Abhidhamma & vipassana

Started by hudoyo, 29 July 2008, 09:45:38 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

tesla

Quote from: Riky_dave on 02 August 2008, 07:42:45 PM
Waw...Berati praktisi Abhidhamma hebat2 ya :)
Hanya dengan melihat tulisan2 ,dia bisa memahami dan mengerti sehingga tidak perlu dihapal...
ada byk rumusan teori yg panjang dalam abhidhamma, tetapi praktek yg saya anjurkan dalam belajar abhidhamma sih, menyadari gerak bathin kita. dimulai dari yg paling simple saja yaitu:
melihat reaksi kita terhadap sesuatu (mis: postingan rekan di forum ini), marah, kesal, ingin mereply utk unjuk gigi, mempermalukan, dll :)

menurut saya menghafal teori hanya wasting brain cell ^-^

Quote
4Kebenaran Mulia,Paticca Samupadda,Hukum Kamma dan Punabhava,Tilakhana,masih banyak lagi,apakah anda sudah memahami dan mengerti tentangnya?
Mungkin jika anda bilang "mengerti" saya masih bisa percaya,tapi jika anda bilang anda sudah "memahami" atau lebih tepatnya "menembus"nya,saya agak "meragukannya" :)
sdr Riky, sebaiknya tidak men-judge orang lain secara negative-thingking lho...
mungkin saja Anda sudah berjodoh dg Buddha/Arahat tapi menolaknya ;)
kemungkinan tsb tidak tertutup walaupun kecil
lebih baik perlakukanlah orang lain seperti Buddha/Arahat, walaupun pikiran "orang ini sotapana pun tidak" muncul :)

the way you see outside express what inside you

Quote
yang pernah saya dengar....
;D
dulu saya ada membahas masalah sila & dana dg sdr. Riky, penjelasan saya sebagai berikut, mohon koreksinya:

dana yg dimengerti secara umum adalah "memberikan milikku kepada yg lain".
namun arti khusus dana yg saya katakan kpd sdr. Riky adalah "latihan melepas bahwa ini bukan aku, ini bukan milikku".

sila yg saya katakan pada sdr. Riky, adalah perilaku kita sehari2, bukan seperti pengertian umum (pancasila, atthasila, dasasila, dst...). melainkan dalam kegiatan sehari-hari kita, seberapa sedikit LDM yg muncul.

kira2 begitulah ringkasannya... (sebenarnya sih pembahasannya lumayan panjang :)) )
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

bond

Quote from: Riky_dave on 02 August 2008, 07:58:38 PM
QuoteTerserah Pak Hud aja, kalau merasa terkritik MMD ya monggo. Silakan juga menggunakan pengantar bhikkhu senior dsb yg mungkin untuk melegitimasi MMD, itu semua adalah hak Pak Hud .
Wah2...Dengan segala hormat saya katakan kepada anda untuk meralat pernyataan bahwa Bhikkhu senior mungkin digunakan untuk MELEGITIMASI MMD...:)
Saya rasa,jelas bahwa setiap orang lebih percaya kepada orang yang sudah "terkenal" dan "senior",jadi soal LEGITIMASI itu SALAH,karena BHIKKHU itu bukan asal NYALAK,dia tahu apa yang DIA LAKUKAN...:)

QuoteTetapi sekali lagi saya tidak pernah sama sekali mengkritik MMD dalam tulisan saya diatas lalu bagaimana mungkin salah arah karena memang tidak ada arah dan tidak ada sasaran dan tidak ada substansi, yg saya kemukakan adalah sebuah pandangan2 yg ada saja . Nah kalau  ternyata merasa terkritik menurut saya hanya perasaan saja. Dan hal yg lucu bagi saya apakah saya mengomentari suatu teknik vipasana secara khusus apalagi MMD? menulis hal sederhana saja, banyak yang merasa tersindir. Ya sutralah. Mungkin itulah hasil praktek yg dikatakan "tanpa aku" dsb. Ternyata banyak juga yg sensi .
Pantas sekali pribahasa orang Indonesia buat anda
"Anjing mengongong kafilah berlalu"
"Lempar batu sembunyi tangan"
"Lidah tak bertulang"


QuoteMaaf kalau kata2 saya mungkin pak Hud artikan sebagai sebuah kritik yg mana Pak Hud mungkin tidak menyukainya. Saya rasa semua orang di forum memiliki hak untuk mengemukakan pendapat.
Saya rasa anda tidak usah meminta maaf terus menerus...Karena ini belum Hari Raya Idul Fitri :)
Saya jadi penasaran apa sih arti kata "Maaf" bagi anda? :)

QuoteHanya pesan saya kepada semuanya boleh diterima dan boleh juga tidak yaitu seringkali manusia senang pada kenyamanan dan bersifat defensif apabila egonya merasa terserang dalam suatu diskusi yg sebenarnya tidak ada apa2 dan kemudian hanya bersembunyi dengan kata2 menghindari perdebatan atau debat kusir, pertanyaanya adalah apakah itu merupakan penyembunyian dari suatu ketidak tahuan beserta egonya atau hanya menghindari luapan emosi yg berlebihan atau memang benar2 arif dan bijaksana.
Wah...
Ngomong salah,tidak ngomong salah...
AKU siapa yang lebih KUAT?
Aneh banget.....
AKU AKU AKU,sendiri DIBUTAKAN terus menerus bilang ORANG DIBUTAKAN...

QuoteOk lah saya sudahi saja karena memang saya adalah orang buta yg dungu berjalan di kegelapan dan  asal bicara di telaga yg sunyi, biarlah hingar bingar berlalu lalang dalam kemeriahan dengan segala kemegahan yg ditonjolkan.
Inikah trik anda?Setelah mencemooh sekarang mencari simpati?

QuoteSaya persilakan Pak Hudoyo dan praktisi MMD untuk melanjutkan pembicaraanya bersama rekan2
Tidak perlu anda persilakan kami tetap akan melanjutkannya...
Tanpa anda atau dengan ada anda,MMD selalu ada....

Salam,
Riky

=)) =)) =)) Ada yg kesamber "aku"nya
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Riky_dave

Quote from: tesla on 02 August 2008, 08:12:57 PM
ada byk rumusan teori yg panjang dalam abhidhamma, tetapi praktek yg saya anjurkan dalam belajar abhidhamma sih, menyadari gerak bathin kita. dimulai dari yg paling simple saja yaitu:
melihat reaksi kita terhadap sesuatu (mis: postingan rekan di forum ini), marah, kesal, ingin mereply utk unjuk gigi, mempermalukan, dll :)
menurut saya menghafal teori hanya wasting brain cell ^-^
_/\_

Quote
4Kebenaran Mulia,Paticca Samupadda,Hukum Kamma dan Punabhava,Tilakhana,masih banyak lagi,apakah anda sudah memahami dan mengerti tentangnya?
Mungkin jika anda bilang "mengerti" saya masih bisa percaya,tapi jika anda bilang anda sudah "memahami" atau lebih tepatnya "menembus"nya,saya agak "meragukannya" :)
Quotesdr Riky, sebaiknya tidak men-judge orang lain secara negative-thingking lho...
mungkin saja Anda sudah berjodoh dg Buddha/Arahat tapi menolaknya ;)
kemungkinan tsb tidak tertutup walaupun kecil
lebih baik perlakukanlah orang lain seperti Buddha/Arahat, walaupun pikiran "orang ini sotapana pun tidak" muncul :)
Jika memang saya berjodoh dan kala itu saya menolak itu bukan masalah besar bagi saya,saya hanya memandangnya sebagai "Hukum Alam" tak lebih tak kurang....
Saya tidak negatif thinking koq,saya hanya menanyakan kata2 dari saudara willi sendiri karena saya meragukannya...:)

the way you see outside express what inside you
>> yang ini apa sih artinya? ^-^
Quote
yang pernah saya dengar....
Quote;D
dulu saya ada membahas masalah sila & dana dg sdr. Riky, penjelasan saya sebagai berikut, mohon koreksinya:
dana yg dimengerti secara umum adalah "memberikan milikku kepada yg lain".
namun arti khusus dana yg saya katakan kpd sdr. Riky adalah "latihan melepas bahwa ini bukan aku, ini bukan milikku".
sila yg saya katakan pada sdr. Riky, adalah perilaku kita sehari2, bukan seperti pengertian umum (pancasila, atthasila, dasasila, dst...). melainkan dalam kegiatan sehari-hari kita, seberapa sedikit LDM yg muncul.
kira2 begitulah ringkasannya... (sebenarnya sih pembahasannya lumayan panjang :)) )
Gini kan lebih sip bukan?
Jika bukan kata saya,saya tidak akan ngaku2 kata saya...:)
Karena saudara tesla sudah berkenan untuk share,saya ucapkan terima kasih..._/\_

Salam,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Riky_dave

QuoteAda yg kesamber "aku"nya
Ada yang merasa AKUnya itu sudah tidak bisa kesamber...
=))=))=))=))=))=))

Salam,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Suchamda

#289
Meditasi vipassana itu adalah pengarahan perhatian kepada apa yang terjadi di dalam diri.
Dan juga, bagaimana yg dari luar diterjemahkan oleh diri.

Mengamati batin orang lain sebenarnya adalah suatu upaya mengamati batin sendiri yang sedang memproyeksikan tentang orang lain.

Be careful pals for not ridiculing yourself in front of public.
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

Arale

Wah ramai sekali disini. salam kenal yah. Baru bergabung nih. be gently yah  :-[

Quote from: Suchamda
Mengamati batin orang lain sebenarnya adalah suatu upaya mengamati batin sendiri yang sedang memproyeksikan tentang orang lain.

puff, puff... Bagaimana caranya bisa mengamati batin orang lain bang? dalamnya hati siapa yang tahu?
"N'cha"

Suchamda

Quote from: Arale on 02 August 2008, 09:16:41 PM
Wah ramai sekali disini. salam kenal yah. Baru bergabung nih. be gently yah  :-[

Quote from: Suchamda
Mengamati batin orang lain sebenarnya adalah suatu upaya mengamati batin sendiri yang sedang memproyeksikan tentang orang lain.

puff, puff... Bagaimana caranya bisa mengamati batin orang lain bang? dalamnya hati siapa yang tahu?

Bukankah sudah jelas dari quote saya tersebut? Baca lagi yang teliti.
Mengamati batin orang lain itu sebetulnya adalah mengamati proyeksi batin kita sendiri tentang yang diluar sono.
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

Arale

tetep nga ngerti bang. jelimet.

jadi mengamati batin orang lain = mengamati proyeksi batin sendiri tentang yg diluar.

Jika g mengamati proyeksi batin sendiri tentang diluar itu kita mengamati batin orang lain?
bagaimana caranya mengamati proyeksi batin sendiri tentang diluar itu bang?

puff, puff... bisa hang nih
"N'cha"

Sukma Kemenyan

Semakin dibaca... semakin aneh....
Seolah-olah... kesadaran yg tidak bisa di kontrol tersebut datang dengan sendirinya...

Apakah benar, kesadaran siddartha gautama hanya merupakan sadar yang terjadi dengan sendirinya?

Suchamda

#294
 [at]  Abhidhammaist

Saya ingin mengerti bagaimana mekanisme / urutan proses terjadinya pencerahan (perubahan dari lokiye citta ke lokuttara citta) menurut teori Abhidhamma.
Proses batin yang bagaimana, secara teknis dalam meditasi vipassana yg anda pahami tsb , yang memfasilitasi 'loncatan' itu?
Apa peran mempelajari Abhidhamma dalam proses tersebut? (What is the role/ function of abhidhammic knowledge in those process?)

Mudah-mudahan kalian cukup berbaik hati menjelaskannya.

"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

ryu

Keknya "Mod" harus diundang kesini nih :))
Dah lama gak posting nih si Mod kemana yak ?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

dilbert

Quote from: hudoyo on 02 August 2008, 01:24:26 PM
Quote from: dilbert on 01 August 2008, 09:00:38 AM
Gimana bukti-in Roberts sampai pada keadaan anatta ??

Gimana buktiin Buddha sampai pada pencerahan sempurna? ... Dari kata-katanya, bukan. ... Begitu pula dengan Roberts.

Quotemenjalankan vipasanna tidak berarti dalam sekejap debu akan hilang, bagaimanapun itu adalah latihan. perlu tahapan dan waktu. jadi ketika orang yang masih "berdebu" mata-nya tetapi menjalankan ajaran buddha, dan seiring dengan kedisplinan menjalankan ajaran buddha, "debu" di matanya berkurang sedikit demi sedikit, terjadi perubahan prilaku ke arah yang lebih baik, terjadi perubahan mental ke arah yang lebih baik. Orang yang menjalankan praktek ini yang saya sebut telah menjalankan ajaran para buddha.

Itu pandangan Anda. ... Pandangan saya berbeda. Vipassana bukan latihan, tidak ada tahapan, tidak ada waktu. Vipassana adalah sadar akan saat kini, tidak memandang ke depan. Pada saat kinilah 'debu' harus lenyap. ... Kalau 'debu' itu muncul lagi, 'debu' itu harus disadari pada saat kini lagi, sehingga lenyap kembali pada saat kini ... demikian seterusnya, tetap berada pada saat kini. Itulah vipassana. ... Tidak ada "menjalankan ajaran buddha", tidak ada "debu berkurang sedikit demi sedikit", tidak ada "perubahan perilaku atau perubahan mental ke arah yang lebih baik [berangsur-angsur]".

Salam,
hudoyo

Apa ada kata kata dari Roberts yang menyatakan bahwa beliau sudah mencapai kondisi "anatta" ? Jika memang ada, apakah memang "anatta" itu sama seperti konsepnya "BUDDHA GOTAMA" ??
Jika tidak sama, dimana perbedaannya ??

Jika sama, mengapa susah sekali mengakui bahwa sebenarnya yang diikuti adalah ajaran BUDDHA GOTAMA ??

Apa memang karena berniat makai "jargon" baru biar lebih trendi gitu ??
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

hudoyo

#297
Quote from: bond on 02 August 2008, 06:17:47 PM
... Tetapi sekali lagi saya tidak pernah sama sekali mengkritik MMD dalam tulisan saya diatas lalu bagaimana mungkin salah arah karena memang tidak ada arah dan tidak ada sasaran dan tidak ada substansi, yg saya kemukakan adalah sebuah pandangan2 yg ada saja.
Berikut ini saya ambil dari tulisan Anda sendiri:
- "Sampai2 dengan gampangnya loncat untuk "tanpa aku" tidak perlu sutta, harus dari mulut Sang Buddha lha, tidak ada tujuan dalam vipasanna di saat awal. Itu semua sebenarnya masih dalam sebuah ilusi yg menyesatkan sebuah pandangan."
- "jangan berpikir semua serba instant dan tidak ada tahapan, tidak ada jalan dan tidak ada konsep yg benar dsb,"
- "jangan  takabur bahwa kita bisa seperti Buddha mencapai pencerahan sendiri."
- "Ada yg mulai dari teori (dalam hal ini Abhidhamma) dan ada yg berawal dari praktek dan ada juga dari keduanya. Dengan menganggap meniadakan salah satu adalah kebodohan yg amat sangat."

Anda berhak mengeluarkan pendapat apa pun, Anda berhak pula mengritik MMD sesuka hati Anda. Tapi tidak baik melempar batu sembunyi tangan. Akuilah dengan terus-terang apa yang Anda lakukan. Itu lebih terhormat.


Quote... seringkali manusia senang pada kenyamanan dan bersifat defensif apabila egonya merasa terserang dalam suatu diskusi yg sebenarnya tidak ada apa2 dan kemudian hanya bersembunyi dengan kata2 menghindari perdebatan atau debat kusir, pertanyaanya adalah apakah itu merupakan penyembunyian dari suatu ketidak tahuan beserta egonya atau hanya menghindari luapan emosi yg berlebihan atau memang benar2 arif dan bijaksana....

Semua kritik Anda terhadap MMD sudah saya jawab sebelumnya--jauh sebelum Anda melontarkannya--tersebar dalam thread ini dan dalam semua tulisan saya yang lain tentang MMD di forum ini, dan para pembaca akan menemukannya kembali dalam Buku Panduan MMD yang sebentar lagi akan terbit.

*****

Dalam akhir diskusi saya dengan Anda, saya membuat pernyataan dan bertanya kepada Anda:

"Saya selalu mengatakan, bahwa tidak ada satu versi vipassana yang cocok untuk SEMUA orang. Versi Mahasi Sayadaw tidak, versi MMD pun tidak. Setujukah Anda dengan pernyataan ini?"

Anda berhak untuk tidak menjawab pertanyaan saya ini, tapi para pembaca forum ini berhak pula untuk menafsirkan sikap Anda bila Anda tidak menjawabnya. Sampai di sini saja.

Salam,
hudoyo

hudoyo

Quote from: dilbert on 02 August 2008, 10:49:11 PM
Apa ada kata kata dari Roberts yang menyatakan bahwa beliau sudah mencapai kondisi "anatta" ?

Lho, judul buku dan seluruh uraian dalam buku itu, adalah "The Experience of No-Self" ("Pengalaman Tanpa-Diri"). Apakah menurut Anda, 'no-self' berbeda dari 'anatta'?


QuoteJika memang ada, apakah memang "anatta" itu sama seperti konsepnya "BUDDHA GOTAMA" ?? Jika tidak sama, dimana perbedaannya ??

Rupanya Anda mempersoalkan KATA dan ISTILAH, dan Anda tidak merenungkan PENGALAMAN. Dalam pengalaman 'tanpa-diri' tidak ada konsep apa pun, baik "konsep" B. Roberts maupun "konsep" Buddha.


QuoteJika sama, mengapa susah sekali mengakui bahwa sebenarnya yang diikuti adalah ajaran BUDDHA GOTAMA ??

Saya menggunakan ajaran Buddha dalam Bahiya-sutta, karena ajaran Buddha dalam Bahiya-sutta cocok dengan pengalaman batin saya. - Siapa yang tidak mengakui ajaran Buddha? Tolong ditunjukkan.


QuoteApa memang karena berniat makai "jargon" baru biar lebih trendi gitu ??

'Tanpa-aku' apakah "jargon baru"? Apakah Sang Buddha tidak pernah mengatakannya?

Salam,
hudoyo

dilbert

Quote from: hudoyo on 02 August 2008, 11:50:26 PM
Quote from: dilbert on 02 August 2008, 10:49:11 PM
Apa ada kata kata dari Roberts yang menyatakan bahwa beliau sudah mencapai kondisi "anatta" ?

Lho, judul buku dan seluruh uraian dalam buku itu, adalah "The Experience of No-Self" ("Pengalaman Tanpa-Diri"). Apakah menurut Anda, 'no-self' berbeda dari 'anatta'?


QuoteJika memang ada, apakah memang "anatta" itu sama seperti konsepnya "BUDDHA GOTAMA" ?? Jika tidak sama, dimana perbedaannya ??

Rupanya Anda mempersoalkan KATA dan ISTILAH, dan Anda tidak merenungkan PENGALAMAN. Dalam pengalaman 'tanpa-diri' tidak ada konsep apa pun, baik "konsep" B. Roberts maupun "konsep" Buddha.


QuoteJika sama, mengapa susah sekali mengakui bahwa sebenarnya yang diikuti adalah ajaran BUDDHA GOTAMA ??

Saya menggunakan ajaran Buddha dalam Bahiya-sutta, karena ajaran Buddha dalam Bahiya-sutta cocok dengan pengalaman batin saya. - Siapa yang tidak mengakui ajaran Buddha? Tolong ditunjukkan.


QuoteApa memang karena berniat makai "jargon" baru biar lebih trendi gitu ??

'Tanpa-aku' apakah "jargon baru"? Apakah Sang Buddha tidak pernah mengatakannya?

Salam,
hudoyo

terjawab sudah semua... kenapa harus susah susah ganti "JARGON" ?
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan