News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

Yana dan Berpolitik dalam Buddhism

Started by Sukma Kemenyan, 04 September 2008, 04:48:18 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Riky_dave

Quote from: Kemenyan on 06 September 2008, 11:07:08 AM
Quote from: Riky_dave on 06 September 2008, 11:04:46 AMAnda setuju tidak bahwa kebenaran didapatkan :
Oleh diri sendiri....
Bukan oleh Tipitaka...
Bukan oleh Sang Buddha...
Memang demikian yang saya katakan,
Memang demikian yang saya tekankan,


Memang hanya diri sendiri yang bisa membawa kepada pembebasan,
bukan dibebaskan oleh Tipitaka ataupun Sang Buddha

Baik,anda sudah setuju.. :)
Dibeberapa posting anda saya lihat anda bersikap "ingin" mencari "kepastian" didalam "MMD"?
Saya quote kan :
Quote[at] Kainyn & andrew:
Coba dibaca ulang pertanyaannya:
Apakah MMD sejalan dengan JMB8 ?

Sejalan ?
Ya... yang saya pertanyakan sejalan...

Maksudnya sejalan?
JMB8 merupakan pecahan dari 4KM mengenai Berakhirnya Dukkha

dengan kata lain,
Pertanyaan saya adalah:
Apakah MMD Mengakhiri Dukkha?

Saya tidak meminta penjelasan panjang lebar mengenai Konsep JMB8 pada pertanyaan saya,
Bahkan saya sudah memberikan jawaban dalam jawaban,
yang direply sinis oleh pak hudoyo dengan jawaban point-per-point 1-9 pada (click)

Setelah melihat jawaban sinis dari pak hudoyo,
Saya menganggap kalau pak hudoyo sendiri enggan dianggap sebagai Buddhisme,
Enggan mengunakan kata "Dukkha",
Enggan mengunakan kata "Pencerahan",

Lalu,
Apakah salah saya pribadi berasumsi kalau MMD tidak sesuai JMB8?
Lantas saya menjadi bertanya2 didalam diri saya,"Kenapa anda terus mempertanyakan MMD bisa mengakhiri Dukkha atau tidak?Bukankah yang mengakhiri Dukkha adalah diri sendiri bukan MMD tersebut?" :)

Salam,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Sukma Kemenyan

Quote from: Riky_dave on 06 September 2008, 11:14:44 AM
Quote from: Kemenyan on 06 September 2008, 11:07:08 AM
Quote from: Riky_dave on 06 September 2008, 11:04:46 AMAnda setuju tidak bahwa kebenaran didapatkan :
Oleh diri sendiri....
Bukan oleh Tipitaka...
Bukan oleh Sang Buddha...
Memang demikian yang saya katakan,
Memang demikian yang saya tekankan,


Memang hanya diri sendiri yang bisa membawa kepada pembebasan,
bukan dibebaskan oleh Tipitaka ataupun Sang Buddha

Baik,anda sudah setuju.. :)
Dibeberapa posting anda saya lihat anda bersikap "ingin" mencari "kepastian" didalam "MMD"?
Saya quote kan :
[...]
Lantas saya menjadi bertanya2 didalam diri saya,
"Kenapa anda terus mempertanyakan MMD bisa mengakhiri Dukkha atau tidak?"
Bukankah yang mengakhiri Dukkha adalah diri sendiri bukan MMD tersebut? :)
Kelihatannya tulisan/pertanyaan tersebut mesti diperdetail sehingga bisa anda pahami...

"Apakah Praktik Meditasi Mengenal Diri bisa mengakhiri Dukkha atau Tidak?"

Saya kira anda yang cukup berpengalaman dalam memutar-mutar kata-kata mampu memahami perbedaan pertanyaan saya
dengan pernyataan saya mengenai "Oleh diri sendiri"

williamhalim

Quote from: Riky_dave on 06 September 2008, 11:14:44 AM

Lantas saya menjadi bertanya2 didalam diri saya,"Kenapa anda terus mempertanyakan MMD bisa mengakhiri Dukkha atau tidak?Bukankah yang mengakhiri Dukkha adalah diri sendiri bukan MMD tersebut?" :)


Tentu saja wajar mempertanyakan "apakah MMD bisa mengakhiri dukkha / tidak"
Karena tujuan Buddhisme adalah untuk "mengakhiri dukkha". Segala jalan yg mengklaim bisa membawa kepada akhir dukkha, tentu akan disambut dgn baik, namun pasti akan dipertanyakan, dinilai bukti2 yg telah ada dan ehipassiko oleh diri sendiri....

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Lily W

Quote from: willibordus on 06 September 2008, 11:02:22 AM
Quote from: Lily W on 05 September 2008, 11:24:08 PM
Menurut ajaran Buddha, bolehkan PURA2 bercakap KASAR?

Bro Johan.... ck...ck...ck....

Dalam buddhisme mana ada yang namanya pura2 bercakap KASAR.... ;D
Cakap Kasar ...terimalah buahnya ntar kalo ada kondisi yang pas... ;D


iya, malah terima 2 vipaka:
~ kamma BERPURA-PURA berucap kasar
~ kamma UCAPAN kasar

Kedua kamma ini akan menyumbangkan efeknya masing2 pula....

::

:jempol:

Tahukah berapa banyak akusala citta yang dihasilkan saat pura-pura bercakap KASAR? Trilyun lho... n  kita bisa jadi trilyuner akusala citta... ;D

_/\_ :lotus:
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

Riky_dave

Ya...masih tidak sadarkah anda kenapa tidak ketemu titik temu?
Karena anda sama sekali tidak mengerti jawaban2  yang telah dilontarkan...:)
Saya akan memulainya lagi dari awal :
Quote from: Riky_dave on 06 September 2008, 11:14:44 AM
Quote from: Kemenyan on 06 September 2008, 11:07:08 AM
Quote from: Riky_dave on 06 September 2008, 11:04:46 AMAnda setuju tidak bahwa kebenaran didapatkan :
Oleh diri sendiri....
Bukan oleh Tipitaka...
Bukan oleh Sang Buddha...
Memang demikian yang saya katakan,
Memang demikian yang saya tekankan,


Memang hanya diri sendiri yang bisa membawa kepada pembebasan,
bukan dibebaskan oleh Tipitaka ataupun Sang Buddha

Baik,anda sudah setuju.. :)
Dibeberapa posting anda saya lihat anda bersikap "ingin" mencari "kepastian" didalam "MMD"?
Saya quote kan :
Quote[at] Kainyn & andrew:
Coba dibaca ulang pertanyaannya:
Apakah MMD sejalan dengan JMB8 ?

Sejalan ?
Ya... yang saya pertanyakan sejalan...


Maksudnya sejalan?
JMB8 merupakan pecahan dari 4KM mengenai Berakhirnya Dukkha

dengan kata lain,
Pertanyaan saya adalah:
Apakah MMD Mengakhiri Dukkha?

Saya tidak meminta penjelasan panjang lebar mengenai Konsep JMB8 pada pertanyaan saya,
Bahkan saya sudah memberikan jawaban dalam jawaban,
yang direply sinis oleh pak hudoyo dengan jawaban point-per-point 1-9 pada (click)

Setelah melihat jawaban sinis dari pak hudoyo,
Saya menganggap kalau pak hudoyo sendiri enggan dianggap sebagai Buddhisme,
Enggan mengunakan kata "Dukkha",
Enggan mengunakan kata "Pencerahan",

Lalu,
Apakah salah saya pribadi berasumsi kalau MMD tidak sesuai JMB8?
Lantas saya menjadi bertanya2 didalam diri saya,"Kenapa anda terus mempertanyakan MMD bisa mengakhiri Dukkha atau tidak?Bukankah yang mengakhiri Dukkha adalah diri sendiri bukan MMD tersebut?" :)

Salam,
Riky


anda kemudian anda menjawab seperti berikut ini :
Quote from: Kemenyan on 06 September 2008, 11:20:38 AM
Kelihatannya tulisan/pertanyaan tersebut mesti diperdetail sehingga bisa anda pahami...

"Apakah Praktik Meditasi Mengenal Diri bisa mengakhiri Dukkha atau Tidak?"
Dan sudah anda saya tegaskan dan anda telah menyesetujuinya dalam quote berikut ini :
Quote from: Kemenyan on 06 September 2008, 11:07:08 AM
Quote from: Riky_dave on 06 September 2008, 11:04:46 AMAnda setuju tidak bahwa kebenaran didapatkan :
Oleh diri sendiri....
Bukan oleh Tipitaka...
Bukan oleh Sang Buddha...
Memang demikian yang saya katakan,
Memang demikian yang saya tekankan,


Memang hanya diri sendiri yang bisa membawa kepada pembebasan,
bukan dibebaskan oleh Tipitaka ataupun Sang Buddha

Jadi silakan anda menjawab pertanyaan saya yang berikut ini :
Lantas saya menjadi bertanya2 didalam diri saya,"Kenapa anda terus mempertanyakan MMD bisa mengakhiri Dukkha atau tidak?Bukankah yang mengakhiri Dukkha adalah diri sendiri bukan MMD tersebut?" :)
_/\_

Salam,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Lily W

~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

Riky_dave

Quote from: willibordus on 06 September 2008, 11:21:38 AM
Quote from: Riky_dave on 06 September 2008, 11:14:44 AM

Lantas saya menjadi bertanya2 didalam diri saya,"Kenapa anda terus mempertanyakan MMD bisa mengakhiri Dukkha atau tidak?Bukankah yang mengakhiri Dukkha adalah diri sendiri bukan MMD tersebut?" :)


Tentu saja wajar mempertanyakan "apakah MMD bisa mengakhiri dukkha / tidak"
Karena tujuan Buddhisme adalah untuk "mengakhiri dukkha". Segala jalan yg mengklaim bisa membawa kepada akhir dukkha, tentu akan disambut dgn baik, namun pasti akan dipertanyakan, dinilai bukti2 yg telah ada dan ehipassiko oleh diri sendiri....

owh...Baguslah,lantas apakah anda sudah berehipassiko MMD?
Bukti2 apa yang anda maksud?
Yang menjadi arahat orang lain bukan anda lho...
_/\_

Salam,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Sukma Kemenyan

Quote from: Riky_dave on 06 September 2008, 11:34:44 AM
Ya...masih tidak sadarkah anda kenapa tidak ketemu titik temu?
Karena anda sama sekali tidak mengerti jawaban2  yang telah dilontarkan...:)
Perlu diingat... Saya berbicara "Praktik"
dan Praktik itu dilakukan oleh Diri Sendiri

dengan kata laen,
Pertanyaan saya adalah:
Apakah seseorang yang mempraktekan meditasi MMD bisa membawa pada berakhirnya Dukkha?

Itulah pertanyaan saya...
Sudah bisa dipahami?

ngomong2x... anda masih dibangku sekolah bukan?
Boleh tau nilai pelajaran bahasa indonesia anda?

ryu

Quote from: Riky_dave on 06 September 2008, 11:47:28 AM
Quote from: willibordus on 06 September 2008, 11:21:38 AM
Quote from: Riky_dave on 06 September 2008, 11:14:44 AM

Lantas saya menjadi bertanya2 didalam diri saya,"Kenapa anda terus mempertanyakan MMD bisa mengakhiri Dukkha atau tidak?Bukankah yang mengakhiri Dukkha adalah diri sendiri bukan MMD tersebut?" :)


Tentu saja wajar mempertanyakan "apakah MMD bisa mengakhiri dukkha / tidak"
Karena tujuan Buddhisme adalah untuk "mengakhiri dukkha". Segala jalan yg mengklaim bisa membawa kepada akhir dukkha, tentu akan disambut dgn baik, namun pasti akan dipertanyakan, dinilai bukti2 yg telah ada dan ehipassiko oleh diri sendiri....

owh...Baguslah,lantas apakah anda sudah berehipassiko MMD?
Bukti2 apa yang anda maksud?
Yang menjadi arahat orang lain bukan anda lho...
_/\_

Salam,
Riky
Riky, orang berehipasiko bukan harus buktikan langsung saja, bisa dilihat dari sikap sang guru.murid :)
sama seperti mengetahui Narkoba itu tidak baik buat Tubuh, apa harus ehipasiko dicoba dulu baru tahu? toh dari informasi, pengalaman pengguna dll bisa jadi patokan :)
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

ryu

Quote from: Lily W on 06 September 2008, 11:41:09 AM
Badai belum berlalu.... ;D

_/\_ :lotus:
Ci Badai ga akan berlalu kalau kita tidak mau menghadapinya :)
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

williamhalim

Quote from: Riky_dave on 06 September 2008, 11:47:28 AM
Quote from: willibordus on 06 September 2008, 11:21:38 AM
Quote from: Riky_dave on 06 September 2008, 11:14:44 AM

Lantas saya menjadi bertanya2 didalam diri saya,"Kenapa anda terus mempertanyakan MMD bisa mengakhiri Dukkha atau tidak?Bukankah yang mengakhiri Dukkha adalah diri sendiri bukan MMD tersebut?" :)


Tentu saja wajar mempertanyakan "apakah MMD bisa mengakhiri dukkha / tidak"
Karena tujuan Buddhisme adalah untuk "mengakhiri dukkha". Segala jalan yg mengklaim bisa membawa kepada akhir dukkha, tentu akan disambut dgn baik, namun pasti akan dipertanyakan, dinilai bukti2 yg telah ada dan ehipassiko oleh diri sendiri....


owh...Baguslah,lantas apakah anda sudah berehipassiko MMD?
Bukti2 apa yang anda maksud?
Yang menjadi arahat orang lain bukan anda lho...


owh...Baguslah,lantas apakah anda sudah berehipassiko MMD? ada deh  ;)
Bukti2 apa yang anda maksud? ntar anda akan marah lagi kalo sy sebutkan   ^-^
Yang menjadi arahat orang lain bukan anda lho... jelaslah orang lain bukan saya dan saya bukan orang lain :))
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

williamhalim

Quote from: ryu on 06 September 2008, 11:50:13 AM

Riky, orang berehipasiko bukan harus buktikan langsung saja, bisa dilihat dari sikap sang guru.murid :)
sama seperti mengetahui Narkoba itu tidak baik buat Tubuh, apa harus ehipasiko dicoba dulu baru tahu? toh dari informasi, pengalaman pengguna dll bisa jadi patokan :)

Nah itu si Bro Ryu sudah bantu jawab soal pembuktian MMD.... ;D

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Sukma Kemenyan

Corat-coret dari Conversation Yahoo Messenger...

Johan3000:
menurut semar kan MMD universar... ngak tergantung ini dan itu. begitu text agama lain. Koq malah memperRENDAH/MERAGUKAN bagian dari Tripitaka..?
bukankah yg melatih MMD, nanti akan tau jawabannya sendiri, tanpa mempermasalahkan text!...
MMD kan cuma mengamatin aja.....
trus buat apa lari ke TEXT ??? toh nanti murid MMD akan
tau jawabannya sendiri............. begitu juga yg non Buddhist!
walaupun sebagian tx menurut semar menjadi hambatan...
ya no problem toh.... orang pelatih MMD bukan mengamatin text tsb koq!


Kemenyan:
Semua itu sebenarnya betul
Semar disini bicara Meditasi
dalam Meditasi memang seharusnya kita tidak membawa konsep dari luar
kita hanya mengamati


Johan3000:
MMD kan ngak perlu text!


Kemenyan:
Ya... itu dia... Disana kelebihan MMD (dimata non-buddhist)
Karena tak dijejal konsep non-buddhist gampang klop
tapi di buddhist tentu menjadi ribut..
terutama setelah dikatakan MMD tidak membutuhkan Text
dikarenakan kita mengasumsikan MMD itu Aliran


Johan3000:
orang sama non Buddhist aja ngak permasalahkan text,
malah di Buddhist sendiri yg jadi "ribut"


Kemenyan:
coba... susun ulang kata-katanya...
dalam Meditasi, kita tidak membutuhkan text, tidak membutuhkan konsep
Text dan Tipitaka hanya merupakan bahan analisa (diluar meditasi)
didalam meditasi, kita tidak membawa Text
itu yang bener...

namun...
Salahnya pak semar dan kita...
Kita mengasumsikan kalao pak semar berbicara diluar Meditasi
Seolah olah... pak semar berbicara... apa itu Tipitaka... bullshit doang...
Padahal penuturan kalimat yang benar adalah: "Dalam meditasi tidak perlu tipitaka, tidak perlu konsep-konsep, Itu cuma menjadi penghambat meditasi"

dan menurut pengalaman pribadi gw selama bermain Samatha
memang betul, Text, konsep cuma menjadi penghalang

kita tidak bisa menjalankan tugas...
Pikiran kita selalu terbayang akan konsep, terpikir mengenai sutta, etc... etc...
alih alih, kita bukan mengamati batin/objek, melainkan menganalisa sutta dalam meditasi

Sementara bagi non-buddhist,
mereka yang tidak mengenal konsep,
menjadi mudah bagi mereka untuk berkembang...


Johan3000:
jadi penulis dan pendengar/pengamat kurang jeli!
tp apakah hui neng yg konon buta huruf perlu tau apa itu 4KM?


Kemenyan:
4KM itu "Dukkha"
Kalau sudah mengerti Dukkha, apa perlu tau 4KM?

Gw ga kenal sapa hui neng
tapi kira kira gini... dalam meditasi (vipasanna) membuahkan pengetahuan...
pengetahuan inilah pengetahuan dhamma
bisa saja pengetahuan yg didapat disebut dengan sebutan laen... contoh (sunyata)
padahal... mereka mungkin saja sama-sama berbicara mengenai anatta


Kemenyan:
Kembali ke "Tidak butuhnya Text",
cara penyampaiannya kadang bikin kita kesel
seolah-olah tidak menghargai buddhism
seolah-olah seluruh pembacanya memiliki kebijaksanaan yang mampu mencerna tulisan menjelimet itu...
sehingga, ditakutkan Buddhist Pemula salah tangkap...


Johan3000:
Itulah "tugas" kita semua utk MELURUSKANnya...
Mungkin perlu cara penulisan yg lebih baik......


ryu

ada tambahan memang betul ketika mengetahui dukkha tidak perlu 4KM JMB8, tapi orang yang belum mengetahui Dukkha bagaimana? bukankah mengetahui Rakit tidak ada salahnya? Bahkan seharusnya rakit itu akan mempermudah khan? Pondasi Sila dibutuhkan yang pada akhirnya sila itu tidak diperlukan, tripitaka dibutuhkan pada akhirnya dilepaskan, apakah salah, itulah menurut saya pandangan Buddhist, bukan dengan meributkan sesuatu berlindung pada sutta2 pendukung :)
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Riky_dave

Quote from: Kemenyan on 06 September 2008, 11:49:19 AM
Quote from: Riky_dave on 06 September 2008, 11:34:44 AM
Ya...masih tidak sadarkah anda kenapa tidak ketemu titik temu?
Karena anda sama sekali tidak mengerti jawaban2  yang telah dilontarkan...:)
Perlu diingat... Saya berbicara "Praktik"
dan Praktik itu dilakukan oleh Diri Sendiri

dengan kata laen,
Pertanyaan saya adalah:
Apakah seseorang yang mempraktekan meditasi MMD bisa membawa pada berakhirnya Dukkha?
Saya tanyakan kembali kepada anda,"Yang berMMD itu mereka atau anda?"
Saya ilustrasikan saja :
Saya memakan apel,rasa apel itu ada dilidah saya,bisakah saya menjelaskan rasa apel itu kepada anda?
Lantas saya jadi bertanya lagi,"Bagaimana anda tahu jalan ini bisa "mengakhiri Dukkha",jalan ini tidak bisa "mengakhiri Dukkha"?Btw,Apakah Dukkha anda sudah berakhir?Atau anda sudah mencoba MMD?" :)
Saya katakan bahwa SB berkata "ehipassiko" ,dalam perenungan terhadap Dhamma ada kata2 seperti berikut,"Para bijaksana menyelami batin masing2,bla2...."
dan 1 lagi,"Banyak jalan menuju roma"
Kalau kata saudara Hokben sama saya waktu ym,"Ada 84.000(kalau tidak salah ya,saya agak lupa) jalan "menuju" Dhamma"...:)

QuoteItulah pertanyaan saya...
Sudah bisa dipahami?
Kalau asumsi saya sih,anda belum bisa menangkap makna dari kalimat saya,so kita lanjutkan saja ya diskusi ini... :)

Quotengomong2x... anda masih dibangku sekolah bukan?
Boleh tau nilai pelajaran bahasa indonesia anda?
Pelajaran bahasa saya merah :))
Kalau bulan ini dapat nilai 60,kelulusan 75 :))
_/\_

Salam,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...