Abhidhamma & vipassana

Started by hudoyo, 29 July 2008, 09:45:38 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Riky_dave

Saya sering melihat bahwa kata dari Bu lily adalah pikiran timbul dan lenyap sangat cepat sekali...
Saya hanya memiliki 1pertanyaan yang jika berkenan oleh Bu lily untuk dijawab :)
"Jika pikiran timbul dan lenyap sangat cepat sekali bagaimana teori2 abhidhamma bisa membantu seseorang untuk menyebarang ke pantai seberang?"
_/\_

Salam,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Riky_dave

QuoteAda sebuah kisah Sang Buddha yang di cerca oleh seorang brahmana yaitu sbb :
Pada suatu ketika Sang Buddha diundang oleh seorang brahmana untuk bersantap di rumahnya. Oleh karena diundang, maka Sang Buddha datang kerumahnya. tetapi ia bukannya menjamu Sang Buddha, malahan mencerca Beliau dengan kata-kata yang paling kotor.
Dengan sopan Sang Buddha bertanya : "Brahmana, pernahkah ada orang-orang datang ke rumahmu?"
Brahmana : "Ya"
Sang Buddha : "Apakah yang anda lakukan bila mereka datang?"
Brahmana : "O, aku menyiapkan jamuan besar."
Sang Buddha : "Bagaimana bila mereka tidak jadi datang?"
Brahmana : "Dengan gembira kami menyantap makanan yang telah disiapkan."
Sang Buddha : "Nah, Brahmana yang baik, anda telah mengundang diri-Ku datang ke rumah untuk makan, dan anda telah menjamu diri-Ku dengan kata-kata cercaan. Aku tak menerima semua itu. Silahkan ambil kembali."
Bagi saya bahwa untuk kisah yang diceritakan diatas bahwa pada saat itu adalah KONDISI seorang SB,sedangkan saya rasa disini tidak ada yang mengaku bahwa dia seorang SammaSambuddha bukan??:)
Jadi teori diatas tidak relevan untuk dibandingkan dengan "kejadian yang sering terjadi di DC ini"
Dan saya berharap bahwa "teori2" tersebut tidak digunakan sebagai suatu "pembenaran" atas sebuah "ketidaktahuan/kebodohan" yang sering kali ditunjukan dari berbagai netter disini...:)
Dan terakhir saya ingin berkata bahwa,"Jika kita belum menembus "teori" yang sering kita tuliskan dan bicarakan alangkah baiknya kita sendiri membuktikannya terlebih dahulu daripada bercuap2 kepada orang lain,padahal kita sendiri tidak tahu apa2...."

QuotePujian dan celaan adalah dua kondisi dunia lainnya yang harus dialami tiap orang. Adalah wajar menjadi gembira bila dipuji, dan menjadi kecewa bila dicela. Sang Buddha berkata : Orang Bijaksana tidak menunjukkan rasa gembira maupun kecewa di tengah-tengah pujian dan celaan. Mereka tetap teguh bagaikan batu karang yang tak tergoyahkan oleh badai.
Jadi kapan kita jadi orang bijaksana itu? marilah kita renungkan....
Jangan pernah berkata bahwa,"Kapan kita menjadi orang bijaksana".... :)
Saya rasa disini tidak ada yang mengaku bahwa dia Bijaksana seperti Seorang SAMMASAMBUDDHA?Atau mungkin para pakar Abdhidhamma merasa dia SEBIJAKSANA SB?
Jadi hal tersebut tidak relevan jika anda menuliskan bahwa kita harus sebijaksana "Orang Bijaksana",Orang bijaksana sudah menembus NIBBANA,sedangkan kita?Saya menjawab bahwa saya belum menembus NIBBANA,apakah anda dan rekan2 anda sudah?:)

Salam,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Riky_dave

Quote from: nyanadhana on 01 August 2008, 01:18:19 PM
saya tidak mau ikutan menyindir sih tadi tapi karena demi menyadarkan kalian,saya sengaja tenggelam dalam akusala kamma hanya demi menyadarkan kalian  :P

Dhamma itu pemahaman ke dalam dan tergantung batin masing-masing dalam pencerapan,apapun itu Sang Buddha bisa melihat bahwa proses pencerahan setiap orang berbeda dan tidak sama, adayang bisa lewat Vipasana,ada yang cukup baca secuplik Sutra, ada yang bisa disentil. untuk apa kita merasa lebih jago, bukankah kita sudah terjebak dalam kemelekatan untuk menjadi sesuatu yang lebih hebat,superior, bahkan dalam membahas MMD sendiri,kemelekatan itu sering terjadi. ngapain maksa orang menjadi pro dan kontra....ga perlu kok, pemahaman itu tidak terjadi karena paksaan namun acceptance.
Lo mau jelasin Dhamma dengan baik tapi cara kamu komunikasi malah membuat orang merasa dengki,itu tidak membuat orang lain tercerahkan ataupun kamu tersadarkan dalam Dhamma, bahkan anda bisa terjebak dalam pandangan salah dalam pandangan benar.
Wah2...Saudara nyana yang baik...
Dulu ketika saya tidak mau menjelaskan apa yang saya tahu anda marah2?
Lihat kalimat anda yang berikut ini :)
QuoteWah,lain dari pendapat saya tentang Hukum Alam,kita sudah beda jalur...

lalu setelah beda jalur,anda mulai menghentikan diskusi ini? Kenapa tidak mencoba memerikan penjelasan atas pendapat anda? Kalo Hit & Run saya juga bisa.tinggal lempar pertanyaan,tunggu jawaban trus gw diemin.
Sampai hari ini saya melihat bobot jawaban anda itu hanya sekedar septah kata tapi tiada penjelasan dan bahkan mencoba memancing emosi peserta dengan gaya 'sok' pintar.
Kenapa 'aha' anda tidak memiliki QC atau filter sama sekali?
Sekarang saya kembali bertanya,"Pantas kah anda berkata seperti yang saya bold kan diatas? "

QuoteSang Buddha tidak mengkomunikasikan Dhamma dengan hantaman, tapi mencari celah penerimaan seseorang baru setelah orang itu menerima Dhamma, pandangan salah diruntuhkan.bukan dengan gaya sok pintar,sok benar dan sok sana sini
Saya rasa disini tidak ada yang mengaku dia adalah seorang Sang Buddha,apakah ada yang mengaku bahwa dia adalah seorang Buddha?

Salam,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Sumedho

Quote from: riky
Dan terakhir saya ingin berkata bahwa,"Jika kita belum menembus "teori" yang sering kita tuliskan dan bicarakan alangkah baiknya kita sendiri membuktikannya terlebih dahulu daripada bercuap2 kepada orang lain,padahal kita sendiri tidak tahu apa2...."
kalau gitu yg belum tercerahkan dilarang posting dan berdiskusi donk...... tutup deh forumnya :P
There is no place like 127.0.0.1

Indra

kalau saya mengartikannya begini boss,

"yang posting di forum ini berarti udah Arahat" karena yang belum cerah tidak boleh posting.
banyak dari kita ternyata tidak menyadari bahwa kita sudah Arahat. ;D

ryu

Mending Face to face aja, langsung praktek, coba siapa yang kuat di tabok die pasti ARAHAT kakakakakak
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Sumedho

hayok sini ryu, secara dikaw yg kasih ide, you got the honor to be the first to be tested.... >:D
There is no place like 127.0.0.1

Indra

Dasar kompor!

Boss Sumedho bisa buatkan emoticon gambar kompor?

ryu

Quote from: Sumedho on 01 August 2008, 08:30:01 PM
hayok sini ryu, secara dikaw yg kasih ide, you got the honor to be the first to be tested.... >:D

Gw mah udah jelas khan statusnya "masih tersesat'" kakakakak
Ini ceritanya khan katanya ada yang udah "merasa" prakteknya benar dan teori itu salah.
Ayo ayo cepat sapa pegang sapa kakakakak
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Riky_dave

Quotekalau gitu yg belum tercerahkan dilarang posting dan berdiskusi donk...... tutup deh forumnya
Lebih baik bukan...:)
Harusnya ditandai antara kata "sipembicara" dengan "apa yang sedang dia ingin cocok2an"...

Salam,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Indra

sebagai orang-orang civilized, tentunya kita menganut kebebasan bicara, demokrasi.
jadi di forum ini, siapapun boleh mengeluarkan pendapatnya sebebas-bebasnya, sepanjang mematuhi rules yang telah ditetapkan oleh peraturan forum, dan juga di sini ada moderator yang selalu mengawasi ketertiban forum.
jadi tidak pada tempatnya kalau kita menentukan siapa yang boleh dan siapa yang tidak boleh posting di sini.

apakah si poster mengatakan apa yang telah ia capai atau praktekkan atau sekedar teori, it doesn't matter.
_/\_

ryu

dan jangan pada ngotot yach :))
coba masing2 cangkirnya dikosongkan dulu ahh biar adem :)

Nan-In , Guru Zen pada era Meiji (1868-1912) menerima kunjungan seorang Professor yang ingin memahami mengenai Zen. Nan-In menyuguhkan teh. Ia menuangkan air teh ke cangkir sang tamu hingga penuh, lalu tetap menuangkan air ke dalamnya. Sang Professor yang mengamati air meluber dari cangkir, kaget dan berkata " Ini sudah penuh. Tak akan dapat masuk lagi !". "Seperti cangkir ini," kata Nan-In, "Anda penuh oleh pendapat dan perkiraan. Bagaimana saya dapat menunjukkan kepada Anda mengenai Zen sebelum Anda terlebih dahulu mengosongkan cangkir Anda"
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Riky_dave

#192
Quote from: Indra on 01 August 2008, 08:43:07 PM
sebagai orang-orang civilized, tentunya kita menganut kebebasan bicara, demokrasi.
jadi di forum ini, siapapun boleh mengeluarkan pendapatnya sebebas-bebasnya, sepanjang mematuhi rules yang telah ditetapkan oleh peraturan forum, dan juga di sini ada moderator yang selalu mengawasi ketertiban forum.
jadi tidak pada tempatnya kalau kita menentukan siapa yang boleh dan siapa yang tidak boleh posting di sini.

apakah si poster mengatakan apa yang telah ia capai atau praktekkan atau sekedar teori, it doesn't matter.
_/\_
Memang itu bukan masalahnya,masalahnya bukankah terletak pada "sindir menyindir?"
Saya rasa kadang kala banyak yang hanya nimbrung untuk menyindir pihak2 tertentu berdasarkan "kutipan2" ini dan itu...
Saya tidak pernah berkata bahwa hanya orang yang sudah praktik boleh memposting bukan?
Dan apa yang sering terjadi disini?Para penteori menyindir para praktik dengan mengambil kutipan2 tertentu yang dia sendiri mungkin TIDAK PERNAH MENGALAMI secara LANGSUNG KUTIPAN2nya tersebut...
Lantas ketika dia sudah mulai tidak tahu arah,dia mulai lah mencocok2an kutipan2 tertentu dengan kondisi2 yang ada,seperti kata saudara  Suchamda bahwa banyak netter yang menggunakan kata2 yang manis yang didalamnya benar2 busuk2 atau lebih tepatnya untuk menutupi kebusukannya dia berlindung didalam kata2/kutipan2 sutta tertentu yang indah dan menyerang orang lain melalui kutipan tersebut,padahal saya rasa bahwa mungkin dia sendiri BELUM pernah MENEMBUS apa yang DITULISKAN diSANA atau lebih tepatnya MEMBUKTIKAN KEBENARANNYA SECARA LANGSUNG...

Salam,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Semit

Sdr. Riky,

Meskipun kata-kata ada benarnya, tapi mohon anda bisa mengendalikan bahasa anda, harap anda bisa menjaga perasaan, banyak member di sini yang berkeyakinan kepada Sang Buddha, kalau anda tidak demikian, mohon bertoleransi. Kutipan Sutta yang anda anggap "busuk" itu sangat kami hormati, dan saya terpaksa meng-click button "Report to moderator" untuk postingan anda di atas.

Hendra Susanto

riky loe penteori apa para praktik?