Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...

Started by Edward, 21 February 2009, 03:52:27 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

adi lim

Quote from: chingik on 16 July 2011, 12:31:36 AM
Tetapi maksud saya juga adalah Sang Buddha mengatakan bahwa bhikkhuni dapat memperpendek umur Sasana, itu berkenaan dengan pernyataan yang menurunkan derajat wanita. Kemudian mengatakan wanita jika berlatih juga berpotensi mencapai kesucian tertinggi, yang mana ini berkenaan dengan mengangkat derajat wanita. Itu yang saya maksudkan kontradiksi.
 

menurut saya tidak berkontradiksi
yang mengatakan 'kontradiksi' adalah aliran2 tertentu utk 'pembenaran' atau tidak mengerti maksud dari Sang Buddha
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

chingik

Quote from: adi lim on 17 July 2011, 06:41:03 AM
menurut saya tidak berkontradiksi
yang mengatakan 'kontradiksi' adalah aliran2 tertentu utk 'pembenaran' atau tidak mengerti maksud dari Sang Buddha

Jaah, kalo ngomong gitu saya juga bisa. Kalo tau gitu mending saya tinggal ngomong gitu juga ke Om Indra atas statementnya yang mengatakan kontradiksi dlm mahayana:
"menurut saya tidak berkontradiksi
yang mengatakan 'kontradiksi' adalah aliran2 tertentu utk 'pembenaran' atau tidak mengerti maksud dari Sang Buddha"

Indra

Quote from: chingik on 17 July 2011, 08:52:59 AM
Jaah, kalo ngomong gitu saya juga bisa. Kalo tau gitu mending saya tinggal ngomong gitu juga ke Om Indra atas statementnya yang mengatakan kontradiksi dlm mahayana:
"menurut saya tidak berkontradiksi
yang mengatakan 'kontradiksi' adalah aliran2 tertentu utk 'pembenaran' atau tidak mengerti maksud dari Sang Buddha"

tapi ini namanya Plagiarism

chingik

Haha, mksd saya mencap orang dengan kata2 sperti itu siapa pun bisa. Tapi utk apa, kata2 seperti itu hanya ungkapan dari sikap fanatisme, ga relevan dengan sebuah diskusi. 

ryu

Quote from: chingik on 16 July 2011, 04:00:55 PM
Eh ga taunya dia beragama hindu
jadi apakah akan terlahir lagi?

apakah mahayana mengenal bahiya?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Kipasangin

Sepertinya ada, karena bahiya ada masuk dalam suttapitaka.karena sepertinya mahayana juga ada sutra pitaka yang isinya hampir sama..

chingik

Quote from: ryu on 17 July 2011, 11:10:26 AM
jadi apakah akan terlahir lagi?

apakah mahayana mengenal bahiya?
Bahiya telah mencapai nirvana, tentu saja tidak terlahir lagi. 
Apa relevansinya dengan pertanyaan "apakah mahayana mengenal bahiya?"

Dlm Samyuttagama dari Agama-sutra mencatat ttg Bahiya yang isinya paralel dengan Bahiya Sutta.



Indra

Quote from: chingik on 17 July 2011, 01:12:10 PM
Bahiya telah mencapai nirvana, tentu saja tidak terlahir lagi. 

apakah mencapai nirvana berarti tidak terlahir kembali?
bagaimana dengan Buddha?

Quote
Apa relevansinya dengan pertanyaan "apakah mahayana mengenal bahiya?"

Dlm Samyuttagama dari Agama-sutra mencatat ttg Bahiya yang isinya paralel dengan Bahiya Sutta.


source pls

adi lim

Quote from: chingik on 17 July 2011, 01:12:10 PM
Bahiya telah mencapai nirvana, tentu saja tidak terlahir lagi. 
Apa relevansinya dengan pertanyaan "apakah mahayana mengenal bahiya?"

Dlm Samyuttagama dari Agama-sutra mencatat ttg Bahiya yang isinya paralel dengan Bahiya Sutta.


bagaimana pula dibawah ini, apakah relevan atau memang inkonsisten atau gado2  :whistle:

Quote from: chingik on 12 July 2011, 08:40:14 PM
Iya, mahayana memandang secara berbeda lagi.
Dalam mahayana , siklus kematian dan kelahiran (samsara) bagi seorang arahat,paccekabuddha dan bodhisatva 8 bhumi ke atas telah berakhir. Mereka tidak dilahirkan lagi di triloka. Tetapi mereka masih memliki satu jenis siklus lain , saya hanya bisa terjemahkan bebas dari istilah mandarin "Bian Yi Sheng Si"  yg artinya kira2 sbg siklus perubahan.  Makhluk suci ini seperti inilah yg dikatakan dapat menjelma di triloka dan melakukan aktifitas menyelamatkan makhluk lain. Batin mereka telah bebas dari belenggu dan merealisasi pemahaman anatta, dengan inilah mereka baru dapat benar2 bekerja secara altruis dlm arti yg sesungguhnya. Dengan inilah mereka baru dapat mewujudkan apa yg menjadi cita2 agung, bekerja tanpa jeda demi kebahagiaan makhluk hidup di semesta.
Dalam Mahayana, mencapai kesucian bagi seseorang merupakan akhir dari belenggu siklus samsara (mengakhiri penderitaan sendiri) , pd saat yg sama juga merupakan langkah awal utk bekerja secara penuh  demi menyelamatkan makhluk lain yg tidak dibatasi oleh siklus samsara.     
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

ryu

Quote from: chingik on 17 July 2011, 01:12:10 PM
Bahiya telah mencapai nirvana, tentu saja tidak terlahir lagi. 
Apa relevansinya dengan pertanyaan "apakah mahayana mengenal bahiya?"

Dlm Samyuttagama dari Agama-sutra mencatat ttg Bahiya yang isinya paralel dengan Bahiya Sutta.



apakah kearahatannya sempurna atau setengah2? karena bahiya tidak mengajarkan apa2, atau tidak mempunyai murid.

apakah bahiya bisa menjelma di triloka?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Kipasangin

(kemungkinan dalam paham mahayana).
pencapaian tertingginya adalah bebas masuk(memasuki)-keluar samsara maupun nirvana.
sementara, bahiya memasuki nirvana, telah bebas seutuhnya-tak akan mundur & terlahir lagi, kecuali "dibangunkan" Para Buddha, menurut mahayana, orang mulia seperti bahiya belum mencapai tahapan "bebas masuk(memasuki)-keluar samsara maupun nirvana".
"bebas masuk(memasuki)-keluar samsara maupun nirvana" adalah pencapaian tertinggi seperti yang telah dicapai Sakyamuni, Avalokitesvara, Ksitigarbha, Manjusri,dll.

adi lim

Quote from: Kipasangin on 17 July 2011, 07:19:31 PM
(kemungkinan dalam paham mahayana).
pencapaian tertingginya adalah bebas masuk(memasuki)-keluar samsara maupun nirvana.
sementara, bahiya memasuki nirvana, telah bebas seutuhnya-tak akan mundur & terlahir lagi, kecuali "dibangunkan" Para Buddha, menurut mahayana, orang mulia seperti bahiya belum mencapai tahapan "bebas masuk(memasuki)-keluar samsara maupun nirvana".
"bebas masuk(memasuki)-keluar samsara maupun nirvana" adalah pencapaian tertinggi seperti yang telah dicapai Sakyamuni, Avalokitesvara, Ksitigarbha, Manjusri,dll.


wow !, ada juga cerita beginian :))

oh ternyata ada cara juga bisa bebas masuk-keluar samsara maupun nirwana
ketika orang sudah berada di nirwana bisa kembali lagi ke samsara
begitu juga sebaliknya
jadi nirwana dan samsara itu menurut bro kipas angin seperti suatu alam  !
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Kipasangin

Quote from: adi lim on 17 July 2011, 08:25:51 PM
wow !, ada juga cerita beginian :))

oh ternyata ada cara juga bisa bebas masuk-keluar samsara maupun nirwana
ketika orang sudah berada di nirwana bisa kembali lagi ke samsara
begitu juga sebaliknya
jadi nirwana dan samsara itu menurut bro kipas angin seperti suatu alam  !
sepertinya nirwana bukan sebuah alam, tetapi keadaan tidak terpikirkan,tapi nirwana bukannya tidak ada, nirwana itu ada. D

chingik

Quote from: Indra on 17 July 2011, 04:57:33 PM
apakah mencapai nirvana berarti tidak terlahir kembali?
bagaimana dengan Buddha?

source pls
Sudah tau perbedaan konsep antara dua aliran. Jadi ingin mencari pembenaran dari tolak ukur siap lagi? Kalo merasa tertarik dengan topik nirvana, boleh buka thread baru. 

-apakah tidak disebutkan sumber?   

chingik

Quote from: ryu on 17 July 2011, 06:59:16 PM
apakah kearahatannya sempurna atau setengah2? karena bahiya tidak mengajarkan apa2, atau tidak mempunyai murid.

apakah bahiya bisa menjelma di triloka?

Hanya berkenaan dengan bebas dari belenggu samsara, kearahatan disebut sempurna. Berkenaan dengan pencapaian pengetahuan sempurna,  arahat tidak sebanding dengan sammasambuddha, tidak sebanding ini dikatakan ketidaksempurnaan arahat.

Arahat yang menjelma bukan dilahirkan kembali.
Mohon dijawab, jika Arahat mati, apakah ada kemungkinan utk berhubungan dengan sesama arahat lain, dan dunia ini lagi?