Tidak, tak perlu dihapalkan, hanya perlu dipahami dan dimengerti
Waw...Berati praktisi Abhidhamma hebat2 ya
Hanya dengan melihat tulisan2 ,dia bisa memahami dan mengerti sehingga tidak perlu dihapal...
4Kebenaran Mulia,Paticca Samupadda,Hukum Kamma dan Punabhava,Tilakhana,masih banyak lagi,apakah anda sudah memahami dan mengerti tentangnya?
Mungkin jika anda bilang "mengerti" saya masih bisa percaya,tapi jika anda bilang anda sudah "memahami" atau lebih tepatnya "menembus"nya,saya agak "meragukannya"
Karena Bro Riky paling senang bertanya sumber Tipitaka (meski dilain pihak Bro bilang nggak peduli dgn Tipitaka dan Bro bukan murid Sang Buddha, sy tidak mengerti untuk apa Bro selalu meminta sumber di Tipitaka kpd orang2?), maka akan sy jawab pake sumber di Tipitaka saja:
Bukankah anda dan rekan2 anda selalu "bangga" dengan Tipitaka tersebut?
Saya hanya ingin membandingkannya saja melalui pengalaman pribadi saya,apakah itu dilarang didalam Tipitaka?
"Perbuatan buruk akan menyebabkan penyesalan, ratapan dan air mata
Perbuatan baik tidak menyebabkan penyesalan, dan mengakibatkan kegembiraan dan kebahagiaan"
(Dhammapada 67-68)
Perbuatan buruk menyebabkan penyesalan?
Banyak orang yang membunuh tapi tidak menyesal kok,tapi sebaliknya banyak yang berbuat baik dia menyesal...
Perbuatan baik mengakibatkan orang ingin dan ingin lagi berbuat baik,tujuannya sudah jelas bukan?
Tidak sama.
Justru menganggap sama antara perbuatan baik dan buruk berarti Bro Riky sedang membodohi diri sendiri.
Mungkin perlu Bro renungkan nasehat Sang Buddha yg sy tulis diatas
Sudah jelas bagi saya,AKU ingin BERBUAT BAIK supaya AKU bisa BAHAGIA,AKU tidak mau BERBUAT JAHAT karena AKU takut akan PENDERITAAN,padahal sudah jelas bahwa HIDUP ADALAH DUKKHA bukan?
Jika anda menutup mata anda dan membuka Tipitaka secara acak, sy yakin, anda akan gampang menemukan anjuran Sang Buddha akan pentingnya perbuatan baik. Isi Tipitaka sarat dengan anjuran berbuat baik.
Saya baru tahu dari anda bahwa SB itu "mementingkan" kebaikan,jadi menurut saya tidak ada bedanya sama sekali ajaran SB dengan ajaran LAINNYA karena setahu saya setiap ajaran/aliran di dunia ini mengajarkan "kebaikkan"...
"Mengembangkan kebajikan, dapatlah dilakukan. Apabila tidak dapat dilakukan maka Saya tidak akan menganjurkan engkau melakukannya, tapi karena itu membawa keberuntungan dan kebahagiaan, Saya menganjurkan engkau: Kembangkanlah Kebajikan"
(Anguttara Nikaya, I:227)
Mengembangkan kejahatan, dapatlah dilakukan.Apabila tidak dapat dilakukan maka Riky_dave tidak akan pernah melihat pembunuhan,pencurian,pemerkosaan dimana2 lagi...
Karena kejahatan itu membawa penderitaan dan malapetaka,maka Riky_dave menganjurkan engkau: Hindarilah kejahatan
"Bagi wanita dan pria, berdana dan bermoral baik, dapat menahan nafsu dan pengendalian diri, merupakan timbunan harta terbaik. Oleh karena itu orang bijaksana selalu bertekad untuk melakukan kebajikan itu"
(Khuddaka Nikaya, Nidhikkhanda Sutta)
Saya rasa itu bagus untuk para umat awam bukan?Hal tersebut saya rasa tidak relevan lagi untuk seorang pencari kebenaran...
Umat awam ingin kaya,sukses,terhormat itu adalah hal yang wajar maka kembangkanlah KEBAJIKAN,hindarilah KEJAHATAN...
"Orang bijaksana?" tolong artikan kata orang bijaksana tersebut...
Kalo begitu bisa di-share disini pengertian Bro Riky mengenai SILA?
Juga DANA?
Dana dan Sila tidak berati apa2 bagi saya...
Tapi jika anda ingin mendengar pendapat dana dan sila,silakan saya akan mengkajinya untuk anda berdasarkan dari yang pernah saya dengar....
Dana adalah kerelaan yang tidak hanya mencakup rela memberi seperti yang banyak orang ketahui...
Tetapi pada saat meditasi kita rela/melepas/menerima segalanya yang terjadi pada saat bermeditasi...
Tapi yang sila saya sudah lupa,entah diartikan sebagai apa...
Salam,
Riky