Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...

Started by Edward, 21 February 2009, 03:52:27 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

N1AR


naviscope

^
^
^
pake shurangama sutra
disono diajarkan cara membedakan yang sesat sama yang tidak sesat.
cara mengontrol indera2 tubuh....
cara menangkis godaan iblis.

pake lakavantara sutra (sutra biru) juga bisa, sehingga tidak terjadi dualisme...
Tinggalkan masa lalu, lepaskan beban akan masa depan, tidak terikat dengan yang sekarang maka kamu akan merasakan kedamain batin.

Leave the past alone, do not worry about the future, do not cling to the present and you will achieve calm.

sabdo palon

Quote from: naviscope on 27 March 2009, 09:18:22 AM
^
^
^
se7, satu2 oi, nafsu bangetttt semua... ;D


bukan nya di theravada

jauh-jauh sebelum sakyamuni mencapai pencerahan, dia bertemu dengan buddha dipankara yang mengajarkan dharma kepada dia?

kenapa sekarang mereka sangat sulit untuk mempercayai ada buddha lain yang membabarkan dharma ya?

Ini pernyataan aneh, di sutta mana dikatakan bahwa pertapa Sumedha belajar Dhamma dari Buddha Dipankara? memang pertapa Sumedha mendapat penetapan tetapi bukan belajar Dhamma.

naviscope

petapa sumedha begitu serius menunggu kedatangan dan menyambut buddha dipankara...

trus begitu dia selesai menyambut buddha dipankara.
apakah pernah disebutkan tujuan buddha dipankara datang?
apakah cuma datang, buat ramah tamah, trus pergi?
tidak ada kotbah dharma sama sekali? so wasted u know....

atau memang buddha dipankara ada berkotbah, tapi
petapa sumedha tidak ikut?petapa sumedha pergi? pulang dulu-an? mgkn ada urusan... ;D

no offense, just asking.... :P

CMIIW,

navis
Tinggalkan masa lalu, lepaskan beban akan masa depan, tidak terikat dengan yang sekarang maka kamu akan merasakan kedamain batin.

Leave the past alone, do not worry about the future, do not cling to the present and you will achieve calm.

sabdo palon

Quote from: coedabgf on 27 March 2009, 08:55:59 AM
Quote from: hendrako on 26 March 2009, 12:58:32 PM
"Berbahagialah orang yang percaya namun tidak melihat."

Apabila tidak melihatnya saya ganti dengan buta, yg notabene adalah sinonim dari kata "tidak melihat,
bukankah kalimat tersebut menjadi:

"Berbahagialah orang yang percaya, buta."

Maaf sebelumnya, bukan bermaksud menyinggung, namun memang itulah yang dikatakan sebagai 'Iman", yang berbeda dengan ke"yakin"an, yang "melihat", apapun agamanya atau bahkan tidak ber"agama" sama sekali.


pernyataan bung hendrako sudah saya jelaskan sekalian pada tulisan diatas Reply #159.

Berbahagialah orang buta yang percaya (masuk kr****n)   ;D

K.K.

Quote from: sabdo palon on 27 March 2009, 11:12:11 AM
Quote from: naviscope on 27 March 2009, 09:18:22 AM
^
^
^
se7, satu2 oi, nafsu bangetttt semua... ;D


bukan nya di theravada

jauh-jauh sebelum sakyamuni mencapai pencerahan, dia bertemu dengan buddha dipankara yang mengajarkan dharma kepada dia?

kenapa sekarang mereka sangat sulit untuk mempercayai ada buddha lain yang membabarkan dharma ya?

Ini pernyataan aneh, di sutta mana dikatakan bahwa pertapa Sumedha belajar Dhamma dari Buddha Dipankara? memang pertapa Sumedha mendapat penetapan tetapi bukan belajar Dhamma.
Menurut Tradisi Theravada, pelajaran Dhamma memang bisa didapatkan seorang Bodhisatta dari Buddha yang ada pada masa itu. Contohnya Bodhisatta Gotama pada kehidupan sebagai Jotipala, menjadi bhikkhu dari Samma Sambuddha Kassapa.

Yang sebetulnya berbeda adalah dalam Tradisi Theravada, ajaran semua Buddha adalah sama PERSIS.
Jadi berbeda dengan aliran lain misalnya Mahayana yang mengajarkan ajaran alternatif dari Buddha Amitabha (yaitu tekad menuju Sukhavati yang tidak diajarkan Buddha Sakyamuni), atau juga misalnya aliran Maitreya yang mengajarkan ajaran Buddha itu bisa kadaluwarsa dan digantikan dengan ajaran Buddha berikutnya.

sabdo palon

Quote from: naviscope on 27 March 2009, 11:18:59 AM
petapa sumedha begitu serius menunggu kedatangan dan menyambut buddha dipankara...

trus begitu dia selesai menyambut buddha dipankara.
apakah pernah disebutkan tujuan buddha dipankara datang?
apakah cuma datang, buat ramah tamah, trus pergi?
tidak ada kotbah dharma sama sekali? so wasted u know....

atau memang buddha dipankara ada berkotbah, tapi
petapa sumedha tidak ikut?petapa sumedha pergi? pulang dulu-an? mgkn ada urusan... ;D

no offense, just asking.... :P

CMIIW,

navis

Balik bertanya padahal belum menjawab, sudah ketemu jawabannya belum bro Navis? sudah baca belum kisahnya? Baca dulu ya? no offense  ;D

naviscope

sudah baca kisahnya bro

tapi tidak lengkap
tidak mendetail....

setelah membungkuk buat di injak oleh buddha dipankara
dia langsung bertekad menjadi buddha
trus diramalkan bakal jadi samma sambuddha (oleh buddha dipankara)

tapi tidak diceritakan, trus petapa sumedha, setelah itu ikut rombongan atau langsung pulang rumah?
Tinggalkan masa lalu, lepaskan beban akan masa depan, tidak terikat dengan yang sekarang maka kamu akan merasakan kedamain batin.

Leave the past alone, do not worry about the future, do not cling to the present and you will achieve calm.

naviscope

Quote from: Kainyn_Kutho on 27 March 2009, 11:23:37 AM
Quote from: sabdo palon on 27 March 2009, 11:12:11 AM
Quote from: naviscope on 27 March 2009, 09:18:22 AM
^
^
^
se7, satu2 oi, nafsu bangetttt semua... ;D


bukan nya di theravada

jauh-jauh sebelum sakyamuni mencapai pencerahan, dia bertemu dengan buddha dipankara yang mengajarkan dharma kepada dia?

kenapa sekarang mereka sangat sulit untuk mempercayai ada buddha lain yang membabarkan dharma ya?

Ini pernyataan aneh, di sutta mana dikatakan bahwa pertapa Sumedha belajar Dhamma dari Buddha Dipankara? memang pertapa Sumedha mendapat penetapan tetapi bukan belajar Dhamma.

Menurut Tradisi Theravada, pelajaran Dhamma memang bisa didapatkan seorang Bodhisatta dari Buddha yang ada pada masa itu. Contohnya Bodhisatta Gotama pada kehidupan sebagai Jotipala, menjadi bhikkhu dari Samma Sambuddha Kassapa.


Yang sebetulnya berbeda adalah dalam Tradisi Theravada, ajaran semua Buddha adalah sama PERSIS.
Jadi berbeda dengan aliran lain misalnya Mahayana yang mengajarkan ajaran alternatif dari Buddha Amitabha (yaitu tekad menuju Sukhavati yang tidak diajarkan Buddha Sakyamuni), atau juga misalnya aliran Maitreya yang mengajarkan ajaran Buddha itu bisa kadaluwarsa dan digantikan dengan ajaran Buddha berikutnya.


oh ic, nice info bro kaiyn kutho

ternyata tidak belajar dari buddha dipankara
tapi belajar dari buddha kasyapa....
Tinggalkan masa lalu, lepaskan beban akan masa depan, tidak terikat dengan yang sekarang maka kamu akan merasakan kedamain batin.

Leave the past alone, do not worry about the future, do not cling to the present and you will achieve calm.

dilbert

Quote from: Edward on 27 March 2009, 12:22:15 AM
Sekali lagi Marcedes, rasanya anda kurang mengerti.

Coba saya jawab secara singkat kepada anda:

Yang ada dalam SUTTA VERSI THERAVADA ITU SALAH!!
KARENA DALAM SUTRA MAHAYANA BERBEDA!
So, MEMASUKKAN KUTIPAN SUTTA THERAVADA TIDAK RELEVAN, KARENA ISI-nya RANCU,MELENCENG dan MELAYANG-LAYANG DARI DHARMA YANG SEBENARNYA!

jadi menurut bro edward bahwa THERAVADA dan MAHAYANA itu berbeda... bisa ya BUDDHA GOTAMA menurunkan ajaran yang katanya berkelanjutan tetapi pada kenyataannya BERBEDA...
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

K.K.

Quote from: naviscope on 27 March 2009, 11:30:55 AM
oh ic, nice info bro kaiyn kutho

ternyata tidak belajar dari buddha dipankara
tapi belajar dari buddha kasyapa....

Bukan hanya Buddha Kassapa, tetapi dari semua Buddha juga. Bedanya lagi, menurut Tradisi Theravada, selama seorang Bodhisatta belum menjadi Buddha (di kehidupan terakhirnya), maka ia tidak mencapai pencerahan atau kesucian apa pun. Ia tetap hanya "orang biasa".

Gunawan

Just Asking yach.... ;)  Apakah Mahayana banyak mengambil Ajaran-ajaran dari Rahib-rahib China (Fa-Xien,I Ching,Xuan Zhuang) yang mengambil kitab suci ke barat ?. Kalo tidak salah mereka bertiga mengeluarkan 3 kitab yang berbeda tentu dengan pendapatnya masing-masing... dan pada saat itu juga terdengar banyak Kaisar-kaisar yang anti Buddhism sehingga membakar habis Kitab-kitab yang ada.

No Offense ..Just Asking.... ;D

_/\_
Gunawan S S
Yo kho Vakkali dhamma? passati so ma? passati; yo ma? passati so dhamma? passati.
Dhammañhi, vakkali, passanto ma? passati; ma? passanto dhamma? passati"

naviscope

Quote from: Kainyn_Kutho on 27 March 2009, 11:42:47 AM
Quote from: naviscope on 27 March 2009, 11:30:55 AM
oh ic, nice info bro kaiyn kutho

ternyata tidak belajar dari buddha dipankara
tapi belajar dari buddha kasyapa....

Bukan hanya Buddha Kassapa, tetapi dari semua Buddha juga. Bedanya lagi, menurut Tradisi Theravada, selama seorang Bodhisatta belum menjadi Buddha (di kehidupan terakhirnya), maka ia tidak mencapai pencerahan atau kesucian apa pun. Ia tetap hanya "orang biasa".

berarti sama donk dengan yang dalam sutra intan ("Vajracheddika prajna paramita")

if i am not mistaken
di sutra intan, distate, kalau pada saat yang paling penting, saat detik2 terakhir mencapai pencerahan
tiba2 saja masih terdapat sedikit saja sedikit kemelekatan, ato something like that.

maka pencapaian yang telah dicapai, akan direset jadi nol kembali (alias jadi orang biasa).

so base on this,
ternyata ada persamaan presepsi antara mahayana n theravada.  ^-^
Tinggalkan masa lalu, lepaskan beban akan masa depan, tidak terikat dengan yang sekarang maka kamu akan merasakan kedamain batin.

Leave the past alone, do not worry about the future, do not cling to the present and you will achieve calm.

Indra

Quote from: naviscope on 27 March 2009, 11:29:33 AM
sudah baca kisahnya bro

tapi tidak lengkap
tidak mendetail....

setelah membungkuk buat di injak oleh buddha dipankara
dia langsung bertekad menjadi buddha
trus diramalkan bakal jadi samma sambuddha (oleh buddha dipankara)

tapi tidak diceritakan, trus petapa sumedha, setelah itu ikut rombongan atau langsung pulang rumah?


ada kok diceritakan, setelah Buddha Dipankara mengucapkan ramalan, selanjutnya Buddha Dipankara dan rombongan melanjutkan perjalanan disertai oleh para penduduk Ramavati, ke vihara yang dibangun khusus untuk Buddha dan rombongan, di sana Buddha Dipankara memberi ceramah Dhamma kepada para penduduk. sedangkan pada saat yang sama Sumedha malah bermeditasi dan merenungkan 10 Paramita yang harus dipenuhi untuk mencapai cita-citanya di masa depan.

Jadi memang benar, bahwa Petapa Sumedha tidak belajar dari Buddha Dipankara.


dilbert

Sembilan Kehidupan Lampau Siddharta Sebagai Bhikkhu
(i) Sebagai Raja Dunia Vijitavi yang kemudian menjadi bhikkhu pada masa Buddha Kondanna,
(ii) Sebagai Brahmana Suruci dan kemudian menjadi bhikkhu pada masa Buddha Manggala,
(iii) Sebagai Brahmana Uttara dan menjadi bhikkhu pada masa Buddha Sumedhà,
(iv) Sebagai raja dunia dan kemudian menjadi bhikkhu pada masa Buddha Sujàta,
(v) Sebagai Raja Vijitavi dan kemudian menjadi bhikkhu pada masa Buddha Phussa,
(vi) Sebagai Raja Sudassana dan menjadi bhikkhu pada masa Buddha Vessabhu,
(vii) Sebagai Raja Khemà dan menjadi bhikkhu pada masa Buddha Kakusandha,
(viii) Sebagai Raja Pabbata dan menjadi bhikkhu pada masa Buddha Konàgamana,
(ix) Sebagai Jotipàla, si pemuda brahmana dan kemudian menjadi bhikkhu pada massa Buddha Kassapa.

Demikianlah Beliau menerima ramalan dalam sembilan kehidupan sebagai bhikkhu

Sumber : Riwayat Agung Para Buddha (hal 383-384)
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan