News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

Yana dan Berpolitik dalam Buddhism

Started by Sukma Kemenyan, 04 September 2008, 04:48:18 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

ryu

Mau komentar lagi takut disangka sentimen ah :))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Hikoza83

SUSAH LIAT ORANG SENANG
SENANG LIAT ORANG SUSAH
TANYA KENAPA???

:))


By : Zen
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

Riky_dave

Quote from: Mr. Bagus on 06 September 2008, 04:13:00 PM
Quote from: Kemenyan on 06 September 2008, 11:20:38 AM
Quote from: Riky_dave on 06 September 2008, 11:14:44 AM
Quote from: Kemenyan on 06 September 2008, 11:07:08 AM
Quote from: Riky_dave on 06 September 2008, 11:04:46 AMAnda setuju tidak bahwa kebenaran didapatkan :
Oleh diri sendiri....
Bukan oleh Tipitaka...
Bukan oleh Sang Buddha...
Memang demikian yang saya katakan,
Memang demikian yang saya tekankan,


Memang hanya diri sendiri yang bisa membawa kepada pembebasan,
bukan dibebaskan oleh Tipitaka ataupun Sang Buddha

Baik,anda sudah setuju.. :)
Dibeberapa posting anda saya lihat anda bersikap "ingin" mencari "kepastian" didalam "MMD"?
Saya quote kan :
[...]
Lantas saya menjadi bertanya2 didalam diri saya,
"Kenapa anda terus mempertanyakan MMD bisa mengakhiri Dukkha atau tidak?"
Bukankah yang mengakhiri Dukkha adalah diri sendiri bukan MMD tersebut? :)
Kelihatannya tulisan/pertanyaan tersebut mesti diperdetail sehingga bisa anda pahami...

"Apakah Praktik Meditasi Mengenal Diri bisa mengakhiri Dukkha atau Tidak?"

Saya kira anda yang cukup berpengalaman dalam memutar-mutar kata-kata mampu memahami perbedaan pertanyaan saya
dengan pernyataan saya mengenai "Oleh diri sendiri"

Oleh diri sendirilah kebenaran didapatkan tapi bagaimana caranya?
caranya ikutilah MMD dengan sebaik-baiknya maka anda bisa mengakhiri dukkha.
caranya ikutilah petunjuk dari Sang Buddha melalui belajar dari Tipitaka dengan seksama.
caranya dst, dst...

beginilah maksud jawaban yang diinginkan oleh Sdr Kemenyan menurut cara baca bhs Indonesia yang saya pahami. Tegas dan langsung ke pokok pertanyaan.
Semoga tidak menyinggung sapa2..  ^:)^

Ngomong2.. kalo lagi meditasi:
bisakah membaca Tipitaka,
bisakah mendengarkan musik, bisakah menggendong rakit, dst.. tentunya ada 1 objek yang dipilih, kalo 2 objek, 3 objek, dst, dst.. apakah meditasi namanya, jadi bingung 
::)
Itu relevan bagi anda semua,tapi tidak relevan lagi bagi saya om bagus...
Karena didalam MMD tidak ada namanya jalan atau cara apapun...
Jadi silakan deh,masing2 ke jalur masing2...
Tidak perlu mengusik 1 sama lain,karena bagaimanapun kebenaran diperoleh oleh diri sendiri bukan oleh orang lain...
Semoga ini dapat dipahami daripada berputar2 tentang hal2 yang tidak perlu dan tidak berguna....
_/\_

Salam,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Mr. Bagus

Saya setuju, Sdr Riky Dave
Semua hal bisa dikatakan relevan atau relatif, sehingga seharusnya tidak ada lagi diskusi yang panjang seperti pro dan kontra. Karena sudah pasti tidak ketemu, sekali lagi sebabnya karena relevan atau relatif  :P

Namanya Rupanya,
Rupanya Namanya,
( di atas ga ada hubungan tapi relevan bagi saya, kan baru belajar berpantun :)) )

QuoteKarena di dalam MMD tidak ada namanya jalan atau cara apapun...
Sehingga tidak ada yang namanya perlu diajarkan, tidak ada yang namanya bimbingan, tidak ada yang namanya berlatih, tidak ada namanya guru, dst. Kenapa? karena tidak ada namanya jalan atau cara apapun.
Kalau tidak ada namanya caranya menulis, maka tidak ada namanya tulisan, tidak ada namanya huruf, tidak ada namanya buku, tidak ada namanya dst..
Kalau tidak ada namanya topik, maka tidak ada namanya title, tidak ada namanya penggolongan-penggolongan topik, dst..

semoga uraian saya tepat pada waktunya, dan bermanfaat. Tapi tepatkah?  ::) hmm relatif membingungkan ya  :o
:x Persepsi yang saya dapat dari pengalaman saya sendiri sebagai orang buta tidak bisa dibandingkan dengan orang yang melihat dengan terang. >:)<

lykim176

Quote from: Kemenyan on 04 September 2008, 04:48:18 AM
Baru-baru ini Management DhammaCitta diterpa dilema simalakama
Kita diforum ini hanya sedikit kecil daripada komunitas Buddhist yang ada di Indonesia,

Ada yang ingat kapan dimulainya era "Adi Buddha" ?
Ada yang ingat bagaimana "Adi Buddha" muncul ?

Jikalau mereka (sangha) pada saat itu juga tidak mampu menahan laju "Adi Buddha"
Bagaimana dengan kita (DhammaCitta) ?

Kita bertahan pada "Tiratana, Empat Kebenaran Mulia dan Jalan Mulia Beruas Delapan"
dan berakhir pada mundurnya salah satu sesepuh dhamma, salah seorang guru sebagai pembimbing kita di DhammaCitta.

Akankah kita berlepas tangan dan membiarkan yana-yana yang baru muncul?
Ataukah kita harus berpegang erat pada Orthodox bin kolotisme?
waduh ketinggalan berita, maklum newbie.
guru pembimbing mana tuh yang pergi.
kalo gurunya seperti itu(gak menerima Tiratana, 4kebenaran mulia, dan jmb8) yah udah relakan saja.
malah lebih baik.
kalo bhikkhu yg begitu namanya magga dusaka.
apa yang bisa diharapkan kalo menolak pada Tiratana, 4KM, JMB8. tar malah micchaditthi lagi.
kasihan orangyang baru belajar kalo dapat guru begitu, bukannya kepantai seberang malah nyemplung ke jurang.
Dunia tidak runtuh dari langit

Riky_dave

Quote from: Mr. Bagus on 08 September 2008, 08:52:28 AM
Saya setuju, Sdr Riky Dave
Semua hal bisa dikatakan relevan atau relatif, sehingga seharusnya tidak ada lagi diskusi yang panjang seperti pro dan kontra. Karena sudah pasti tidak ketemu, sekali lagi sebabnya karena relevan atau relatif  :P

Namanya Rupanya,
Rupanya Namanya,
( di atas ga ada hubungan tapi relevan bagi saya, kan baru belajar berpantun :)) )

QuoteKarena di dalam MMD tidak ada namanya jalan atau cara apapun...
Sehingga tidak ada yang namanya perlu diajarkan, tidak ada yang namanya bimbingan, tidak ada yang namanya berlatih, tidak ada namanya guru, dst. Kenapa? karena tidak ada namanya jalan atau cara apapun.
Kalau tidak ada namanya caranya menulis, maka tidak ada namanya tulisan, tidak ada namanya huruf, tidak ada namanya buku, tidak ada namanya dst..
Kalau tidak ada namanya topik, maka tidak ada namanya title, tidak ada namanya penggolongan-penggolongan topik, dst..

semoga uraian saya tepat pada waktunya, dan bermanfaat. Tapi tepatkah?  ::) hmm relatif membingungkan ya  :o
Segalanya adalah konsep,ketika pikiran/aku berhenti maka konsep juga akan berhenti...
Tidak ada asumsi,dan masih banyak tidak adanya lagi...
Jadi menurut saya bahwa hanya orang yang sudah mencapai NIBBANA atau orang yang MOHA/MANA yang berani berkata dirinya,"Tidak berasumsi atau berpendapat lagi"... :)

Salam,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

johan3000

Quote from: Riky_dave on 08 September 2008, 09:31:22 PM
Quote from: Mr. Bagus on 08 September 2008, 08:52:28 AM
Saya setuju, Sdr Riky Dave
Semua hal bisa dikatakan relevan atau relatif, sehingga seharusnya tidak ada lagi diskusi yang panjang seperti pro dan kontra. Karena sudah pasti tidak ketemu, sekali lagi sebabnya karena relevan atau relatif  :P

Namanya Rupanya,
Rupanya Namanya,
( di atas ga ada hubungan tapi relevan bagi saya, kan baru belajar berpantun :)) )

QuoteKarena di dalam MMD tidak ada namanya jalan atau cara apapun...
Sehingga tidak ada yang namanya perlu diajarkan, tidak ada yang namanya bimbingan, tidak ada yang namanya berlatih, tidak ada namanya guru, dst. Kenapa? karena tidak ada namanya jalan atau cara apapun.
Kalau tidak ada namanya caranya menulis, maka tidak ada namanya tulisan, tidak ada namanya huruf, tidak ada namanya buku, tidak ada namanya dst..
Kalau tidak ada namanya topik, maka tidak ada namanya title, tidak ada namanya penggolongan-penggolongan topik, dst..

semoga uraian saya tepat pada waktunya, dan bermanfaat. Tapi tepatkah?  ::) hmm relatif membingungkan ya  :o
Segalanya adalah konsep,ketika pikiran/aku berhenti maka konsep juga akan berhenti...
Tidak ada asumsi,dan masih banyak tidak adanya lagi...
Jadi menurut saya bahwa hanya orang yang sudah mencapai NIBBANA atau orang yang MOHA/MANA yang berani berkata dirinya,"Tidak berasumsi atau berpendapat lagi"... :)

Salam,
Riky

Hi Bro Riky,

katanya bro udah amat maju dlm latihan MMDnya............

boleh tau dlm kehidupan sehari-hari.....
bagaimana bro bisa tau suatu perbuatan itu BENAR atau SALAH?
bagaimana cara membedakannya?
acuan dari mana (mungkin text book) yg dipakai utk mengetahui dari yg Benar dan Salah?
Adakah indikator dari tubuh apakah bila bro Riky melakukan suatu perbuatan yg kurang baik?

thanks!
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

johan3000

QuoteRiky:
Itu relevan bagi anda semua,tapi tidak relevan lagi bagi saya om bagus...
Karena didalam MMD tidak ada namanya jalan atau cara apapun...
Jadi silakan deh,masing2 ke jalur masing2...
Tidak perlu mengusik 1 sama lain,karena bagaimanapun kebenaran diperoleh oleh diri sendiri bukan oleh orang lain...
Semoga ini dapat dipahami daripada berputar2 tentang hal2 yang tidak perlu dan tidak berguna....
Namaste

Quotekarena bagaimanapun kebenaran diperoleh oleh diri sendiri bukan oleh orang lain...

Acuan apa yg dipakai utk mengetahuan kebenaran yg diperoleh oleh diri sendiri (Riky) udah benar?
Tanda2nya apa?
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

ryu

Quote from: johan3000 on 09 September 2008, 10:36:39 AM
QuoteRiky:
Itu relevan bagi anda semua,tapi tidak relevan lagi bagi saya om bagus...
Karena didalam MMD tidak ada namanya jalan atau cara apapun...
Jadi silakan deh,masing2 ke jalur masing2...
Tidak perlu mengusik 1 sama lain,karena bagaimanapun kebenaran diperoleh oleh diri sendiri bukan oleh orang lain...
Semoga ini dapat dipahami daripada berputar2 tentang hal2 yang tidak perlu dan tidak berguna....
Namaste

Quotekarena bagaimanapun kebenaran diperoleh oleh diri sendiri bukan oleh orang lain...

Acuan apa yg dipakai utk mengetahuan kebenaran yg diperoleh oleh diri sendiri (Riky) udah benar?
Tanda2nya apa?
apakah masih perlu acuan? ketahuilah saudaraku, semua itu tidak relevan bahkan kebenaran itu sendiri juga tidak relevan.

Salam
Ryu
;D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Lily W

Bro Johan mirip Reporter dech... ;D ... setiap postingan selalu  ada pertanyaan.... :))

DD... Apa julukan yang bagus untuk Bro Johan? :))

_/\_ :lotus:
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

Edward

"Hanya dengan kesabaran aku dapat menyelamatkan mereka....."

andry

Samma Vayama

Adhitthana

Quote from: Lily W on 09 September 2008, 10:39:54 AM
Bro Johan mirip Reporter dech... ;D ... setiap postingan selalu  ada pertanyaan.... :))

DD... Apa julukan yang bagus untuk Bro Johan? :))

_/\_ :lotus:

Pendekar pemetik Bunga ....... ooopppsss  :hammer: """ JOke"""  ;)

apa yaah ....... julukannya  :-?
trus terang di forum ini banyak yg aye suka gaya postingan
Johan saceng , Arale, Semit, El Sol ... hmm sapa lagi yaak?
yg aye suka bukan isi postingan, tapi gaya komentar n pertanyaan
Unik ,... Kocak ,... mengelitik, ... jujur, sekaligus kadang2 menyebalkan (Johan n El Sol  ;D)

Btw...... El Sol kemana yaak?? ........ Kangen jg dah lama gak liat dia post  :'(
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Arale

Deg-degan, Deg-degan, Deg-degan

jadi malu
"N'cha"

Mr. Bagus

Quote from: Lily W on 09 September 2008, 10:39:54 AM
Bro Johan mirip Reporter dech... ;D ... setiap postingan selalu  ada pertanyaan.... :))

DD... Apa julukan yang bagus untuk Bro Johan? :))

_/\_ :lotus:

Mungkin yang tepat: Mr. Johan Bagus :p

Koneksi saya parah amat, mungkin ada masukan dari rekan2.. saya posting di "tolong" aja ya .. mohon bantuannya
:x Persepsi yang saya dapat dari pengalaman saya sendiri sebagai orang buta tidak bisa dibandingkan dengan orang yang melihat dengan terang. >:)<