Dalam doktrin Mahayana, hinayana tidak dipandang sbg sebuah aliran.
Jadi hinayana menurut Sutra Mahayana itu ditujukan pada siapa? Ada beberapa bhikkhu sebagai siswa sravaka yang hanya merasa pencapaiannya sudah final dan tidak mau melanjutkan nasihat Buddha. Merekalah yang disebut hinayana. Tidaklah aneh bila Buddha mengkritisi mereka, sama seperti ketika Buddha mengkritisi para pertapa yg berbeda pandangan dengan Buddha.
Sariputta , Mahakasyapa, Moggallana sbg siswa sravaka utama tidak dipandang sebagai hinayana, karena akhirnya mereka juga diramalkan akan menjadi Buddha.
Jadi menjadi hinayana atau tidak, itu tergantung pd aspirasi batin. Bukan berarti seseorang melatih ajaran sravaka lalu disebut hinayana.
Sebagai contoh, Master Yinshun adalah bhiksu Mahayana yang sangat menjunjung tinggi kitab Agama Sutra.
Master Zhiyi (pendiri tradisi Tientai di China) juga mengajar teknik samatha vipasyana kepada kakaknya.
Jadi tidak benar bila semua hal yg berhubungan dengan jalan sravaka dianggap sebagai hinayana.
Pandangan seseorang yang menentukan seseorang masuk ke mana, hinayana atau mahayana, Bukan karena sesuatu yang dipelajarinya, bukan dari hal ekternal. Karena hinayana maupun mahayana bukan aliran.
Seperti seseorang yang berpandang kebenaran hanya ditemukan dalam ajaran dan kitab suci agama saya dan bukan dari yang lain. Jika seseorang berpandangan seperti ini maka cara pandangnya yang menentukan dia masuk kemana, seperti contoh disini orang tersebut masuk ke dalam orang yang berpandangan sempit.
Buddha sendiri menganjurkan untuk mencari kebenaran dalam ajarannya dan bukan mempercayai tanpa menyelidiki. Tidak seperti agama lain pada saat zaman Buddha yang mengatakan ajaran mereka yang paling benar. Buddha tidak seperti itu ketika dalam membabarkan ajaran kepada umat dari agama lain.
Maka cara pandang seseorang yang menentukan dia berpandangan sempit atau berwawasan luas.