News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

game bahasa Pali

Started by bluppy, 09 April 2011, 06:07:58 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

seniya

"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

dhammadinna

#196
Tattha appasannā ceva nappasīdanti

ada yang terjemahin = Then those with little confidence, lose all confidence.

--> soalnya, appa = little/insignificant, jadi sepertinya appasannā = little confidence.

memangnya sannā =  confidence?

kalau di kata selanjutnya ada kata "nappasīdanti", tidak jelas di mana letak confidence-nya sehingga bisa diterjemahkan "lose all confidence".

intinya, apakah benar terjemahannya menjadi "confidence"? confidence = keyakinan?

Shasika

Ijinkan saya bertanya :

Mengapa dalam syair Ettavata yang terakhir sekarang Vihara STI mengganti menjadi : Ciram rakkhantu mam pare ?
I'm an ordinary human only

Shasika

Quote from: Shasika on 26 February 2013, 08:20:30 AM
Ijinkan saya bertanya :

Mengapa dalam syair Ettavata yang terakhir sekarang Vihara STI mengganti menjadi : Ciram rakkhantu mam pare ?

mengapa ga ada yg menanggapi ?
I'm an ordinary human only

Indra

Quote from: Shasika on 06 March 2013, 05:26:24 PM
mengapa ga ada yg menanggapi ?


mungkin karena tidak ada yg bisa menjawab, setau saya tidak ada perwakilan STI di sini

Top1

Quote from: Shasika on 26 February 2013, 08:20:30 AM
Ijinkan saya bertanya :

Mengapa dalam syair Ettavata yang terakhir sekarang Vihara STI mengganti menjadi : Ciram rakkhantu mam pare ?

QuoteNamatthu Buddhassa,
   
  Rekan2 SeDhamma, Y.M. Bhante Dhammadhiro, bhante kita yang paling
ahli dalam bahasa pali, setelah meninjau buku paritta yang selama ini kita
pakai ternyata di dalamnya terdapat cukup banyak kesalahan. Termasuk
penggunaan salam Namo Buddhaya juga mengalami perubahan menjadi 'Namatthu
Buddhassa'. Karena saya hanya mendapat dua, maka buku tersebut akan
tidak cukup untuk dibagikan. Maka saya akan ringkas perbaikan2 pada
paritta2 yang sering kita gunakan pada saat kebaktian.
   
  1 Namakara Gatha berubah menjadi Namakara Patha, sedangkan isinya
masih tetap sama.
  2.Puja Gatha menjadi Puja Katha, isi sama.
  3. Pubbabhaganamakara - sama
  4. Tisarana menjadi Saranagamana Patha, lalu
      Handa mayam saranagamanapatham bhanama se
  5.Pancasila
     karoma se pada buku lama menjadi bhanama se
  7. Buddhanussati , Dhammanussati, Sanghanussati - tetap sama buku
lama
  8. Saccakiriya Gatha, juga berubah dari karoma se menjadi bhanama se
  9. Mangala Sutta dan Karaniya Metta Sutta tetap sama buku lama
  10.  Brahmaviharapharana, kata bhanama se yang diucapkan pemimpin
kebaktian di buku lama, berubah menjadi karoma se
  11. Abhinhapaccavekkhana Patha - sama
  12. Permohonan Pancasila, Paritta dan Dhammadesana  - sama
  13. Ettavata berubah menjadi Ettavatatiadipattidana
        Handa mayam ettavatati-adipattidanam karoma se
    Untuk bait 1-3 masih tetap sama
  bait 4, pada baris terakhir mengalami perubahan 'Ciram rakkhantu
lokasanti' menjadi 'Rakkhantu lokasantikam'
  bait 5 baris terkahir, 'Ciram rakkhantu Indonesia' menjadi 'Imam
rakkhantu ratthakam'
  yang artinya 'Semoga melindungi negeri ini'
  bait terakhir, baris terakhir 'Ciram rakkhantu mam param'ti', berubah
menjadi 'Ciram rakkhantu mam pare'.
   
  Catatan: Untuk pelimpahan jasa untuk para dermawan, sebelum bait
terakhir bisa mengulangi  Akasattha..., lalu baris terakhir diganti dengan
'Ciram rakkhantu dayake, untuk tempat seperti vihara, dsb, baris
terakhir menggunakan 'Imam rakkhantu vatthukam (vihara)'
   
  Semoga informasi ini dapat bermanfaat bagi rekan2.
   
  metta,
  demmy s (Citta Sudhammo)

[at] Shasika, Semoga menjawab yah

Shasika

Quote from: Indra on 06 March 2013, 05:53:11 PM
mungkin karena tidak ada yg bisa menjawab, setau saya tidak ada perwakilan STI di sini

hehehe...maafkan saya ya kakak.... ;D

Maksud saya paritta ini tidak diganti spt itu jika di vihara yang bukan STI...gitu maksud saya.  ;D
I'm an ordinary human only

Shasika

Quotebait terakhir, baris terakhir 'Ciram rakkhantu mam param'ti', berubah
menjadi 'Ciram rakkhantu mam pare'.
Quote from: Top1 on 06 March 2013, 06:44:14 PM
[at] Shasika, Semoga menjawab yah

[at]  Bro Top1, makasih yah.... ;D
sudah terjawab sekarang....tapi ini berarti khan yang merubah hanya dari kita saja, apakah perubahan ini sudah dapat persetujuan dari Tipitakadhara? karena setahu saya Tipitaka itu tidak dpt dirubah apapun alasan nya. sedangkan paritta khan merupakan bagian dari Tipitaka juga  ;D

I'm an ordinary human only

Indra

Quote from: Shasika on 13 March 2013, 01:46:46 PM
[at]  Bro Top1, makasih yah.... ;D
sudah terjawab sekarang....tapi ini berarti khan yang merubah hanya dari kita saja, apakah perubahan ini sudah dapat persetujuan dari Tipitakadhara? karena setahu saya Tipitaka itu tidak dpt dirubah apapun alasan nya. sedangkan paritta khan merupakan bagian dari Tipitaka juga  ;D



paritta etavatta tidak terdapat dalam Tipitaka, bahkan sebagian besar paritta memang bukan berasal dari Sang Buddha, melainkan karangan para bhikkhu belakangan.

Shasika

Quote from: Indra on 13 March 2013, 01:58:59 PM
paritta etavatta tidak terdapat dalam Tipitaka, bahkan sebagian besar paritta memang bukan berasal dari Sang Buddha, melainkan karangan para bhikkhu belakangan.

Makasih bro Indra,
Setahu saya Paritta merupakan bagian dalam Tipitaka, karena Ratana Sutta, Karaniya Sutta, Kandha Paritta, Mora Parittam, Sacca Kiriya Gatha, Angulimala Gatha dll masih di jaman Sang Buddha. Bahkan sewaktu Persamuan Agung yang ke IV (Versi Theravada) di Sri Lanka, abad 1M, itulah saat pertama kali Tipitaka ditulis, sebelum nya Tipitaka dilestarikan secara lisan. Itupun telah ada Paritta yang merupakan bagian dalam Tipitaka. Mohon masukan bila saya salah bro  ;D
I'm an ordinary human only

Indra

Quote from: Shasika on 13 March 2013, 02:05:46 PM
Makasih bro Indra,
Setahu saya Paritta merupakan bagian dalam Tipitaka, karena Ratana Sutta, Karaniya Sutta, Kandha Paritta, Mora Parittam, Sacca Kiriya Gatha, Angulimala Gatha dll masih di jaman Sang Buddha. Bahkan sewaktu Persamuan Agung yang ke IV (Versi Theravada) di Sri Lanka, abad 1M, itulah saat pertama kali Tipitaka ditulis, sebelum nya Tipitaka dilestarikan secara lisan. Itupun telah ada Paritta yang merupakan bagian dalam Tipitaka. Mohon masukan bila saya salah bro  ;D

benar, itu sebabnya saya mengatakan "sebagian besar" bukan "semua", tapi paritta etavatta jelas tidak ada dalam Tipitaka.

Shasika

Quote from: Indra on 13 March 2013, 02:14:30 PM
benar, itu sebabnya saya mengatakan "sebagian besar" bukan "semua", tapi paritta etavatta jelas tidak ada dalam Tipitaka.

Nahh....dalam penulisan Tipitaka yang pertama kali ini dalam Persamuan Agung ke IV itu udah termasuk paritta ini juga, lantas otoritas merubah ini didapat dari mana ? maaf jika kurang berkenan dengan pertanyaan saya ya bro...tapi saya bener2 ingin tahu apa sebab Paritta dirubah ? karena ini akan terkait dengan otoritas Tipitaka yang bisa diubah2.... ;D

saya kurang begitu menguasai Pali, tapi setahu saya mam param'ti itu sudah berarti melindungi mereka (semua) karena kata kerja yang jamak (mereka) berubah menjadi berakhiran -nti bila dibandingkan dengan kata mam pare untuk diartikan sebagai melindungi semua karena dari kata param menjadi pare utk jamak. _/\_
I'm an ordinary human only

Indra

Quote from: Shasika on 13 March 2013, 02:27:21 PM
Nahh....dalam penulisan Tipitaka yang pertama kali ini dalam Persamuan Agung ke IV itu udah termasuk paritta ini juga, lantas otoritas merubah ini didapat dari mana ? maaf jika kurang berkenan dengan pertanyaan saya ya bro...tapi saya bener2 ingin tahu apa sebab Paritta dirubah ? karena ini akan terkait dengan otoritas Tipitaka yang bisa diubah2.... ;D

benarkah paritta termasuk yg dituliskan dalam pesamuan agung IV? ref please.

Quote
saya kurang begitu menguasai Pali, tapi setahu saya mam param'ti itu sudah berarti melindungi mereka (semua) karena kata kerja yang jamak (mereka) berubah menjadi berakhiran -nti bila dibandingkan dengan kata mam pare untuk diartikan sebagai melindungi semua karena dari kata param menjadi pare utk jamak. _/\_

yah karena ini bukan teks otentik, ya setiap orang boleh saja mengikuti seleranya. saya tidak tahu apakah ini diwajibkan untuk umat atau tidak, tapi yg mana pun toh saya tidak baca paritta.

Shasika

Quote from: Indra on 13 March 2013, 03:20:02 PM
benarkah paritta termasuk yg dituliskan dalam pesamuan agung IV? ref please.

dalam Sutta Nipata kita bisa menemukan Mangala Sutta, Karaniya Metta Sutta, dll.

Quoteyah karena ini bukan teks otentik, ya setiap orang boleh saja mengikuti seleranya. saya tidak tahu apakah ini diwajibkan untuk umat atau tidak, tapi yg mana pun toh saya tidak baca paritta.

hehehe...sama bro ama saya klo gtu... ;D
I'm an ordinary human only

Indra

Quote from: Shasika on 13 March 2013, 03:42:14 PM
dalam Sutta Nipata kita bisa menemukan Mangala Sutta, Karaniya Metta Sutta, dll.

Quote from: Indra on 13 March 2013, 02:14:30 PM
benar, itu sebabnya saya mengatakan "sebagian besar" bukan "semua", tapi paritta etavatta jelas tidak ada dalam Tipitaka.