Buddha dan Cinta Kasih

Started by Petrus, 18 November 2008, 01:45:25 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

dilbert

Quote from: hatRed on 18 November 2008, 05:21:23 PM
Quote from: reenzia on 18 November 2008, 05:13:29 PM
saya pikir cinta kasih bukan bentuk keinginan dari aku, karena adanya hasrat untuk tercapai, mengkondisikan diri untuk mencintai

cinta kasih lebih kepada keadaan/kondisi, yg bebas dari keinginan dari aku tersebut

ke Aku an ini, lebih dari sekedar ego.

dan metta adalah kemelekatan kita terhadap perasaan.

dimana .... err........ saya lupa tuh ada yang inget gak ...
kata2 yg kayak model master yoda itu..

karena ada kesadaran maka ada perasaan
karena ada perasaan maka muncul bentuk2 pikiran
...........

maapin kalo urutannya salah,dan tolong dikoreksi atau diberikan yg benar maklum ingetan ku payah.

semoga bermanfaat


Ada 12 sebab-musabab (nidana) yang saling bergantungan berkaitan dengan kehidupan makhluk (tumimbal lahir). Keduabelas nidana itu yaitu:

1. Avijja Paccaya Sankharang
Dengan adanya Avijja (ketidaktahuan/kebodohan), maka muncullah
Sankhara (bentuk-bentuk perbuatan/kamma).
2. Sankhara Paccaya Vinnanang
Dengan adanya Sankhara (bentuk-bentuk perbuatan/kamma), maka muncullah
Vinnana (kesadaran).
3. Vinnana Paccaya Nama-Rupang
Dengan adanya Vinnana (kesadaran), maka muncullah
Nama-Rupa (batin dan jasmani).
4. Nama-Rupa Paccaya Salayatanang
Dengan adanya Nama-Rupang (batin dan jasmani), maka muncullah
Salayatana (enam indera).
5. Salayatana Paccaya Phassa
Dengan adanya Salayatana (enam indera), maka muncullah
Phassa (kesan-kesan).
6. Phassa Paccaya Vedana
Dengan adanya Passa (kesan-kesan), maka muncullah
Vedana (perasaan)
7. Vedana Paccaya Tanha
Dengan adanya Vedana (perasaan), maka muncullah
Tanha (keinginan/kehausan).
8. Tanha Paccaya Upadanang
Dengan adanya Tanha (keinginan/kehausan), maka muncullah
Upadana (kemelekatan).
9. Upadana Paccaya Bhavo
Dengan adanya Upadana (kemelekatan), maka muncullah
Bhava (proses tumimbal lahir).
10. Bhava Paccaya Jati
Dengan adanya Bhava (proses tumimbal lahir), maka muncullah
Jati (kelahiran kembali).
11. Jati Paccaya Jaramaranang
Dengan adanya Jati ( kelahiran kembali), maka muncullah
Jaramaranag (kelapukan, kematian, keluh-kesah, sakit, dan sebagainya).
12.Jaramaranang
Kelapukan, kematian, keluh-kesah, sakit, dan sebagainya merupakan akibat dari adanya kelahiran kembali.
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Riky_dave

Quote from: chomed on 18 November 2008, 05:27:32 PM
cinta
jika dilandasi dengan keinginan untuk mendapatkan balasan (kamma)
bisa di bilang masih memiliki kemelekatan!
sedangkan para arahat memiliki metta (cinta kasih) kepada semua makhluk tanpa memiliki keinginan untuk mendapatkan sesuatu ataupun hasil dari perbuatannya itu (kamma)




_/\_
Setuju,lantas darimana datangnya "cinta itu"? :)

Salam hangat,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Riky_dave

Quote from: nyanadhana on 18 November 2008, 05:29:18 PM
kan sama kamu rekan Riky_Dave,setelah lama dari pertapaan bagaimana hasilnya,mungkin banyak dari kami yang masih buta jadi sharing donk pengalamannya,apa yang benar menurut pemikiran Riky.
Wah....saya bukan Sammasambuddha lho....Jadi kalau seorang SammaSambuddha saja tidak sanggup mencerahkan orang laen,bijimana lagi dengan saya umat awam ini? :)
Sedangkan yang berpegang teguh sama Tipitaka aja masih nyimpang,apalagi saya yang dianggap tidak berpegang pada Tipitaka? :)
Toh seperti kata SB,"Apa yang ditanam,itu yang dituai "

Salam hangat,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

nyanadhana

Oh bukannya itu kata SJ yah bukan SB...
lagian Tipitaka yang dipegang menurut kamu kan udah menyimpang,bhikkhu2 juga sudah salah mengajarkan Dhamma,jadi ajarkanlah kami mana yang benar seperti yang diajarkan gurumu kepadamu,sehingga kami tidak seperti domba tersesat yang harus menjawab rangkaian puisi dan koanmu.
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one's own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Riky_dave

#49
Quote from: hatRed on 18 November 2008, 05:29:34 PM
Quote from: Riky_dave on 18 November 2008, 05:22:03 PM

QuoteAda perbuatan baik yang dilandasi pandangan benar, yang tujuannya menuju terbebasnya dukkha. Mencintai sesama, menolong orang, keyakinan, meditasi, jika dilakukan berdasarkan ketidakserakahan, ketidakbencian, ketidakbodohan, ditujukan untuk berhentinya dukkha adalah hal-hal yang dianjurkan.
Benarkah begitu adanya?Perbuatan baik yang tidak berdasrkan lobha,moha dan dosa ditujukan untuk berhentinya dukkha?
Dukkha apa ini om? :)
Mohon bimbingannya kepada yang masih awam ini...

_/\_

Salam hangat,
Riky

mo bantu jawab aja
tuk om karuna_murti harap dikoreksi ya

kalau diliat lagi (sudah saya tebalkan) perbuatan baik dengan pandangan benar inilah yang dapat menyebabkan berhentinya dukkha , bahasa palinya ada yg bisa bantu gak
munculnya dukkha
sebab munculnya dukkha
berakhirnya dukkha
sebab berakhirnya dukkha
Hehehe,benarkah begitu adanya?Pandangan benar?apa yang disebut pandangan benar(Samma Ditthi) ini?

Quotenah jadi kita sudah berbuat baik tapi belum menghilangkan dukka itu artinya karena kita berbuat baik (metta) tanpa adanya suatu pandangan benar.
Hehehe,dari mana anda tahu berbuat baik tanpa pandangan benar(micchi ditthi) dengan berbuat baik dengan pandang benar(Samma Ditthi)? :)

Quotejadi kalau ujung2nya seperti ini, hanya orang yang mempunyai pandangan benarlah (arahat) yang bisa menerapkannya. maka itu ada Ahosi Kamma
Lho?Orang suci(Arahantta) dan Buddha itu "perbuatannya" disebut kiriya,bukan ahosi kamma,ahosi kamma yaitu kamma "basi atau kadarluarsa"...Perbuatan yang dilakukan seorang Buddha bukan disebut Ahosi,tapi kiriya... :)

Salam hangat,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Petrus

Quote from: dilbert on 18 November 2008, 05:21:29 PM
Anda benar sekali, makanya kita kita belum bisa ARAHAT... masih di JALAN (MAGGA)... belum mencapai HASIL (PHALA) atau mencapai kesucian ARAHAT.

Ketika kita berbicara tentang keinginan jahat kita begitu yakin bisa menghilangkan AKU, tapi begitu kita berbicara tentang keinginan baik dan perbuatan baik maka AKU itu tidak bisa hilang.

Menurut saya, Arahat itu sebuah illusi karena AKU tidak bisa hilang.
Jika AKU yang illusi, maka tidak ada orang yang dicintai atau dibenci, ini tidak mungkin.
Seorang Arahat tentu mencintai, mengagumi atau merasakan dirinya sebagai arahat.




Riky_dave

Quote from: nyanadhana on 18 November 2008, 05:33:48 PM
Oh bukannya itu kata SJ yah bukan SB...
lagian Tipitaka yang dipegang menurut kamu kan udah menyimpang,bhikkhu2 juga sudah salah mengajarkan Dhamma,jadi ajarkanlah kami mana yang benar seperti yang diajarkan gurumu kepadamu,sehingga kami tidak seperti domba tersesat yang harus menjawab rangkaian puisi dan koanmu.
Salah 1 orang bijak dari China berkata,"Air mata murni tidak akan mengeluarkan sungai yang keruh"..
SB berkata dalam Dhammapada bab 1 ayat 1(lihat sendiri ya,saya yakin anda mungkin ada Dhamma pada yang berisi 26vagga dan 423 syair itu...) :)

Salam hangat,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Reenzia

Quote from: chomed on 18 November 2008, 05:27:32 PM
cinta
jika dilandasi dengan keinginan untuk mendapatkan balasan (kamma)
bisa di bilang masih memiliki kemelekatan!
sedangkan para arahat memiliki metta (cinta kasih) kepada semua makhluk tanpa memiliki keinginan untuk mendapatkan sesuatu ataupun hasil dari perbuatannya itu (kamma)




_/\_

saya rasa ini sudah cukup jelas

nyanadhana

Arahat hanyalah label sama seperti produk kentang Amerika ,Indonesia ,Vietnam dan segala macamnya,orang menunjuk nama kentang ini untuk memberitahu bahwa ini adalah kentang ,sama dengan pencapaian Arahat,ini hanyalah label nama.
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one's own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

nyanadhana

Quote from: Riky_dave on 18 November 2008, 05:37:02 PM
Quote from: nyanadhana on 18 November 2008, 05:33:48 PM
Oh bukannya itu kata SJ yah bukan SB...
lagian Tipitaka yang dipegang menurut kamu kan udah menyimpang,bhikkhu2 juga sudah salah mengajarkan Dhamma,jadi ajarkanlah kami mana yang benar seperti yang diajarkan gurumu kepadamu,sehingga kami tidak seperti domba tersesat yang harus menjawab rangkaian puisi dan koanmu.
Salah 1 orang bijak dari China berkata,"Air mata murni tidak akan mengeluarkan sungai yang keruh"..
SB berkata dalam Dhammapada bab 1 ayat 1(lihat sendiri ya,saya yakin anda mungkin ada Dhamma pada yang berisi 26vagga dan 423 syair itu...) :)

Salam hangat,
Riky

nah koan lagi,ntar dibilang pelit ilmu lho ama bro saceng,betewe apa artinya air mata murni tidak mengeluarkan sungai yang keruh,air mata atau mata air? karena air mata kalo dikumpulin tetep aja keruh.
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one's own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Riky_dave

Quote from: nyanadhana on 18 November 2008, 05:40:28 PM
Quote from: Riky_dave on 18 November 2008, 05:37:02 PM
Quote from: nyanadhana on 18 November 2008, 05:33:48 PM
Oh bukannya itu kata SJ yah bukan SB...
lagian Tipitaka yang dipegang menurut kamu kan udah menyimpang,bhikkhu2 juga sudah salah mengajarkan Dhamma,jadi ajarkanlah kami mana yang benar seperti yang diajarkan gurumu kepadamu,sehingga kami tidak seperti domba tersesat yang harus menjawab rangkaian puisi dan koanmu.
Salah 1 orang bijak dari China berkata,"Air mata murni tidak akan mengeluarkan sungai yang keruh"..
SB berkata dalam Dhammapada bab 1 ayat 1(lihat sendiri ya,saya yakin anda mungkin ada Dhamma pada yang berisi 26vagga dan 423 syair itu...) :)

Salam hangat,
Riky

nah koan lagi,ntar dibilang pelit ilmu lho ama bro saceng,betewe apa artinya air mata murni tidak mengeluarkan sungai yang keruh,air mata atau mata air? karena air mata kalo dikumpulin tetep aja keruh.
Hohoho,thanks atas koreksinya...mata air..bukan air mata... :)
Um...Menurut anda?Apakah mungkin mata air yang murni mengeluarkan sungai yang keruh? :)

Salam hangat,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

hatRed

Quote from: Riky_dave on 18 November 2008, 05:34:42 PM
Hehehe,benarkah begitu adanya?Pandangan benar?apa yang disebut pandangan benar(Samma Ditthi) ini?

Hehehe,dari mana anda tahu berbuat baik tanpa pandangan benar(micchi ditthi) dengan berbuat baik dengan pandang benar(Samma Ditthi)? :)


heheeh..... kita tidak tahu, karena kita masih diliputi kebodohan, dan kita bisa tahu jika kita menjadi arahat.

Quote
Lho?Orang suci(Arahantta) dan Buddha itu "perbuatannya" disebut kiriya,bukan ahosi kamma,ahosi kamma yaitu kamma "basi atau kadarluarsa"...Perbuatan yang dilakukan seorang Buddha bukan disebut Ahosi,tapi kiriya... :)

yup kamu benar Ricky Kiriya adalah istilah untuk perbuatan para Buddha dan Ahosi kamma adalah kamma yg tidak akan berbuah, trims sudah menambahkan.

[at]  dilbert

trims loh udah mengoreksi dan melengkapinya
i'm just a mammal with troubled soul



Riky_dave

Quote from: Petrus on 18 November 2008, 05:36:16 PM
Quote from: dilbert on 18 November 2008, 05:21:29 PM
Anda benar sekali, makanya kita kita belum bisa ARAHAT... masih di JALAN (MAGGA)... belum mencapai HASIL (PHALA) atau mencapai kesucian ARAHAT.

Ketika kita berbicara tentang keinginan jahat kita begitu yakin bisa menghilangkan AKU, tapi begitu kita berbicara tentang keinginan baik dan perbuatan baik maka AKU itu tidak bisa hilang.
Selama anda berkata,"Ini baik dan ini buruk" selama itu pula AKU anda selalu ada dan anda bukan seorang arahat..Selama anda berpikir,"Aku,Milikku..." maka Aku anda semakin menguat...
AKU adalah menciptakan 2 objek benar dan salah,mulia dan hina,tinggi dan rendah,kuat dan lemah,dstnya...Seorang arahat tidak berpikir seperti itu lagi... :)

QuoteMenurut saya, Arahat itu sebuah illusi karena AKU tidak bisa hilang.
Jika AKU yang illusi, maka tidak ada orang yang dicintai atau dibenci, ini tidak mungkin.
Seorang Arahat tentu mencintai, mengagumi atau merasakan dirinya sebagai arahat.
Hehehe...Kalau begitu kenapa dikisahkan seorang arahat sakti mandraguna dan diinjak mati sama gajah atau tertimpa batu?bisakah anda jelaskan? :)

Salam hangat,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

bond

#58
Quote from: Petrus on 18 November 2008, 05:36:16 PM
Quote from: dilbert on 18 November 2008, 05:21:29 PM
Anda benar sekali, makanya kita kita belum bisa ARAHAT... masih di JALAN (MAGGA)... belum mencapai HASIL (PHALA) atau mencapai kesucian ARAHAT.

Ketika kita berbicara tentang keinginan jahat kita begitu yakin bisa menghilangkan AKU, tapi begitu kita berbicara tentang keinginan baik dan perbuatan baik maka AKU itu tidak bisa hilang.

Menurut saya, Arahat itu sebuah illusi karena AKU tidak bisa hilang.
Jika AKU yang illusi, maka tidak ada orang yang dicintai atau dibenci, ini tidak mungkin.
Seorang Arahat tentu mencintai, mengagumi atau merasakan dirinya sebagai arahat.





Jadi Arahat dulu baru ngomong om. Pernah liat Aku yg dianggap orang kenyataan yg sebenarnya ilusi?

Dalam mempelajari ajaran Sang Buddha adalah berdasarkan fakta/hakikat yg sebenarnya/kenyataan yg tertinggi bukan asumsi "menurut saya" tanpa bisa dibuktikan.
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Riky_dave

Quote from: hatRed on 18 November 2008, 05:43:23 PM
heheeh..... kita tidak tahu, karena kita masih diliputi kebodohan, dan kita bisa tahu jika kita menjadi arahat.
Dan kesimpulan terakhirnya adalah menjadi "arahat" bukan?
Didalam Saccari Ariya Saccani (4kebenaran Mulia)
Dalam poin ke 4,"Jalan menuju lenyapnya dukkha"
Ini lah jalannya tapi dimanakah jalannya? :))
Didalam Bahiya sutta Sb berkata :
"Bahiya berlatihlah seperti ini : didalam apa yang dilihat hanya ada apa yang dilihat,didalam apa yang didengar hanya ada apa yang didengar,didalam apa yang tercerap oleh indra hanya ada apa yang dicerap oleh indra,didalam apa yang dikenal[oleh pikiran] hanya ada apa yang dikenal,jika bagimu didalam apa yang di lihat hanya ada apa yang dilihat dstnya...maka tidak ada engkau didalam kaitan itu,jika tidak ada engkau dalam kaitan itu maka tidak ada engkau disitu,tidak ada engkau disana,tidak ada disini dan diantaranya...Inilah dan hanya inilah jalan menuju akhirnya dukkha

Didalam Satipattana Sutta(kalau gk salah) dikatakan,"Perhatian murni merupakan satu2nya jalan untuk membebaskan pikiran dari kekotoran2 batin dan mencapai NIBBANA"

_/\_

Salam hangat,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...