News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

Abhidhamma & vipassana

Started by hudoyo, 29 July 2008, 09:45:38 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Riky_dave

Quote from: Semit on 01 August 2008, 09:02:30 PM
Sdr. Riky,

Meskipun kata-kata ada benarnya, tapi mohon anda bisa mengendalikan bahasa anda, harap anda bisa menjaga perasaan, banyak member di sini yang berkeyakinan kepada Sang Buddha, kalau anda tidak demikian, mohon bertoleransi. Kutipan Sutta yang anda anggap "busuk" itu sangat kami hormati, dan saya terpaksa meng-click button "Report to moderator" untuk postingan anda di atas.
Maaf,jika anda salah menanggapi pernyataan saya...:)
Lihat kalimat saya ini
"banyak netter yang menggunakan kata2 yang manis yang didalamnya benar2 busuk2 atau lebih tepatnya untuk menutupi kebusukannya dia berlindung didalam kata2/kutipan2 sutta tertentu yang indah dan menyerang orang lain melalui kutipan tersebut"
Apakah sudah jelas AKU siapa yang kuat?^-^

Salam,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Riky_dave

Quote from: Hendra Susanto on 01 August 2008, 09:03:00 PM
riky loe penteori apa para praktik?
Apakah perlu dijawab saya itu apa?
Saya bukan apa2 dan tidak akan menjadi apa2...
Jika ada INI,maka ITU ada...
Jika ada ITU,maka INI ada...
Jika tidak ada INI,maka tidak ada ITU...

salam,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Hendra Susanto

Quote from: Riky_dave on 01 August 2008, 09:08:31 PM
Quote from: Hendra Susanto on 01 August 2008, 09:03:00 PM
riky loe penteori apa para praktik?
Apakah perlu dijawab saya itu apa?
Saya bukan apa2 dan tidak akan menjadi apa2...
Jika ada INI,maka ITU ada...
Jika ada ITU,maka INI ada...
Jika tidak ada INI,maka tidak ada ITU...

salam,
Riky

untuk itu simak pertanyaan anda

QuotePara penteori menyindir para praktik dengan mengambil kutipan2 tertentu yang dia sendiri mungkin TIDAK PERNAH MENGALAMI secara LANGSUNG KUTIPAN2nya tersebut...

maksudnya apa


williamhalim

#198
Quote from: Riky_dave on 01 August 2008, 07:36:38 PM
Setahu saya ketika kita "marah" maka "marah" itu sudah "muncul" duluan dan tidak bisa dicegah oleh "teori apapun" yang ada dimuka bumi ini...Dan baru ketika "marah" muncul dia akan melakukan aktivitasnya melalui ucapan,perbuatan,pikiran....Ketika itu berlangsung maka "teori" baru mengikisnya dengan berkata,"Sabar" "Cuekin" dstnya...
Apakah hal tsb bukan disebut "penguatkan aku" "pemuasaan aku"?
"Aku" dipuaskan oleh "teori" tentang "kebaikan" "kesabaran" "lapang dada" "pemaaf" "mulia" "baik" dll...Dengan begitu Sang AKU pun puas dan semakin berkuasa,lantas apakah itu masih belum bisa disebut dengan memunggut "kotoran?"

[at]  Bro Riky, jangan berpersepsi buruk dulu dengan jalan yg orang lain ambil.

Yang Bro Riky paparkan diatas itu adalah 'perkiraan' Bro Riky, bukanlah 'pengalaman' Bro Riky langsung. Kalau hanya sekedar dipikir2 dan diduga2 memang bisa di buat skenario apa saja.

Apakah Bro Riky sudah mencoba menerapkan Abhidhamma kedalam kehidupan sehari-hari? Jika belum, tidak mungkin Bro bisa mengatakannya 'tidak layak mengikis LDM'.

Rekan2 lain disini juga tidak ada yg komplain dgn Jalan yg Bro Riky ambil.
Tidak ada yg mengatakan 'pemahaman' Bro Riky tidak bisa mengikis LDM.

---

Bagaimana pemahaman dan praktik Abhidhamma bisa mengikis LDM?

Pertama-tama perlu dipahami esensi Abhidhamma, tidak perlu secara lengkap dan tanpa perlu menghapalkan istilah2 rumit nya.

Pemahaman yg perlu, misalnya:
~ Jenis2 citta yg bermanfaat dan tidak bermanfaat
~ Mengapa citta2 yg bermanfaat perlu dikembangkan, bagaimana mengembangkannya
~ Mengapa citta yg tidak bermanfaat perlu dikikis, bagaimana mengikisnya
~ dsbnya

Pengetahuan2 diatas, bagi sebagian orang akan memotivasinya untuk mengembangkan pikiran2 baik dan mengurangi kecenderungan2 mental yg buruk. Hasilnya adalah moral yg lebih baik dan batin yg lebih tenang. Batin yg tenang dan ditunjang oleh moral yg baik akan memudahkannya untuk melihat gerak-gerik batinnya, akan memudahkannya untuk melihat fenomena sebagaimana adanya dalam kesehariannya...

Begitulah garis besarnya bagaimana pemahaman Abhdihamma bisa membantu seseorang merealisasi kesucian.

----

Pada beberapa postingan Bro Riky sebelum ini, sy simpulkan bahwa Bro Riky tidak menganggap 'moral yg baik' sebagai sesuatu yg penting, malah Bro berpendapat bahwa 'moral yg baik' adalah 'kepalsuan' semata. Sebaliknya, bagi praktisi Abhidhamma, 'moral yg baik' sangat diperlukan bagi perkembangan batin, sekaligus sebagai barometer pengikisan LDM kita.

Sang Buddha juga mengatakan pentingnya menjaga moral yg baik (sila), yg berguna untuk samadhi dan panna.

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

williamhalim

#199
Quote from: Riky_dave on 01 August 2008, 07:54:59 PM

Jadi teori diatas tidak relevan untuk dibandingkan dengan "kejadian yang sering terjadi di DC ini"
Dan saya berharap bahwa "teori2" tersebut tidak digunakan sebagai suatu "pembenaran" atas sebuah"ketidaktahuan/kebodohan" yang sering kali ditunjukan dari berbagai netter disini...:) Dan terakhir saya ingin berkata bahwa,"Jika kita belum menembus "teori" yang sering kita tuliskan dan bicarakan alangkah baiknya kita sendiri membuktikannya terlebih dahulu daripada bercuap2 kepada orang lain,padahal kita sendiri tidak tahu apa2...."

Fren, mohon untuk sedikit menahan 'AKU' anda

.... postingan anda adalah cerminan kualitas batin anda.....

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Semit

Quote from: Riky_dave on 01 August 2008, 09:06:16 PM
"banyak netter yang menggunakan kata2 yang manis yang didalamnya benar2 busuk2 atau lebih tepatnya untuk menutupi kebusukannya dia berlindung didalam kata2/kutipan2 sutta tertentu yang indah dan menyerang orang lain melalui kutipan tersebut"
Apakah sudah jelas AKU siapa yang kuat?^-^

Salam,
Riky
Kata2 manis yang anda maksudkan itu adalah bersumber dari Sutta, jadi ...
dalam hal ini saya tidak tertarik untuk bertukar pikiran(baca: bertukar pandangan salah) dengan anda, tapi demi kenyamanan, ijinkan saya mengkritik gaya bahasa anda. sebagai orang yang sudah TANPA-AKU tentunya anda bisa menerima kritikan bukan?

kita tidak hidup sendirian di semesta ini, dan kita tidak bisa berharap dunia di sekeliling kita menuruti keinginan kita, dan lingkungan di sekeliling kita akan menilai dari perbuatan dan ucapan kita, anda boleh menganggap diri anda sudah "memasuki arus" seperti di posting lainnya, atau sudah "sotapanna" tapi banyak orang menilai anda sebaliknya. baiklah, anda mungkin akan menjawab, "ah, itu kan penilaian anda, yang penting I know what I am". that's all up to you

Hendra Susanto

ku biar kan "aku" berkembang... gebukkkkkk

tesla

oh malangnya "AKU"
kenapa "AKU" sekarang begitu dibenci
kenapa "AKU" sekarang begitu dimusuhi
kenapa sekarang semua berlomba meninggalkan "AKU"
dan pergi mendekati "TANPA AKU"

apakah "AKU" kalah cantik?
apakah "AKU" kalah baik?
apakah "AKU" kalah pintar?
apakah "AKU" kalah bijaksana?

dan kenapa "AKU" yg disalahkan sebagai sumber penderitaan?

^-^
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Suchamda

#203
 [at]  Riky Dave :

Untuk klarifikasi supaya tidak terjadi kesimpangsiuran dan fitnah, ijinkan saya bertanya , mohon dijawab dengan jujur, tegas dan tidak bertele-tele :
1. Riky, apakah kamu memang merasa sudah mencapai realisasi anatta / "tanpa aku" eg. sotapanna,dll? Kalau memang merasa iya, katakan aja juga gak apa.
2. Apakah kamu memang pernah menyatakan diri bahwa kamu sudah "tanpa aku" di forum ini?

Terimakasih.

"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

Sukma Kemenyan

Semakin seru ;D
"AKU" nonton aja dah...

Suchamda

#205
Quote from: Semit on 01 August 2008, 09:29:01 PM
Quote from: Riky_dave on 01 August 2008, 09:06:16 PM
"banyak netter yang menggunakan kata2 yang manis yang didalamnya benar2 busuk2 atau lebih tepatnya untuk menutupi kebusukannya dia berlindung didalam kata2/kutipan2 sutta tertentu yang indah dan menyerang orang lain melalui kutipan tersebut"
Apakah sudah jelas AKU siapa yang kuat?^-^

Salam,
Riky
Kata2 manis yang anda maksudkan itu adalah bersumber dari Sutta, jadi ...
dalam hal ini saya tidak tertarik untuk bertukar pikiran(baca: bertukar pandangan salah) dengan anda, tapi demi kenyamanan, ijinkan saya mengkritik gaya bahasa anda. sebagai orang yang sudah TANPA-AKU tentunya anda bisa menerima kritikan bukan?

Saya rasa cuman kesalahpahaman dalam menginterpretasikan susunan kata-kata saja. Memang kalimat Riky bisa diartikan demikian, tapi kalau melihat konteks secara keseluruhan, maka yg dimaksud Riky adalah bukan demikian.
Silakan klarifikasi singkat saja, tapi tak perlu ribut. Pointnya masing2 sudah tersampaikan.

Quote from: Semit on 01 August 2008, 09:29:01 PM
kita tidak hidup sendirian di semesta ini, dan kita tidak bisa berharap dunia di sekeliling kita menuruti keinginan kita, dan lingkungan di sekeliling kita akan menilai dari perbuatan dan ucapan kita, anda boleh menganggap diri anda sudah "memasuki arus" seperti di posting lainnya, atau sudah "sotapanna" tapi banyak orang menilai anda sebaliknya. baiklah, anda mungkin akan menjawab, "ah, itu kan penilaian anda, yang penting I know what I am". that's all up to you

Sembari menunggu klarifikasi dari Riky, dan supaya cek dan crossceknya berimbang demi menghindari fitnah. Mohon sdr Semit menunjukkan kalimat mana (di posting mana, silakan quote) yang menunjukkan bahwa Riky menganggap dirinya sudah memasuki arus?

Sejauh pengamatan saya, Riky menuliskan demikian di posting no.181 :
Quote from: RikyJadi hal tersebut tidak relevan jika anda menuliskan bahwa kita harus sebijaksana "Orang Bijaksana",Orang bijaksana sudah menembus NIBBANA,sedangkan kita?Saya menjawab bahwa saya belum menembus NIBBANA,apakah anda dan rekan2 anda sudah? :)
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

Semit


http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,2355.msg55942.html#msg55942

Meskipun saya sungguh tidak mengerti kenapa anda merasa gelisah atas dialog saya dengan Sdr. Riky

Suchamda

#207
Quote from: Semit on 02 August 2008, 12:51:26 AM

http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,2355.msg55942.html#msg55942

Meskipun saya sungguh tidak mengerti kenapa anda merasa gelisah atas dialog saya dengan Sdr. Riky

Darimana anda bisa menyimpulkan saya gelisah? Apakah tidak ada kemungkinan lain dari maksud tindakan saya itu?:)

Note : please........ :) :) :)... jangan anggap saya sedang flaming anda loh. :)
Tapi cobalah anda simak batin anda sekarang sungguh2, amati saja secara pasif. Tanyakan darimana anda menyimpulkan demikian.  Peace (ini buat latihan perenungan anda malam ini. Saya juga sedang mengerjakan PR saya) :rose:
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

Semit

Saya menunggu sanggahan itu dari Sdr. Riky, tapi ternyata malah anda yang bereaksi?

benar bahwa itu adalah asumsi saya semata, dan mohon maaf kalau asumsi saya salah.

Suchamda

http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,2355.msg55942.html#msg55942

Quote from: Riky[at]Wei
Cia you,berhubung kita masih muda...Setelah memasuki arus jangan berbalik lagi...
Teruskan....Good Luck ya...Smiley

Hehehehe....Riky.........you have said that "magic word"......:p
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho