Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...

Started by Edward, 21 February 2009, 03:52:27 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 3 Guests are viewing this topic.

adi lim

Quote from: Sunya on 11 February 2013, 07:17:25 AM
Istilah lama nirvana apa?

ndak tahu, emang sebelumnya apa ?
nah sekarang istilah anda baru saya baca

Quote
Jangan terburu-buru menyimpulkan sesuatu, biarlah semua mengalir seperti air. :)

_/\_

apa hubungan menyimpulkan sesuatu dengan mengalirnya aliran air ya  ???
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Sunya

Quote from: adi lim on 11 February 2013, 06:02:06 PM
ndak tahu, emang sebelumnya apa ?
nah sekarang istilah anda baru saya baca

apa hubungan menyimpulkan sesuatu dengan mengalirnya aliran air ya  ???

Bila yang sebelumnya tidak tahu, bagaimana ada kesimpulan ada istilah baru arti Nirvana?

Mengalir seperti air, bukan mengalirnya aliran air. Semoga bisa dicermati lagi. Salam.  _/\_

dilbert

Quote from: Sunya on 11 February 2013, 06:22:27 PM
Bila yang sebelumnya tidak tahu, bagaimana ada kesimpulan ada istilah baru arti Nirvana?

Mengalir seperti air, bukan mengalirnya aliran air. Semoga bisa dicermati lagi. Salam.  _/\_

dan apakah bro sunya sudah mengalami nirvana lama dan nirvana baru ?
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

adi lim

Quote from: Sunya on 11 February 2013, 06:22:27 PM
Bila yang sebelumnya tidak tahu, bagaimana ada kesimpulan ada istilah baru arti Nirvana?

nirvana, yang arti lama, dari anda apa ?

terus anda sudah mengalami yang nirvana lama atau nirvana baru !
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Sunya

Quote from: dilbert on 13 February 2013, 12:08:56 PM
dan apakah bro sunya sudah mengalami nirvana lama dan nirvana baru ?

Maaf, sebelum dijawab, bisa dijelaskan definisi nirvana lama dan nirvana baru?

Salam.  _/\_

Sunya

Quote from: adi lim on 13 February 2013, 05:08:53 PM
nirvana, yang arti lama, dari anda apa ?

terus anda sudah mengalami yang nirvana lama atau nirvana baru !

Yang melontarkan premis ini adalah Anda sendiri:

Quote from: adi lim on 11 February 2013, 05:57:32 AM
tambah istilah baru arti Nirvana

ujung2nya kosong adalah isi, isi adalah kosong  ^-^

Mungkin Anda bisa menjelaskan arti silogisme tersebut?

_/\_

dilbert

VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

jsilavati

Ikutilah Teladan Sang Buddha
Sangatlah bijaksana apabila kita senantiasa mengingat bahwa tidak pernah terdapat 'Theravada', 'Mahayana', atau 'Vajrayana' di era Sang Buddha Gautama membabarakan Dharma. Label-label tersebut baru diperkenalkan di era sesudahnya oleh umat Buddha sebagai suatu alasan untuk memudahkan mereka memahami darimana seseorang itu memandang kedalaman dan totalitas dari Sang Buddha dan AjaranNya. Karenanya kita tidak seharusnya bermimpi untuk menyebut Sang Buddha sebagai seorang 'Theravada', 'Mahayana', atau 'Vajrayana' , bahkan Sang Buddha tidak pernah menyebut diriNya sebagai seorang 'Buddhist'.

Ven. Piyasilo
Vihara Buddhist Damansara
Hari Devarohana (14 Oktober 1981)
Ditulis khusus untuk UNISAINS 1981
Dari naskah asli : The One Way, A Comparative Study of Mahayana and Theravada
Penerjemah : Ir. Edij Juangari
Diterbitkan oleh : Yayasan Penerbit Karaniya, Bandung _/\_

dilbert

Ikutilah Teladan Sang Buddha
Sangatlah bijaksana apabila kita senantiasa mengingat bahwa tidak pernah terdapat 'Theravada', 'Mahayana', atau 'Vajrayana' di era Sang Buddha Gautama membabarakan Dharma. Label-label tersebut baru diperkenalkan di era sesudahnya oleh umat Buddha sebagai suatu alasan untuk memudahkan mereka memahami darimana seseorang itu memandang kedalaman dan totalitas dari Sang Buddha dan AjaranNya. Karenanya kita tidak seharusnya bermimpi untuk menyebut Sang Buddha sebagai seorang 'Theravada', 'Mahayana', atau 'Vajrayana' , bahkan Sang Buddha tidak pernah menyebut diriNya sebagai seorang 'Buddhist'.

Ven. Piyasilo
Vihara Buddhist Damansara
Hari Devarohana (14 Oktober 1981)
Ditulis khusus untuk UNISAINS 1981
Dari naskah asli : The One Way, A Comparative Study of Mahayana and Theravada
Penerjemah : Ir. Edij Juangari
Diterbitkan oleh : Yayasan Penerbit Karaniya, Bandung _/\_

---

Bukti-nya beda tuh ajarannya...
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

seniya

Quote from: jsilavati on 04 July 2014, 11:55:50 AM
Ikutilah Teladan Sang Buddha
Sangatlah bijaksana apabila kita senantiasa mengingat bahwa tidak pernah terdapat 'Theravada', 'Mahayana', atau 'Vajrayana' di era Sang Buddha Gautama membabarakan Dharma.

Saya setuju bahwa belum ada yang disebut 'Theravada', 'Mahayana', atau 'Vajrayana' di era Sang Buddha Gautama membabarakan Dharma. Masa tersebut disebut masa Buddhisme prasektarian atau Buddhisme awal.

QuoteLabel-label tersebut baru diperkenalkan di era sesudahnya oleh umat Buddha sebagai suatu alasan untuk memudahkan mereka memahami darimana seseorang itu memandang kedalaman dan totalitas dari Sang Buddha dan AjaranNya. Karenanya kita tidak seharusnya bermimpi untuk menyebut Sang Buddha sebagai seorang 'Theravada', 'Mahayana', atau 'Vajrayana' , bahkan Sang Buddha tidak pernah menyebut diriNya sebagai seorang 'Buddhist'.

Munculnya aliran2 tsb sebenarnya bukan karena "diperkenalkan sebagai suatu alasan untuk memudahkan mereka memahami darimana seseorang itu memandang kedalaman dan totalitas dari Sang Buddha dan AjaranNya", melainkan memang ada perbedaan penafsiran dan pandangan terhadap Dhamma dan Vinaya itu sendiri. Untuk lebih memahami mengapa muncul aliran-aliran (sektarianisme)  terutama pada masa Buddhisme awal, silahkan baca2 topik2 di subforum Buddhisme Awal ;D
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

jsilavati


hwakened

Izinkan mngakhiri dgn sebuah cerita :

Ad 4 kapal yg bertujuan ke daratan seberang, keempat kapal tlah lama mngambang di laut tanpa prnah mncapai tujuannya

Di dlm kapal2 itu didiami org yg telah mngakhiri penderitaanny sndiri dgn carany sndiri ;

-kapal pertama : Si cerdas - mngakhiri derita dgn mlampaui kecerdasannya sndiri.. hny dgn kompas dan layar dia duduk berdiam , hening

-kapal kedua : Si pelafal paritta -  mngakhiri derita dgn percaya penuh dan membaca paritta.. kaplny kosong.. dia tlah berserah diri pd alam , mahkluk dr sgala alam , bodhisatta akan mmbawa ny ke seberang

-kapal ketiga : Si pekerja - mngakhiri derita dgn slalu berbuat, dia slalu trlht bahagia baik mncuci toilet maupun mnambal kapalny, kapalny besar, sjk brlayar dia tlh bkrja tnpa henti mngmbl apapun d prjalananny utk dtambal, mmberi apapun yg dibutuhkan stiap org dia temui, dia pcy buah dr kerjany akan mmbawa ny sampai d seberang

-kapal keempat : Si sesat - mngakhiri derita dgn mlatih energi, dia mggunakan mantra , api dll utk mmbangkitkan energi ny, dia prcy smua alam semesta hanya brasal dr satu energi, kplny pun dlgkpi mesin boat yg pd jaman itu blm ada.

Badai tb2 dtg dr kjauhan dan keempat kapal brtemu, keempat slg brdebat, skeptis dgn metode kapal lain. Mis: si cerdas mmprtnykn si pelafal yg blm mngalami penaklukkan intelekny dan si pelafal jg heran saja dgn si cerdas yg tdk berserah diri spenuhny.

Ketika badai melahap kapal2 itu smua loncat kapal, si cerdas yg trkhr krn byk prtnyaan. Smua brkmpl di kapal si sesat, dia mnyalakan mesinny dgn energi dan mrk keluar dr badai, tiba di pulau seberang.

Yg prtama sampai td pun dtg mnyambut; keempat org itu brtny2 : Kenapa skrg pula br bs sampai?
Yg pertama mnjawab : Akhirny 4 org keras kepala ini bersama

Salam metta