah MMD cocok2an? jadi kalo tidak ada yg merasa cocok kenapa pihak MMD harus marah2 dan ngotot? inilah yg kita sebut TAU DIRI.
jika anda dalam posisi pak hudoyo apa yang anda lakukan? jika ada seseorang menuduh anda mengikuti aliran sesat apa yang anda lakukan?
baik pihak Pak Hudoyo maupun pihak Mod DC juga ngotot.
Apakah ada yang menuduh sesat disini??
Quote from: ryu on 05 September 2008, 10:49:23 AM
Quote from: andrew on 05 September 2008, 10:32:51 AM
Quote from: ryu on 05 September 2008, 09:29:59 AM
Quote from: morpheus on 05 September 2008, 09:11:38 AM
Quote from: ryu on 05 September 2008, 12:16:10 AM
Kalau saya mau berpikiran Buruk maka akan timbul pikiran2 buruk/kecurigaan dengan protesnya Pak Hudoyo dan sikap2nya yang mungkin bagi aye "agak aneh" . mungkin gara2 aye gak pernah meditasi sehingga gak tahu bagaimana sifat2 orang yang telah meditasi bertahun2 dan juga bagaimana mengaplikasikan dalam kehidupan sehari2 yang Melihat apa adanya :)
perlu diingat posisi pak hudoyo sebagai guru meditasi. terang aja semua interestnya adalah mengajar...
begitu ada kesempatan pasti pak hudoyo mencoba "mengajarkan" sesuatu walaupun kedengerannya aneh.
coba anda liat ibu2 muda jaman sekarang. biarpun lagi main2 ama anaknya, tapi begitu ada kesempatan tau2 diajak itung2 mainannya, nanya warna mobilnya apa. kadang gak nyambung sama permainannya.
saya ngeliat sikap dan kata2 pak hudoyo yg "aneh" itu seperti sikap si ibu muda tadi...
kalo gak mau diajar, cuekin aja tho...
seorang guru yang baik tidak akan mempermasalahkan mau ditempatkan di mana pun asalkan niatnya bener2 mengajar, bukan mencari2 masalah yang lain atu ingin dperlakukan istimewa di tempat yang di inginkan.
Tugas mulia Guru saya rasa semua sudah tau, tanpa pamrih, bukannya gara2 masalah sepele yang berlandaskan ego dan mengumbar ego ingin diakui "sebagai bagian Buddhism* .
bohwat aye juga cuy :))
Ryu...
setiap kasus itu unik,
coba lihat bagaimana perlakuan Marpa ( guru ) kepada Milarepa ( murid )
penuh makian...
pukulan... bahkan siksaan, seperti budak...
mengomentari Milarepa sebagai murid yang tidak bisa memberikan persembahan materi kepadanya...
tapi...
apa yang dihasilkan sekarang...
Milarepa sampai hari ini , menjadi inspirasi agung... bagi para pertapa
_/\_
Hohoho, bagaimana kalau kasusnya di balik, sang murid yang memaki, memukul dan menyiksa :)) apakah yang terjadi pada sang guru :))
Ternyata mau disamakan dengan Marpa :))
Quote from: ryu on 05 September 2008, 10:49:23 AM
Quote from: andrew on 05 September 2008, 10:32:51 AM
Quote from: ryu on 05 September 2008, 09:29:59 AM
Quote from: morpheus on 05 September 2008, 09:11:38 AM
Quote from: ryu on 05 September 2008, 12:16:10 AM
Kalau saya mau berpikiran Buruk maka akan timbul pikiran2 buruk/kecurigaan dengan protesnya Pak Hudoyo dan sikap2nya yang mungkin bagi aye "agak aneh" . mungkin gara2 aye gak pernah meditasi sehingga gak tahu bagaimana sifat2 orang yang telah meditasi bertahun2 dan juga bagaimana mengaplikasikan dalam kehidupan sehari2 yang Melihat apa adanya :)
perlu diingat posisi pak hudoyo sebagai guru meditasi. terang aja semua interestnya adalah mengajar...
begitu ada kesempatan pasti pak hudoyo mencoba "mengajarkan" sesuatu walaupun kedengerannya aneh.
coba anda liat ibu2 muda jaman sekarang. biarpun lagi main2 ama anaknya, tapi begitu ada kesempatan tau2 diajak itung2 mainannya, nanya warna mobilnya apa. kadang gak nyambung sama permainannya.
saya ngeliat sikap dan kata2 pak hudoyo yg "aneh" itu seperti sikap si ibu muda tadi...
kalo gak mau diajar, cuekin aja tho...
seorang guru yang baik tidak akan mempermasalahkan mau ditempatkan di mana pun asalkan niatnya bener2 mengajar, bukan mencari2 masalah yang lain atu ingin dperlakukan istimewa di tempat yang di inginkan.
Tugas mulia Guru saya rasa semua sudah tau, tanpa pamrih, bukannya gara2 masalah sepele yang berlandaskan ego dan mengumbar ego ingin diakui "sebagai bagian Buddhism* .
bohwat aye juga cuy :))
Ryu...
setiap kasus itu unik,
coba lihat bagaimana perlakuan Marpa ( guru ) kepada Milarepa ( murid )
penuh makian...
pukulan... bahkan siksaan, seperti budak...
mengomentari Milarepa sebagai murid yang tidak bisa memberikan persembahan materi kepadanya...
tapi...
apa yang dihasilkan sekarang...
Milarepa sampai hari ini , menjadi inspirasi agung... bagi para pertapa
_/\_
Hohoho, bagaimana kalau kasusnya di balik, sang murid yang memaki, memukul dan menyiksa :)) apakah yang terjadi pada sang guru :))
tidak tau
_/\_
Quote from: morpheus on 05 September 2008, 10:50:27 AMQuote from: Kemenyan on 05 September 2008, 10:38:13 AMApa perbedaan pertanyaan:
Apakah MMD mengakhiri Dukkha?
dengan
Apakah MMD sejalan dengan JMB8?
jelas berbeda bang.
ada sebagian buddhis yg tidak mengacu pada jm8 sama sekali pada praktiknya.
apakah anda mau memaksakan memakai meteran jm8 untuk semua buddhis?
btw, saya dulu baca thread meditasi anda, apakah anda memakai jm8 saat anda bermeditasi?
Sejalan logh om... sejalan....
Coba dibaca pelan-pelan...
pertanyaan saya:
Apakah MMD sejalan dengan JMB8 ?
saya bukan menanyakan: "Apakah MMD menjalankan JMB8"
Quote from: morpheus on 05 September 2008, 10:50:27 AMQuote from: Kemenyan on 05 September 2008, 10:38:13 AM
Oleh karena itu saya mencoba mengali apa pendapat beliau melalui pertanyaan-pertanyaan saya.
Namun, beliau terlihat begitu pongah dan arogan untuk mengakui,
Bahkan dengan tegas beliau mengatakan kalau hal-hal tersebut cuma hapal-hapalan anak-anak SD
sekali beliau mengatakan kalau mmd itu memakai konsep2 tertentu, maka berarti dia menghancurkan mmd itu sendiri.
apa ini bisa diterima, bang?
Sayangnya saya tidak menanyakan:
Apakah MMD mengajarkan konsep A,B,C
Quote from: bond on 05 September 2008, 10:57:40 AM
Ternyata mau disamakan dengan Marpa :))
saya cuma mengambil contoh , supaya melihat lebih luas
kalo dirasa aneh, lucu... dan tidak sesuai... tinggalkan saja... :)
_/\_
Bagaimana yah, kalau ada orang yang menafsirkan isi sutta seenaknya trus dia buat aliran baru dan untuk kepentingan dirinya sendiri mencari pembenaran2 untuk mencari dukungan bagaimana ? (ini gw lagi berpikir Buruk yah :)) )
Soalnya banyak tuh yang pada akhirnya jadi aliran sesat :)) maen comot sana sini :))
Quote from: andrew on 05 September 2008, 10:58:15 AM
Quote from: ryu on 05 September 2008, 10:49:23 AM
Quote from: andrew on 05 September 2008, 10:32:51 AM
Quote from: ryu on 05 September 2008, 09:29:59 AM
Quote from: morpheus on 05 September 2008, 09:11:38 AM
Quote from: ryu on 05 September 2008, 12:16:10 AM
Kalau saya mau berpikiran Buruk maka akan timbul pikiran2 buruk/kecurigaan dengan protesnya Pak Hudoyo dan sikap2nya yang mungkin bagi aye "agak aneh" . mungkin gara2 aye gak pernah meditasi sehingga gak tahu bagaimana sifat2 orang yang telah meditasi bertahun2 dan juga bagaimana mengaplikasikan dalam kehidupan sehari2 yang Melihat apa adanya :)
perlu diingat posisi pak hudoyo sebagai guru meditasi. terang aja semua interestnya adalah mengajar...
begitu ada kesempatan pasti pak hudoyo mencoba "mengajarkan" sesuatu walaupun kedengerannya aneh.
coba anda liat ibu2 muda jaman sekarang. biarpun lagi main2 ama anaknya, tapi begitu ada kesempatan tau2 diajak itung2 mainannya, nanya warna mobilnya apa. kadang gak nyambung sama permainannya.
saya ngeliat sikap dan kata2 pak hudoyo yg "aneh" itu seperti sikap si ibu muda tadi...
kalo gak mau diajar, cuekin aja tho...
seorang guru yang baik tidak akan mempermasalahkan mau ditempatkan di mana pun asalkan niatnya bener2 mengajar, bukan mencari2 masalah yang lain atu ingin dperlakukan istimewa di tempat yang di inginkan.
Tugas mulia Guru saya rasa semua sudah tau, tanpa pamrih, bukannya gara2 masalah sepele yang berlandaskan ego dan mengumbar ego ingin diakui "sebagai bagian Buddhism* .
bohwat aye juga cuy :))
Ryu...
setiap kasus itu unik,
coba lihat bagaimana perlakuan Marpa ( guru ) kepada Milarepa ( murid )
penuh makian...
pukulan... bahkan siksaan, seperti budak...
mengomentari Milarepa sebagai murid yang tidak bisa memberikan persembahan materi kepadanya...
tapi...
apa yang dihasilkan sekarang...
Milarepa sampai hari ini , menjadi inspirasi agung... bagi para pertapa
_/\_
Hohoho, bagaimana kalau kasusnya di balik, sang murid yang memaki, memukul dan menyiksa :)) apakah yang terjadi pada sang guru :))
tidak tau
_/\_
Mau tau? dah ada kejadian nih baru2 aja kakakakakak :))
Quote from: Kemenyan on 05 September 2008, 10:45:17 AM
Perlu diingat,
Tulisan diatas adalah pendapat kemenyan.
Ya, saya memang tidak melihat pendapat itu pada orang lain. Dan tidak perlu khawatir, saya tidak menggunakan paham "pars pro toto" di mana nanti saya bilang itu adalah pendapat dari 'semua moderator'.
Quotedan kedua,
Jikalau Foundernya begini... Bagaimana muridnya?
Apa jadinya nanti thread-thread Vipasanna lainnya?
Apa jadinya nanti thread-thread Jhana?
Murid adalah orang yang belajar, bukan meng-copy gurunya. Menjadi orang lain adalah aliran yang berbau 'cult' ataupun fans dari Band Metal.
Siddharta sendiri belajar dari Alara Kalama dan Uddaka Ramaputta, tetapi tidak 'berakhir' seperti salah satunya, dan menemukan kebenarannya sendiri.
Quotedan yang menjadi pertanyaan terbesar saya...
Apakah perubahan sikap bijak dari pak hudoyo yang dahulu, dan yang sekarang dikarenakan MMD?
Apakah perubahan sikap dari Riky yang dahulu, dan yang sekarang dikarenakan MMD?
ataukah...
Memang batin seorang suci demikian adanya?
Rasanya saya tidak perlu buktikan keberadaan orang2 yang menjadi 'aneh' setelah belajar Buddhisme. Dari yang fanatik berlebihan sampai yang menggunakan Dhamma untuk mendebat kepercayaan lain. Apakah itu salah "ajaran" atau salah "orang yang belajar", atau bahkan salah "Sang Guru (yaitu Buddha)", kembali masing2 menjawab.
Kalo dari penilaian saya, Pak Hudoyo tidak merumuskan MMD yang sama sekali baru atau merubah2 ajaran, tetapi hanya membuat sistematika meditasi yang diajarkan Buddha kepada Bahiya dan Malunkyaputta. Pak Hudoyo sendiri mengakui itu adalah ajaran dari Sang Guru, yaitu Buddha Gotama.
Perihal perubahan sikap, saya juga menilai beberapa sikap terhadap Riky_dave itu adalah tidak sesuai dengan orang yang belajar Buddhisme. Lalu, apakah gara2 Buddhisme-nya?
Quote from: SandalJepit on 05 September 2008, 10:51:44 AM
Quote from: bond on 05 September 2008, 10:46:26 AM
Tentu saja MMD sendiri bermanfaat entah dikalangan buddhist ataupun non buddhist. Tetapi tatkala suatu diskusi hanya dicekoki satu pandangan, yg mana thread itu bukan membahas MMD, akhirnya menjadi sangat rancu dan mengganggu. Inilah titik awal sebenarnya. Dan ketika pandangan itu balik dikritisi malah berbalik merasa diserang, apa artinya ini?
Hal yg paling gampang siapa yg paling ngotot terhadap label? siapa yg sering minta keadilan, siapa yg banyak nuntut? siapa yg paling suka dipuji? tapi lupa kewajiban apa yg harus diberikan..
Bukankah MMD cocok2an? jadi kalo tidak ada yg merasa cocok kenapa pihak MMD harus marah2 dan ngotot? inilah yg kita sebut TAU DIRI.
jika anda dalam posisi pak hudoyo apa yang anda lakukan? jika ada seseorang menuduh anda mengikuti aliran sesat apa yang anda lakukan?
baik pihak Pak Hudoyo maupun pihak Mod DC juga ngotot.
Kalau saya mau dibilang sesat apapun sebagainya, saya tidak akan ngotot....malahan saya akan mawas diri, jika kritikan itu tidak sesuai cukup dijelaskan , tapi kalau ada yg tidak bisa menerima penjelasan itu, ya sudah let it go. Pointnya ludah yg sudah keluar janganlah dijilat kembali.Itulah saya kalau di posisi pak Hudoyo, sayangnya pak hudoyo bukanlah saya dan saya bukanlah Pak Hudoyo. Dan satu hal lagi yg menuduh dia adalah seseorang bukan pernyataan resmi mod dc. Jadi masalah pribadi janganlah digeneralisir. Masalah pribadi selesaikan secara pribadi.
Quote from: Kainyn_Kutho on 05 September 2008, 11:05:30 AM
Quote from: Kemenyan on 05 September 2008, 10:45:17 AM
Perlu diingat,
Tulisan diatas adalah pendapat kemenyan.
Ya, saya memang tidak melihat pendapat itu pada orang lain. Dan tidak perlu khawatir, saya tidak menggunakan paham "pars pro toto" di mana nanti saya bilang itu adalah pendapat dari 'semua moderator'.
Quotedan kedua,
Jikalau Foundernya begini... Bagaimana muridnya?
Apa jadinya nanti thread-thread Vipasanna lainnya?
Apa jadinya nanti thread-thread Jhana?
Murid adalah orang yang belajar, bukan meng-copy gurunya. Menjadi orang lain adalah aliran yang berbau 'cult' ataupun fans dari Band Metal.
Siddharta sendiri belajar dari Alara Kalama dan Uddaka Ramaputta, tetapi tidak 'berakhir' seperti salah satunya, dan menemukan kebenarannya sendiri.
Quotedan yang menjadi pertanyaan terbesar saya...
Apakah perubahan sikap bijak dari pak hudoyo yang dahulu, dan yang sekarang dikarenakan MMD?
Apakah perubahan sikap dari Riky yang dahulu, dan yang sekarang dikarenakan MMD?
ataukah...
Memang batin seorang suci demikian adanya?
Rasanya saya tidak perlu buktikan keberadaan orang2 yang menjadi 'aneh' setelah belajar Buddhisme. Dari yang fanatik berlebihan sampai yang menggunakan Dhamma untuk mendebat kepercayaan lain. Apakah itu salah "ajaran" atau salah "orang yang belajar", atau bahkan salah "Sang Guru (yaitu Buddha)", kembali masing2 menjawab.
Kalo dari penilaian saya, Pak Hudoyo tidak merumuskan MMD yang sama sekali baru atau merubah2 ajaran, tetapi hanya membuat sistematika meditasi yang diajarkan Buddha kepada Bahiya dan Malunkyaputta. Pak Hudoyo sendiri mengakui itu adalah ajaran dari Sang Guru, yaitu Buddha Gotama.
Perihal perubahan sikap, saya juga menilai beberapa sikap terhadap Riky_dave itu adalah tidak sesuai dengan orang yang belajar Buddhisme. Lalu, apakah gara2 Buddhisme-nya?
hehehe justru gara2 MMD maka Buddhism sudah tidak penting lagi :))
Quote from: ryu on 05 September 2008, 11:01:27 AM
Bagaimana yah, kalau ada orang yang menafsirkan isi sutta seenaknya trus dia buat aliran baru dan untuk kepentingan dirinya sendiri mencari pembenaran2 untuk mencari dukungan bagaimana ? (ini gw lagi berpikir Buruk yah :)) )
Soalnya banyak tuh yang pada akhirnya jadi aliran sesat :)) maen comot sana sini :))
apa hidup saya harus saya habiskan cuma untuk mengurusi aliran yang dianggap sesat?
terus kapan saya mengurusi kesesatan didalam diri saya ?
yang menyebabkan penderitaan itu bukan kesesatan yang ada diluar sana,
tapi kesesatan yang ada didalam sini
_/\_
Quote from: andrew on 05 September 2008, 11:09:15 AM
Quote from: ryu on 05 September 2008, 11:01:27 AM
Bagaimana yah, kalau ada orang yang menafsirkan isi sutta seenaknya trus dia buat aliran baru dan untuk kepentingan dirinya sendiri mencari pembenaran2 untuk mencari dukungan bagaimana ? (ini gw lagi berpikir Buruk yah :)) )
Soalnya banyak tuh yang pada akhirnya jadi aliran sesat :)) maen comot sana sini :))
apa hidup saya harus saya habiskan cuma untuk mengurusi aliran yang dianggap sesat?
terus kapan saya mengurusi kesesatan didalam diri saya ?
yang menyebabkan penderitaan itu bukan kesesatan yang ada diluar sana,
tapi kesesatan yang ada didalam sini
_/\_
Yah semoga pihak sana menyadarinya , karena saya menyadari kok ketersesatan saya, karenanya saya tidak mau membawa label apapun sehingga tidak ada beban :)
Quote from: bond on 05 September 2008, 10:46:26 AM
Tentu saja MMD sendiri bermanfaat entah dikalangan buddhist ataupun non buddhist. Tetapi tatkala suatu diskusi hanya dicekoki satu pandangan, yg mana thread itu bukan membahas MMD, akhirnya menjadi sangat rancu dan mengganggu. Inilah titik awal sebenarnya. Dan ketika pandangan itu balik dikritisi malah berbalik merasa diserang, apa artinya ini?
Hal yg paling gampang siapa yg paling ngotot terhadap label? siapa yg sering minta keadilan, siapa yg banyak nuntut? siapa yg paling suka dipuji? tapi lupa kewajiban apa yg harus diberikan..
Bukankah MMD cocok2an? jadi kalo tidak ada yg merasa cocok kenapa pihak MMD harus marah2 dan ngotot? inilah yg kita sebut TAU DIRI.
Nah, ini memang masalah. Tetapi seharusnya kalau memang tidak mau ditanggapi, tidak perlu ditanggapi. Misalnya memang lagi membahas sutta, lalu ada yang posting tentang meditasi dsb, yah tidak perlu digubris. Seperti saya bilang, kalau merasa tidak relevan dalam diskusi, anggap saja "junk", tidak perlu terseret dalam perdebatan.
Quote from: andrew on 05 September 2008, 11:09:15 AM
Quote from: ryu on 05 September 2008, 11:01:27 AM
Bagaimana yah, kalau ada orang yang menafsirkan isi sutta seenaknya trus dia buat aliran baru dan untuk kepentingan dirinya sendiri mencari pembenaran2 untuk mencari dukungan bagaimana ? (ini gw lagi berpikir Buruk yah :)) )
Soalnya banyak tuh yang pada akhirnya jadi aliran sesat :)) maen comot sana sini :))
apa hidup saya harus saya habiskan cuma untuk mengurusi aliran yang dianggap sesat?
terus kapan saya mengurusi kesesatan didalam diri saya ?
yang menyebabkan penderitaan itu bukan kesesatan yang ada diluar sana,
tapi kesesatan yang ada didalam sini
_/\_
BTW kita belom tukeran GRP yah :)) gw kasih dah :))
Quote from: Kainyn_Kutho on 05 September 2008, 11:12:01 AM
Quote from: bond on 05 September 2008, 10:46:26 AM
Tentu saja MMD sendiri bermanfaat entah dikalangan buddhist ataupun non buddhist. Tetapi tatkala suatu diskusi hanya dicekoki satu pandangan, yg mana thread itu bukan membahas MMD, akhirnya menjadi sangat rancu dan mengganggu. Inilah titik awal sebenarnya. Dan ketika pandangan itu balik dikritisi malah berbalik merasa diserang, apa artinya ini?
Hal yg paling gampang siapa yg paling ngotot terhadap label? siapa yg sering minta keadilan, siapa yg banyak nuntut? siapa yg paling suka dipuji? tapi lupa kewajiban apa yg harus diberikan..
Bukankah MMD cocok2an? jadi kalo tidak ada yg merasa cocok kenapa pihak MMD harus marah2 dan ngotot? inilah yg kita sebut TAU DIRI.
Nah, ini memang masalah. Tetapi seharusnya kalau memang tidak mau ditanggapi, tidak perlu ditanggapi. Misalnya memang lagi membahas sutta, lalu ada yang posting tentang meditasi dsb, yah tidak perlu digubris. Seperti saya bilang, kalau merasa tidak relevan dalam diskusi, anggap saja "junk", tidak perlu terseret dalam perdebatan.
Dan batinnya di sadari jangan sampe terbawa sama Junknya :))
Quote from: ryu on 05 September 2008, 11:08:15 AM
hehehe justru gara2 MMD maka Buddhism sudah tidak penting lagi :))
Itu pendapat pribadi. Memang ada yang cenderung mau percaya begitu, silahkan kalau memang cocok. ;D
Quote from: ryu on 05 September 2008, 11:13:04 AM
Quote from: andrew on 05 September 2008, 11:09:15 AM
Quote from: ryu on 05 September 2008, 11:01:27 AM
Bagaimana yah, kalau ada orang yang menafsirkan isi sutta seenaknya trus dia buat aliran baru dan untuk kepentingan dirinya sendiri mencari pembenaran2 untuk mencari dukungan bagaimana ? (ini gw lagi berpikir Buruk yah :)) )
Soalnya banyak tuh yang pada akhirnya jadi aliran sesat :)) maen comot sana sini :))
apa hidup saya harus saya habiskan cuma untuk mengurusi aliran yang dianggap sesat?
terus kapan saya mengurusi kesesatan didalam diri saya ?
yang menyebabkan penderitaan itu bukan kesesatan yang ada diluar sana,
tapi kesesatan yang ada didalam sini
_/\_
BTW kita belom tukeran GRP yah :)) gw kasih dah :))
Dan batinnya di sadari jangan sampe terbawa sama Junknya :))
_/\_
Quote from: Kainyn_Kutho on 05 September 2008, 11:15:11 AM
Quote from: ryu on 05 September 2008, 11:08:15 AM
hehehe justru gara2 MMD maka Buddhism sudah tidak penting lagi :))
Itu pendapat pribadi. Memang ada yang cenderung mau percaya begitu, silahkan kalau memang cocok. ;D
Ketika Buddhism tidak penting, maka kenapa melekat ingin diakui label Buddhism kakakakakak
Quote from: ryu on 05 September 2008, 11:14:42 AM
Dan batinnya di sadari jangan sampe terbawa sama Junknya :))
Betul, kalau sampe terpengaruh sama 'junk', berarti itu kurang upekkha. ;D
Quote from: Kainyn_Kutho on 05 September 2008, 11:12:01 AM
Quote from: bond on 05 September 2008, 10:46:26 AM
Tentu saja MMD sendiri bermanfaat entah dikalangan buddhist ataupun non buddhist. Tetapi tatkala suatu diskusi hanya dicekoki satu pandangan, yg mana thread itu bukan membahas MMD, akhirnya menjadi sangat rancu dan mengganggu. Inilah titik awal sebenarnya. Dan ketika pandangan itu balik dikritisi malah berbalik merasa diserang, apa artinya ini?
Hal yg paling gampang siapa yg paling ngotot terhadap label? siapa yg sering minta keadilan, siapa yg banyak nuntut? siapa yg paling suka dipuji? tapi lupa kewajiban apa yg harus diberikan..
Bukankah MMD cocok2an? jadi kalo tidak ada yg merasa cocok kenapa pihak MMD harus marah2 dan ngotot? inilah yg kita sebut TAU DIRI.
Nah, ini memang masalah. Tetapi seharusnya kalau memang tidak mau ditanggapi, tidak perlu ditanggapi. Misalnya memang lagi membahas sutta, lalu ada yang posting tentang meditasi dsb, yah tidak perlu digubris. Seperti saya bilang, kalau merasa tidak relevan dalam diskusi, anggap saja "junk", tidak perlu terseret dalam perdebatan.
Dilema juga bro, karena di forum banyak pribadi :))
Tapi bagus masukannya bro :)
Ibaratnya begini, anda sebagai Guru agama Buddha, apakah diundang ke GEREJA untuk Khotbah gak MAU? inginnya hanya di vihara yah?
itukah pengertian Dhamma yang universal :))
Ketika kita melepas semua label , tidak ada yang namanya AGAMA ini, itu, yang ada kebenaran _/\_
Quote from: ryu on 05 September 2008, 11:17:16 AM
Quote from: Kainyn_Kutho on 05 September 2008, 11:15:11 AM
Quote from: ryu on 05 September 2008, 11:08:15 AM
hehehe justru gara2 MMD maka Buddhism sudah tidak penting lagi :))
Itu pendapat pribadi. Memang ada yang cenderung mau percaya begitu, silahkan kalau memang cocok. ;D
Ketika Buddhism tidak penting, maka kenapa melekat ingin diakui label Buddhism kakakakakak
saya juga ngotot menempatkan MMD kedalam Buddhism ...
apa berarti saya melekat ? :)
_/\_
Dah ah , aye jadi alim gini , *berubah lagi ah*:))
Quote from: ryu on 05 September 2008, 11:17:16 AM
Ketika Buddhism tidak penting, maka kenapa melekat ingin diakui label Buddhism kakakakakak
Maksudnya MMD? hehe no comment. Itu keputusan pribadi masing2 dengan alasan2nya.
BTW, ryu, kenapa sih sekarang jadi begitu "dendam" sama MMD?
Quote from: andrew on 05 September 2008, 11:20:58 AM
Quote from: ryu on 05 September 2008, 11:17:16 AM
Quote from: Kainyn_Kutho on 05 September 2008, 11:15:11 AM
Quote from: ryu on 05 September 2008, 11:08:15 AM
hehehe justru gara2 MMD maka Buddhism sudah tidak penting lagi :))
Itu pendapat pribadi. Memang ada yang cenderung mau percaya begitu, silahkan kalau memang cocok. ;D
Ketika Buddhism tidak penting, maka kenapa melekat ingin diakui label Buddhism kakakakakak
saya juga ngotot menempatkan MMD kedalam Buddhism ...
apa berarti saya melekat ? :)
_/\_
Lihat lah pribadi anda sendiri :) , dan itu pun urusan anda kok, khan ada sistem disini, apakah diterima atau tidak terserah tuan rumah khan :))
Quote from: ryu on 05 September 2008, 11:23:32 AM
Quote from: andrew on 05 September 2008, 11:20:58 AM
Quote from: ryu on 05 September 2008, 11:17:16 AM
Quote from: Kainyn_Kutho on 05 September 2008, 11:15:11 AM
Quote from: ryu on 05 September 2008, 11:08:15 AM
hehehe justru gara2 MMD maka Buddhism sudah tidak penting lagi :))
Itu pendapat pribadi. Memang ada yang cenderung mau percaya begitu, silahkan kalau memang cocok. ;D
Ketika Buddhism tidak penting, maka kenapa melekat ingin diakui label Buddhism kakakakakak
saya juga ngotot menempatkan MMD kedalam Buddhism ...
apa berarti saya melekat ? :)
_/\_
Lihat lah pribadi anda sendiri :) , dan itu pun urusan anda kok, khan ada sistem disini, apakah diterima atau tidak terserah tuan rumah khan :))
iya terserah tuan rumah
_/\_
Quote from: Kainyn_Kutho on 05 September 2008, 11:22:54 AM
Quote from: ryu on 05 September 2008, 11:17:16 AM
Ketika Buddhism tidak penting, maka kenapa melekat ingin diakui label Buddhism kakakakakak
Maksudnya MMD? hehe no comment. Itu keputusan pribadi masing2 dengan alasan2nya.
BTW, ryu, kenapa sih sekarang jadi begitu "dendam" sama MMD?
Oh kelihatan yah, anda bisa tahu batin saya yah, tolong kasih lihat dimana saya menulis kata dendam , tolong klarifikasi anda *riky mode=on :)) *just joke*
Saya tidak ada dendam kok, aye fun2 saja disini, sudah saya bilang saya sebenarnya menghormati Bpk Hudoyo kok, mungkin karena ada perbedaan pendapat saja yah itu khan biasa, cuma keknya Bpk Hudoyo tuh yang dendam ama aye Kakakakak
Kadang khan saya cuma mau ambil sisi kritis saya saja untuk mengungkapkan keanehan2 dalam MMD, bukan hanya denga "iman" saja ah, dah kapok :))
Quote from: ryu on 05 September 2008, 10:55:49 AM
Apakah penempatan label dalam forum DC ini begitu penting? waw suhu Medho anda sungguh sangat tersanjung dong karena anda sebagai Pendiri DC sangat dihargai thread khususnya :))
Saya mau tanya, Dhamma itu apa? hanya buddhism saja atau Kebenaran2 yang diagama lain juga?
Membiarkan sesuatu yang salah maksudnya seperti apa? kalau boleh saya tahu caranya sang guru untuk memberitahukan yang salah bagaimana? dan darimana kesalahan itu? apakah yang ditentang itu merupakan kebenaran yang Absolut?
anda mencampuradukkan antara dua perspektif dan membicarakannya sekaligus...
atau mungkin tepatnya anda memahami konsep spiritual dengan intelek.
kalo emang mau mencampuradukkan seperti itu mungkin sebaiknya Buddha gak usah ngajarin murid2nya aja, toh anicca. ndak perlu capek2 buka toko bang, toh semuanya dukkha. jangan ngomong ttg diri, toh diri adalah gabungan2 khanda, gabungan nama dan rupa. seperti yg saya bilang kalo metta bhavana dan anapanasati dimasupin ke buddhisme dan kepercayaan lain2, kita diem aja? toh label gak penting. cingcay aja lah...
gak betul kan?
konsep spiritual untuk direfleksikan ke dalam, bukan untuk dipake buat berdebat. ada saatnya berbicara spiritual, ada saatnya berbicara praktis.
demikian juga dc. dc adalah dunia nyata di masyarakat. meletakkan mmd di forum buddhisme dan kepercayaan lain tentu memiliki impact dan perlu dikoreksi.
* sangar, barusan ngetik post ini, ada 17 lagi yg nongol *
Quote from: ryu on 05 September 2008, 11:27:31 AM
Oh kelihatan yah, anda bisa tahu batin saya yah, tolong kasih lihat dimana saya menulis kata dendam , tolong klarifikasi anda *riky mode=on :)) *just joke*
^:)^ ^:)^ ^:)^
:))
QuoteSaya tidak ada dendam kok, aye fun2 saja disini, sudah saya bilang saya sebenarnya menghormati Bpk Hudoyo kok, mungkin karena ada perbedaan pendapat saja yah itu khan biasa, cuma keknya Bpk Hudoyo tuh yang dendam ama aye Kakakakak
Oh kelihatan yah, anda bisa tahu batin saya yah, tolong kasih lihat dimana saya menulis kata dendam , tolong klarifikasi anda *ryu mode=on :)) *just joke*
QuoteKadang khan saya cuma mau ambil sisi kritis saya saja untuk mengungkapkan keanehan2 dalam MMD, bukan hanya denga "iman" saja ah, dah kapok :))
Oh, begitu. OK deh kalo gitu.
Eh, tapi 'kan emang ryu harus dengan "iman". Ingat lho John 3:16! :))
Quote from: morpheus on 05 September 2008, 11:34:29 AM
Quote from: ryu on 05 September 2008, 10:55:49 AM
Apakah penempatan label dalam forum DC ini begitu penting? waw suhu Medho anda sungguh sangat tersanjung dong karena anda sebagai Pendiri DC sangat dihargai thread khususnya :))
Saya mau tanya, Dhamma itu apa? hanya buddhism saja atau Kebenaran2 yang diagama lain juga?
Membiarkan sesuatu yang salah maksudnya seperti apa? kalau boleh saya tahu caranya sang guru untuk memberitahukan yang salah bagaimana? dan darimana kesalahan itu? apakah yang ditentang itu merupakan kebenaran yang Absolut?
anda mencampuradukkan antara dua perspektif dan membicarakannya sekaligus...
atau mungkin tepatnya anda memahami konsep spiritual dengan intelek.
kalo emang mau mencampuradukkan seperti itu mungkin sebaiknya Buddha gak usah ngajarin murid2nya aja, toh anicca. ndak perlu capek2 buka toko bang, toh semuanya dukkha. jangan ngomong ttg diri, toh diri adalah gabungan2 khanda, gabungan nama dan rupa. seperti yg saya bilang kalo metta bhavana dan anapanasati dimasupin ke buddhisme dan kepercayaan lain2, kita diem aja? toh label gak penting. cingcay aja lah...
gak betul kan?
konsep spiritual untuk direfleksikan ke dalam, bukan untuk dipake buat berdebat. ada saatnya berbicara spiritual, ada saatnya berbicara praktis.
demikian juga dc. dc adalah dunia nyata di masyarakat. meletakkan mmd di forum buddhisme dan kepercayaan lain tentu memiliki impact dan perlu dikoreksi.
* sangar, barusan ngetik post ini, ada 17 lagi yg nongol *
entahlah. mungkin karena konsep kebenaran yang saya pelajari memang berbeda dengan Buddhist _/\_
setahu saya, berkaitan dengan kisah Guru Marpa dan Yogi Agung Milarepa,
berdasarkan bukunya yang tebal itu [blm abis kebaca :P],
Guru Marpa berkata kepada Milarepa :
"Metode keras yang pernah saya gunakan kepadamu, jangan pernah diulangi kepada murid2. karena tidak semua orang di masa yang akan datang memiliki keteguhan tekad dan usaha sepertimu."
_/\_
By : Zen
Quote from: Hikoza83 on 05 September 2008, 11:45:36 AM
setahu saya, berkaitan dengan kisah Guru Marpa dan Yogi Agung Milarepa,
berdasarkan bukunya yang tebal itu [blm abis kebaca :P],
Guru Marpa berkata kepada Milarepa :
"Metode keras yang pernah saya gunakan kepadamu, jangan pernah diulangi kepada murid2. karena tidak semua orang di masa yang akan datang memiliki keteguhan tekad dan usaha sepertimu."
_/\_
By : Zen
ya...
saya juga sudah bilang , setiap kasus itu unik :)
_/\_
Quote from: ryu on 05 September 2008, 10:55:49 AM
Apakah penempatan label dalam forum DC ini begitu penting? waw suhu Medho anda sungguh sangat tersanjung dong karena anda sebagai Pendiri DC sangat dihargai thread khususnya :))
Saya mau tanya, Dhamma itu apa? hanya buddhism saja atau Kebenaran2 yang diagama lain juga?
Membiarkan sesuatu yang salah maksudnya seperti apa? kalau boleh saya tahu caranya sang guru untuk memberitahukan yang salah bagaimana? dan darimana kesalahan itu? apakah yang ditentang itu merupakan kebenaran yang Absolut?
menurut saya penempatan itu tidak bermasalah, namun yang menjadi masalah ketika penempatan itu dengan menggunakan alasan bahwa
MMD bukan bagian dari Budhisme , seperti yang pernyataan rekan Karuna_murti. pernyataan rekan Karuna_murti itu lah yang menjadi dasar perdebatan selama berhari-hari.
Quote from: andrew on 05 September 2008, 11:20:58 AM
saya juga ngotot menempatkan MMD kedalam Buddhism ...
apa berarti saya melekat ? :)
_/\_
Ya... ;D
sewaktu ngotot.... akan timbul kecenderungan (gejolak) batin dan
itu adalah miccha ditthi yang halus. dan di situ ada
lobha (kemelekatan pd objek) dan moha (kegelapan batin).
_/\_ :lotus:
Quote from: Kainyn_Kutho on 05 September 2008, 09:33:57 AM
Ini yang saya tahu adalah ajaran Buddha secara garis besar:
Cula Sila
yang termasuk tidak bunuh, tidak curi, tidak berhubungan kelamin, tidak berucap tidak benar, merusak tanaman, makan sekali, tidak menari, bernyanyi, bermusik dan tidak melihat pertunjukan, dll.
Majjhima Sila
yang termasuk tidak menyimpan makanan, tidak melakukan permainan dalam berbagai bentuk, bicara bukan dhamma.
Maha Sila
yang termasuk tidak melakukan mata pencaharian rendah seperti membuat jimat, berurusan politik, membaca tanda, dsb.
Pengekangan Indriah
yaitu menjaga pintu indriah dengan pengertian bahwa indriah yang tidak terjaga akan memunculkan Lobha & Dosa.
Kesadaran dan kesiagaan
yaitu kesadaran akan setiap perbuatannya, dari hal besar sampai hal yang kecil.
Rasa puas
Yaitu kepuasan dengan miliknya apa adanya. Dalam hal para bhikkhu, hanya jubah yang melekat pada tubuh, serta dana makanan yang dimilikinya untuk menghilangkan lapar.
Meninggalkan penghalang
yaitu menghilangkan kemalasan & kelelahan, keraguan, pikiran kejam, kegelisahan dan nafsu indriah, sehingga mencapai jhana (I – IV).
Pengetahuan
Pengetahuan mengenai bathin-jasmani, interaksi 4 unsur, ketidak-kekalan dari semua itu.
Kekuatan Supranatural
seperti membuat diri menjadi banyak, telinga dewa, membaca pikiran, melihat kehidupan lampau, melihat kematian dan kelahiran kembali mahluk
Penghentian Dukkha
Dengan pikiran yang terpusat, murni dan cerah, tanpa cacat, bebas dari noda, lunak, mudah dibentuk, kokoh dan tidak terguncang, mengarahkan dan mencondongkan pada pandangan terang akan dukkha. Melihat asal mula dari dukkha, melihat penghentian dukkha; melihat bentukkan mental, melihat penghentian bentukan mental; dengan pengetahuan dan kebijaksanaannya, terbebas dari nafsu indriah, kelekatan pada wujud, dan kebodohan bathin.
Saya ingin tanya, apakah seseorang yang menjalani hal-hal di atas HARUS mengenal apa itu TIRATANA, HARUS mempunyai pengetahuan tentang JALAN MULIA BERUNSUR 8, HARUS mengetahui uraian 4 KESUNYATAAN MULIA?
Bro Kainyn,
Pak Hudoyo juga banyak tidak menyetujui konsep2 diatas, ambil contoh Cula sila, Pak Hud sering mengatakan sila (pengekangan) adalah produk pikiran juga... juga Pengetahuan batin jasmani, 4 unsur, menurut Pak Hud, tidak perlu semua pengetahuan itu... lagi, meninggalkan penghalang, keragu2an, kemalasan dan kelelahan... hal2 tsb adalah 'Usaha' yg sangat ditentang oleh MMD.
Jadi, bisa Bro inyn lihat bahwa MMD bukan hanya tidak mengakui JMB-8 namun juga tidak cocok dengan 'Buddhisme menurut Bro Kainyn'.
::
Quote from: Kemenyan on 05 September 2008, 10:58:38 AM
Sejalan logh om... sejalan....
Coba dibaca pelan-pelan...
pertanyaan saya:
Apakah MMD sejalan dengan JMB8 ?
saya bukan menanyakan: "Apakah MMD menjalankan JMB8"
om menyan, bagaimana anda bisa mempertanyakan relevansi praktik meditasi dengan sebuah konsep?
setahu saya petunjuk mmd hanyalah berdasarkan bahiya sutta yg notabene merupakan pengamatan pasif.
mmd tidak berdoktrin.
setahu saya petunjuk2 meditasi buddhis semuanya tidak berdoktrin.
jadi sejalan tidaknya meditasi dengan doktrin tidaklah relevan.
begitu pak hudoyo menjawab pertanyaan anda dengan kata "iya", saat itu jugalah pikiran pendengarnya terikat pada konsep jm8 dan praktik meditasinya menjadi keliru.
mari kita ingat2 meditasi kasina api yg anda jalankan.
apakah konsep2 jm8 relevan saat anda menjalankan meditasi anda?
apakah kasina api anda sejalan dengan jm8?
gak bisa dijawab kan? ya dan tidak, karena saat bermeditasi anda hanya berkonsentrasi.
Quote from: SandalJepit on 05 September 2008, 12:26:05 PM
menurut saya penempatan itu tidak bermasalah, namun yang menjadi masalah ketika penempatan itu dengan menggunakan alasan bahwa MMD bukan bagian dari Budhisme , seperti yang pernyataan rekan Karuna_murti. pernyataan rekan Karuna_murti itu lah yang menjadi dasar perdebatan selama berhari-hari.
pitnah.
Quote from: karuna_murti on 05 September 2008, 01:01:46 PM
Quote from: SandalJepit on 05 September 2008, 12:26:05 PM
menurut saya penempatan itu tidak bermasalah, namun yang menjadi masalah ketika penempatan itu dengan menggunakan alasan bahwa MMD bukan bagian dari Budhisme , seperti yang pernyataan rekan Karuna_murti. pernyataan rekan Karuna_murti itu lah yang menjadi dasar perdebatan selama berhari-hari.
pitnah.
Nah lho :))
Quote from: karuna_murti on 05 September 2008, 01:01:46 PM
Quote from: SandalJepit on 05 September 2008, 12:26:05 PM
menurut saya penempatan itu tidak bermasalah, namun yang menjadi masalah ketika penempatan itu dengan menggunakan alasan bahwa MMD bukan bagian dari Budhisme , seperti yang pernyataan rekan Karuna_murti. pernyataan rekan Karuna_murti itu lah yang menjadi dasar perdebatan selama berhari-hari.
pitnah.
Akusala kamma akan berproses.... dan tunggu kondisi yang pas maka ia akan berbuah.... ;D
_/\_ :lotus:
http://dhammacitta.org/forum/index.php?action=profile;u=323;sa=showPosts
silahken ditjek lagi. aye gak tau ada yang dihapus ato gak, tapi yang pasti gak ada nyang dimodipi.
yg ini kali maksudnye:
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=4351.msg73005#msg73005
bukan karuna tuh.
Quote from: willibordus on 05 September 2008, 12:30:41 PM
Bro Kainyn,
Pak Hudoyo juga banyak tidak menyetujui konsep2 diatas, ambil contoh Cula sila, Pak Hud sering mengatakan sila (pengekangan) adalah produk pikiran juga... juga Pengetahuan batin jasmani, 4 unsur, menurut Pak Hud, tidak perlu semua pengetahuan itu... lagi, meninggalkan penghalang, keragu2an, kemalasan dan kelelahan... hal2 tsb adalah 'Usaha' yg sangat ditentang oleh MMD.
Jadi, bisa Bro inyn lihat bahwa MMD bukan hanya tidak mengakui JMB-8 namun juga tidak cocok dengan 'Buddhisme menurut Bro Kainyn'.
Kalau pengetahuan mengenai bathin jasmani, 4 unsur, memang tidak selalu harus tahu dalam proses pencapaian kesucian. Demikian juga kemampuan supranatural. Untuk sila, usaha dan lain2, memang adalah produk pikiran yang memang juga ditinggalkan
dalam meditasi, baik Samatha (dalam jhana ke 2 [versi sutta, atau jhana 3 versi Abhidhamma], usaha membangkitkan vitakka & vicara sudah ditinggalkan), maupun Vipassana, yang adalah melihat produk pikiran apa adanya tanpa dipengaruhi produk pikiran. (Lebih jauh, memang ketika akan mencapai kearahatan, memang hal2 itu sudah ditinggalkan). Definisi 'usaha' itu sendiri sampai sekarang saya masih belum benar2 jelas yang dimaksudkan oleh masing2 pihak.
Kalau dalam kehidupan sehari-hari, saya tidak tahu apakah Pak Hudoyo bilang tidak perlu sila dan sebagainya. Saya memang lebih fokus pada ajarannya ketimbang pribadi.
Quote from: karuna_murti on 05 September 2008, 01:15:20 PM
http://dhammacitta.org/forum/index.php?action=profile;u=323;sa=showPosts
silahken ditjek lagi. aye gak tau ada yang dihapus ato gak, tapi yang pasti gak ada nyang dimodipi.
Djangan pake edjaan djaman doeloe, nanti pembatja poesing atawa kabelinger. ;D
biar gak esmosi bro ;D
ups rupanya dari Sumedho.. maap bro Karuna..
Itu juga udah diralat.
saat pribadi kita terpukul dan terlukai, sungguh susah melihat sesuatu dengan jernih.
sebaliknya orang yg melihat dari jauh bisa melihat dan berpikir lebih jelas (dari kaskus) di bawah ini.
-wooooo.... pembicaraannya sama pak hud makin seru
-jadi pengen curhat.. hehehe...
---------------------------------
-hmmm... dulu sewaktu saya mendengar kata-kata "budha itu bukan sebuah agama.." wah.. saya seneng banget! waktu itu saya mikir.. saya mau jadi budha! yaa.. budha yang beragama islam heueheueheu...
-sampai saat ini bahkan saya nda tau apa apa tentang budhism.. malahan baru tau kalo zen itu ternyata budha juga kira in aliran tersendiri asli yang tidak di akui oleh budha...
-sampai beberapa hari ini mengamati berbagai "pertempuran" antara pak hud dan teman-teman lainnya, saya baru ngeh.. ooww.. ini toch budha itu..
-hmmm... ternyata inti dari kebudhaan itu ada di 4KM/JMB8..
---------------------------------
-hmm? aneh.. pak hud sering mencatut ajaran kitab suci agama lain.. dan bahkan, mengambil budaya sufisme dari islam.. tapi kok malah "terlihat" menolak mati-matian dari 4KM/JMB8...
-hehehe.. mungkin pak hud bukan marketing yang baik.. seharusnya pak hud tau, kalau ingin menjaring umat budha dengan mudah.. maka mengakui 4KM/JMB8 merupakan "jalan tol".. agar MMD dapat berkembang lebih pesat
-mungkin kalau saya beragama budha dan membuat thread MMD di DC, MMD tidak akan ribut dengan orang-orang disitu.. dengan catatan tujuan saya adalah menarik orang lain untuk ber MMD
-dan menurut saya, dengan pengetahuan pak hud.. tidak akan sulit untuk menghubung-kan MMD dengan 4KM/JMB8.. saya sendiri pun tidak kesulitan untuk menjustifikasi MMD bila di kaitkan dengan 4KM/JMB8 (dengan kapasitas pengetahuan saya tentunya)
-lha.. tapi kenapa pak hud begitu ngotot? heuehue... mungkin ini masalah khusus umat budha.. mungkin kalau 4KM/JMB8 itu bukan berasal dari budha, pak hud malah bakal "mencatutnya".. untuk menerangkan MMD.. who knows?
-ada oleh-oleh dari pak hud untuk umat budha.. dan oleh-oleh itu sangat indah.. hmm... kalau saya tidak memiliki oleh-oleh yang satu ini.. rasanya seumur hidup mengemis pun layak untuk saya lakukan
--------------------------------
-haaa.... cukup2.. hehehe.. niatnya mo curhat.. bukan bela-in pak hud hehehe.. saya cuma seorang outsider.. kalo udah ngomongin masalah umat...
--------------------------------
-mengenai MMD, memang betul MMD itu bukan lah jalan menuju pencerahan.. banyak sekali yang tidak di ajarkan di MMD, padahal dibutuhkan untuk dapat "tercerahkan"..
-sebagai contoh:
-ambil-lah, rileksasi.. hmm.. menurut saya rileksasi merupakan hal yang cukup esensial dalam perncerahan.. dan ini juga salah satu pemicu pencerahan dari sidharta gautam (rileks dibawah pohon?).. kenapa ia tidak tercerahkan pada saat berlari, atau lagi marah?
-relaksasi tidak di ajarkan di MMD.. tidak ada pengsugestian bahwa kita harus rileks.. atau latihan-latihan untuk merilekskan diri..
-tapi.. dengan mengenal diri.. dengan mengamati diri.. kita jadi menyadari, betapa tegangnya diri kita.. dan dengan kesadaran ini.. justru rileksasi terjadi dengan sendirinya.. sangat alamiah, dan bukan berasal dari permainan pikiran (sugesti, hipnotis, halusinasi, delusi, dll)
-kalau lihat beberapa testimoni dari peserta MMD, banyak dari mereka juga mengalami rileksasi.. ada juga yang mengalami ekstase.. tapi semua itu tidak di ajarkan..
-----------------------------
- [at] om menyan hehehe... jangan terlalu di ambil hati omongan pak hud mah.. dia emang suka galak! seyem! heueheuehu...
-oiya.. bagi saya om menyan itu orang yang keren! dari mulai dulu di FC.. hmmm.. mantaff.. benar-benar orang berkesadaran tinggi.. sepertinya bakal rame kalo om kemenyan ikutan mempraktekan MMD juga (pengen tau hasilnya kaya gimana )
-dijalanin bareng sama vipasana + 4KM/JMB8 juga nda masalah kok (karena menurut saya tidak bertentangan), nda perlu ikutan retret dulu.. tapi mulai dengan ber MMD dalam kegiatan sehari-hari.. hehehe.. pasti asoy..
-ayo donk om.. main-main & ikutan nulis.. di thread MMD.. atau kalau pengen lebih santai bisa main ke thread saya (hidup&kehidupan).. di sana, banyak teman-teman yang berbagi baik senang maupun dukha.. dibahas timbulnya dukha.. lenyapnya dukha.. yang ada dalam hidup dan kehidupan hehehe....
---------------------------
-heuehueheu... sgitu ah curhatnya
madman
Quote from: morpheus on 05 September 2008, 09:02:02 AM
Quote from: Kemenyan on 04 September 2008, 11:53:59 PM
Saya sendiri juga tidak jelas apa pemicu harus dikotak-kan,
Namun lebih kurang dikarenakan Kritik content MMD masuk ke thread-thread non-meditasi dan thread-thread irrelevant lainnya
bang menyan, tukang kayu yg udah ngerjain pertukangannya selama 30 taon pasti ngomongannya kayuuuuuu aja...
kalo tukang kayu diceritain ttg software development process, pasti dia nyeletuk, "oh iya, di pertukangan juga gitu, mulai dari blue print dulu, design, ukur2, baru potong kayu beneran". dikit2 kayu, dikit2 kayu...
saya pikir gitu juga pak hudoyo yg udah berkutat lama di meditasi dan mmdnya. kalo dia nyeletuk, ya pasti dia hubungkan ke pengalamannya mengajar dan praktik mmd.
kalo anda ngobrol ama bhikkhu ahli jhana, ya pasti dia relatenya ke jhanaaaa aja...
apa ini sukar dimengerti?
saya pikir hal ini sukar dimengerti rekan2 karena ada prejudice jelek sebelum membacanya...
itu aja.
Wah bagaimana ya.. Samma Sang Buddha memang konon maha sempurna. Jadi dharma yang dibabarkan tidak membuat orang lain salah mengerti/nangkap agar terhindar dari meningkatnya LODOMO orang tersebut.
Jikalau kita memanfaatkan kesalahpengertian orang (misalkan karena banyak tanda petiknya) untuk menjatuhkan/menjelek-jelekkan orang tersebut.. apa kata dunia nantinya :o
Saya tidak memihak siapapun namun yang saya baca dari kata2 kemenyan hampir 100% saya bisa ikuti (ngerti) alias tidak membingungkan, ada alur yang pasti dan konsisten. Mungkin Kemenyan sedang menyusun skripsi atau baru lulus jadi masih terbiasa dengan aturan penulisan =D> :))
Quote from: Mr. Bagus on 05 September 2008, 04:07:54 PM
Jikalau kita memanfaatkan kesalahpengertian orang (misalkan karena banyak tanda petiknya) untuk menjatuhkan/menjelek-jelekkan orang tersebut.. apa kata dunia nantinya :o
yg mana maksudnya om? saya gak ngerti sasaran anda...
Pendapat Pribadi:
Intinya dari Sdr Hudoyo agar anggota DC tidak hanya bisa berteori tapi praktikanlah meditasi (yang waras ngalah masa yang waras ngadong :)) ) yang mana caranya memberi tahunya itu kurang melihat dengan siapa Sdr Hudoyo berkata. Bahkan Sdr Hudoyo menuduh seolah olah 100% dari anggota DC tidak bermeditasi. Aduh mana ya kutipannya #-o, ga nemu, bantu cari dong, aku mohon ^:)^ biar tidak disangka omong kosong.
:outoftopic: Bahkan perdebatan :no: mengenai apakah samatha bhavana yang lebih penting atau vipassana bhavana yang lebih penting juga tidak mungkin diselesaikan. Belum lagi bila keduanya dipecah pecah menjadi beribu-ribu metode.. pusing dah jadinya :o :outoftopic:
Sori yang dimaksud page 2, harusnya saya cantumkan :D Maaf, Saudaraku.
Quote from: Mr. Bagus on 05 September 2008, 04:31:50 PM
Pendapat Pribadi:
Intinya dari Sdr Hudoyo agar anggota DC tidak hanya bisa berteori tapi praktikanlah meditasi (yang waras ngalah masa yang waras ngadong :)) ) yang mana caranya memberi tahunya itu kurang melihat dengan siapa Sdr Hudoyo berkata. Bahkan Sdr Hudoyo menuduh seolah olah 100% dari anggota DC tidak bermeditasi.
...
Memang betul, mungkin caranya kurang berkenan bagi orang lain.
Di lain pihak, kalau memang beneran sudah meditasi, apakah akan tersinggung dibilang teoritis dan ga tahu meditasi? :)
Quote from: Kainyn_Kutho on 05 September 2008, 04:38:50 PM
Memang betul, mungkin caranya kurang berkenan bagi orang lain.
Di lain pihak, kalau memang beneran sudah meditasi, apakah akan tersinggung dibilang teoritis dan ga tahu meditasi? :)
iya ya... anehnya gak pernah ada yg jawab, "salah tuh pak. saya meditasi kok".
Quote from: Kainyn_Kutho on 05 September 2008, 04:38:50 PM
Quote from: Mr. Bagus on 05 September 2008, 04:31:50 PM
Pendapat Pribadi:
Intinya dari Sdr Hudoyo agar anggota DC tidak hanya bisa berteori tapi praktikanlah meditasi (yang waras ngalah masa yang waras ngadong :)) ) yang mana caranya memberi tahunya itu kurang melihat dengan siapa Sdr Hudoyo berkata. Bahkan Sdr Hudoyo menuduh seolah olah 100% dari anggota DC tidak bermeditasi.
...
Memang betul, mungkin caranya kurang berkenan bagi orang lain.
Di lain pihak, kalau memang beneran sudah meditasi, apakah akan tersinggung dibilang teoritis dan ga tahu meditasi? :)
Hmmmmmm :))
Quote from: morpheus on 05 September 2008, 04:42:21 PM
Quote from: Kainyn_Kutho on 05 September 2008, 04:38:50 PM
Memang betul, mungkin caranya kurang berkenan bagi orang lain.
Di lain pihak, kalau memang beneran sudah meditasi, apakah akan tersinggung dibilang teoritis dan ga tahu meditasi? :)
iya ya... anehnya gak pernah ada yg jawab, "salah tuh pak. saya meditasi kok".
yakin nih?? :))
:outoftopic:
Saya dengan jujur belum mencapai jhana-jhana :-$ tapi setidaknya manfaat meditasi lumayan saya rasakan perbedaannya dibanding masa muda dulu ;D setidaknya bisa dibilang keren 8) kalo ikutan meditasi bareng2 =))
Menurut teorinya, meditasipun memiliki tingkatan2, semakin tinggi tingkatannya maka semakin halus rintangannya. Jadi bisa saya simpulkan dan Saudara2ku juga bisa ikut menyimpulkannya juga, bahwa jikalau rintangannya masih kasar maka tingkatan pencapain meditasinyapun bisa terlihat kasar. Dalam artian hal yang remeh masih bisa membuat seorang yogi dendam atau seorang yogi membalas dengan kata2 yang menyakitkan. ^:)^ Maaf, bukan bermaksud merendahkan meditasi seseorang, namun itu yang saya alami dalam meditasi (masih kasar terus :)) )
Di luar meditasi, misal Saya lagi nyetir mobil, Ada cewek bersepeda motor di tengah jalan dengan sangat pelan, tidak pakai helm bisa membuat saya esmossi "bisa naik motor ga sih !! ~X( " Syukurlah hal ini sudah jauh berkurang sekarang _/\_
:outoftopic:
Quote from: ryu on 05 September 2008, 04:43:36 PM
yakin nih?? :))
seinget saya gak ada, om. thanks kalo mau nyariin ;D
Khan ada debat antara Fabian dan Hudoyo ;D
Yakin :D pokoknya ada Meditasi di bawah pohon Tauge, Asem, Asparagus, atau apalah... :-?
Masih dicariin nih.. terlalu panjang threadnya... udah mabok bacanya :o
Duh di mana ya ::)
Quote from: ryu on 05 September 2008, 04:57:08 PM
Khan ada debat antara Fabian dan Hudoyo ;D
gak pernah baca ada yg ngomong gitu, cek
Quote from: morpheus on 05 September 2008, 05:03:46 PM
Quote from: ryu on 05 September 2008, 04:57:08 PM
Khan ada debat antara Fabian dan Hudoyo ;D
gak pernah baca ada yg ngomong gitu, cek
Bukankah Bond, Kelana pernah kesaksian juga :)
Quote from: morpheus on 05 September 2008, 05:03:46 PM
Quote from: ryu on 05 September 2008, 04:57:08 PM
Khan ada debat antara Fabian dan Hudoyo ;D
gak pernah baca ada yg ngomong gitu, cek
Tar dulu, JANGAN PANGGIL GW CEK CEK CEK!!!!!!! :(
Quote from: ryu on 05 September 2008, 05:06:10 PM
Bukankah Bond, Kelana pernah kesaksian juga :)
ora ono, cek.
blom pernah ada yg bilang, "salah pak, saya meditasi kok".
adanya orang marah2 hehehe... padahal apa susahnya sih koreksi gitu.
eh, bentar, tadinya acek ryu ngomong buat kainyn atau saya nih?
*menbuang muka*
Quote
Bukankah Bond, Kelana pernah kesaksian juga Smiley
ora ono, cek.
Quote
blom pernah ada yg bilang, "salah pak, saya meditasi kok".
adanya orang marah2 hehehe... padahal apa susahnya sih koreksi gitu.
eh, bentar, tadinya acek ryu ngomong buat kainyn atau saya nih?
Dikoreksi juga masih ngotot. Jadi ngapain pusing ngelawan arahat :))
http:///showthread.php?t=878014&page=9
FUNFUN84:
Mohon Maaf, APAKAH MMD DAN DC ada pemenangnya?
HUDOYO:
Bukan itu soalnya ... Yang menjadi soal adalah: Siapakah pewaris sesungguhnya dari ajaran Sang Guru? ...
Bisa salah satu (kalau begitu yang lain harus ikhlas belajar dari yang satu itu) ...
bisa dua-duanya (kalau dua-duanya pasti suatu hari bisa rujuk kembali) ...
atau bisa bukan dua-duanya (maka dua-duanya harus mawas diri) ...
FUNFUN84:
Sepertinya ada yang di kejar, Pengakuan/Pembelajaran?
Oh ok deh, Mudah2 Mawas diri itu bisa jadi rambu2 buat kedua belah pihak, sehingga tidak memalukan ajaran Sang Guru yang di ributkan
HUDOYO:
Pertanyaan "Siapakah sesungguhnya pewaris sesunggguhnya ajaran Sang Guru?" seharusnya tetap tinggal pertanyaan ... dan masing-masing harus bertanya kepada diri sendiri ... bukan lantas berubah menjadi pernyataan: "Aku pewaris ajaran Sang Guru; kamu bukan."
EDWARD TESLA:
pemenangnya adalah orang yg dapat mengalahkan dirinya sendiri.
Quote from: hudoyo on 05 September 2008, 08:58:10 PMHUDOYO:
Pertanyaan "Siapakah sesungguhnya pewaris sesunggguhnya ajaran Sang Guru?" seharusnya tetap tinggal pertanyaan ... dan masing-masing harus bertanya kepada diri sendiri ... bukan lantas berubah menjadi pernyataan: "Aku pewaris ajaran Sang Guru; kamu bukan."
pemenangnya adalah orang yg dapat mengalahkan dirinya sendiri.
Ups.... (http:///images/smilies/sumbangan/5.gif)
Entahlah...
Sepertinya ada yg aneh diantara kedua quote ini
Quote from: hudoyo on 05 September 2008, 04:47:12 AMKita beradu di lapangan ... Umat Buddha Indonesia akan menilai sendiri dalam waktu 10 tahun ini ... Anda dan teman-teman Anda di DC-kah, atau saya dan teman-teman saya di MMD, yang benar-benar pewaris dari ajaran Sang Guru.
Apa yang bapak kejar?
Berhentilah pak...
Quote from: Mr. Bagus on 05 September 2008, 04:51:44 PM
:outoftopic:
Saya dengan jujur belum mencapai jhana-jhana :-$ tapi setidaknya manfaat meditasi lumayan saya rasakan perbedaannya dibanding masa muda dulu ;D setidaknya bisa dibilang keren 8) kalo ikutan meditasi bareng2 =))
Menurut teorinya, meditasipun memiliki tingkatan2, semakin tinggi tingkatannya maka semakin halus rintangannya. Jadi bisa saya simpulkan dan Saudara2ku juga bisa ikut menyimpulkannya juga, bahwa jikalau rintangannya masih kasar maka tingkatan pencapain meditasinyapun bisa terlihat kasar. Dalam artian hal yang remeh masih bisa membuat seorang yogi dendam atau seorang yogi membalas dengan kata2 yang menyakitkan. ^:)^ Maaf, bukan bermaksud merendahkan meditasi seseorang, namun itu yang saya alami dalam meditasi (masih kasar terus :)) )
Di luar meditasi, misal Saya lagi nyetir mobil, Ada cewek bersepeda motor di tengah jalan dengan sangat pelan, tidak pakai helm bisa membuat saya esmossi "bisa naik motor ga sih !! ~X( " Syukurlah hal ini sudah jauh berkurang sekarang _/\_
:outoftopic:
Kalau soal cewek (terutama cantik dan muda),... mana mungkin gw emosi.....
paling2 gw bilang dari pada matanya kena debu tanpa helm,... masuk mobil gw aja deh....
padahal gw hampir ngak pernah meditasi lho!
Soal seorang tukang meditasi kalau BERKATA KATA2 AGAK KASAR............
itu dilakukan dengan SENGAJA.... atau cuma PURA2..... untuk testing anda2 semua?
Menurut ajaran Buddha, bolehkan PURA2 bercakap KASAR?
thanks!
Menurut ajaran Buddha, bolehkan PURA2 bercakap KASAR?
Bro Johan.... ck...ck...ck....
Dalam buddhisme mana ada yang namanya pura2 bercakap KASAR.... ;D
Cakap Kasar ...terimalah buahnya ntar kalo ada kondisi yang pas... ;D
_/\_ :lotus:
Quote from: Mr. Bagus on 05 September 2008, 04:51:44 PM
...
Menurut teorinya, meditasipun memiliki tingkatan2, semakin tinggi tingkatannya maka semakin halus rintangannya. Jadi bisa saya simpulkan dan Saudara2ku juga bisa ikut menyimpulkannya juga, bahwa jikalau rintangannya masih kasar maka tingkatan pencapain meditasinyapun bisa terlihat kasar. Dalam artian hal yang remeh masih bisa membuat seorang yogi dendam atau seorang yogi membalas dengan kata2 yang menyakitkan. ^:)^
...
Sekali lagi, meditasi adalah sarana kemajuan bathin, dan kemajuan bathin itu eksklusif hanya bisa dinilai oleh diri sendiri atau orang lain yang punya Abhinna. Kita tidak bisa bilang 'orang lain' begini-begitu, maka pencapaian meditasinya tentu hanya segini-segitu. Yang bisa dinilai adalah, "apakah SAYA merasa dendam?" atau "apakah SAYA yang mudah tersinggung sehingga mempersepsinya sebagai 'kata2 menyakitkan'?".
Quote from: morpheus on 05 September 2008, 04:42:21 PM
Quote from: Kainyn_Kutho on 05 September 2008, 04:38:50 PM
Memang betul, mungkin caranya kurang berkenan bagi orang lain.
Di lain pihak, kalau memang beneran sudah meditasi, apakah akan tersinggung dibilang teoritis dan ga tahu meditasi? :)
iya ya... anehnya gak pernah ada yg jawab, "salah tuh pak. saya meditasi kok".
Sepertinya pernah deh. Ada yang bilang meditasi, ada juga yang bilang memang tidak meditasi. Masalahnya, kalau memang tidak meditasi, ya sudah, tidak perlu marah. Kalau memang sudah meditasi, lalu kok marah? Apa gunanya meditasi? ;D
Quote from: hudoyo on 05 September 2008, 08:58:10 PM
http:///showthread.php?t=878014&page=9
FUNFUN84:
Mohon Maaf, APAKAH MMD DAN DC ada pemenangnya?
HUDOYO:
Bukan itu soalnya ... Yang menjadi soal adalah: Siapakah pewaris sesungguhnya dari ajaran Sang Guru? ...
Bisa salah satu (kalau begitu yang lain harus ikhlas belajar dari yang satu itu) ...
bisa dua-duanya (kalau dua-duanya pasti suatu hari bisa rujuk kembali) ...
atau bisa bukan dua-duanya (maka dua-duanya harus mawas diri) ...
FUNFUN84:
Sepertinya ada yang di kejar, Pengakuan/Pembelajaran?
Oh ok deh, Mudah2 Mawas diri itu bisa jadi rambu2 buat kedua belah pihak, sehingga tidak memalukan ajaran Sang Guru yang di ributkan
HUDOYO:
Pertanyaan "Siapakah sesungguhnya pewaris sesunggguhnya ajaran Sang Guru?" seharusnya tetap tinggal pertanyaan ... dan masing-masing harus bertanya kepada diri sendiri ... bukan lantas berubah menjadi pernyataan: "Aku pewaris ajaran Sang Guru; kamu bukan."
EDWARD TESLA:
pemenangnya adalah orang yg dapat mengalahkan dirinya sendiri.
wah masih rame disana yah Pak? Masih pada berlari yah?
Disini kekna udah pada berhenti, minimal udah pada jalan santailah.... ;D
apalagi, besok minggu pagi, mungkin lebih banyak lagi yg akan jogging...
::
Jujur,saya sangat bingung sekali belakangan ini...
Kenapa umat Buddha mulai berusaha membuat sangkar bagi dirinya sendiri?
Dia bertanya,"Apakah jalan ini bisa membawa pada pencerahan?"
Dia bertanya,"Apakah jalan ini bisa mengakhiri dukkha?"
Oh...Betapa bodohnya dia...
Cobalah bertanya,"Apakah Tipitaka SB bisa membawa pada pencerahan?"
Cobalah bertanya,"Apakah Tipitaka SB bisa mengakhiri dukkha?"
Jika anda jawab "ya" maka saya berkata,"Anda berbohong.."
Kenapa?
Karena anda bukan ARAHAT,bagaimana anda bisa menjawab "ya"?
Bagaimana jika anda menjawab "tidak"?
Anda akan dicerca orang karena orang ingin "jalan" yang pasti...
Dia lupa bahwa SB mengajarkan ANICCA,dia lupa bahwa setiap hari wajahnya bertambah keriput...
Dia lupa bahwa setiap saat dia bisa berhenti bernafas,tapi dia selalu ingat untuk "berdebat",untuk "mencela",untuk "mempertanyakan" hal2 yang tidak pasti untuk mendapatkan "kepastian"...
Dia selalu ingat untuk "mencari" "jalan yang pasti",padahal GURU AGUNGnya berkata,"ANICCA"
Inikah wajah para Buddhisme?
Oh...Diri sendirilah yang menjadi cahaya diri sendiri...
Sang Buddha adalah Sang Buddha...
Sang Buddha bukanlah saya,anda atau siapapun...
Saya bukan Sang Buddha,anda atau siapapun...
Lantas kenapa kita masih berlari dan berputar2 didalam diri Sang Buddha?
Berhentilah kawan...Berhentilah kawan...
Salam,
Riky
Kalau ada yang perlu dikejar, yah terus berlari lah om wiily ;D
Oleh diri sendiri....
Bukan oleh Tipitaka...
Bukan oleh Sang Buddha...
Yang gue lebih bingung lage...
Kenapa "aku" bisa berbicara "aku"-nya orang lain?
Sudah bisa menembus batin orang laen kah?
Quote from: Lily W on 05 September 2008, 11:24:08 PM
Menurut ajaran Buddha, bolehkan PURA2 bercakap KASAR?
Bro Johan.... ck...ck...ck....
Dalam buddhisme mana ada yang namanya pura2 bercakap KASAR.... ;D
Cakap Kasar ...terimalah buahnya ntar kalo ada kondisi yang pas... ;D
iya, malah terima 2 vipaka:
~ kamma BERPURA-PURA berucap kasar
~ kamma UCAPAN kasar
Kedua kamma ini akan menyumbangkan efeknya masing2 pula....
::
Quote from: Kemenyan on 06 September 2008, 11:00:20 AM
Oleh diri sendiri....
Bukan oleh Tipitaka...
Bukan oleh Sang Buddha...
Yang gue lebih bingung lage...
Kenapa "aku" bisa berbicara "aku"-nya orang lain?
Sudah bisa menembus batin orang laen kah?
Begitu cepat di modify... :)
Marilah kita duduk santai,dan berbicara layaknya kawan lama.. :)
Anda setuju tidak bahwa kebenaran didapatkan :
Oleh diri sendiri....
Bukan oleh Tipitaka...
Bukan oleh Sang Buddha..._/\_
Salam,
Riky
Ada yang merasa pintar
ada yang merasa tercerahkan
ada yang merasa berhenti
ada yang merasa mengerti inti ajaran sang Buddha
ada yang merasa sudah keluar dari sangkar
ada yang merasa telah praktek
ada yang merasa semua belum praktek hanya dia sendiri yang benar
ada yang merasa hanya dialah ajaran paling dekat dengan SB
oh Manusia, Manusia
pandanglah, sadarilah, lihatlah, berhentilah
disitulah akhir, Nibbana, padamnya Aku
Ryu 6 September 2008 (karya pertama nih :)) )
Quote from: Riky_dave on 06 September 2008, 11:04:46 AMAnda setuju tidak bahwa kebenaran didapatkan :
Oleh diri sendiri....
Bukan oleh Tipitaka...
Bukan oleh Sang Buddha...
Memang demikian yang saya katakan,
Memang demikian yang saya tekankan,
Memang hanya diri sendiri yang bisa membawa kepada pembebasan,
bukan dibebaskan oleh Tipitaka ataupun Sang Buddha
Quote from: ryu on 06 September 2008, 10:57:08 AM
Kalau ada yang perlu dikejar, yah terus berlari lah om wiily ;D
heran... apa kaga capek2 ya? :))
::
Quote from: willibordus on 06 September 2008, 11:07:45 AM
Quote from: ryu on 06 September 2008, 10:57:08 AM
Kalau ada yang perlu dikejar, yah terus berlari lah om wiily ;D
heran... apa kaga capek2 ya? :))
::
Segala sesuatu harus diperjuangkanlah om , itulah tujuan manusia hidup.
Quote from: willibordus on 06 September 2008, 11:07:45 AM
Quote from: ryu on 06 September 2008, 10:57:08 AM
Kalau ada yang perlu dikejar, yah terus berlari lah om wiily ;D
heran... apa kaga capek2 ya? :))
::
Disana (http:///showthread.php?t=878014&page=10)
Lari-lari kecil sudah berpindah-pindah dari Anatta, Lima Khandha, Aku, Pencerahan, etc... etc...
diantara Buddhisme dan Kepercayaan Lain (Alkitab/Al-Quran)
Quote from: Kemenyan on 06 September 2008, 11:07:08 AM
Quote from: Riky_dave on 06 September 2008, 11:04:46 AMAnda setuju tidak bahwa kebenaran didapatkan :
Oleh diri sendiri....
Bukan oleh Tipitaka...
Bukan oleh Sang Buddha...
Memang demikian yang saya katakan,
Memang demikian yang saya tekankan,
Memang hanya diri sendiri yang bisa membawa kepada pembebasan,
bukan dibebaskan oleh Tipitaka ataupun Sang Buddha
Baik,anda sudah setuju.. :)
Dibeberapa posting anda saya lihat anda bersikap "ingin" mencari "kepastian" didalam "MMD"?
Saya quote kan :
Quote[at] Kainyn & andrew:
Coba dibaca ulang pertanyaannya:
Apakah MMD sejalan dengan JMB8 ?
Sejalan ?
Ya... yang saya pertanyakan sejalan...
Maksudnya sejalan?
JMB8 merupakan pecahan dari 4KM mengenai Berakhirnya Dukkha
dengan kata lain,
Pertanyaan saya adalah:
Apakah MMD Mengakhiri Dukkha?
Saya tidak meminta penjelasan panjang lebar mengenai Konsep JMB8 pada pertanyaan saya,
Bahkan saya sudah memberikan jawaban dalam jawaban,
yang direply sinis oleh pak hudoyo dengan jawaban point-per-point 1-9 pada (click)
Setelah melihat jawaban sinis dari pak hudoyo,
Saya menganggap kalau pak hudoyo sendiri enggan dianggap sebagai Buddhisme,
Enggan mengunakan kata "Dukkha",
Enggan mengunakan kata "Pencerahan",
Lalu,
Apakah salah saya pribadi berasumsi kalau MMD tidak sesuai JMB8?
Lantas saya menjadi bertanya2 didalam diri saya,"Kenapa anda terus mempertanyakan MMD bisa mengakhiri Dukkha atau tidak?Bukankah yang mengakhiri Dukkha adalah diri sendiri bukan MMD tersebut?" :)
Salam,
Riky
Quote from: Riky_dave on 06 September 2008, 11:14:44 AM
Quote from: Kemenyan on 06 September 2008, 11:07:08 AM
Quote from: Riky_dave on 06 September 2008, 11:04:46 AMAnda setuju tidak bahwa kebenaran didapatkan :
Oleh diri sendiri....
Bukan oleh Tipitaka...
Bukan oleh Sang Buddha...
Memang demikian yang saya katakan,
Memang demikian yang saya tekankan,
Memang hanya diri sendiri yang bisa membawa kepada pembebasan,
bukan dibebaskan oleh Tipitaka ataupun Sang Buddha
Baik,anda sudah setuju.. :)
Dibeberapa posting anda saya lihat anda bersikap "ingin" mencari "kepastian" didalam "MMD"?
Saya quote kan :
[...]
Lantas saya menjadi bertanya2 didalam diri saya,
"Kenapa anda terus mempertanyakan MMD bisa mengakhiri Dukkha atau tidak?"
Bukankah yang mengakhiri Dukkha adalah diri sendiri bukan MMD tersebut? :)
Kelihatannya tulisan/pertanyaan tersebut mesti diperdetail sehingga bisa anda pahami...
"Apakah
Praktik Meditasi Mengenal Diri bisa mengakhiri Dukkha atau Tidak?"
Saya kira anda yang cukup berpengalaman dalam memutar-mutar kata-kata mampu memahami perbedaan pertanyaan saya
dengan pernyataan saya mengenai "Oleh diri sendiri"
Quote from: Riky_dave on 06 September 2008, 11:14:44 AM
Lantas saya menjadi bertanya2 didalam diri saya,"Kenapa anda terus mempertanyakan MMD bisa mengakhiri Dukkha atau tidak?Bukankah yang mengakhiri Dukkha adalah diri sendiri bukan MMD tersebut?" :)
Tentu saja wajar mempertanyakan "apakah MMD bisa mengakhiri dukkha / tidak"
Karena tujuan Buddhisme adalah untuk "mengakhiri dukkha". Segala jalan yg mengklaim bisa membawa kepada akhir dukkha, tentu akan disambut dgn baik, namun pasti akan dipertanyakan, dinilai bukti2 yg telah ada dan ehipassiko oleh diri sendiri....
::
Quote from: willibordus on 06 September 2008, 11:02:22 AM
Quote from: Lily W on 05 September 2008, 11:24:08 PM
Menurut ajaran Buddha, bolehkan PURA2 bercakap KASAR?
Bro Johan.... ck...ck...ck....
Dalam buddhisme mana ada yang namanya pura2 bercakap KASAR.... ;D
Cakap Kasar ...terimalah buahnya ntar kalo ada kondisi yang pas... ;D
iya, malah terima 2 vipaka:
~ kamma BERPURA-PURA berucap kasar
~ kamma UCAPAN kasar
Kedua kamma ini akan menyumbangkan efeknya masing2 pula....
::
:jempol:
Tahukah berapa banyak akusala citta yang dihasilkan saat pura-pura bercakap KASAR? Trilyun lho... n kita bisa jadi trilyuner akusala citta... ;D
_/\_ :lotus:
Ya...masih tidak sadarkah anda kenapa tidak ketemu titik temu?
Karena anda sama sekali tidak mengerti jawaban2 yang telah dilontarkan...:)
Saya akan memulainya lagi dari awal :
Quote from: Riky_dave on 06 September 2008, 11:14:44 AM
Quote from: Kemenyan on 06 September 2008, 11:07:08 AM
Quote from: Riky_dave on 06 September 2008, 11:04:46 AMAnda setuju tidak bahwa kebenaran didapatkan :
Oleh diri sendiri....
Bukan oleh Tipitaka...
Bukan oleh Sang Buddha...
Memang demikian yang saya katakan,
Memang demikian yang saya tekankan,
Memang hanya diri sendiri yang bisa membawa kepada pembebasan,
bukan dibebaskan oleh Tipitaka ataupun Sang Buddha
Baik,anda sudah setuju.. :)
Dibeberapa posting anda saya lihat anda bersikap "ingin" mencari "kepastian" didalam "MMD"?
Saya quote kan :
Quote[at] Kainyn & andrew:
Coba dibaca ulang pertanyaannya:
Apakah MMD sejalan dengan JMB8 ?
Sejalan ?
Ya... yang saya pertanyakan sejalan...
Maksudnya sejalan?
JMB8 merupakan pecahan dari 4KM mengenai Berakhirnya Dukkha
dengan kata lain,
Pertanyaan saya adalah:
Apakah MMD Mengakhiri Dukkha?
Saya tidak meminta penjelasan panjang lebar mengenai Konsep JMB8 pada pertanyaan saya,
Bahkan saya sudah memberikan jawaban dalam jawaban,
yang direply sinis oleh pak hudoyo dengan jawaban point-per-point 1-9 pada (click)
Setelah melihat jawaban sinis dari pak hudoyo,
Saya menganggap kalau pak hudoyo sendiri enggan dianggap sebagai Buddhisme,
Enggan mengunakan kata "Dukkha",
Enggan mengunakan kata "Pencerahan",
Lalu,
Apakah salah saya pribadi berasumsi kalau MMD tidak sesuai JMB8?
Lantas saya menjadi bertanya2 didalam diri saya,"Kenapa anda terus mempertanyakan MMD bisa mengakhiri Dukkha atau tidak?Bukankah yang mengakhiri Dukkha adalah diri sendiri bukan MMD tersebut?" :)
Salam,
Riky
anda kemudian anda menjawab seperti berikut ini :
Quote from: Kemenyan on 06 September 2008, 11:20:38 AM
Kelihatannya tulisan/pertanyaan tersebut mesti diperdetail sehingga bisa anda pahami...
"Apakah Praktik Meditasi Mengenal Diri bisa mengakhiri Dukkha atau Tidak?"
Dan sudah anda saya tegaskan dan anda telah menyesetujuinya dalam quote berikut ini :
Quote from: Kemenyan on 06 September 2008, 11:07:08 AM
Quote from: Riky_dave on 06 September 2008, 11:04:46 AMAnda setuju tidak bahwa kebenaran didapatkan :
Oleh diri sendiri....
Bukan oleh Tipitaka...
Bukan oleh Sang Buddha...
Memang demikian yang saya katakan,
Memang demikian yang saya tekankan,
Memang hanya diri sendiri yang bisa membawa kepada pembebasan,
bukan dibebaskan oleh Tipitaka ataupun Sang Buddha
Jadi silakan anda menjawab pertanyaan saya yang berikut ini :
Lantas saya menjadi bertanya2 didalam diri saya,"Kenapa anda terus mempertanyakan MMD bisa mengakhiri Dukkha atau tidak?Bukankah yang mengakhiri Dukkha adalah diri sendiri bukan MMD tersebut?" :)
_/\_
Salam,
Riky
Badai belum berlalu.... ;D
_/\_ :lotus:
Quote from: willibordus on 06 September 2008, 11:21:38 AM
Quote from: Riky_dave on 06 September 2008, 11:14:44 AM
Lantas saya menjadi bertanya2 didalam diri saya,"Kenapa anda terus mempertanyakan MMD bisa mengakhiri Dukkha atau tidak?Bukankah yang mengakhiri Dukkha adalah diri sendiri bukan MMD tersebut?" :)
Tentu saja wajar mempertanyakan "apakah MMD bisa mengakhiri dukkha / tidak"
Karena tujuan Buddhisme adalah untuk "mengakhiri dukkha". Segala jalan yg mengklaim bisa membawa kepada akhir dukkha, tentu akan disambut dgn baik, namun pasti akan dipertanyakan, dinilai bukti2 yg telah ada dan ehipassiko oleh diri sendiri....
owh...Baguslah,lantas apakah anda sudah berehipassiko MMD?
Bukti2 apa yang anda maksud?
Yang menjadi arahat orang lain bukan anda lho...
_/\_
Salam,
Riky
Quote from: Riky_dave on 06 September 2008, 11:34:44 AM
Ya...masih tidak sadarkah anda kenapa tidak ketemu titik temu?
Karena anda sama sekali tidak mengerti jawaban2 yang telah dilontarkan...:)
Perlu diingat... Saya berbicara "
Praktik"
dan Praktik itu dilakukan oleh
Diri Sendiridengan kata laen,
Pertanyaan saya adalah:
Apakah seseorang yang mempraktekan meditasi MMD bisa membawa pada berakhirnya Dukkha?
Itulah pertanyaan saya...
Sudah bisa dipahami?
ngomong2x... anda masih dibangku sekolah bukan?
Boleh tau nilai pelajaran bahasa indonesia anda?
Quote from: Riky_dave on 06 September 2008, 11:47:28 AM
Quote from: willibordus on 06 September 2008, 11:21:38 AM
Quote from: Riky_dave on 06 September 2008, 11:14:44 AM
Lantas saya menjadi bertanya2 didalam diri saya,"Kenapa anda terus mempertanyakan MMD bisa mengakhiri Dukkha atau tidak?Bukankah yang mengakhiri Dukkha adalah diri sendiri bukan MMD tersebut?" :)
Tentu saja wajar mempertanyakan "apakah MMD bisa mengakhiri dukkha / tidak"
Karena tujuan Buddhisme adalah untuk "mengakhiri dukkha". Segala jalan yg mengklaim bisa membawa kepada akhir dukkha, tentu akan disambut dgn baik, namun pasti akan dipertanyakan, dinilai bukti2 yg telah ada dan ehipassiko oleh diri sendiri....
owh...Baguslah,lantas apakah anda sudah berehipassiko MMD?
Bukti2 apa yang anda maksud?
Yang menjadi arahat orang lain bukan anda lho...
_/\_
Salam,
Riky
Riky, orang berehipasiko bukan harus buktikan langsung saja, bisa dilihat dari sikap sang guru.murid :)
sama seperti mengetahui Narkoba itu tidak baik buat Tubuh, apa harus ehipasiko dicoba dulu baru tahu? toh dari informasi, pengalaman pengguna dll bisa jadi patokan :)
Quote from: Lily W on 06 September 2008, 11:41:09 AM
Badai belum berlalu.... ;D
_/\_ :lotus:
Ci Badai ga akan berlalu kalau kita tidak mau menghadapinya :)
Quote from: Riky_dave on 06 September 2008, 11:47:28 AM
Quote from: willibordus on 06 September 2008, 11:21:38 AM
Quote from: Riky_dave on 06 September 2008, 11:14:44 AM
Lantas saya menjadi bertanya2 didalam diri saya,"Kenapa anda terus mempertanyakan MMD bisa mengakhiri Dukkha atau tidak?Bukankah yang mengakhiri Dukkha adalah diri sendiri bukan MMD tersebut?" :)
Tentu saja wajar mempertanyakan "apakah MMD bisa mengakhiri dukkha / tidak"
Karena tujuan Buddhisme adalah untuk "mengakhiri dukkha". Segala jalan yg mengklaim bisa membawa kepada akhir dukkha, tentu akan disambut dgn baik, namun pasti akan dipertanyakan, dinilai bukti2 yg telah ada dan ehipassiko oleh diri sendiri....
owh...Baguslah,lantas apakah anda sudah berehipassiko MMD?
Bukti2 apa yang anda maksud?
Yang menjadi arahat orang lain bukan anda lho...
owh...Baguslah,lantas apakah anda sudah berehipassiko MMD? ada deh ;)
Bukti2 apa yang anda maksud? ntar anda akan marah lagi kalo sy sebutkan ^-^
Yang menjadi arahat orang lain bukan anda lho... jelaslah orang lain bukan saya dan saya bukan orang lain :))
Quote from: ryu on 06 September 2008, 11:50:13 AM
Riky, orang berehipasiko bukan harus buktikan langsung saja, bisa dilihat dari sikap sang guru.murid :)
sama seperti mengetahui Narkoba itu tidak baik buat Tubuh, apa harus ehipasiko dicoba dulu baru tahu? toh dari informasi, pengalaman pengguna dll bisa jadi patokan :)
Nah itu si Bro Ryu sudah bantu jawab soal pembuktian MMD.... ;D
::
Corat-coret dari Conversation Yahoo Messenger...
Johan3000:
menurut semar kan MMD universar... ngak tergantung ini dan itu. begitu text agama lain. Koq malah memperRENDAH/MERAGUKAN bagian dari Tripitaka..?
bukankah yg melatih MMD, nanti akan tau jawabannya sendiri, tanpa mempermasalahkan text!...
MMD kan cuma mengamatin aja.....
trus buat apa lari ke TEXT ??? toh nanti murid MMD akan
tau jawabannya sendiri............. begitu juga yg non Buddhist!
walaupun sebagian tx menurut semar menjadi hambatan...
ya no problem toh.... orang pelatih MMD bukan mengamatin text tsb koq!
Kemenyan:
Semua itu sebenarnya betul
Semar disini bicara Meditasi
dalam Meditasi memang seharusnya kita tidak membawa konsep dari luar
kita hanya mengamati
Johan3000:
MMD kan ngak perlu text!
Kemenyan:
Ya... itu dia... Disana kelebihan MMD (dimata non-buddhist)
Karena tak dijejal konsep non-buddhist gampang klop
tapi di buddhist tentu menjadi ribut..
terutama setelah dikatakan MMD tidak membutuhkan Text
dikarenakan kita mengasumsikan MMD itu Aliran
Johan3000:
orang sama non Buddhist aja ngak permasalahkan text,
malah di Buddhist sendiri yg jadi "ribut"
Kemenyan:
coba... susun ulang kata-katanya...
dalam Meditasi, kita tidak membutuhkan text, tidak membutuhkan konsep
Text dan Tipitaka hanya merupakan bahan analisa (diluar meditasi)
didalam meditasi, kita tidak membawa Text
itu yang bener...
namun...
Salahnya pak semar dan kita...
Kita mengasumsikan kalao pak semar berbicara diluar Meditasi
Seolah olah... pak semar berbicara... apa itu Tipitaka... bullshit doang...
Padahal penuturan kalimat yang benar adalah: "Dalam meditasi tidak perlu tipitaka, tidak perlu konsep-konsep, Itu cuma menjadi penghambat meditasi"
dan menurut pengalaman pribadi gw selama bermain Samatha
memang betul, Text, konsep cuma menjadi penghalang
kita tidak bisa menjalankan tugas...
Pikiran kita selalu terbayang akan konsep, terpikir mengenai sutta, etc... etc...
alih alih, kita bukan mengamati batin/objek, melainkan menganalisa sutta dalam meditasi
Sementara bagi non-buddhist,
mereka yang tidak mengenal konsep,
menjadi mudah bagi mereka untuk berkembang...
Johan3000:
jadi penulis dan pendengar/pengamat kurang jeli!
tp apakah hui neng yg konon buta huruf perlu tau apa itu 4KM?
Kemenyan:
4KM itu "Dukkha"
Kalau sudah mengerti Dukkha, apa perlu tau 4KM?
Gw ga kenal sapa hui neng
tapi kira kira gini... dalam meditasi (vipasanna) membuahkan pengetahuan...
pengetahuan inilah pengetahuan dhamma
bisa saja pengetahuan yg didapat disebut dengan sebutan laen... contoh (sunyata)
padahal... mereka mungkin saja sama-sama berbicara mengenai anatta
Kemenyan:
Kembali ke "Tidak butuhnya Text",
cara penyampaiannya kadang bikin kita kesel
seolah-olah tidak menghargai buddhism
seolah-olah seluruh pembacanya memiliki kebijaksanaan yang mampu mencerna tulisan menjelimet itu...
sehingga, ditakutkan Buddhist Pemula salah tangkap...
Johan3000:
Itulah "tugas" kita semua utk MELURUSKANnya...
Mungkin perlu cara penulisan yg lebih baik......
ada tambahan memang betul ketika mengetahui dukkha tidak perlu 4KM JMB8, tapi orang yang belum mengetahui Dukkha bagaimana? bukankah mengetahui Rakit tidak ada salahnya? Bahkan seharusnya rakit itu akan mempermudah khan? Pondasi Sila dibutuhkan yang pada akhirnya sila itu tidak diperlukan, tripitaka dibutuhkan pada akhirnya dilepaskan, apakah salah, itulah menurut saya pandangan Buddhist, bukan dengan meributkan sesuatu berlindung pada sutta2 pendukung :)
Quote from: Kemenyan on 06 September 2008, 11:49:19 AM
Quote from: Riky_dave on 06 September 2008, 11:34:44 AM
Ya...masih tidak sadarkah anda kenapa tidak ketemu titik temu?
Karena anda sama sekali tidak mengerti jawaban2 yang telah dilontarkan...:)
Perlu diingat... Saya berbicara "Praktik"
dan Praktik itu dilakukan oleh Diri Sendiri
dengan kata laen,
Pertanyaan saya adalah:
Apakah seseorang yang mempraktekan meditasi MMD bisa membawa pada berakhirnya Dukkha?
Saya tanyakan kembali kepada anda,"Yang berMMD itu mereka atau anda?"
Saya ilustrasikan saja :
Saya memakan apel,rasa apel itu ada dilidah saya,bisakah saya menjelaskan rasa apel itu kepada anda?
Lantas saya jadi bertanya lagi,"Bagaimana anda tahu jalan ini
bisa "mengakhiri Dukkha",jalan ini
tidak bisa "mengakhiri Dukkha"?Btw,Apakah Dukkha anda sudah berakhir?Atau anda sudah mencoba MMD?" :)
Saya katakan bahwa SB berkata "ehipassiko" ,dalam perenungan terhadap Dhamma ada kata2 seperti berikut,"Para bijaksana menyelami batin masing2,bla2...."
dan 1 lagi,"Banyak jalan menuju roma"
Kalau kata saudara Hokben sama saya waktu ym,"Ada 84.000(kalau tidak salah ya,saya agak lupa) jalan "menuju" Dhamma"...:)
QuoteItulah pertanyaan saya...
Sudah bisa dipahami?
Kalau asumsi saya sih,anda belum bisa menangkap makna dari kalimat saya,so kita lanjutkan saja ya diskusi ini... :)
Quotengomong2x... anda masih dibangku sekolah bukan?
Boleh tau nilai pelajaran bahasa indonesia anda?
Pelajaran bahasa saya merah :))
Kalau bulan ini dapat nilai 60,kelulusan 75 :))
_/\_
Salam,
Riky
Quote from: ryu on 06 September 2008, 12:07:20 PM
ada tambahan memang betul ketika mengetahui dukkha tidak perlu 4KM JMB8, tapi orang yang belum mengetahui Dukkha bagaimana? bukankah mengetahui Rakit tidak ada salahnya? Bahkan seharusnya rakit itu akan mempermudah khan?
Siapa yang bilang bahwa mengetahui rakit itu "salah"?
Saya pertegas bahwa "rakit" tersebut tidak relevan bagi saya yang adalah seorang praktisi MMD,yang lainnya terserah sama mereka :)
QuotePondasi Sila dibutuhkan yang pada akhirnya sila itu tidak diperlukan, tripitaka dibutuhkan pada akhirnya dilepaskan, apakah salah, itulah menurut saya pandangan Buddhist, bukan dengan meributkan sesuatu berlindung pada sutta2 pendukung :)
Sudah dijawab diatas...
_/\_
Salam,
Riky
Quote from: ryu on 06 September 2008, 11:50:13 AM
Quote from: Riky_dave on 06 September 2008, 11:47:28 AM
Quote from: willibordus on 06 September 2008, 11:21:38 AM
Quote from: Riky_dave on 06 September 2008, 11:14:44 AM
Lantas saya menjadi bertanya2 didalam diri saya,"Kenapa anda terus mempertanyakan MMD bisa mengakhiri Dukkha atau tidak?Bukankah yang mengakhiri Dukkha adalah diri sendiri bukan MMD tersebut?" :)
Tentu saja wajar mempertanyakan "apakah MMD bisa mengakhiri dukkha / tidak"
Karena tujuan Buddhisme adalah untuk "mengakhiri dukkha". Segala jalan yg mengklaim bisa membawa kepada akhir dukkha, tentu akan disambut dgn baik, namun pasti akan dipertanyakan, dinilai bukti2 yg telah ada dan ehipassiko oleh diri sendiri....
owh...Baguslah,lantas apakah anda sudah berehipassiko MMD?
Bukti2 apa yang anda maksud?
Yang menjadi arahat orang lain bukan anda lho...
_/\_
Salam,
Riky
Riky, orang berehipasiko bukan harus buktikan langsung saja, bisa dilihat dari sikap sang guru.murid :)
sama seperti mengetahui Narkoba itu tidak baik buat Tubuh, apa harus ehipasiko dicoba dulu baru tahu? toh dari informasi, pengalaman pengguna dll bisa jadi patokan :)
Narkoba jangan disamakan sama pencerahan om ryu..Ntar runyam lho... :))
Saya ilustrasikan saja....
Kalau saya memakan apel,rasa apel ada dilidah saya,apakah anda bisa mengetahui rasa apel dilidah saya tanpa pernah memakan apel?
Apakah dengan melihat saya saja,anda bisa mengetahui rasa apel yang saya makan?
_/\_
Salam,
Riky
Quote from: willibordus on 06 September 2008, 11:53:12 AM
Quote from: Riky_dave on 06 September 2008, 11:47:28 AM
Quote from: willibordus on 06 September 2008, 11:21:38 AM
Quote from: Riky_dave on 06 September 2008, 11:14:44 AM
Lantas saya menjadi bertanya2 didalam diri saya,"Kenapa anda terus mempertanyakan MMD bisa mengakhiri Dukkha atau tidak?Bukankah yang mengakhiri Dukkha adalah diri sendiri bukan MMD tersebut?" :)
Tentu saja wajar mempertanyakan "apakah MMD bisa mengakhiri dukkha / tidak"
Karena tujuan Buddhisme adalah untuk "mengakhiri dukkha". Segala jalan yg mengklaim bisa membawa kepada akhir dukkha, tentu akan disambut dgn baik, namun pasti akan dipertanyakan, dinilai bukti2 yg telah ada dan ehipassiko oleh diri sendiri....
owh...Baguslah,lantas apakah anda sudah berehipassiko MMD?
Bukti2 apa yang anda maksud?
Yang menjadi arahat orang lain bukan anda lho...
owh...Baguslah,lantas apakah anda sudah berehipassiko MMD? ada deh ;)
Bukti2 apa yang anda maksud? ntar anda akan marah lagi kalo sy sebutkan ^-^
Yang menjadi arahat orang lain bukan anda lho... jelaslah orang lain bukan saya dan saya bukan orang lain :))
Sudah dijawab tuh....
_/\_
Salam,
Riky
Quote from: Riky_dave on 06 September 2008, 12:07:36 PMSaya tanyakan kembali kepada anda,"Yang berMMD itu mereka atau anda?"
Saya ilustrasikan saja :
Saya memakan apel,rasa apel itu ada dilidah saya,bisakah saya menjelaskan rasa apel itu kepada anda?
Lantas saya jadi bertanya lagi,"Bagaimana anda tahu jalan ini bisa "mengakhiri Dukkha",jalan ini tidak bisa "mengakhiri Dukkha"?Btw,Apakah Dukkha anda sudah berakhir?Atau anda sudah mencoba MMD?" :)
Saya disini bertanya tanpa membawa asumsi dan pendapat pribadi.
dan sayangnya praktisi yang bersangkutan, yang telah menjalankan, yang telah mempraktekan itu sendiri juga enggan menjawab
dan saya kira anda juga seharusnya belajar membaca tulisan tanpa mengasumsi...
Dalam tulisan hanya ada tulisan... Jangan mengasumsikan pernyataan orang lain sebelum mendapatkan kepastian ;)
Quote from: Kemenyan on 06 September 2008, 12:17:03 PM
Quote from: Riky_dave on 06 September 2008, 12:07:36 PMSaya tanyakan kembali kepada anda,"Yang berMMD itu mereka atau anda?"
Saya ilustrasikan saja :
Saya memakan apel,rasa apel itu ada dilidah saya,bisakah saya menjelaskan rasa apel itu kepada anda?
Lantas saya jadi bertanya lagi,"Bagaimana anda tahu jalan ini bisa "mengakhiri Dukkha",jalan ini tidak bisa "mengakhiri Dukkha"?Btw,Apakah Dukkha anda sudah berakhir?Atau anda sudah mencoba MMD?" :)
Saya disini bertanya tanpa membawa asumsi dan pendapat pribadi.
Kalau bukan asumsi atau pendapat pribadi,jadi apa dong bang menyan? :)
Quotedan sayangnya praktisi yang bersangkutan, yang telah menjalankan, yang telah mempraktekan itu sendiri juga enggan menjawab
dan saya kira anda juga seharusnya belajar membaca tulisan tanpa mengasumsi...
Dalam tulisan hanya ada tulisan... Jangan mengasumsikan pernyataan orang lain sebelum mendapatkan kepastian ;)
Saya rasa perlu anda ketahui bahwa segala sesuatu itu tak lebih dari konsep belaka jika kita belum mengakhiri Dukkha(Dan saya belum mengakhiri Dukkha saya,apakah anda sudah?Dilihat dari pernyataan anda yang diatas seakan2 anda sudah mengakhiri dukkha dengan berkata,"tanpa asumsi atau pendapat pribadi"...)
Begitu juga dengan asumsi,semuanya hanya asumsi...
Dan jawaban yang paling baik adalah EHIPASSIKO seperti ajaran SB...
_/\_
Salam,
Riky
Quote from: Riky_dave on 06 September 2008, 12:26:19 PM
Quote from: Kemenyan on 06 September 2008, 12:17:03 PM
Saya disini bertanya tanpa membawa asumsi dan pendapat pribadi.
Kalau bukan asumsi atau pendapat pribadi,jadi apa dong bang menyan? :)
Aduh... :hammer:
Mulai pegel gw berargumen dengan elo...
Apakah elo bisa memahami pernyataan: "Meng-klarifikasi dengan Praktisi" ?
Kalau tidak bisa... Ya sudahlah...
Quote from: Kemenyan on 06 September 2008, 12:31:14 PM
Quote from: Riky_dave on 06 September 2008, 12:26:19 PM
Quote from: Kemenyan on 06 September 2008, 12:17:03 PM
Saya disini bertanya tanpa membawa asumsi dan pendapat pribadi.
Kalau bukan asumsi atau pendapat pribadi,jadi apa dong bang menyan? :)
Aduh... :hammer:
Mulai pegel gw berargumen dengan elo...
Apakah elo bisa memahami pernyataan: "Meng-klarifikasi dengan Praktisi" ?
Kalau tidak bisa... Ya sudahlah...
Ya sudah..kita sudah tidak bisa saling sepaham,lebih baik diakhiri hal yang sia2 ini...
Yang saya tahu rasa apel saya dilidah saya,bagaimana mungkin menjelaskan rasa yang ada didalam lidah saya kepada anda?Saya rasa SB sendiri pun tidak sanggup,jika sanggup pun itu hanyalah sia2 belaka... :)
_/\_
Salam,
Riky
Quote from: Riky_dave on 06 September 2008, 12:13:50 PM
Narkoba jangan disamakan sama pencerahan om ryu..Ntar runyam lho... :))
Saya ilustrasikan saja....
Kalau saya memakan apel,rasa apel ada dilidah saya,apakah anda bisa mengetahui rasa apel dilidah saya tanpa pernah memakan apel?
Apakah dengan melihat saya saja,anda bisa mengetahui rasa apel yang saya makan?
Nah, disinilah terjadinya kerancuan contoh.
Contoh makan apel adalah contoh
untuk mengilustrasikan bagaimana menjelaskan 'rasa nibbana' atau 'rasa jhana' atau rasa-rasa yg lainnya.
Sedangkan
contoh narkoba adalah contoh
untuk mengilustrasikan 'apakah dari para praktisi bisa membuktikan suatu ajaran tsb ampuh / tidak".
Jadi untuk membuktikan apakah narkoba berbahaya bagi tubuh kita, tidak perlu kita mencoba sendiri, cukup dilihat dari pemakai2 yg telah ada.
Juga, untuk membuktikan apakah MMD akan bermanfaat bagi akhir dukkha, orang2 akan menilai sendiri dari pendiri dan praktisinya. Jika praktisinya 'kelihatan' berhasil, mungkin banyak orang akan mencobanya, namun jika praktisinya tidak kelihatan seperti 'orang yg mulai mengikis dukkha, malah berakting dengan kilesa yg tebal, pasti akan banyak orang yg meragukan kebenaran MMD itu.
----
Untuk itu, kedepannya kita perlu berhati-hati dalam mengambil contoh, salah2 mengambil perumpamaan bisa beresiko fatal bagi pemahaman kita seterusnya.
::
Quote from: willibordus on 06 September 2008, 12:34:10 PM
Quote from: Riky_dave on 06 September 2008, 12:13:50 PM
Narkoba jangan disamakan sama pencerahan om ryu..Ntar runyam lho... :))
Saya ilustrasikan saja....
Kalau saya memakan apel,rasa apel ada dilidah saya,apakah anda bisa mengetahui rasa apel dilidah saya tanpa pernah memakan apel?
Apakah dengan melihat saya saja,anda bisa mengetahui rasa apel yang saya makan?
Nah, disinilah terjadinya kerancuan contoh.
Contoh makan apel adalah contoh untuk mengilustrasikan bagaimana menjelaskan 'rasa nibbana' atau 'rasa jhana' atau rasa-rasa yg lainnya.
Sedangkan contoh narkoba adalah contoh untuk mengilustrasikan 'apakah dari para praktisi bisa membuktikan suatu ajaran tsb ampuh / tidak".
Jadi untuk membuktikan apakah narkoba berbahaya bagi tubuh kita, tidak perlu kita mencoba sendiri, cukup dilihat dari pemakai2 yg telah ada.
Juga, untuk membuktikan apakah MMD akan bermanfaat bagi akhir dukkha, orang2 akan menilai sendiri dari pendiri dan praktisinya. Jika praktisinya 'kelihatan' berhasil, mungkin banyak orang akan mencobanya, namun jika praktisinya tidak kelihatan seperti 'orang yg mulai mengikis dukkha, malah berakting dengan kilesa yg tebal, pasti akan banyak orang yg meragukan kebenaran MMD itu.
----
Untuk itu, kedepannya kita perlu berhati-hati dalam mengambil contoh, salah2 mengambil perumpamaan bisa beresiko fatal bagi pemahaman kita seterusnya.
::
Om willi,sudah mencoba metta bhavana belum?
Koq masih nyalak? :)
_/\_
Salam,
Riky
Quote from: Riky_dave on 06 September 2008, 12:13:50 PM
Quote from: ryu on 06 September 2008, 11:50:13 AM
Quote from: Riky_dave on 06 September 2008, 11:47:28 AM
Quote from: willibordus on 06 September 2008, 11:21:38 AM
Quote from: Riky_dave on 06 September 2008, 11:14:44 AM
Lantas saya menjadi bertanya2 didalam diri saya,"Kenapa anda terus mempertanyakan MMD bisa mengakhiri Dukkha atau tidak?Bukankah yang mengakhiri Dukkha adalah diri sendiri bukan MMD tersebut?" :)
Tentu saja wajar mempertanyakan "apakah MMD bisa mengakhiri dukkha / tidak"
Karena tujuan Buddhisme adalah untuk "mengakhiri dukkha". Segala jalan yg mengklaim bisa membawa kepada akhir dukkha, tentu akan disambut dgn baik, namun pasti akan dipertanyakan, dinilai bukti2 yg telah ada dan ehipassiko oleh diri sendiri....
owh...Baguslah,lantas apakah anda sudah berehipassiko MMD?
Bukti2 apa yang anda maksud?
Yang menjadi arahat orang lain bukan anda lho...
_/\_
Salam,
Riky
Riky, orang berehipasiko bukan harus buktikan langsung saja, bisa dilihat dari sikap sang guru.murid :)
sama seperti mengetahui Narkoba itu tidak baik buat Tubuh, apa harus ehipasiko dicoba dulu baru tahu? toh dari informasi, pengalaman pengguna dll bisa jadi patokan :)
Narkoba jangan disamakan sama pencerahan om ryu..Ntar runyam lho... :))
Saya ilustrasikan saja....
Kalau saya memakan apel,rasa apel ada dilidah saya,apakah anda bisa mengetahui rasa apel dilidah saya tanpa pernah memakan apel?
Apakah dengan melihat saya saja,anda bisa mengetahui rasa apel yang saya makan?
_/\_
Salam,
Riky
Yang dibicarakan apakah sudah praktek atau belum, atau sudah merasakan nibbana atau belum?
Kalau soal praktek bisa dilihat dari praktek praktisi tanpa harus ehipasiko, kalau merasakan itu khan hanya diri sendiri yang tahu, tapi muncul dipermukaan akan terlihat apakah nibbana yang dirasakan ilusi atau nyata. Dalam meditasi ada yang bisa tersesat juga lho. :)
waks dah di bales ama willy , tapi biarin ahhh, kejar postingan nih :))
kenapa yah pada muter-muter?
Ayo... tanya kenapa? ;D
(https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fi269.photobucket.com%2Falbums%2Fjj73%2FLotharGuard%2FBig%2520Onion%2FA_125.gif&hash=187b1361cf30716ecc46ad63243d4a024d056c94)
_/\_ :lotus:
Makanya jangan belajar yang muter2, sang Buddha mengajarkan lurus kok, gak berbelok2 :))
Jangan ampe gini ya (https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fi269.photobucket.com%2Falbums%2Fjj73%2FLotharGuard%2FBig%2520Onion%2FA_177.gif&hash=38baaaf2bbb46f796f95cffcf54e830ade28cc72)
Quote from: Kemenyan on 06 September 2008, 11:20:38 AM
Quote from: Riky_dave on 06 September 2008, 11:14:44 AM
Quote from: Kemenyan on 06 September 2008, 11:07:08 AM
Quote from: Riky_dave on 06 September 2008, 11:04:46 AMAnda setuju tidak bahwa kebenaran didapatkan :
Oleh diri sendiri....
Bukan oleh Tipitaka...
Bukan oleh Sang Buddha...
Memang demikian yang saya katakan,
Memang demikian yang saya tekankan,
Memang hanya diri sendiri yang bisa membawa kepada pembebasan,
bukan dibebaskan oleh Tipitaka ataupun Sang Buddha
Baik,anda sudah setuju.. :)
Dibeberapa posting anda saya lihat anda bersikap "ingin" mencari "kepastian" didalam "MMD"?
Saya quote kan :
[...]
Lantas saya menjadi bertanya2 didalam diri saya,
"Kenapa anda terus mempertanyakan MMD bisa mengakhiri Dukkha atau tidak?"
Bukankah yang mengakhiri Dukkha adalah diri sendiri bukan MMD tersebut? :)
Kelihatannya tulisan/pertanyaan tersebut mesti diperdetail sehingga bisa anda pahami...
"Apakah Praktik Meditasi Mengenal Diri bisa mengakhiri Dukkha atau Tidak?"
Saya kira anda yang cukup berpengalaman dalam memutar-mutar kata-kata mampu memahami perbedaan pertanyaan saya
dengan pernyataan saya mengenai "Oleh diri sendiri"
Oleh diri sendirilah kebenaran didapatkan tapi bagaimana caranya?
caranya ikutilah MMD dengan sebaik-baiknya maka anda bisa mengakhiri dukkha.
caranya ikutilah petunjuk dari Sang Buddha melalui belajar dari Tipitaka dengan seksama.
caranya dst, dst...
beginilah maksud jawaban yang diinginkan oleh Sdr Kemenyan menurut cara baca bhs Indonesia yang saya pahami. Tegas dan langsung ke pokok pertanyaan.
Semoga tidak menyinggung sapa2.. ^:)^
Ngomong2.. kalo lagi meditasi:
bisakah membaca Tipitaka,
bisakah mendengarkan musik, bisakah menggendong rakit, dst.. tentunya ada 1 objek yang dipilih, kalo 2 objek, 3 objek, dst, dst.. apakah meditasi namanya, jadi bingung
::)
Mau komentar lagi takut disangka sentimen ah :))
SUSAH LIAT ORANG SENANG
SENANG LIAT ORANG SUSAH
TANYA KENAPA???
:))
By : Zen
Quote from: Mr. Bagus on 06 September 2008, 04:13:00 PM
Quote from: Kemenyan on 06 September 2008, 11:20:38 AM
Quote from: Riky_dave on 06 September 2008, 11:14:44 AM
Quote from: Kemenyan on 06 September 2008, 11:07:08 AM
Quote from: Riky_dave on 06 September 2008, 11:04:46 AMAnda setuju tidak bahwa kebenaran didapatkan :
Oleh diri sendiri....
Bukan oleh Tipitaka...
Bukan oleh Sang Buddha...
Memang demikian yang saya katakan,
Memang demikian yang saya tekankan,
Memang hanya diri sendiri yang bisa membawa kepada pembebasan,
bukan dibebaskan oleh Tipitaka ataupun Sang Buddha
Baik,anda sudah setuju.. :)
Dibeberapa posting anda saya lihat anda bersikap "ingin" mencari "kepastian" didalam "MMD"?
Saya quote kan :
[...]
Lantas saya menjadi bertanya2 didalam diri saya,
"Kenapa anda terus mempertanyakan MMD bisa mengakhiri Dukkha atau tidak?"
Bukankah yang mengakhiri Dukkha adalah diri sendiri bukan MMD tersebut? :)
Kelihatannya tulisan/pertanyaan tersebut mesti diperdetail sehingga bisa anda pahami...
"Apakah Praktik Meditasi Mengenal Diri bisa mengakhiri Dukkha atau Tidak?"
Saya kira anda yang cukup berpengalaman dalam memutar-mutar kata-kata mampu memahami perbedaan pertanyaan saya
dengan pernyataan saya mengenai "Oleh diri sendiri"
Oleh diri sendirilah kebenaran didapatkan tapi bagaimana caranya?
caranya ikutilah MMD dengan sebaik-baiknya maka anda bisa mengakhiri dukkha.
caranya ikutilah petunjuk dari Sang Buddha melalui belajar dari Tipitaka dengan seksama.
caranya dst, dst...
beginilah maksud jawaban yang diinginkan oleh Sdr Kemenyan menurut cara baca bhs Indonesia yang saya pahami. Tegas dan langsung ke pokok pertanyaan.
Semoga tidak menyinggung sapa2.. ^:)^
Ngomong2.. kalo lagi meditasi:
bisakah membaca Tipitaka,
bisakah mendengarkan musik, bisakah menggendong rakit, dst.. tentunya ada 1 objek yang dipilih, kalo 2 objek, 3 objek, dst, dst.. apakah meditasi namanya, jadi bingung
::)
Itu relevan bagi anda semua,tapi tidak relevan lagi bagi saya om bagus...
Karena didalam MMD tidak ada namanya jalan atau cara apapun...
Jadi silakan deh,masing2 ke jalur masing2...
Tidak perlu mengusik 1 sama lain,karena bagaimanapun kebenaran diperoleh oleh diri sendiri bukan oleh orang lain...
Semoga ini dapat dipahami daripada berputar2 tentang hal2 yang tidak perlu dan tidak berguna....
_/\_
Salam,
Riky
Saya setuju, Sdr Riky Dave
Semua hal bisa dikatakan relevan atau relatif, sehingga seharusnya tidak ada lagi diskusi yang panjang seperti pro dan kontra. Karena sudah pasti tidak ketemu, sekali lagi sebabnya karena relevan atau relatif :P
Namanya Rupanya,
Rupanya Namanya,
( di atas ga ada hubungan tapi relevan bagi saya, kan baru belajar berpantun :)) )
QuoteKarena di dalam MMD tidak ada namanya jalan atau cara apapun...
Sehingga tidak ada yang namanya perlu diajarkan, tidak ada yang namanya bimbingan, tidak ada yang namanya berlatih, tidak ada namanya guru, dst. Kenapa? karena tidak ada namanya jalan atau cara apapun.
Kalau tidak ada namanya caranya menulis, maka tidak ada namanya tulisan, tidak ada namanya huruf, tidak ada namanya buku, tidak ada namanya dst..
Kalau tidak ada namanya topik, maka tidak ada namanya title, tidak ada namanya penggolongan-penggolongan topik, dst..
semoga uraian saya tepat pada waktunya, dan bermanfaat. Tapi tepatkah? ::) hmm relatif membingungkan ya :o
Quote from: Kemenyan on 04 September 2008, 04:48:18 AM
Baru-baru ini Management DhammaCitta diterpa dilema simalakama
Kita diforum ini hanya sedikit kecil daripada komunitas Buddhist yang ada di Indonesia,
Ada yang ingat kapan dimulainya era "Adi Buddha" ?
Ada yang ingat bagaimana "Adi Buddha" muncul ?
Jikalau mereka (sangha) pada saat itu juga tidak mampu menahan laju "Adi Buddha"
Bagaimana dengan kita (DhammaCitta) ?
Kita bertahan pada "Tiratana, Empat Kebenaran Mulia dan Jalan Mulia Beruas Delapan"
dan berakhir pada mundurnya salah satu sesepuh dhamma, salah seorang guru sebagai pembimbing kita di DhammaCitta.
Akankah kita berlepas tangan dan membiarkan yana-yana yang baru muncul?
Ataukah kita harus berpegang erat pada Orthodox bin kolotisme?
waduh ketinggalan berita, maklum newbie.
guru pembimbing mana tuh yang pergi.
kalo gurunya seperti itu(gak menerima Tiratana, 4kebenaran mulia, dan jmb8) yah udah relakan saja.
malah lebih baik.
kalo bhikkhu yg begitu namanya magga dusaka.
apa yang bisa diharapkan kalo menolak pada Tiratana, 4KM, JMB8. tar malah micchaditthi lagi.
kasihan orangyang baru belajar kalo dapat guru begitu, bukannya kepantai seberang malah nyemplung ke jurang.
Quote from: Mr. Bagus on 08 September 2008, 08:52:28 AM
Saya setuju, Sdr Riky Dave
Semua hal bisa dikatakan relevan atau relatif, sehingga seharusnya tidak ada lagi diskusi yang panjang seperti pro dan kontra. Karena sudah pasti tidak ketemu, sekali lagi sebabnya karena relevan atau relatif :P
Namanya Rupanya,
Rupanya Namanya,
( di atas ga ada hubungan tapi relevan bagi saya, kan baru belajar berpantun :)) )
QuoteKarena di dalam MMD tidak ada namanya jalan atau cara apapun...
Sehingga tidak ada yang namanya perlu diajarkan, tidak ada yang namanya bimbingan, tidak ada yang namanya berlatih, tidak ada namanya guru, dst. Kenapa? karena tidak ada namanya jalan atau cara apapun.
Kalau tidak ada namanya caranya menulis, maka tidak ada namanya tulisan, tidak ada namanya huruf, tidak ada namanya buku, tidak ada namanya dst..
Kalau tidak ada namanya topik, maka tidak ada namanya title, tidak ada namanya penggolongan-penggolongan topik, dst..
semoga uraian saya tepat pada waktunya, dan bermanfaat. Tapi tepatkah? ::) hmm relatif membingungkan ya :o
Segalanya adalah konsep,ketika pikiran/aku berhenti maka konsep juga akan berhenti...
Tidak ada asumsi,dan masih banyak tidak adanya lagi...
Jadi menurut saya bahwa hanya orang yang sudah mencapai NIBBANA atau orang yang MOHA/MANA yang berani berkata dirinya,"Tidak berasumsi atau berpendapat lagi"... :)
Salam,
Riky
Quote from: Riky_dave on 08 September 2008, 09:31:22 PM
Quote from: Mr. Bagus on 08 September 2008, 08:52:28 AM
Saya setuju, Sdr Riky Dave
Semua hal bisa dikatakan relevan atau relatif, sehingga seharusnya tidak ada lagi diskusi yang panjang seperti pro dan kontra. Karena sudah pasti tidak ketemu, sekali lagi sebabnya karena relevan atau relatif :P
Namanya Rupanya,
Rupanya Namanya,
( di atas ga ada hubungan tapi relevan bagi saya, kan baru belajar berpantun :)) )
QuoteKarena di dalam MMD tidak ada namanya jalan atau cara apapun...
Sehingga tidak ada yang namanya perlu diajarkan, tidak ada yang namanya bimbingan, tidak ada yang namanya berlatih, tidak ada namanya guru, dst. Kenapa? karena tidak ada namanya jalan atau cara apapun.
Kalau tidak ada namanya caranya menulis, maka tidak ada namanya tulisan, tidak ada namanya huruf, tidak ada namanya buku, tidak ada namanya dst..
Kalau tidak ada namanya topik, maka tidak ada namanya title, tidak ada namanya penggolongan-penggolongan topik, dst..
semoga uraian saya tepat pada waktunya, dan bermanfaat. Tapi tepatkah? ::) hmm relatif membingungkan ya :o
Segalanya adalah konsep,ketika pikiran/aku berhenti maka konsep juga akan berhenti...
Tidak ada asumsi,dan masih banyak tidak adanya lagi...
Jadi menurut saya bahwa hanya orang yang sudah mencapai NIBBANA atau orang yang MOHA/MANA yang berani berkata dirinya,"Tidak berasumsi atau berpendapat lagi"... :)
Salam,
Riky
Hi Bro Riky,
katanya bro udah amat maju dlm latihan MMDnya............
boleh tau dlm kehidupan sehari-hari.....
bagaimana bro bisa tau suatu perbuatan itu BENAR atau SALAH?
bagaimana cara membedakannya?
acuan dari mana (mungkin text book) yg dipakai utk mengetahui dari yg Benar dan Salah?
Adakah indikator dari tubuh apakah bila bro Riky melakukan suatu perbuatan yg kurang baik?
thanks!
QuoteRiky:
Itu relevan bagi anda semua,tapi tidak relevan lagi bagi saya om bagus...
Karena didalam MMD tidak ada namanya jalan atau cara apapun...
Jadi silakan deh,masing2 ke jalur masing2...
Tidak perlu mengusik 1 sama lain,karena bagaimanapun kebenaran diperoleh oleh diri sendiri bukan oleh orang lain...
Semoga ini dapat dipahami daripada berputar2 tentang hal2 yang tidak perlu dan tidak berguna....
Namaste
Quotekarena bagaimanapun kebenaran diperoleh oleh diri sendiri bukan oleh orang lain...
Acuan apa yg dipakai utk mengetahuan kebenaran yg diperoleh oleh diri sendiri (Riky) udah benar?
Tanda2nya apa?
Quote from: johan3000 on 09 September 2008, 10:36:39 AM
QuoteRiky:
Itu relevan bagi anda semua,tapi tidak relevan lagi bagi saya om bagus...
Karena didalam MMD tidak ada namanya jalan atau cara apapun...
Jadi silakan deh,masing2 ke jalur masing2...
Tidak perlu mengusik 1 sama lain,karena bagaimanapun kebenaran diperoleh oleh diri sendiri bukan oleh orang lain...
Semoga ini dapat dipahami daripada berputar2 tentang hal2 yang tidak perlu dan tidak berguna....
Namaste
Quotekarena bagaimanapun kebenaran diperoleh oleh diri sendiri bukan oleh orang lain...
Acuan apa yg dipakai utk mengetahuan kebenaran yg diperoleh oleh diri sendiri (Riky) udah benar?
Tanda2nya apa?
apakah masih perlu acuan? ketahuilah saudaraku, semua itu tidak relevan bahkan kebenaran itu sendiri juga tidak relevan.
Salam
Ryu
;D
Bro Johan mirip Reporter dech... ;D ... setiap postingan selalu ada pertanyaan.... :)) (https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fi269.photobucket.com%2Falbums%2Fjj73%2FLotharGuard%2FBig%2520Onion%2FA_091.gif&hash=e6f80d92e0a672f06c5bd8680b231db80b74e315)
DD... Apa julukan yang bagus untuk Bro Johan? :))
_/\_ :lotus:
Mr. StrangeQuestion? ;D
GRP buat johan sacenggg
Quote from: Lily W on 09 September 2008, 10:39:54 AM
Bro Johan mirip Reporter dech... ;D ... setiap postingan selalu ada pertanyaan.... :)) (https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fi269.photobucket.com%2Falbums%2Fjj73%2FLotharGuard%2FBig%2520Onion%2FA_091.gif&hash=e6f80d92e0a672f06c5bd8680b231db80b74e315)
DD... Apa julukan yang bagus untuk Bro Johan? :))
_/\_ :lotus:
Pendekar pemetik Bunga ....... ooopppsss :hammer: """ JOke""" ;)
apa yaah ....... julukannya :-?
trus terang di forum ini banyak yg aye suka gaya postingan
Johan saceng , Arale, Semit, El Sol ... hmm sapa lagi yaak?
yg aye suka bukan isi postingan, tapi gaya komentar n pertanyaan
Unik ,... Kocak ,... mengelitik, ... jujur, sekaligus kadang2 menyebalkan (Johan n El Sol ;D)
Btw...... El Sol kemana yaak?? ........ Kangen jg dah lama gak liat dia post :'(
Deg-degan, Deg-degan, Deg-degan
jadi malu
Quote from: Lily W on 09 September 2008, 10:39:54 AM
Bro Johan mirip Reporter dech... ;D ... setiap postingan selalu ada pertanyaan.... :)) (https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fi269.photobucket.com%2Falbums%2Fjj73%2FLotharGuard%2FBig%2520Onion%2FA_091.gif&hash=e6f80d92e0a672f06c5bd8680b231db80b74e315)
DD... Apa julukan yang bagus untuk Bro Johan? :))
_/\_ :lotus:
Mungkin yang tepat: Mr. Johan Bagus :p
Koneksi saya parah amat, mungkin ada masukan dari rekan2.. saya posting di "tolong" aja ya .. mohon bantuannya
Quote from: Virya on 09 September 2008, 11:04:33 PM
Pendekar pemetik Bunga ....... ooopppsss :hammer: """ JOke""" ;)
apa yaah ....... julukannya :-?
trus terang di forum ini banyak yg aye suka gaya postingan
Johan saceng , Arale, Semit, El Sol ... hmm sapa lagi yaak?
yg aye suka bukan isi postingan, tapi gaya komentar n pertanyaan
Unik ,... Kocak ,... mengelitik, ... jujur, sekaligus kadang2 menyebalkan (Johan n El Sol ;D)
Btw...... El Sol kemana yaak?? ........ Kangen jg dah lama gak liat dia post :'(
Kenapa tempat duduk terasa panas, ternyata ada yg nyebut2 nama saya.
Bro Virya, terima kasih atas penghargaannya.
Padahal saya udah rencana gak mau turun gunung lagi sejak dihajar sama Pak Felix :)) (Joke)
Khusus utk Bro Virya, saya akan usahakan untuk sekali2 memberikan hiburan2 lagi lewat postingan2 yg Unik ,... Kocak ,... mengelitik, ... jujur, sekaligus kadang2 menyebalkan :))
??? saya menghajar ... ??? huehue ... oh joke yah ... ok2... ini forum terbuka untuk umum dan bebas ... Pak Semit mau turun gunung atau naik gunung silahkan itu hak anda...
Terima kasih ... Sebaiknya kembali ke topic pembahasan ...
:backtotopic:
Quote from: Semit on 10 September 2008, 09:28:01 AM
Quote from: Virya on 09 September 2008, 11:04:33 PM
Pendekar pemetik Bunga ....... ooopppsss :hammer: """ JOke""" ;)
apa yaah ....... julukannya :-?
trus terang di forum ini banyak yg aye suka gaya postingan
Johan saceng , Arale, Semit, El Sol ... hmm sapa lagi yaak?
yg aye suka bukan isi postingan, tapi gaya komentar n pertanyaan
Unik ,... Kocak ,... mengelitik, ... jujur, sekaligus kadang2 menyebalkan (Johan n El Sol ;D)
Btw...... El Sol kemana yaak?? ........ Kangen jg dah lama gak liat dia post :'(
Kenapa tempat duduk terasa panas, ternyata ada yg nyebut2 nama saya.
Bro Virya, terima kasih atas penghargaannya.
Padahal saya udah rencana gak mau turun gunung lagi sejak dihajar sama Pak Felix :)) (Joke)
Khusus utk Bro Virya, saya akan usahakan untuk sekali2 memberikan hiburan2 lagi lewat postingan2 yg Unik ,... Kocak ,... mengelitik, ... jujur, sekaligus kadang2 menyebalkan :))
sekarang lagi musim menjilat ludah sendiri yah kakakakak, ikut2an ajah :))
Quote from: Virya on 09 September 2008, 11:04:33 PM
Pendekar pemetik Bunga ....... ooopppsss :hammer: """ JOke""" ;)
kalo di crita Kho Ping Hoo, pendekar pemetik bunga itu bukannya julukan untuk pemerkosa?
Quote from: HokBen on 10 September 2008, 10:06:13 AM
Quote from: Virya on 09 September 2008, 11:04:33 PM
Pendekar pemetik Bunga ....... ooopppsss :hammer: """ JOke""" ;)
kalo di crita Kho Ping Hoo, pendekar pemetik bunga itu bukannya julukan untuk pemerkosa?
Betullll, 100 buat benhok
Quote from: Virya on 09 September 2008, 11:04:33 PM
Pendekar pemetik Bunga ....... ooopppsss :hammer: """ JOke""" ;)
apa yaah ....... julukannya :-?
trus terang di forum ini banyak yg aye suka gaya postingan
Johan saceng , Arale, Semit, El Sol ... hmm sapa lagi yaak?
yg aye suka bukan isi postingan, tapi gaya komentar n pertanyaan
Unik ,... Kocak ,... mengelitik, ... jujur, sekaligus kadang2 menyebalkan (Johan n El Sol ;D)
Btw...... El Sol kemana yaak?? ........ Kangen jg dah lama gak liat dia post :'(
Bro Ryu.... saya suka postingan Bro Ryu.... ;D :jempol:
_/\_ :lotus:
Quote from: Lily W on 10 September 2008, 11:02:55 AM
Quote from: Virya on 09 September 2008, 11:04:33 PM
Pendekar pemetik Bunga ....... ooopppsss :hammer: """ JOke""" ;)
apa yaah ....... julukannya :-?
trus terang di forum ini banyak yg aye suka gaya postingan
Johan saceng , Arale, Semit, El Sol ... hmm sapa lagi yaak?
yg aye suka bukan isi postingan, tapi gaya komentar n pertanyaan
Unik ,... Kocak ,... mengelitik, ... jujur, sekaligus kadang2 menyebalkan (Johan n El Sol ;D)
Btw...... El Sol kemana yaak?? ........ Kangen jg dah lama gak liat dia post :'(
Bro Ryu.... saya suka postingan Bro Ryu.... ;D :jempol:
_/\_ :lotus:
;D 8)
Quote from: HokBen on 10 September 2008, 10:06:13 AM
Quote from: Virya on 09 September 2008, 11:04:33 PM
Pendekar pemetik Bunga ....... ooopppsss :hammer: """ JOke""" ;)
kalo di crita Kho Ping Hoo, pendekar pemetik bunga itu bukannya julukan untuk pemerkosa?
Haa....
Bro Johan di kasih julukkan
Pendekar pemetik Bunga... :))
(https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fi269.photobucket.com%2Falbums%2Fjj73%2FLotharGuard%2FBig%2520Onion%2Fonion71.jpg&hash=bc69b7734cbbf4933f5a904554c3d0f7aa5036c4)
_/\_ :lotus:
Quote from: Lily W on 10 September 2008, 11:02:55 AM
Quote from: Virya on 09 September 2008, 11:04:33 PM
Pendekar pemetik Bunga ....... ooopppsss :hammer: """ JOke""" ;)
apa yaah ....... julukannya :-?
trus terang di forum ini banyak yg aye suka gaya postingan
Johan saceng , Arale, Semit, El Sol ... hmm sapa lagi yaak?
yg aye suka bukan isi postingan, tapi gaya komentar n pertanyaan
Unik ,... Kocak ,... mengelitik, ... jujur, sekaligus kadang2 menyebalkan (Johan n El Sol ;D)
Btw...... El Sol kemana yaak?? ........ Kangen jg dah lama gak liat dia post :'(
Bro Ryu.... saya suka postingan Bro Ryu.... ;D :jempol:
_/\_ :lotus:
iya ci ..... Ryu jg termasuk
Ryu .... blak-blakan, jujur,tapi kadang2 menyebalkan diganti kadang2 menyesatkan .... kakakakaka ;D
:)) :)) :))
Gimana ga menyesatkan? ;D kan sesuai dengan julukkannya si SETAN RYU... =)) =)) =))
_/\_ :lotus:
aye khan punya missi :))
Quote from: Lily W on 09 September 2008, 10:39:54 AM
Bro Johan mirip Reporter dech... ;D ... setiap postingan selalu ada pertanyaan.... :)) (https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fi269.photobucket.com%2Falbums%2Fjj73%2FLotharGuard%2FBig%2520Onion%2FA_091.gif&hash=e6f80d92e0a672f06c5bd8680b231db80b74e315)
DD... Apa julukan yang bagus untuk Bro Johan? :))
_/\_ :lotus:
Wahhh udah susah2 menyiapkan pertanyaan-pertanyaan...
rupanya bro Riky mungkin sakit gigi, sehingga belum bisa jawab....
Boleh tau lagi Bro Riky,
kalau nonton film kesayangan di XXI (katanya lebih lux dari 21) selama 2 jam
dibandingkan dgn meditasi MMD 2 jam enak mana?..........
(soalnya yg pertama harus bayar, nyetir, parkir, antri karcis....
sedangkan yg kedua.... langsung bisa dinikmatin)?
Quote from: Lily W on 10 September 2008, 11:16:15 AM
Quote from: HokBen on 10 September 2008, 10:06:13 AM
Quote from: Virya on 09 September 2008, 11:04:33 PM
Pendekar pemetik Bunga ....... ooopppsss :hammer: """ JOke""" ;)
kalo di crita Kho Ping Hoo, pendekar pemetik bunga itu bukannya julukan untuk pemerkosa?
Haa....
Bro Johan di kasih julukkan Pendekar pemetik Bunga... :))
(https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fi269.photobucket.com%2Falbums%2Fjj73%2FLotharGuard%2FBig%2520Onion%2Fonion71.jpg&hash=bc69b7734cbbf4933f5a904554c3d0f7aa5036c4)
_/\_ :lotus:
Jangan memberi julukan yg amat menyedihkan bagi saya......
mata gw agak banyak debunya....(masih belum banyak meditasi)...
DAN DISINI GW NGAK LIHAT ADA BUNGA2 TUH.... (sedih deh...)...
Quote from: johan3000 on 09 September 2008, 10:33:29 AM
Quote from: Riky_dave on 08 September 2008, 09:31:22 PM
Quote from: Mr. Bagus on 08 September 2008, 08:52:28 AM
Saya setuju, Sdr Riky Dave
Semua hal bisa dikatakan relevan atau relatif, sehingga seharusnya tidak ada lagi diskusi yang panjang seperti pro dan kontra. Karena sudah pasti tidak ketemu, sekali lagi sebabnya karena relevan atau relatif :P
Namanya Rupanya,
Rupanya Namanya,
( di atas ga ada hubungan tapi relevan bagi saya, kan baru belajar berpantun :)) )
QuoteKarena di dalam MMD tidak ada namanya jalan atau cara apapun...
Sehingga tidak ada yang namanya perlu diajarkan, tidak ada yang namanya bimbingan, tidak ada yang namanya berlatih, tidak ada namanya guru, dst. Kenapa? karena tidak ada namanya jalan atau cara apapun.
Kalau tidak ada namanya caranya menulis, maka tidak ada namanya tulisan, tidak ada namanya huruf, tidak ada namanya buku, tidak ada namanya dst..
Kalau tidak ada namanya topik, maka tidak ada namanya title, tidak ada namanya penggolongan-penggolongan topik, dst..
semoga uraian saya tepat pada waktunya, dan bermanfaat. Tapi tepatkah? ::) hmm relatif membingungkan ya :o
Segalanya adalah konsep,ketika pikiran/aku berhenti maka konsep juga akan berhenti...
Tidak ada asumsi,dan masih banyak tidak adanya lagi...
Jadi menurut saya bahwa hanya orang yang sudah mencapai NIBBANA atau orang yang MOHA/MANA yang berani berkata dirinya,"Tidak berasumsi atau berpendapat lagi"... :)
Salam,
Riky
Hi Bro Riky,
katanya bro udah amat maju dlm latihan MMDnya............
Kata siapa?Apanya yang maju? :)
Quoteboleh tau dlm kehidupan sehari-hari.....
Layaknya anak muda seusia saya...Tidak ada bedanya wong sama2 manusia aja koq,bangun pagi kuterus mandi tak lupa menggosok gigi,bla2... :)
Quotebagaimana bro bisa tau suatu perbuatan itu BENAR atau SALAH?
Saya mana bisa tahu itu salah atau benar,wong mungkin aja salah atau benar...
Quotebagaimana cara membedakannya?
Tidak bisa,kecuali "aku" anda sudah padam(itu pun bukan pembedaan lagi,itu namanya "YANG TIDAK DIKETAHUI"),selagi "aku" belum padam yang bisa dilakukan hanya mempertanyakan dan meragukannya..Itu saja,selebihnya silakan diehipassiko kebenarannya sendiri..:)
Quoteacuan dari mana (mungkin text book) yg dipakai utk mengetahui dari yg Benar dan Salah?
Acuan?Acuan dari batin...Selami batin masing2 itu kata Sang Buddha,SB juga bilang EHIPASSIKO,kebenaran diperoleh dari diri sendiri bukan dari orang lain... :)
QuoteAdakah indikator dari tubuh apakah bila bro Riky melakukan suatu perbuatan yg kurang baik?
Um....Bila kita melakukan kejahatan maka kita akan merasa menyesal bla2...Bila kita melakukan kebaikkan kita akan merasa bangga dan hebat bla2...
Jadi apa manfaat antara kebaikkan dan kejahatan?
Saya tidak tahu,karena saya melihat baik maupun buruk itu berasal dari "aku"...
_/\_
Salam,
Riky
kata sang buddha itu harus mengembangkan kebaikan loh. kemana aja bang?
kalau bangga sombong karena kebaikan yah bukan salahnya kebaikan, salahnya si orangnya lah. kan dua hal yang beda bang.
Quote from: Arale on 13 September 2008, 07:42:23 PM
kata sang buddha itu harus mengembangkan kebaikan loh.
Iya bu,tapi anda ingin apa?Kebenaran atau kebaikkan?
"Kebahagian" atau kemakmuran?
Itu saja... :)
Quotekemana aja bang?
Gk kemana2 hanya agak sibuk disekolahan banyak ujian...
Quotekalau bangga sombong karena kebaikan yah bukan salahnya kebaikan, salahnya si orangnya lah. kan dua hal yang beda bang.
Kalau gitu,tolong dong dijelasin perbedaannya?
Emang ada ya kebaikkan murni dan kebaikan bohongan?
Lantas dari mana asal kedua kebaikkan diatas jika ada?
_/\_
Salam,
Riky
[/quote]
:)) emang ada yang bilang pake murni dan bohongan?
kebaikan lalu sombong itu kebaikan bohongan? niat bang niat.
Quote from: Arale on 13 September 2008, 07:48:58 PM
:)) emang ada yang bilang pake murni dan bohongan?
Kagak ada yang bilang koq bu,aye kan nanya aja... :))
Quotekebaikan lalu sombong itu kebaikan bohongan? niat bang niat.
Owh..Jadi apa yang membedakannya?Hanya niat?
Apa bedanya niat kebaikan sombong dengan niat kebaikan tidak sombong?
Mana penjelasannya bu?:)
Salam,
Riky
QuoteUm....Bila kita melakukan kejahatan maka kita akan merasa menyesal bla2...Bila kita melakukan kebaikkan kita akan merasa bangga dan hebat bla2...
Jadi apa manfaat antara kebaikkan dan kejahatan?
Saya tidak tahu,karena saya melihat baik maupun buruk itu berasal dari "aku"...
argumentnya dulu bang, dari aku?
Quote from: Arale on 13 September 2008, 07:54:15 PM
QuoteUm....Bila kita melakukan kejahatan maka kita akan merasa menyesal bla2...Bila kita melakukan kebaikkan kita akan merasa bangga dan hebat bla2...
Jadi apa manfaat antara kebaikkan dan kejahatan?
Saya tidak tahu,karena saya melihat baik maupun buruk itu berasal dari "aku"...
argumentnya dulu bang, dari aku?
Pertanyaan aye buat ente koq gk dijawab.. :))
Trus ente mau nanya aye apa?Aye kgk ngerti deh...Argument opo?
Salam,
Riky
Quote from: Riky_dave on 13 September 2008, 07:51:51 PM
Owh..Jadi apa yang membedakannya?Hanya niat?
Apa bedanya niat kebaikan sombong dengan niat kebaikan tidak sombong?
Mana penjelasannya bu?:)
Salam,
Riky
Benar, niat/cetana lah yang membedakan.
adalah wajar jika Riky tidak mampu membedakan ini, karena Riky diajarin untuk tidak mempedulikan kebaikan dan kejahatan. dalam ajaran yg dianut Riky, berbuat baik sama saja dengan berbuat jahat.
Quote from: Semit on 13 September 2008, 07:59:59 PM
Quote from: Riky_dave on 13 September 2008, 07:51:51 PM
Owh..Jadi apa yang membedakannya?Hanya niat?
Apa bedanya niat kebaikan sombong dengan niat kebaikan tidak sombong?
Mana penjelasannya bu?:)
Salam,
Riky
Benar, niat/cetana lah yang membedakan.
adalah wajar jika Riky tidak mampu membedakan ini, karena Riky diajarin untuk tidak mempedulikan kebaikan dan kejahatan. dalam ajaran yg dianut Riky, berbuat baik sama saja dengan berbuat jahat.
Iya ,tidak tertutup kemungkinan bahwa saya bodoh tapi Time will tell,sekarang silakan dijawab pertanyaan saya yang saya boldkan...:)
Apa bedanya niat kebaikan sombong dengan niat kebaikan tidak sombong?_/\_
Salam,
Riky
Quote from: Semit on 13 September 2008, 07:59:59 PM
Quote from: Riky_dave on 13 September 2008, 07:51:51 PM
Owh..Jadi apa yang membedakannya?Hanya niat?
Apa bedanya niat kebaikan sombong dengan niat kebaikan tidak sombong?
Mana penjelasannya bu?:)
Salam,
Riky
Benar, niat/cetana lah yang membedakan.
adalah wajar jika Riky tidak mampu membedakan ini, karena Riky diajarin untuk tidak mempedulikan kebaikan dan kejahatan. dalam ajaran yg dianut Riky, berbuat baik sama saja dengan berbuat jahat.
wuihhh... selamat datang semit ^-^
Quote from: Riky_dave on 13 September 2008, 08:03:21 PM
Quote from: Semit on 13 September 2008, 07:59:59 PM
Quote from: Riky_dave on 13 September 2008, 07:51:51 PM
Owh..Jadi apa yang membedakannya?Hanya niat?
Apa bedanya niat kebaikan sombong dengan niat kebaikan tidak sombong?
Mana penjelasannya bu?:)
Salam,
Riky
Benar, niat/cetana lah yang membedakan.
adalah wajar jika Riky tidak mampu membedakan ini, karena Riky diajarin untuk tidak mempedulikan kebaikan dan kejahatan. dalam ajaran yg dianut Riky, berbuat baik sama saja dengan berbuat jahat.
Iya ,tidak tertutup kemungkinan bahwa saya bodoh tapi Time will tell,sekarang silakan dijawab pertanyaan saya yang saya boldkan...:)
Apa bedanya niat kebaikan sombong dengan niat kebaikan tidak sombong?
_/\_
Salam,
Riky
mungkin maksudnya kalau niatnya menyombong maka jadi sombong,
kalau niatnya tidak menyombong maka jadi tidak sombong...
atau...
kalau merendah maka akan ditinggikan,
kalau meninggi maka akan direndahkan (seperti kata Yesus, ada yg tau ayatnya ga yah?) ^-^
:))
males diskusi ama bang riky, tanya melulu kalau ditanya tidak dijawab.
mana argumentnya :))
Quote from: johan3000 on 11 September 2008, 03:15:20 PM
Quote from: Lily W on 09 September 2008, 10:39:54 AM
Bro Johan mirip Reporter dech... ;D ... setiap postingan selalu ada pertanyaan.... :)) (https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fi269.photobucket.com%2Falbums%2Fjj73%2FLotharGuard%2FBig%2520Onion%2FA_091.gif&hash=e6f80d92e0a672f06c5bd8680b231db80b74e315)
DD... Apa julukan yang bagus untuk Bro Johan? :))
_/\_ :lotus:
Wahhh udah susah2 menyiapkan pertanyaan-pertanyaan...
rupanya bro Riky mungkin sakit gigi, sehingga belum bisa jawab....
:))
Tidak sakit gigi koq,cuma sakit mati lihat forum ini...
_/\_
QuoteBoleh tau lagi Bro Riky,
kalau nonton film kesayangan di XXI (katanya lebih lux dari 21) selama 2 jam
dibandingkan dgn meditasi MMD 2 jam enak mana?..........
(soalnya yg pertama harus bayar, nyetir, parkir, antri karcis....
sedangkan yg kedua.... langsung bisa dinikmatin)?
Daripada nanya2 coba anda praktekan sendiri...
_/\_
Salam,
Riky
Quote from: Arale on 13 September 2008, 08:12:03 PM
males diskusi ama bang riky, tanya melulu kalau ditanya tidak dijawab.
mana argumentnya :))
Lho,bukannya saya sudah tulis sbb :
QuotePertanyaan aye buat ente koq gk dijawab..
Trus ente mau nanya aye apa?Aye kgk ngerti deh...Argument opo?
Salam,
Riky
Quote from: tesla on 13 September 2008, 08:10:57 PM
Quote from: Riky_dave on 13 September 2008, 08:03:21 PM
Quote from: Semit on 13 September 2008, 07:59:59 PM
Quote from: Riky_dave on 13 September 2008, 07:51:51 PM
Owh..Jadi apa yang membedakannya?Hanya niat?
Apa bedanya niat kebaikan sombong dengan niat kebaikan tidak sombong?
Mana penjelasannya bu?:)
Salam,
Riky
Benar, niat/cetana lah yang membedakan.
adalah wajar jika Riky tidak mampu membedakan ini, karena Riky diajarin untuk tidak mempedulikan kebaikan dan kejahatan. dalam ajaran yg dianut Riky, berbuat baik sama saja dengan berbuat jahat.
Iya ,tidak tertutup kemungkinan bahwa saya bodoh tapi Time will tell,sekarang silakan dijawab pertanyaan saya yang saya boldkan...:)
Apa bedanya niat kebaikan sombong dengan niat kebaikan tidak sombong?
_/\_
Salam,
Riky
mungkin maksudnya kalau niatnya menyombong maka jadi sombong,
kalau niatnya tidak menyombong maka jadi tidak sombong...
atau...
kalau merendah maka akan ditinggikan,
kalau meninggi maka akan direndahkan (seperti kata Yesus, ada yg tau ayatnya ga yah?) ^-^
:))
Lukas 14:11 Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."
;D
Quote from: tesla on 13 September 2008, 08:10:57 PM
Quote from: Riky_dave on 13 September 2008, 08:03:21 PM
Quote from: Semit on 13 September 2008, 07:59:59 PM
Quote from: Riky_dave on 13 September 2008, 07:51:51 PM
Owh..Jadi apa yang membedakannya?Hanya niat?
Apa bedanya niat kebaikan sombong dengan niat kebaikan tidak sombong?
Mana penjelasannya bu?:)
Salam,
Riky
Benar, niat/cetana lah yang membedakan.
adalah wajar jika Riky tidak mampu membedakan ini, karena Riky diajarin untuk tidak mempedulikan kebaikan dan kejahatan. dalam ajaran yg dianut Riky, berbuat baik sama saja dengan berbuat jahat.
Iya ,tidak tertutup kemungkinan bahwa saya bodoh tapi Time will tell,sekarang silakan dijawab pertanyaan saya yang saya boldkan...:)
Apa bedanya niat kebaikan sombong dengan niat kebaikan tidak sombong?
_/\_
Salam,
Riky
mungkin maksudnya kalau niatnya menyombong maka jadi sombong,
kalau niatnya tidak menyombong maka jadi tidak sombong...
atau...
kalau merendah maka akan ditinggikan,
kalau meninggi maka akan direndahkan (seperti kata Yesus, ada yg tau ayatnya ga yah?) ^-^
:))
:)),kagak ngerti sama sekali aye...
Yang saya tanyakan hanya,"Apa beda antara niat baik yang sombong dan tidak sombong?"
Darimana sumber kedua hal tersebut? :)
Salam,
Riky
Quote from: ryu on 13 September 2008, 08:17:37 PM
Quote from: tesla on 13 September 2008, 08:10:57 PM
Quote from: Riky_dave on 13 September 2008, 08:03:21 PM
Quote from: Semit on 13 September 2008, 07:59:59 PM
Quote from: Riky_dave on 13 September 2008, 07:51:51 PM
Owh..Jadi apa yang membedakannya?Hanya niat?
Apa bedanya niat kebaikan sombong dengan niat kebaikan tidak sombong?
Mana penjelasannya bu?:)
Salam,
Riky
Benar, niat/cetana lah yang membedakan.
adalah wajar jika Riky tidak mampu membedakan ini, karena Riky diajarin untuk tidak mempedulikan kebaikan dan kejahatan. dalam ajaran yg dianut Riky, berbuat baik sama saja dengan berbuat jahat.
Iya ,tidak tertutup kemungkinan bahwa saya bodoh tapi Time will tell,sekarang silakan dijawab pertanyaan saya yang saya boldkan...:)
Apa bedanya niat kebaikan sombong dengan niat kebaikan tidak sombong?
_/\_
Salam,
Riky
mungkin maksudnya kalau niatnya menyombong maka jadi sombong,
kalau niatnya tidak menyombong maka jadi tidak sombong...
atau...
kalau merendah maka akan ditinggikan,
kalau meninggi maka akan direndahkan (seperti kata Yesus, ada yg tau ayatnya ga yah?) ^-^
:))
Lukas 14:11 Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."
;D
Alleluyah
Semua itu tidak relevan bagi saya ;D
Quote from: Riky_dave on 13 September 2008, 08:18:59 PM
Quote from: tesla on 13 September 2008, 08:10:57 PM
Quote from: Riky_dave on 13 September 2008, 08:03:21 PM
Quote from: Semit on 13 September 2008, 07:59:59 PM
Quote from: Riky_dave on 13 September 2008, 07:51:51 PM
Owh..Jadi apa yang membedakannya?Hanya niat?
Apa bedanya niat kebaikan sombong dengan niat kebaikan tidak sombong?
Mana penjelasannya bu?:)
Salam,
Riky
Benar, niat/cetana lah yang membedakan.
adalah wajar jika Riky tidak mampu membedakan ini, karena Riky diajarin untuk tidak mempedulikan kebaikan dan kejahatan. dalam ajaran yg dianut Riky, berbuat baik sama saja dengan berbuat jahat.
Iya ,tidak tertutup kemungkinan bahwa saya bodoh tapi Time will tell,sekarang silakan dijawab pertanyaan saya yang saya boldkan...:)
Apa bedanya niat kebaikan sombong dengan niat kebaikan tidak sombong?
_/\_
Salam,
Riky
mungkin maksudnya kalau niatnya menyombong maka jadi sombong,
kalau niatnya tidak menyombong maka jadi tidak sombong...
atau...
kalau merendah maka akan ditinggikan,
kalau meninggi maka akan direndahkan (seperti kata Yesus, ada yg tau ayatnya ga yah?) ^-^
:))
:)),kagak ngerti sama sekali aye...
Yang saya tanyakan hanya,"Apa beda antara niat baik yang sombong dan tidak sombong?"
Darimana sumber kedua hal tersebut? :)
Salam,
Riky
aye jg ga ngerti... td asal nyalak aja...
ini niat sombong atau tidak yah?
Quote from: tesla on 13 September 2008, 08:24:08 PM
Quote from: Riky_dave on 13 September 2008, 08:18:59 PM
Quote from: tesla on 13 September 2008, 08:10:57 PM
Quote from: Riky_dave on 13 September 2008, 08:03:21 PM
Quote from: Semit on 13 September 2008, 07:59:59 PM
Quote from: Riky_dave on 13 September 2008, 07:51:51 PM
Owh..Jadi apa yang membedakannya?Hanya niat?
Apa bedanya niat kebaikan sombong dengan niat kebaikan tidak sombong?
Mana penjelasannya bu?:)
Salam,
Riky
Benar, niat/cetana lah yang membedakan.
adalah wajar jika Riky tidak mampu membedakan ini, karena Riky diajarin untuk tidak mempedulikan kebaikan dan kejahatan. dalam ajaran yg dianut Riky, berbuat baik sama saja dengan berbuat jahat.
Iya ,tidak tertutup kemungkinan bahwa saya bodoh tapi Time will tell,sekarang silakan dijawab pertanyaan saya yang saya boldkan...:)
Apa bedanya niat kebaikan sombong dengan niat kebaikan tidak sombong?
_/\_
Salam,
Riky
mungkin maksudnya kalau niatnya menyombong maka jadi sombong,
kalau niatnya tidak menyombong maka jadi tidak sombong...
atau...
kalau merendah maka akan ditinggikan,
kalau meninggi maka akan direndahkan (seperti kata Yesus, ada yg tau ayatnya ga yah?) ^-^
:))
:)),kagak ngerti sama sekali aye...
Yang saya tanyakan hanya,"Apa beda antara niat baik yang sombong dan tidak sombong?"
Darimana sumber kedua hal tersebut? :)
Salam,
Riky
aye jg ga ngerti... td asal nyalak aja...
ini niat sombong atau tidak yah?
Justru karena saya tidak tahu,makanya saya bertanya... :))
Tapi Semit dan Arale belum memberikan saya penjelasan...
Mungkin tesla tau?Dishare dong... :)
_/\_
Salam,
Riky
kan sudah dijawap, ini bang jawabannya... lalu ditanya lagi....
Quote from: Arale on 13 September 2008, 07:54:15 PM
QuoteUm....Bila kita melakukan kejahatan maka kita akan merasa menyesal bla2...Bila kita melakukan kebaikkan kita akan merasa bangga dan hebat bla2...
Jadi apa manfaat antara kebaikkan dan kejahatan?
Saya tidak tahu,karena saya melihat baik maupun buruk itu berasal dari "aku"...
argumentnya dulu bang, dari aku?
politik ok tapi sesuai dgn jln dhamma ok. :|
Quote from: Arale on 13 September 2008, 08:28:36 PM
kan sudah dijawap, ini bang jawabannya... lalu ditanya lagi....
Quote from: Arale on 13 September 2008, 07:54:15 PM
QuoteUm....Bila kita melakukan kejahatan maka kita akan merasa menyesal bla2...Bila kita melakukan kebaikkan kita akan merasa bangga dan hebat bla2...
Jadi apa manfaat antara kebaikkan dan kejahatan?
Saya tidak tahu,karena saya melihat baik maupun buruk itu berasal dari "aku"...
argumentnya dulu bang, dari aku?
Aye kgk ngerti atuh... :))
Coba ente quotekan pertanyaan aye berserta jawaban dari ente secara tegas,daripada entar aye salah asumsikan kan bisa berabe... :))
Trus ente juga pisahkan bagian mana yang mau ente tanyakan dari pernyataan aye...
_/\_
Salam,
Riky
Quote from: decky on 13 September 2008, 08:30:45 PM
politik ok tapi sesuai dgn jln dhamma ok.
Wah....:o
Memang ada ya om politik sesuai jalan Dhamma?
Apa itu "dhamma" om?
Mohon pencerahannya... :)
Salam,
Riky
Ketika Anda sedang menjawab soal soal ujian, luapkan diri Anda. Ingat ini baik baik. Ketika Anda mulai menjawab, lupakan diri Anda. Lupakan "aku" yang sedang diuji dan siapa yang akan lulus atau gagal. Anda boleh berpikir bagaimana Anda dapat lulus dan membuat rencana untuk mencapainya. Tetapi, begitu Anda mulai menulis, Anda harus lupakan sernuanya. Tingkatkan konsentrasi sepenuhnya supaya Anda dapat memahami sernua pertanyaan dan mampu menjawabnya. Pikiran yang bebas dari "aku" atau "milikku" yang akan lulus atau gagal akan menjadi cerdas dan jernih, mengingat dengan cepat dan berpikir dengan tajam. Mengerjakan soal soal ujian konsentrasi benar akan membuahkan hasil yang memuaskan. Ini adalah cara untuk menerapkan cit waang (pikiran yang bebas dari ilusi tentang diri), atau ketidakmelekatan secara Buddhis, ketika mengikuti ujian. Dengan cara ini Anda akan memperoleh hasil yang bagus.
Mereka yang tidak tahu teknik ini selalu gelisah karena takut akan kegagalan. Mereka menjadi begitu gelisah sehingga mereka tak mampu lagi memikirkan apa yang telah mereka pelajari. Mereka tidak dapat menuliskan jawaban jawaban dengan akurat dan berurutan. Akibatnya, mereka gagal total. Sementara yang lain terpengaruh oleh pikiran "Saya cerdas, saya pasti lulus." Mahasiswa yang dipengaruhi oleh kemelekatan ini juga cenderung untuk berbuat yang kurang baik, sebab dia kekurangan cit waang. Di sisi lain, bagi "orang" yang dengan cit waang, tidak melekat kepada "aku" atau "milikku", ia tidak akan panik atau percaya diri secara berlebihan. Yang ada hanyalah konsentrasi yang merupakan kekuatan alami. Dengan melupakan dirinya, ia akan lulus dengan baik. Ini adalah suatu dasar, contoh yang paling mendasar tentang efek ketidakmelekatan dan cit waang.
Orang bodoh dan yang ditipu ilusi begitu mendengar kata sunnata menerjemahkannya sebagai "kekosongan atau hampa". Interpretasi demikian bersifat materialistik dan merupakan cara kelompok tertentu untuk memahami sunnata. Sunnata yang diajarkan oleh Buddha artinya tidak ada sesuatu pun yang berharga untuk kita cengkeram dan melekat, walaupun secara fisik mereka nyata. Ketika kita melekat, dukkha menguasai kita dan ketika kita tidak melekat, kita bebas dari dukkha. Dunia dianggap kosong karena tidak ada sesuatu. apa pun yang berharga untuk kita cengkeram dan berhak kita lekati. Kita harus memahami dunia yang kosong ini dengan pikiran yang tidak melekat. Jika kita menginginkan sesuatu, kita harus mengupayakannya dengan pikiran yang bebas dari kemelekatan, supaya kita mendapatkan apa yang kita inginkan tanpa menjadikannya sumber dukkha.
Pengertian salah akan kata "kosong", kata ini saja, adalah kepercayaan kepada takhayul yang fatal (silabbataparamasa) dan penghalang utama untuk mencapai Nibbana. Maka marilah kita memahami kata "kosong" dan kata kata lain yang digunakan oleh Buddha dengan benar. Buddha menggambarkan dunia ini kosong sebab tidak ada apa pun di dunia ini dapat dianggap sebagai "diri atau "ego". Buddha menjawab pertanyaan Raja Mogha dengan berkata, "Lihatlah, dunia ini kosong. Dunia dan segala isinya sesungguhnya kosong." Dengan melihat bahwa dunia ini kosong, pikiran otomatis akan bebas dari kemelekatan, keserakahan, kebencian, dan ilusi. Setelah mencapai tingkat ini, seseorang telah menjadi arahant. jika belum berhasil, teruslah berlatih dengan sungguh sungguh; meskipun menjadi manusia biasa, dukkha yang ada lebih sedikit. Tak ada dukkha yang muncul selama ada cit waang. Kapan pun seseorang "terseret" dan kehilangan kesadaran, dukkha muncul lagi. Jika kita menjaga. kesadaran dengan baik, terus memahami kekosongan, akhirnya kita akan benar benar mengerti inti ajaran Buddha, dan tiba di gerbang Jalur Pembebasan.
Luar biasa, copas dari mana Ryu?
Quote from: ryu on 13 September 2008, 08:44:00 PM
Ketika Anda sedang menjawab soal soal ujian, luapkan diri Anda. Ingat ini baik baik. Ketika Anda mulai menjawab, lupakan diri Anda. Lupakan "aku" yang sedang diuji dan siapa yang akan lulus atau gagal. Anda boleh berpikir bagaimana Anda dapat lulus dan membuat rencana untuk mencapainya. Tetapi, begitu Anda mulai menulis, Anda harus lupakan sernuanya. Tingkatkan konsentrasi sepenuhnya supaya Anda dapat memahami sernua pertanyaan dan mampu menjawabnya. Pikiran yang bebas dari "aku" atau "milikku" yang akan lulus atau gagal akan menjadi cerdas dan jernih, mengingat dengan cepat dan berpikir dengan tajam. Mengerjakan soal soal ujian konsentrasi benar akan membuahkan hasil yang memuaskan. Ini adalah cara untuk menerapkan cit waang (pikiran yang bebas dari ilusi tentang diri), atau ketidakmelekatan secara Buddhis, ketika mengikuti ujian. Dengan cara ini Anda akan memperoleh hasil yang bagus.
Mereka yang tidak tahu teknik ini selalu gelisah karena takut akan kegagalan. Mereka menjadi begitu gelisah sehingga mereka tak mampu lagi memikirkan apa yang telah mereka pelajari. Mereka tidak dapat menuliskan jawaban jawaban dengan akurat dan berurutan. Akibatnya, mereka gagal total. Sementara yang lain terpengaruh oleh pikiran "Saya cerdas, saya pasti lulus." Mahasiswa yang dipengaruhi oleh kemelekatan ini juga cenderung untuk berbuat yang kurang baik, sebab dia kekurangan cit waang. Di sisi lain, bagi "orang" yang dengan cit waang, tidak melekat kepada "aku" atau "milikku", ia tidak akan panik atau percaya diri secara berlebihan. Yang ada hanyalah konsentrasi yang merupakan kekuatan alami. Dengan melupakan dirinya, ia akan lulus dengan baik. Ini adalah suatu dasar, contoh yang paling mendasar tentang efek ketidakmelekatan dan cit waang.
Orang bodoh dan yang ditipu ilusi begitu mendengar kata sunnata menerjemahkannya sebagai "kekosongan atau hampa". Interpretasi demikian bersifat materialistik dan merupakan cara kelompok tertentu untuk memahami sunnata. Sunnata yang diajarkan oleh Buddha artinya tidak ada sesuatu pun yang berharga untuk kita cengkeram dan melekat, walaupun secara fisik mereka nyata. Ketika kita melekat, dukkha menguasai kita dan ketika kita tidak melekat, kita bebas dari dukkha. Dunia dianggap kosong karena tidak ada sesuatu. apa pun yang berharga untuk kita cengkeram dan berhak kita lekati. Kita harus memahami dunia yang kosong ini dengan pikiran yang tidak melekat. Jika kita menginginkan sesuatu, kita harus mengupayakannya dengan pikiran yang bebas dari kemelekatan, supaya kita mendapatkan apa yang kita inginkan tanpa menjadikannya sumber dukkha.
Pengertian salah akan kata "kosong", kata ini saja, adalah kepercayaan kepada takhayul yang fatal (silabbataparamasa) dan penghalang utama untuk mencapai Nibbana. Maka marilah kita memahami kata "kosong" dan kata kata lain yang digunakan oleh Buddha dengan benar. Buddha menggambarkan dunia ini kosong sebab tidak ada apa pun di dunia ini dapat dianggap sebagai "diri atau "ego". Buddha menjawab pertanyaan Raja Mogha dengan berkata, "Lihatlah, dunia ini kosong. Dunia dan segala isinya sesungguhnya kosong." Dengan melihat bahwa dunia ini kosong, pikiran otomatis akan bebas dari kemelekatan, keserakahan, kebencian, dan ilusi. Setelah mencapai tingkat ini, seseorang telah menjadi arahant. jika belum berhasil, teruslah berlatih dengan sungguh sungguh; meskipun menjadi manusia biasa, dukkha yang ada lebih sedikit. Tak ada dukkha yang muncul selama ada cit waang. Kapan pun seseorang "terseret" dan kehilangan kesadaran, dukkha muncul lagi. Jika kita menjaga. kesadaran dengan baik, terus memahami kekosongan, akhirnya kita akan benar benar mengerti inti ajaran Buddha, dan tiba di gerbang Jalur Pembebasan.
Saya melihat ada usaha menerapkan "ego" dan "pembebasan" secara bersamaan,apakah hal tersebut mungkin untuk dilakukan?
Saya tidak tahu...
Semoga posting dari saudara Ryu tidak disalahpahami oleh banyak member di DC ini sehingga menjadi menyesatkan...
_/\_
Salam,
Riky
Quote from: decky on 13 September 2008, 08:30:45 PM
politik ok tapi sesuai dgn jln dhamma ok. :|
poltik ok asal berpolitik jangan menambah lobha dosa mohanya tuh!!!!!
oh ini tulisan Bhikkhu Buddhadasa, kalo mau salahkan, salahkan aja tuh Bhikkhu Buddhadasa ;D
Quote from: ryu on 13 September 2008, 08:54:53 PM
oh ini tulisan Bhikkhu Buddhadasa, kalo mau salahkan, salahkan aja tuh Bhikkhu Buddhadasa ;D
QuoteSaya melihat ada usaha menerapkan "ego" dan "pembebasan" secara bersamaan,apakah hal tersebut mungkin untuk dilakukan?
Saya tidak tahu...
Semoga posting dari saudara Ryu tidak disalahpahami oleh banyak member di DC ini sehingga menjadi menyesatkan...
Saya tidak peduli itu tulisan siapa... :)
Dan saya tidak menyalahkan tulisan itu,jadi menurut anda didalam kalimat mana saya menyalahkan tulisan tersebut?Tolong dong diquotekan?:)
Saya hanya berkata bahwa,
"ada usaha menerapkan "ego" dan "pembebasan" secara bersamaan,apakah hal tersebut mungkin untuk dilakukan?"Dan saya juga menjawabnya dengan berkata,
"Saya tidak tahu...",karena saya belum merealisasikan nibbana...
_/\_
Salam,
Riky
Quote from: Riky_dave on 13 September 2008, 08:31:27 PM
Quote from: Arale on 13 September 2008, 08:28:36 PM
kan sudah dijawap, ini bang jawabannya... lalu ditanya lagi....
Quote from: Arale on 13 September 2008, 07:54:15 PM
QuoteUm....Bila kita melakukan kejahatan maka kita akan merasa menyesal bla2...Bila kita melakukan kebaikkan kita akan merasa bangga dan hebat bla2...
Jadi apa manfaat antara kebaikkan dan kejahatan?
Saya tidak tahu,karena saya melihat baik maupun buruk itu berasal dari "aku"...
argumentnya dulu bang, dari aku?
Aye kgk ngerti atuh... :))
Coba ente quotekan pertanyaan aye berserta jawaban dari ente secara tegas,daripada entar aye salah asumsikan kan bisa berabe... :))
Trus ente juga pisahkan bagian mana yang mau ente tanyakan dari pernyataan aye...
_/\_
Salam,
Riky
yah sudah diquote saja bisa salah baca asumsi yah bang. males bang lanjutin nanti nambah yang akusala-akusala.
"Apa yang diajarkan oleh Buddha?"
Cara terbaik untuk menjawab pertanyaan ini adalah dengan mengutip sabda Buddha sendiri, "Ketahuilah hal ini, o para bhikkhu: dahulu dan sekarang Aku hanya mengajar dukkha dan cara melenyapkan dukkha."
Terlepas dari apakah jawaban ini sesuai atau tidak dengan apa yang Anda pikirkan, harap simak hal ini baik baik. Ada banyak cara untuk menjawab pertanyaan di atas, tetapi ucapan Buddha tersebut adalah ringkasan yang sangat tepat.
Buddha hanya mengajarkan dukkha dan jalan untuk melenyapkan dukkha. Prinsip utama ini menjauhkan pertanyaan pertanyaan yang tidak ada hubungannya secara langsung dengan lenyapnya dukkha. Jangan menghabiskan waktu untuk bertanya, "Apakah ada kelahiran kembali setelah kematian? " atau " Bagaimana kelahiran kembali terjadi?" Hal hal seperti ini dapat dijelaskan lain waktu.
Singkatnya, "Buddha tidak mengajarkan yang lain selain dukkha dan jalan melenyapkan dukhha.
Selanjutnya, kita mungkin harus menjawab pertanyaan berikut ini,
"Apa yang diajarkan oleh Buddha secara khusus?"
Sekarang Anda sudah mampu melihat bahwa pertanyaan ini bisa dijawab dari berbagai sudut pandang. Pertama-tama, kita bisa menerangkan bahwa Beliau mengajarkan kita untuk menempuh "Jalan Tengah"; tidak terlalu keras dan tidak terlalu lembut, menghindari segala sesuatu yang bersifat ekstrem. Di satu sisi kita menolak praktik penyiksaan diri yang diajarkan oleh sekte-sekte tertentu, yang hanya menciptakan masalah dan kesulitan. Di sisi yang lain, kita harus menjaga diri dari jerat kenikmatan hawa nafsu. Hindari sikap, "Makan, minum, dan bersenang senang karena besok kita akan mati." Sebuah pernyataan sinis dari mereka yang memanjakan diri dengan kenikmatan hawa nafsu.
Sebaliknya, berjalan dijalan Tengah berarti tidak menimbulkan penderitaan bagi diri sendiri serta tidak terseret arus keinginan kenikmatan duniawi. Hasil dari Jalan Tengah adalah kondisi yang mendukung untuk belajar dan berlatih, agar berhasil menghentikan dukkha. "Jalan Tengah" juga sesuai untuk berbagai keadaan di dalam kehidupan sehari hari. Jalan Tengah tidak akan membuat Anda tersesat. Memahami sebab, mengerti akibat, mengenal diri sendiri, mengerti arti "cukup", tahu kapan waktu yang tepat, mengerti orang lain, dan mengerti kelompok masyarakat; Tujuh Kebajikan Mulia ini adalah cara untuk berjalan di Jalan Tengah. Uraian ini adalah satu cara untuk menjawab pertanyaan di atas.
Kita juga bisa menjawab dengan sama baiknya bahwa Buddha mengajarkan kita untuk menjadi penolong bagi diri sendiri. Anda sekalian pasti mengerti apa yang dimaksud dengan menjadi penolong bagi diri sendiri; Anda tidak ingin mendengarnya lagi. Singkatnya, kita tidak boleh bergantung kepada nasib dan takdir. Kita tidak tergantung pada dewa dewa, bahkan kepada "Tuhan". Kita harus menolong diri sendiri. Buddha bersabda, "Jadikan dirimu pelindung bagi dirimu sendiri." Bahkan dalam agama yang mempercayai Tuhan, ada pernyataan bahwa Tuhan hanya menolong mereka yang menolong diri mereka sendiri. Di agama agama lain, perihal menolong diri sendiri mungkin tidak secara tegas diungkapkan. tetapi ini adalah hal yang penting di agama Buddha. Ketika seseorang merasakan kepedihan, kebohongan, serta kepedihan yang sangat dalam, ia harus segera mencari jalan untuk melenyapkan sernua itu dengan prinsip menolong diri sendiri. Buddha bersabda, "Para Buddha hanyalah penunjuk jalan. Setiap orang harus berusaha sendiri." Dengan kata lain, agama Buddha mendorong umatnya untuk belajar bagaimana menolong diri sendiri. Ingat ini baik baik.
Cara lain adalah dengan menjelaskan bahwa Buddha mengajarkan kalau segala sesuatu terjadi karena sebab dan kondisi. Semua hal terjadi sesuai dengan hukum sebab dan kondisi, selaras dengan hukum alam.
Ini adalah jawaban yang diterima Sariputra ketika beliau bertanya kepada seorang bhikkhu sebelum akhirnya beliau memutuskan untuk memasuki Sangha. "Buddha mengajarkan; Segala sesuatu terjadi karena sebab. Kita harus memahami sebab tersebut dan lenyapnya sebab itu." Prinsip Dharma ini sangat ilmiah dan kita dapat mengatakan bahwa prinsip prinsip agama Buddha sejalan dengan prinsip prinsip ilmu pengetahuan. Buddha tidak menggunakan individu atau sesuatu yang subyektif sebagai kriteria; ini menunjukkan bahwa Agama Buddha adalah agama yang logis.
Untuk menjawab pertanyaan di atas dari sudut pandang yang lain, sebagai aturan kehidupan, Buddha mengajarkan, "Hindari kejahatan, lakukan kebajikan, sucikan pikiran." Ketiganya disebut Ovada patimokkha, yang artinya: ringkasan dari seluruh ajaran (Buddha). Menghindari kejahatan, melakukan kebajikan, dan mensucikan pikiran. Menghindari kejahatan dan melakukan kebajikan tidak perlu dijelaskan lebih lanjut. tetapi mensucikan pikiran tidaklah terlalu mudah untuk dipahami. Jika seseorang terus melekat, bahkan kepada kebaikan, pikiran menjadi tidak suci; takut tidak lagi mendapatkan kebaikan, takut terpisah dengan kebaikan, gelisah, kuatir, dan melekat pada ini dan itu sebagai "milikku". Semua ini menghasilkan penderitaan. Walaupun kita mungkin sudah berhasil menghindari kejahatan dan melakukan kebajikan, kita masih harus mengetahui bagaimana membebaskan pikiran. Jangan mencengkeram atau melekat pada apa pun juga dengan menganggapnya sebagai "aku , atau sebagai milikku. Jika tidak, cengkeraman atau kernelekatan tersebut akan menjadi beban berat dan menghasilkan penderitaan. Dengan kata lain, cengkeraman dan kemelekatan sama seperti membawa sebuah benda ke mana mana sepanjang waktu, sesuatu yang teramat yang berat, sebuah penderitaan yang amat berat. Bahkan beban sekarung batu permata yang dibawa di pundak atau kepala sama beratnya dengan sekarung batu karang. Oleh sebab itu, jangan bawa batu karang atau permata bersama Anda. Letakkan! Jangan menaruh beban berat di kepala (pikiran) Anda. Inilah yang dimaksud dengan "mensucikan pikiran". Jadi, mensucikan pikiran adalah latihan yang ketiga. Yang pertama adalah menghindari kejahatan, yang kedua adalah melakukan kebaikan, dan yang ketiga adalah mensucikan pikiran. Inilah ajaran Buddha.
Satu lagi ajaran Buddha yang sangat penting, sebuah pesan yang harus diingat. Buddha bersabda, "Segala sesuatu yang terbentuk (seluruh benda dan segenap makhluk di dunia ini) tidak pernah berhenti berubah, selalu hancur (segala sesuatu tidak kekal). Oleh sebab itu, kita harus senantiasa sadar! Perhatikan baik baik kata kata ini: Segala sesuatu di dunia ini selalu berubah dan hancur, dengan kata lain, tidak ada yang kekal. Ini serius. Jika Anda tidak memahami ketidakkekalan, ini bisa melukai, menampar, mengikat, dan menahan Anda. Anda bisa dibuat duduk terdiam, menangis dan mungkin juga bunuh diri.
Sekarang mari kita kumpulkan dan ulangi jawaban jawaban untuk satu pertanyaan ini. Jika Anda ditanya, "Apa yang Buddha ajarkan?" jelaskan salah satu jawaban di bawah ini:
Buddha mengajarkan kita untuk mempraktikkan Jalan Tengah;
Buddha mengajarkan kita untuk menolong diri sendiri;
Buddha mengajarkan kita untuk memahami hukum sebab akibat dan mengaturnya dengan tepat untuk mendapatkan hasil hasil yang diinginkan;
Buddha mengajarkan prinsip, "Hindari kejahatan, lakukan kebajikan, sucikan pikiran".
Buddha juga mengingatkan kita bahwa segala sesuatu yang terbentuk dari beragam unsur bersifat tidak kekal dan terus berubah, dan kita harus menyadari hal ini dengan sejelas mungkin.
Quote from: Arale on 13 September 2008, 08:58:38 PM
Quote from: Riky_dave on 13 September 2008, 08:31:27 PM
Quote from: Arale on 13 September 2008, 08:28:36 PM
kan sudah dijawap, ini bang jawabannya... lalu ditanya lagi....
Quote from: Arale on 13 September 2008, 07:54:15 PM
QuoteUm....Bila kita melakukan kejahatan maka kita akan merasa menyesal bla2...Bila kita melakukan kebaikkan kita akan merasa bangga dan hebat bla2...
Jadi apa manfaat antara kebaikkan dan kejahatan?
Saya tidak tahu,karena saya melihat baik maupun buruk itu berasal dari "aku"...
argumentnya dulu bang, dari aku?
Aye kgk ngerti atuh... :))
Coba ente quotekan pertanyaan aye berserta jawaban dari ente secara tegas,daripada entar aye salah asumsikan kan bisa berabe... :))
Trus ente juga pisahkan bagian mana yang mau ente tanyakan dari pernyataan aye...
_/\_
Salam,
Riky
yah sudah diquote saja bisa salah baca asumsi yah bang. males bang lanjutin nanti nambah yang akusala-akusala.
Ya...itu hak anda dan terserah anda... :)
Itu bukan urusan saya,yang penting jika anda mempertanyakan pernyataan saya,saya akan menjawabnya,jika anda berputar2 dan tidak tegas,ya silakan asumsikan menurut diri anda sendiri saja...
Itu toh tidak ada hubungannya dengan saya,anda mau menjadi apa bukan urusan saya dan sebaliknya... :)
Salam,
Riky
Quote from: decky on 13 September 2008, 08:54:16 PM
Quote from: decky on 13 September 2008, 08:30:45 PM
politik ok tapi sesuai dgn jln dhamma ok. :|
poltik ok asal berpolitik jangan menambah lobha dosa mohanya tuh!!!!!
Owh,jadi menurut om kalau politik tidak menambah LDM itu dikatakan dengan jalan "Dhamma"?
Salam,
Riky
Dari buku "the Truth of Nature" by Bhikkhu Buddhadasa
"Bagaimana cara berpikir seorang nonpraktisi dan seorang Buddhis yang mempraktikkan ajaran Buddha?"
Mari kita perhatikan sebuah fakta yang akan menjadi petunjuk untuk membedakan cara berpikir seorang non praktisi dan seorang Buddhis yang mempraktikkan ajaran Buddha. Seorang non praktisi berarti seorang yang belum menjadi seorang umat Buddha yang baik dan tidak memahami ajaran Buddha. la hanya menjadi Buddhis karena label agama saja, sesuai dengan catatan kependudukan (seorang Buddhis KTP sejati) dan karena orangtuanya beragama Buddha. Mereka kita sebut dengan Buddhis non praktisi. Persyaratan untuk menjadi seorang Buddhis sejati seorang praktisi, Ariya (orang suci, maju pesat dalam latihan) adalah memiliki pandangan benar yang jauh lebih tinggi daripada seorang non praktisi terhadap semua hal yang ada di sekelilingnya.
Buddha bersabda, "Ada perbedaan yang sangat besar dalam cara pandang antara pandangan para ariya dan pandangan umat biasa." Karena itu, dalam pandangan para ariya, dan juga sesuai dengan peraturan para ariya, bernyanyi sama saja dengan menangis; menari adalah ciri khas orang gila; dan tertawa terbahak bahak adalah kelakuan anak anak ingusan. Orang orang pada umumnya menyanyi, tertawa, dan menikmati semua itu tanpa menyadari kapan dirinya akan lelah. Di dalam pandangan para ariya, menyanyi terlihat sama dengan menangis. Jika kita mengamati seorang yang menyanyi dan berteriak sekeras kerasnya, dia tidak hanya kelihatan seperti orang yang sedang menangis, tetapi selain itu, apa yang dilakukannya berasal dari kondisi kondisi emosional. yang sebenarnya sama dengan menangis.
Menari adalah kelakuan orang gila! Jika kita perhatikan sedikit lebih mendalam, kita akan menyadari bahwa ketika kita bangun dari tempat duduk untuk menari, kita paling tidak sudah menjadi sepuluh persen gila. Jika tidak, kita pasti tidak akan mau menari. Karena secara umum menari dipandang sebagai sebuah bentuk kesenangan, kita tidak menganggapnya sebagai kelakuan orang gila. Ada beberapa orang yang suka tertawa; tertawa memang menyenangkan. Mereka tertawa terbahak bahak, bahkan di saat saat yang tidak tepat. Tetapi bagi para ariya, dan di dalam peraturan mereka, tertawa adalah kelakuan anak kecil. Oleh sebab itu, jika kita mampu tidak tertawa, ini tentu baik. Tidak tertawa sama sekali bahkan lebih baik lagi.
Contoh contoh di atas menunjukkan bagaimana latihan displin (sila) para ariya berbeda dengan orang-orang pada umumnya. Secara umum, menyanyi, berdansa, dan tertawa sepertinya tidak membawa akibat dan bukan sesuatu yang istimewa. Namun bagi para ariya kegiatan kegiatan tersebut dianggap tidak berguna dan tidak terkendali. Demikianlah pandangan seseorang yang pikirannya sudah berkembang pesat.
Buddha tidak mengatakan, jangan lakukan hal-hal itu ketika kita menginginkannya, tetapi mengajarkan kita untuk memahami bahwa ada perbuatan yang terpuji dan perbuatan rendah, dan ada hal hal yang tidak layak untuk dilakukan. Karena belum menjadi seorang ariya, kita mungkin ingin melakukan perbuatan-perbuatan yang rendah. Ketika kita melakukannya, kita akan sadar bahwa hal itu terkadang memang tampak menyenangkan, tetapi pada akhirnya kita akan kelelahan. Selanjutnya, kita dapat meningkatkan diri kita ke tingkat yang lebih tinggi dan berlatih disiplin para ariya.
Sebagian orang tidak suka mendengar tentang "disiplin". Mereka khawatir bahwa mengendalikan diri menyebabkan "penderitaan." Tetapi, mengendalikan diri untuk tidak mengikuti perasaan adalah sebuah praktik dan latihan penting dalam agama Buddha.
Mengendalikan tubuh dan pikiran untuk tidak menuruti setiap perasaan bukanlah penderitaan. Sebaliknya, ini adalah sebuah metoda untuk melenyapkan dukkha. Kita harus menemukan cara. untuk mencegah diri kita agar tidak sampai dikuasai oleh ego atau kekotoran batin. Kita harus menjaga pikiran agar kekotoran batin tidak mengarahkan dan menguasai diri kita. Lihat orang orang yang sedang menari dan perhatikan betapa kuatnya kekotoran batin menguasai dan membuat mereka tunduk. Inikah yang disebut dengan kebebasan?
Oleh sebab itu, kita harus meningkatkan kemampuan batin kita bagaimanapun juga. Jangan menjadi seorang Buddhis awam selamanya! Buat diri Anda bisa menjadi anggota komunitas Buddhis praktisi, dengan memiliki pengetahuan, kecerdasan, kesadaran, dan pemahaman sehingga penderitaan akan berkurang. jangan lakukan hal hal yang tidak layak dan tidak bermanfaat bagi diri sendiri. Inilah hasil yang akan Anda dapatkan. Anda akan bertransformasi dari seorang Buddhis non praktisi awam menjadi seorang Buddhis praktisi, yang menaati disiplin para ariya. Buddha berharap akan lebih banyak lagi yang menjadi ariya, semakin banyak lagi orang yang akan meninggalkan keduniawian selamanya.
Quote from: Riky_dave on 13 September 2008, 07:51:51 PM
Quote from: Arale on 13 September 2008, 07:48:58 PM
:)) emang ada yang bilang pake murni dan bohongan?
Kagak ada yang bilang koq bu,aye kan nanya aja... :))
Quotekebaikan lalu sombong itu kebaikan bohongan? niat bang niat.
Owh..Jadi apa yang membedakannya?Hanya niat?
Apa bedanya niat kebaikan sombong dengan niat kebaikan tidak sombong?
Mana penjelasannya bu?:)
Salam,
Riky
Bagaimana menghadapin org yg memiliki niat baik tapi sombong....
dan sangat disayangkan dia tidak tau/tidak merasa dirinya LAGI SOMBONG?
Apakah seorang Riky sombong? (semoga belum mati rasa lho!)
Pernahkah teman2 Riky mengatakan anda sombong (selain di Forum)?
Apakah ortu pernah mengatakan anda sombong?
thanks...(boleh dijawab dgn gaya sombong!)
Quote from: johan3000 on 14 September 2008, 10:11:27 AM
Quote from: Riky_dave on 13 September 2008, 07:51:51 PM
Quote from: Arale on 13 September 2008, 07:48:58 PM
:)) emang ada yang bilang pake murni dan bohongan?
Kagak ada yang bilang koq bu,aye kan nanya aja... :))
Quotekebaikan lalu sombong itu kebaikan bohongan? niat bang niat.
Owh..Jadi apa yang membedakannya?Hanya niat?
Apa bedanya niat kebaikan sombong dengan niat kebaikan tidak sombong?
Mana penjelasannya bu?:)
Salam,
Riky
Bagaimana menghadapin org yg memiliki niat baik tapi sombong....
dan sangat disayangkan dia tidak tau/tidak merasa dirinya LAGI SOMBONG?
Apakah seorang Riky sombong? (semoga belum mati rasa lho!)
Pernahkah teman2 Riky mengatakan anda sombong (selain di Forum)?
Apakah ortu pernah mengatakan anda sombong?
thanks...(boleh dijawab dgn gaya sombong!)
Sebenarnya apa yang anda tanyakan tidak nyambung dengan apa yang saya tanyakan,lantas apa yang sebenarnya anda cari saudara johan yang baik?:)
_/\_
Salam,
Riky
Oh ya saudara johan kalau anda berkenan/berminat silakan kunjungi ketiga thread yang saya paparkan dibawah ini atau mungkin bahasa dari segelintir orang di DC adalah yang saya promosikan...
http:///showthread.php?t=1069163
http:///showthread.php?t=1060766
http:///showthread.php?t=878014
_/\_
Salam,
Riky
Quote from: johan3000 on 14 September 2008, 10:11:27 AM
Bagaimana menghadapin org yg memiliki niat baik tapi sombong....
dan sangat disayangkan dia tidak tau/tidak merasa dirinya LAGI SOMBONG?
Apakah seorang Riky sombong? (semoga belum mati rasa lho!)
Pernahkah teman2 Riky mengatakan anda sombong (selain di Forum)?
Apakah ortu pernah mengatakan anda sombong?
thanks...(boleh dijawab dgn gaya sombong!)
ketika ada bendera yg berkibar...
berkibarnya karena bendera atau karena angin?
atau bukan karena bendera, bukan pula karena angin?
Quote from: Riky_dave on 14 September 2008, 10:33:34 AM
Oh ya saudara johan kalau anda berkenan/berminat silakan kunjungi ketiga thread yang saya paparkan dibawah ini atau mungkin bahasa dari segelintir orang di DC adalah yang saya promosikan...
http:///showthread.php?t=1069163
http:///showthread.php?t=1060766
http:///showthread.php?t=878014
_/\_
Salam,
Riky
mohon maaf disini tempat diskusi, bukan tempat link...selanjutnya reply diharapkan berisi jawaban langsung, bukan link...
utk mempromosikan website2 (link) buddhisme lain, silahkan diletakkan pada tempatnya, yaitu:
Kumpulan Website Buddhisme (http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=84.0)
Quote from: tesla on 14 September 2008, 10:47:48 AM
Quote from: johan3000 on 14 September 2008, 10:11:27 AM
Bagaimana menghadapin org yg memiliki niat baik tapi sombong....
dan sangat disayangkan dia tidak tau/tidak merasa dirinya LAGI SOMBONG?
Apakah seorang Riky sombong? (semoga belum mati rasa lho!)
Pernahkah teman2 Riky mengatakan anda sombong (selain di Forum)?
Apakah ortu pernah mengatakan anda sombong?
thanks...(boleh dijawab dgn gaya sombong!)
ketika ada bendera yg berkibar...
berkibarnya karena bendera atau karena angin?
atau bukan karena bendera, bukan pula karena angin?
Karena "aku" mu lah yang berkibar seperti bendera merah putih...:))
_/\_
Salam,
Riky
Quote from: tesla on 14 September 2008, 10:49:44 AM
Quote from: Riky_dave on 14 September 2008, 10:33:34 AM
Oh ya saudara johan kalau anda berkenan/berminat silakan kunjungi ketiga thread yang saya paparkan dibawah ini atau mungkin bahasa dari segelintir orang di DC adalah yang saya promosikan...
http:///showthread.php?t=1069163
http:///showthread.php?t=1060766
http:///showthread.php?t=878014
_/\_
Salam,
Riky
mohon maaf disini tempat diskusi, bukan tempat link...
selanjutnya reply diharapkan berisi jawaban langsung, bukan link...
Maafkan aku om tes...
Sedikit tanggapan juga mohon disetiap postingan juga berisi jawaban langsung bukan ngejunk dimana2,mohon diatur... :)
Salam,
Riky
Quote from: Riky_dave on 14 September 2008, 10:51:05 AM
Quote from: tesla on 14 September 2008, 10:49:44 AM
Quote from: Riky_dave on 14 September 2008, 10:33:34 AM
Oh ya saudara johan kalau anda berkenan/berminat silakan kunjungi ketiga thread yang saya paparkan dibawah ini atau mungkin bahasa dari segelintir orang di DC adalah yang saya promosikan...
http:///showthread.php?t=1069163
http:///showthread.php?t=1060766
http:///showthread.php?t=878014
_/\_
Salam,
Riky
mohon maaf disini tempat diskusi, bukan tempat link...
selanjutnya reply diharapkan berisi jawaban langsung, bukan link...
Maafkan aku om tes...
Sedikit tanggapan juga mohon disetiap postingan juga berisi jawaban langsung bukan ngejunk dimana2,mohon diatur... :)
Salam,
Riky
terima kasih atas sarannya...
kami juga sedang berusaha membersihkan(mendelete) junk apabila ditemukan.
untuk saat ini kami kesulitan memilah apakah satu reply itu junk atau bukan.
sering kali seperti junk tetapi ternyata bermuatan sindiran... oleh karena itu dibiarkan apa adanya.
Quote from: tesla on 14 September 2008, 10:54:27 AM
Quote from: Riky_dave on 14 September 2008, 10:51:05 AM
Quote from: tesla on 14 September 2008, 10:49:44 AM
Quote from: Riky_dave on 14 September 2008, 10:33:34 AM
Oh ya saudara johan kalau anda berkenan/berminat silakan kunjungi ketiga thread yang saya paparkan dibawah ini atau mungkin bahasa dari segelintir orang di DC adalah yang saya promosikan...
http:///showthread.php?t=1069163
http:///showthread.php?t=1060766
http:///showthread.php?t=878014
_/\_
Salam,
Riky
mohon maaf disini tempat diskusi, bukan tempat link...
selanjutnya reply diharapkan berisi jawaban langsung, bukan link...
Maafkan aku om tes...
Sedikit tanggapan juga mohon disetiap postingan juga berisi jawaban langsung bukan ngejunk dimana2,mohon diatur... :)
Salam,
Riky
terima kasih atas sarannya...
kami juga sedang berusaha membersihkan(mendelete) junk apabila ditemukan.
untuk saat ini kami kesulitan memilah apakah satu reply itu junk atau bukan.
sering kali seperti junk tetapi ternyata bermuatan sindiran... oleh karena itu dibiarkan apa adanya.
Junk disertai sindirian tak berati itu diperbolehkankah?
_/\_
Salam,
Riky
Kakakak ayah sama anak jadi jualan nih :)) , sedang berpolitik nih dalam Buddhism
Kalau kata orang medan yang jualan si,"Kalau gk mau beli diam aja,gk jual buat elo seorang aja koq...Jadi shut up..."
_/\_
Salam,
Riky
Kakakak, gimana bang jualannya dah laku belom :)) , banyak yang beli gak :))
Quote from: ryu on 14 September 2008, 01:03:13 PM
Kakakak, gimana bang jualannya dah laku belom :)) , banyak yang beli gak :))
Sayang om,aye kgk jualan n kalau pun ada jual kgk bakal aye jual di forum kayek gini...
:))
_/\_
Salam,
Riky
Quote from: Riky_dave on 14 September 2008, 06:52:28 PM
Quote from: ryu on 14 September 2008, 01:03:13 PM
Kakakak, gimana bang jualannya dah laku belom :)) , banyak yang beli gak :))
Sayang om,aye kgk jualan n kalau pun ada jual kgk bakal aye jual di forum kayek gini...
:))
_/\_
Salam,
Riky
Lho , Kenape masih disini om, masih melekat yah :))
Gak diajarin arti tahu malu yah, opppss lupa, emang ga diajarin deh karena tidak relevan :))
"Saya sudah lama berhenti, Riky. Kamulah yang masih berlari terus. Berhentilah."
Quote from: Riky_dave on 14 September 2008, 10:30:49 AM
Quote from: johan3000 on 14 September 2008, 10:11:27 AM
Quote from: Riky_dave on 13 September 2008, 07:51:51 PM
Quote from: Arale on 13 September 2008, 07:48:58 PM
:)) emang ada yang bilang pake murni dan bohongan?
Kagak ada yang bilang koq bu,aye kan nanya aja... :))
Quotekebaikan lalu sombong itu kebaikan bohongan? niat bang niat.
Owh..Jadi apa yang membedakannya?Hanya niat?
Apa bedanya niat kebaikan sombong dengan niat kebaikan tidak sombong?
Mana penjelasannya bu?:)
Salam,
Riky
Bagaimana menghadapin org yg memiliki niat baik tapi sombong....
dan sangat disayangkan dia tidak tau/tidak merasa dirinya LAGI SOMBONG?
Apakah seorang Riky sombong? (semoga belum mati rasa lho!)
Pernahkah teman2 Riky mengatakan anda sombong (selain di Forum)?
Apakah ortu pernah mengatakan anda sombong?
thanks...(boleh dijawab dgn gaya sombong!)
Sebenarnya apa yang anda tanyakan tidak nyambung dengan apa yang saya tanyakan,lantas apa yang sebenarnya anda cari saudara johan yang baik?:)
_/\_
Salam,
Riky
Walaupun pertanyannya kelihatan ngak sambung, tetapi itu melengkapin pertanyaa2 tentang "sombong".... 8)
apa yg dicari? berkenalan dgn seorang murid MMD terbaik!
Quote from: johan3000 on 15 September 2008, 08:42:53 AM
Quote from: Riky_dave on 14 September 2008, 10:30:49 AM
Quote from: johan3000 on 14 September 2008, 10:11:27 AM
Quote from: Riky_dave on 13 September 2008, 07:51:51 PM
Quote from: Arale on 13 September 2008, 07:48:58 PM
:)) emang ada yang bilang pake murni dan bohongan?
Kagak ada yang bilang koq bu,aye kan nanya aja... :))
Quotekebaikan lalu sombong itu kebaikan bohongan? niat bang niat.
Owh..Jadi apa yang membedakannya?Hanya niat?
Apa bedanya niat kebaikan sombong dengan niat kebaikan tidak sombong?
Mana penjelasannya bu?:)
Salam,
Riky
Bagaimana menghadapin org yg memiliki niat baik tapi sombong....
dan sangat disayangkan dia tidak tau/tidak merasa dirinya LAGI SOMBONG?
Apakah seorang Riky sombong? (semoga belum mati rasa lho!)
Pernahkah teman2 Riky mengatakan anda sombong (selain di Forum)?
Apakah ortu pernah mengatakan anda sombong?
thanks...(boleh dijawab dgn gaya sombong!)
Sebenarnya apa yang anda tanyakan tidak nyambung dengan apa yang saya tanyakan,lantas apa yang sebenarnya anda cari saudara johan yang baik?:)
_/\_
Salam,
Riky
Walaupun pertanyannya kelihatan ngak sambung, tetapi itu melengkapin pertanyaa2 tentang "sombong".... 8)
apa yg dicari? berkenalan dgn seorang murid MMD terbaik!
:jempol:
Nih.... saya ambil dari kata yg menjadi alergi kebanyakkan orang (ABHIDHAMMA)... ;D
Mana cetasika : Kesombongan: faktor batin yg menginduksi makhluk dlm perbandingan diri yg lebih rendah, lebih tinggi atau membandingkan sama dengan makhluk lainnya._/\_ :lotus:
Quote from: ryu on 14 September 2008, 08:02:20 PM
Quote from: Riky_dave on 14 September 2008, 06:52:28 PM
Quote from: ryu on 14 September 2008, 01:03:13 PM
Kakakak, gimana bang jualannya dah laku belom :)) , banyak yang beli gak :))
Sayang om,aye kgk jualan n kalau pun ada jual kgk bakal aye jual di forum kayek gini...
:))
_/\_
Salam,
Riky
Lho , Kenape masih disini om, masih melekat yah :))
Gak diajarin arti tahu malu yah, opppss lupa, emang ga diajarin deh karena tidak relevan :))
"Saya sudah lama berhenti, Riky. Kamulah yang masih berlari terus. Berhentilah."
Lho,kenape anda yang sibuk om, masih membenci yah? :))
Gak diajarin arti tahu malu yah,opppss lupa,ente kan setan yang tidak tahu apa2.. :))
"Selami batin anda sendiri,daripada sibuk membicarakan batin orang lain...Berhentilah.."_/\_
Salam,
Riky
Quote from: johan3000 on 15 September 2008, 08:42:53 AM
Walaupun pertanyannya kelihatan ngak sambung, tetapi itu melengkapin pertanyaa2 tentang "sombong".... 8)
And?Apa yang bisa kamu dapatkan dari yang kamu cari itu? :)
Quoteapa yg dicari? berkenalan dgn seorang murid MMD terbaik!
murid terbaik? :))
Menurut saya itu anggapan yang bodoh... :)
_/\_
NB: Mungkin anda bisa coba pikirkan dahulu,apa yang sebenarnya anda cari dari saya? :)
Salam,
Riky
memang dhammacitta.org termasuk forum yang seru banget. tidak bisa dipungkiri memang, rating tinggi adalah salah satunya adalah jasa dari saudaraku, Riky. kita banyak belajar dan bercermin dari saudaraku
Anumodana :x
Soal rating yang anda sebutkan saya tidak tahu dan tidak peduli...
Semoga anda tercerahkan dan "menemukan" sang jalan...
_/\_
Salam,
Riky
Quote from: Mr. Bagus on 15 September 2008, 08:39:20 PM
memang dhammacitta.org termasuk forum yang seru banget. tidak bisa dipungkiri memang, rating tinggi adalah salah satunya adalah jasa dari saudaraku, Riky. kita banyak belajar dan bercermin dari saudaraku
Anumodana :x
Betul betul ;D
Bisa jadi cermin nih :))
Quote from: Mr. Bagus on 15 September 2008, 08:39:20 PM
memang dhammacitta.org termasuk forum yang seru banget. tidak bisa dipungkiri memang, rating tinggi adalah salah satunya adalah jasa dari saudaraku, Riky. kita banyak belajar dan bercermin dari saudaraku
Anumodana :x
Benci tp rindu!
Quote from: Riky_dave on 15 September 2008, 08:31:56 PM
Quote from: johan3000 on 15 September 2008, 08:42:53 AM
Walaupun pertanyannya kelihatan ngak sambung, tetapi itu melengkapin pertanyaa2 tentang "sombong".... 8)
And?Apa yang bisa kamu dapatkan dari yang kamu cari itu? :)
Terus terang amat sulit... bagi orang yg PELIT membagikan ilmunya
Quoteapa yg dicari? berkenalan dgn seorang murid MMD terbaik!
murid terbaik? :))
Menurut saya itu anggapan yang bodoh... :)
Paling tidak kobodohan saya membuat Riky sedikit seneng...(kalau belum mati rasa)
_/\_
NB: Mungkin anda bisa coba pikirkan dahulu,apa yang sebenarnya anda cari dari saya? :)
Salam,
Riky
Apa yg gw cari..........
Sudah pasti bukan CARA MEMAKAN APPLE lagi.............. ^:)^ =P~ :-?
Quote from: ryu on 15 September 2008, 08:44:28 PM
Quote from: Mr. Bagus on 15 September 2008, 08:39:20 PM
memang dhammacitta.org termasuk forum yang seru banget. tidak bisa dipungkiri memang, rating tinggi adalah salah satunya adalah jasa dari saudaraku, Riky. kita banyak belajar dan bercermin dari saudaraku
Anumodana :x
Betul betul ;D
Bisa jadi cermin nih :))
Kalau lampunya belum Nyala dan itu malam..........
maka bercermin pun ngak berguna.....................
PAKAI MERABA SAJA!
Quote from: Riky_dave on 15 September 2008, 08:43:59 PM
Soal rating yang anda sebutkan saya tidak tahu dan tidak peduli...
Semoga anda tercerahkan dan "menemukan" sang jalan...
_/\_
Salam,
Riky
setidaknya kan masih peduli dengan forum ini jadi yang lain pun bisa ikut meramaikannya :-[
sejujurnya saya sendiri penasaran, apa ya yang Saudaraku lakukan di forum ini.. pasti heboh deh.. kadang malah saya penasaran banget pengin cepat2 login :))
QuoteBenci tp rindu!
Sdr Johan tepat sekali.. saya jadi malu :-[ :x
soal jalan...
terima kasih. meskipun arahnya benar. namun saya masih tersesat di jalan yang benar. masih mencari-cari jalan utamanya, yah bisa dibilang masih jalan di pinggir-pinggirnya lah :))
eh "menemukan" artinya apa ya? :o kok ada kupingnya? :-?
Quote from: johan3000 on 15 September 2008, 09:05:02 PM
Quote from: Riky_dave on 15 September 2008, 08:31:56 PM
Quote from: johan3000 on 15 September 2008, 08:42:53 AM
Walaupun pertanyannya kelihatan ngak sambung, tetapi itu melengkapin pertanyaa2 tentang "sombong".... 8)
And?Apa yang bisa kamu dapatkan dari yang kamu cari itu? :)
Terus terang amat sulit... bagi orang yg PELIT membagikan ilmunya
Quoteapa yg dicari? berkenalan dgn seorang murid MMD terbaik!
murid terbaik? :))
Menurut saya itu anggapan yang bodoh... :)
Paling tidak kobodohan saya membuat Riky sedikit seneng...(kalau belum mati rasa)
_/\_
NB: Mungkin anda bisa coba pikirkan dahulu,apa yang sebenarnya anda cari dari saya? :)
Salam,
Riky
Apa yg gw cari..........
Sudah pasti bukan CARA MEMAKAN APPLE lagi.............. ^:)^ =P~ :-?
Baguslah jika anda tidak mencari
cara memakan apel :)
Jadi apa yang anda cari?
_/\_
Salam,
Riky
Quote from: johan3000 on 15 September 2008, 09:06:24 PM
Quote from: ryu on 15 September 2008, 08:44:28 PM
Quote from: Mr. Bagus on 15 September 2008, 08:39:20 PM
memang dhammacitta.org termasuk forum yang seru banget. tidak bisa dipungkiri memang, rating tinggi adalah salah satunya adalah jasa dari saudaraku, Riky. kita banyak belajar dan bercermin dari saudaraku
Anumodana :x
Betul betul ;D
Bisa jadi cermin nih :))
Kalau lampunya belum Nyala dan itu malam..........
maka bercermin pun ngak berguna.....................
PAKAI MERABA SAJA!
ogah raba rabaan ah :))
Quote from: Mr. Bagus on 15 September 2008, 09:06:42 PM
soal jalan...
terima kasih. meskipun arahnya benar. namun saya masih tersesat di jalan yang benar. masih mencari-cari jalan utamanya, yah bisa dibilang masih jalan di pinggir-pinggirnya lah :))
eh "menemukan" artinya apa ya? :o kok ada kupingnya? :-?
"menemukan" yang saya maksudkan adalah melihat apa yang terlihat sebagaimana mestinya bukan karena kehendak orang lain tetapi pilihan sendiri...
Oleh diri sendiri kebenaran diselami bukan oleh orang lain begitu juga soal pilihan,pilihlah sendiri jangan dipilihkan!!
Kenapa saya berkata begitu?
Bayangkan jika ada orang yang memberikan semua petunjuk dan pilihan kepada anda,lantas ketika anda tidak melaksanakan petunjuk orang tersebut,mungkin anda akan merasa menyesal/bersalah tapi jika anda melaksanakannya maka anda tidak mempunyai pilihan!! :)
_/\_
NB:Dan hal tersebut saya kutipkan untuk menghindari pelintiran dari segelintir orang karena di dalam MMD tidak ada yang dicari maupun ditemukan... :)
Salam,
Riky
:outoftopic: