Abhidhamma & vipassana

Started by hudoyo, 29 July 2008, 09:45:38 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

K.K.

Quote from: san on 01 August 2008, 05:00:35 PM
Apa ada kemungkinan bahwa kita mempelajari buddhisme dengan cara yang salah?

Misalkan (klo tidak salah baca) ada pernyataan dalam buddhisme yang mengatakan:
-Sungguh beruntung terlahir sebagai seorang manusia, karena sulit sekali terlahir sebagai manusia, karenanya hargailah kehidupan
-Tubuh ini sebenarnya menjijikkan, keluar cairan, bau, hanyalah kantong sampah
-Kita sebenarnya hanya terdiri dari 2 hal nama dan rupa: tubuh fisik dan batin.

Klo dilihat secara umum tanpa mempelajari pemahaman buddhisme dangkal maupun mendalam, ketiga pernyataan di atas satu dan yang lainnya bertolak belakang. Namun jika kita mempelajari awal, kemudian semakin mendalam pemahaman kita, bahwa ketiga hal tersebut tidaklah bertolak belakang. Satu mendukung yang lain. Dari keberuntungan lahir sebagai manusia, memahami sifat ketidakkekalan, dan belajar cara untuk melihat apa adanya. Dan kemungkinan untuk melihat apa adanya hanya bisa dilakukan apabila terlahir sebagai manusia, karena dengan begitu kita dapat melihat ketidakkekalan.

Atau mungkin saya yang salah dalam mengartikan tahapan dalam mempelajari buddhisme seperti yang saya ungkapkan di atas?

Yang dimaksud beruntung adalah, sebagai manusia (point pertama), kita bisa lebih mudah menyadari point ke 2 dan ke 3. Bukannya beruntung memiliki "kotoran terbungkus kulit berkeringat".

Semit

Sekarang jelas kenapa diskusi ini kesannya gak nyambung, ternyata ada kesalahpahaman yang fatal di sini.

sebagian besar member mendiskusikan Vipassana dan Abhidhamma, tetapi rekan Suchamda ternyata mendiskusikan Vipassana versi "MMD" dengan Abhidhamma.

Saya dan mungkin sebagian member di sini juga mempraktikkan Vipassana hanya kebetulan bukan MMD. jadi jelas gak nyambung

Maaf nih, jadi OOT.

Suchamda

#167
Quote from: Semit on 01 August 2008, 05:08:20 PM
Sekarang jelas kenapa diskusi ini kesannya gak nyambung, ternyata ada kesalahpahaman yang fatal di sini.

sebagian besar member mendiskusikan Vipassana dan Abhidhamma, tetapi rekan Suchamda ternyata mendiskusikan Vipassana versi "MMD" dengan Abhidhamma.

Saya dan mungkin sebagian member di sini juga mempraktikkan Vipassana hanya kebetulan bukan MMD. jadi jelas gak nyambung

Maaf nih, jadi OOT.

Ya, judulnya bisa menyesatkan. Saya juga baru nyadar bhw hal ini bisa membingungkan orang yg tidak mengikuti diskusi semenjak awal. Terimakasih.

Btw, thread ini merupakan kelanjutan dari diskusi Pak Hudoyo tentang Apakah 8 Jalan Mulia perlu dalam vipassana, di ruang theravada ini juga :
http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,3718.0.html
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

Semit

Quote from: ryu on 01 August 2008, 05:01:30 PM
~o) Untung Gw kristien gak ngerti bahas ginian kakakakak

Harusnya di sini ada peraturan, Non-Buddhist dilarang masuk. mau nonton, atau bayar karcis dulu. ;D

Sorry Ryu _/\_

ryu

Quote from: Semit on 01 August 2008, 05:27:49 PM
Quote from: ryu on 01 August 2008, 05:01:30 PM
~o) Untung Gw kristien gak ngerti bahas ginian kakakakak

Harusnya di sini ada peraturan, Non-Buddhist dilarang masuk. mau nonton, atau bayar karcis dulu. ;D

Sorry Ryu _/\_

huehuehue mo jadi penonton yang netral ahhh
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Suchamda

Quote from: ryu on 01 August 2008, 05:34:15 PM
Quote from: Semit on 01 August 2008, 05:27:49 PM
Quote from: ryu on 01 August 2008, 05:01:30 PM
~o) Untung Gw kristien gak ngerti bahas ginian kakakakak

Harusnya di sini ada peraturan, Non-Buddhist dilarang masuk. mau nonton, atau bayar karcis dulu. ;D

Sorry Ryu _/\_

huehuehue mo jadi penonton yang netral ahhh

Pengin sih ikutan.................. :P
Saya rasa penjelasan saya kenapa dan mengapanya sudah cukup spt saya sampaikan di depan.
Mudah-mudahan stimulasi dan simulasi yang saya buat ini bisa membuat kalian lebih feel dan membumi kalau berdiskusi.
Karena saya anggap apa yg saya lakukan sudah dapat dimengerti, maka saya mau menjadi penonton kembali, dan atas korban-korban saya ;D yg telah saya gamparin, saya mohon maaf, silakan balas dendam sepuas-puasnya. Saya akan berusaha (berusaha loh;D) untuk diam dan menikmati saja. :)) :))

Tapi ingat, misi kita adalah untuk memperluas wacana, melihat kelemahan pandangan kita sendiri, dsb dsb, so jangan kebanyakan ngejunk. ^:)^
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

ryu

Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Semit

karena udah pada undur diri, silahkan undang setan2 untuk berpesta di sini, ruang udah gak dipake lagi

William_phang

jd sudah diperbolehkan junk ya...:)

ryu

HOREEEEE!!!!

kalo Tuhan medho kesini berarti die juga Setan yach
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Semit


Lily W

Sayang.... Ko Iwan senta ga kesini.... Dia kan Raja setan di forum DC ini.... :))

_/\_ :lotus:
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

F.T



Save the Children & Join With :
Kasih Dharma Peduli ~ Anak Asuh
May all Beings Be Happy


Contact Info : Kasihdharmapeduli [at] [url="//yahoo.com"]yahoo.com[/url]

Riky_dave

Quotedalam jalan yg gw pelajarin, disinlah fungsi seorang pembimbing ( Guru )...
membimbing agar jalan yang kita tempuh tidak melanggar Sila, dll.
Saya tidak yakin bahwa "Guru" bisa membimbing agar jalan yang kita tempuh tidak melanggar Sila,dll...:)
Bagaimana "Sang Guru" bisa tahu?Bukankah semuanya kembali kepada diri kita sendiri?
Yang menempuh adalah diri kita sendiri,bukan guru kita bukan?
Tapi bagaimana pun seperti yang saudara katakan bahwa itu adalah "jalan" anda,jadi saya tidak bisa bercomplain lagi...Semua orang memiliki jalannya sendiri...:)

Quotesesuai Dhamma , Dhamma disini bagi saya ,mengacu pada ajaran sang Buddha.
kalau ditanya ajaran sang Buddha yang mana? kembali lagi ke motivasi masing2.. maka itu ada mahayana, theravada, dll...
darimana memperoleh Dhamma? dari buku2, rekan2 yang juga mempelajari Dhamma, dari Guru yang sesuai dan dari pengalaman sendiri...
Wah,berati Dhamma itu banyak?
Ada Dhamma Theradavada,Mahayana,dll...
Bukankah "kebenaran adalah kebenaran?"
Kalau anda bilang dari guru yang sesuai dan pengalaman sendiri,saya setuju karena "dhamma" itu telah dibuktikan bukan hanya sekedar menjadi konsep belaka...:)

Salam,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Riky_dave

QuoteKata "netral" yang saya tuliskan, maksudnya adalah Abhidhammanya bisa jadi "telur" bagi satu orang, bisa jadi "kotoran" bagi orang lain. Bisa keduanya dan juga bukan keduanya bagi orang lain lagi.
Berati dengan kata lain bahwa Abhidhamma adalah "sebuah alat netral" dan "pengendalinya" adalah orang2 yang belajar tentang Abhidhamma,lantas jika begitu maka "Abhidhamma" yang banyak orang2 pelajari adalah "kotoran"...:)
Karena kotoran yang dipungut oleh para pembelajar abhidhamma mungkin saja seperti kata anda dikira "telur"...
Karena banyak dari pembelajar teori menganggap bahwa "teori2" tersebut adalah MUTLAK BENAR atau KELUAR DARI MULUT SANG BUDDHA...^-^
Lantas bisakah anda jelaskan dimanakah letak sang "telur nibbana?" didalam Abhidhamma teori anda?

QuoteKetika orang belajar sesuatu (apakah Abhidhamma ataupun hal lain), kemudian Lobha-Dosa-Moha-nya berkurang, bukannya bertambah, maka dia memungut "telur", walaupun orang lain mengatakan dia memungut "kotoran".
Benarkah bahwa orang yang belajar tentang Abhidhamma bisa mengurangi LDM sampai terkikis habis?Dan disebut memunggut "telur?"
LDM ini adalah sesuatu yang sangat "halus" dia muncul sangat cepat bahkan mungkin lebih cepat daripada kecepatan cahaya ^-^
Lantas apakah "teori" itu bisa mencegah/mengurangi LDM sampai terkikis penuh atau bahkan setengahnya saja?
Setahu saya ketika kita "marah" maka "marah" itu sudah "muncul" duluan dan tidak bisa dicegah oleh "teori apapun" yang ada dimuka bumi ini...Dan baru ketika "marah" muncul dia akan melakukan aktivitasnya melalui ucapan,perbuatan,pikiran....Ketika itu berlangsung maka "teori" baru mengikisnya dengan berkata,"Sabar" "Cuekin" dstnya...
Apakah hal tsb bukan disebut "penguatkan aku" "pemuasaan aku"?
"Aku" dipuaskan oleh "teori" tentang "kebaikan" "kesabaran" "lapang dada" "pemaaf" "mulia" "baik" dll...Dengan begitu Sang AKU pun puas dan semakin berkuasa,lantas apakah itu masih belum bisa disebut dengan memunggut "kotoran?"

Salam,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...