Manusia atau Tuhan?

Started by g.citra, 11 December 2008, 12:49:53 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

wahyu hidayah

Quote from: upasaka on 18 December 2008, 08:38:04 AM
Quote from: wahyu hidayah on 17 December 2008, 09:43:09 PM
Quote from: hatRed on 16 December 2008, 02:07:51 PM
[at] wahyu

sepengetahuan saya tidak ada yang dipercaya dan disembah dalam Buddhism
eeh sbgai contoh,umat muslim sholat 5 waktu kemasjid,musholah/dirumah karena perintahNYA agar kami bisa memanjatkan do'a,mohon ampun atas dosa2,tuk mengingatkan diri sendiri bhwa ada Tuhan yang serba Maha atas semua alam semesta&isinya, & Umat kr****n sembahyang kegereja menyembah Tuhan Yesus.Kami sholat/sembahyang,berbuat amal baik,kami yakin akan diberi balasan kebaikkan yang lebih pada kami baik masih hidup/sesudah mati,begitupun sebaliknya[Tuhan membalas perbuatan kami melalui perantara orang lain,hewan,alam dll].NAH kalau kalian[umat Buddha] berbuat baik/jahat,siapa yang menilai&memberi balasannya?.Para Bhiksu/Bhikkuni yang di kuil bermeditasi tuk apa/mencari siapa?,sang Buddha itu sendiri siapa yang slalu disebut2 umat Buddha? 

[at] wahyu hidayah

Kami Umat Buddhis melihat dunia dan kehidupan berjalan sesuai dengan hukumnya. Tidak ada hadiah atau hukuman di hukum alam, yang ada hanyalah berbagai konsekuensi. Kami tahu kebaikan adalah datang dari perbuatan baik, dan kemalangan datang dari perbuatan buruk. Karenanya kami bisa menerima semua keadaan yang kami alami. Kami tidak meminta belas kasih makhluk adikuasa / Tuhan untuk melenyapkan penderitaan kami. Karena kami tahu hanya kami sendiri yang bisa mengakhiri penderitaan masing2.

Tanpa ditakut-takuti oleh hukuman Tuhan, dan atau dirayu-rayu dengan anugerah Tuhan, kami bisa berbuat baik dan menghindari perbuatan tidak baik. Kami tidak lagi dikungkung oleh sesuatu yang harus kami tunduk pada-Nya. Kami melihat bahwa semua orang berhak merasakan kebenaran. Kebenaran di Buddhisme itu bersifat universal. Maksudnya kami percaya bahwa kebaikan yang Anda lakukan di jalan Agama Anda juga bisa memberikan dampak positif bagi Anda, dan juga sebaliknya...
YUP, SAMA-SAMA.SAYA PERCAYA JUGA KEBAIKAN BRO&SIS DI JALAN AJARAN SANG BUDDHA AKAN BERMANFAAT BAGI DIRI PRIBADI,LINGKUNGAN,...... :) :)

dilbert

#271
Kutipan MILINDA PANHA (Bab Sembilan) bagian 12.

12. Ajaran Rahasia

"Sang Buddha berkata kepada Ananda, 'Sehubungan dengan Dhamma, Sang Tathagata bukanlah seorang guru yang merahasiakan sesuatu di dalam genggamannya sendiri.'(D. ii. 100; S. syair 153).
Tetapi ketika Beliau ditanya oleh Malunkyaputta, Beliau tidak menjawab.(M. ii. Sta. 63)
Apakah Beliau tidak menjawab karena ketidaktahuan, ataukah Beliau hendak menyembunyikan sesuatu?"

"O baginda, bukan karena ketidaktahuan dan juga bukan karena ingin menyembunyikan sesuatu maka Beliau tidak menjawab. Suatu pertanyaan dapat dijawab dengan satu dari empat cara:

1. secara langsung,
2. dengan analisa,
3. dengan pertanyaan balik, dan
4. dengan mengabaikannya.

"Pertanyaan macam apa yang harus dijawab secara langsung?
'Apakah materi itu kekal? Apakah perasaan tubuh itu kekal? Apakah pencerapan itu kekal?' Pertanyaan-pertanyaan itu harus dijawab secara langsung.
"Dan apa yang harus dijawab dengan analisa?"
'Apakah yang tidak kekal itu materi?'
"Dan apa yang harus dijawab dengan pertanyaan balik?"
'Apakah mata dapat mencerap segala sesuatu?'
"Dan apa yang harus diabaikan?"
'Apakah dunia itu abadi? Apakah dunia itu tidak abadi? Apakah Sang Tathagata ada setelah kematian? Apakah Sang Tathagata tidak ada setelah kematian? Apakah jiwa sama dengan tubuh? Apakah tubuh itu satu hal dan jiwa itu hal lain?' Pada pertanyaan-pertanyaan demikianlah Sang Buddha tidak menjawab Malunkyaputta. Tidak ada alasan untuk menjawabnya. Para Buddha tidak berbicara tanpa alasan."

Note : apakah dari jaman sang BUDDHA, tidak ada umat yang bertanya tentang "sesuatu" yang SUPREME yang diartikan sebagai TUHAN ? Karena konsep TUHAN itu sudah ada sejak jaman dahulu kala... Jika ada, apakah pertanyaan tentang TUHAN adalah jenis pertanyaan yang DIABAIKAN ?

Dari D. ii. 100; S. syair 153, BUDDHA menyatakan bahwa apa-apa yang diajarkan adalah SEHUBUNGAN dengan DHAMMA, Mengapa ?
"Demikianlah, para bhikkhu, hal-hal yang telah saya ketahui dengan pengetahuan langsung tetapi tidak diajarkan lebih banyak [dibandingkan dengan apa yang saya ajarkan]. Dan mengapa aku tidak mengajarkannya? Karena hal-hal tersebut tidak berhubungan dengan tujuan, tidak berhubungan dengan prinsip dari kehidupan suci, dan tidak membawa pada pembebasan, pada pelepasan, pada penghentian, pada ketenangan, pada pengetahuan langsung, pada pencerahan, pada pelepasan. Karena itulah aku tidak mengajarkannya. (Simsapa Sutta, SN.53.61)

Apakah pengetahuan tentang "TUHAN" tidak berkaitan dengan jalan pembebasan ? Menurut BUDDHA, iya... Menurut Saya juga IYa...  ;)
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Nevada

Quote from: wahyu hidayah on 20 December 2008, 02:38:31 AM
Quote from: upasaka on 19 December 2008, 08:09:51 AM
[at] wahyuhidayah

Ya, saya bisa menerima perbedaan konsep Kuasa Tuhan dengan Hukum Kamma.
Justru itulah letak perbedaannya yang paling mendasar : Hukum Kamma tidak diatur oleh sosok personal, dan sifatnya universal (berlaku bagi semua makhluk).
apakah Hukum kamma yg sifatnya universal[berlaku bagi semua mahluk],walaupun secara sadar ada mahluk[manusia] tertentu tidak mengakui Hukum Kamma ajaran Sang Buddha karena beda keyakinan? klu iya tetap berlaku,maka Hukum kuasa Tuhan TTNG KAMMA & VIPAKA jg bersifat universal bagi semua manusia didunia tanpa perlu pengakuan percaya pd Hukum Tuhan tsb dari manusia yg beda keyakinan.

Tapi kita disini tidak mencari/memutuskan,konsep/Hukum mana/siapa yg benar.kita hanya bertukar pandangan & opini TTNG hal tsb.kebenaran yg hakiki adalah Amal baik/karma baik akan dibalas amal baik/vipaka baik & sebaliknya dan saya percaya itu 100......%.
NB: bedanya cuma topik hukum itu ada yg membuat[....] & yang berjalan alamiah[...]. :) :) :)

[at] wahyuhidayah yang baik hati...  :)

Hukum Kamma itu berlaku bagi semua makhluk, tidak memandang status ataupun kepercayaan yang diyakininya. Hukum ini lebih bersifat universal daripada konsep Kuasa Tuhan, karena Hukum Kamma ini berlaku juga bagi hewan, hantu, jin, dan makhluk2 lainnya. Dan di dalam Hukum Kamma; akibat (vipaka, termasuk anugerah dan dosa) tidaklah bisa dihapus.

Ya benar. Saya menghormati sikap saling-menghargai dari Anda...

Nevada

#273
Quote from: wahyu hidayah on 20 December 2008, 01:26:02 AM

NT: Apa & bagaimana pandangan umat Buddhism menyikapi soal pemusnahan massal trhdp unggas2 yg terjangkit virus flu burung,sapi2 yg terjangkit penyakit sapi gila disejumlah negara?dll! :) :)


Dalam pandangan Buddhisme : pemusnahan massal itu adalah suatu bentuk kekerasan, suatu kamma (perbuatan) buruk. Namun niat baiknya adalah untuk mencegah mewabahnya virus yang dapat mengancam manusia, adalah kebaikan. Kedua konsekuensi ini akan ditanggung oleh pihak2 yang terkait.

sukma

Quote from: xuvie on 19 December 2008, 11:39:29 PM
[at] Sukma

Gpp masuk dr mana aja it's ok.. ini forum umum toh =)

but i dont get ur point. whadya mean? saya ngga baca smua topik2 di DC. Soal'e terlalu banyak postingan2 yg mantap di DC dan saya lebih suka yg kebetulan bersinggungan dan mampir ke perhatian saya.
maap.. tolong ditulis ulang aja plis apa yg anda bahas di postingan sdr. Purnama. Atau at least kasih linknya. :)

mettacittena

_/\_
Re: Empat Ajaran Liao-Fan
« Reply #7 on: Yesterday at 08:59:40 PM »

Quote from: 7 Tails on Yesterday at 07:53:19 PM
kalau kita berbuat karma baik , hasilnya karma baik buat kita atau pun keturunan kita kan
bergitu juga sebaliknya
kalau karma buruk menimpa anak yang masih kecil bagaimana? seperti contoh
rumahnya kebakaran dan anaknya yg baru berumur 1 tahun tewas terbakar..


Coba pemahaman berbuat Karma Baik dirubah dengan tidak melihat iming-iming HASILNYA KARMA BAIK dengan tujuan menerima yang Baik  buat diri sendiri dan keluarga, jadi perbuatan Karma Baik dalam tanda kutip bisa diartikan semacam "Jual-Beli" kenapa kita tidak melihat :  Ajaran Buddha Metta-karuna, Cinta Kasih dan Welas Asih di lakukan TANPA SYARAT dan dibutuhkan pelatihan Samajivita = Kesabaran


Johsun

Dulu saya pernah ditanya,

sang Buddha kan bukan Tuhan, dan umat Buddha kan cuma menghormati sang Buddha.
Dulu saya blang mereka cuma menghormati sang Buddha.
Lalu dia blang :Oh cuma menghormati, tapi kok ada patungnya, pake sujud kayak nyembah gitu, itu namanya bukan menghormati lg tuh, tapi sudah semacam nyembah2.
Lalu saya pikir iya juga, menghormati koq sampe sujud2 kepala ke lantai kyak nyembah.
CMIIW.FMIIW.

Nevada

#276
Quote from: Johsun on 20 December 2008, 02:17:17 PM
Dulu saya pernah ditanya,

sang Buddha kan bukan Tuhan, dan umat Buddha kan cuma menghormati sang Buddha.
Dulu saya blang mereka cuma menghormati sang Buddha.
Lalu dia blang :Oh cuma menghormati, tapi kok ada patungnya, pake sujud kayak nyembah gitu, itu namanya bukan menghormati lg tuh, tapi sudah semacam nyembah2.
Lalu saya pikir iya juga, menghormati koq sampe sujud2 kepala ke lantai kyak nyembah.


[at] Johsun

Hanya orang yang berpikiran sempit melihat sesuatu dari luarnya saja..

Apakah memberi penghormatan melalui sujud-sembah itu haram?

Orang Tionghoa di zaman Dinasti2 Cina Daratan dulu selalu memberikan sujud-sembah kepada orang2 yang dihormati, baik Kaisar, Guru maupun Orang Tua. Apakah semua yang disujud-sembah itu adalah Tuhan?

Saat Anda menjalankan Ibadah Wajib dalam Agama Anda, Anda juga sujud-sembah pada dinding dan orang2 di depan Anda bukan? Apakah Anda menyembah mereka...?

johan3000

Quote from: Johsun on 20 December 2008, 02:17:17 PM
Dulu saya pernah ditanya,

sang Buddha kan bukan Tuhan, dan umat Buddha kan cuma menghormati sang Buddha.
Dulu saya blang mereka cuma menghormati sang Buddha.
Lalu dia blang :Oh cuma menghormati, tapi kok ada patungnya, pake sujud kayak nyembah gitu, itu namanya bukan menghormati lg tuh, tapi sudah semacam nyembah2.
Lalu saya pikir iya juga, menghormati koq sampe sujud2 kepala ke lantai kyak nyembah.


Spt halnya....bangsa2 didunia memiliki kedudayaan yg berbeda...
begitu juga cara penghormatan jugapun berbeda-beda....
walaupun artinya bisa sama....

Contoh : Bersalam tangan............(cara berkenalan...)

Salam tangan adalah tabu (tidak boleh dilakukan)....
kalau di Negara Islam.... anda melihat seorang gadis cantik
dgn JILbab dan menuju ke dia MEMINTA salam...
sambil berkata ini "Johsun".....

bisa2 perbuatan tsb bisa membahayakan diri anda...........


Lain hal ... kalau di Amerika.......... bisa2 anda malah dpt pelukan... (maybe)
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

sukma

Quote from: anggara on 19 December 2008, 12:50:44 AM
Quote from: wahyu hidayah on 19 December 2008, 12:47:42 AM
Quote from: ryu on 18 December 2008, 08:45:14 AM
Mbak, wahyu tuh anggota DC yang baru gabung, bukannya nabi juga bukan agama :))
EEH klu gitu salam kenal Sis Ryu dari saya.Yup saya baru gabung di DC. NABI bukan agama,tapi Utusan Tuhan di dunia tuk menyampaikan TTNG kebesaran Tuhan & hukum2NYA pada umat manusia yg mau memPercayaiNYA.BTW yg dimaksud Mbak siapa tu Ryu? & masih tersesat aja dari kemarin!

=)) gak nyambung =))

Arti kata "WAHYU" dalam posting saya adalah ;

Paham Tuhan dalam agama-agama Wahyu sangat berbeda dengan agama-agama Mistik. Hal ini berhubungan pertama-tama dengan paham "Wahyu". Jadi,di sini Wahyu dilihat sebagai hubungan pribadi dan bukan sebagai informasi mengenai kebenaran-kebenaran Illahi. Begitu juga Iman dimengerti sebagai Penyerahan diri seutuhnya kepada Tuhan.

Berdasarkan penegasan ini kiranya dapat dikatakan bahwa ; iman-wahyu di rumuskan sebagai hubungan pribadi antara Tuhan dan manusia, yang dari pihak Tuhan di sebut 'Wahyu" dan dari pihak manusia "iman". ( Noted ; menuju JUDUL threads "manusia dan Tuhan"). Namun dengan Catatan bahwa Inisiatif selalu ada pada Tuhan. Maka dalam arti itu, "Wahyu selalu mendahului Iman ; dan Iman selalu merupakan tanggapan terhadap "Wahyu".

Untuk memahami masalah hubungan antara Iman dan Wahyu maka bisa kita lihat dibawah ini ;

Wahyu sebagai ;

1 .Ajaran.
2 .Sejarah.
3 .Pengalaman Batin.
4 .Kehadiran Dialektis.
5 .Kesadaran Baru.

Iman sebagai ;

1 .Pengakuan doktrin
2 .Kepercayaan
3 .Pengalaman Keakraban
4 .Ketaatan
5 .Pemahaman Baru.
6 .Perbuatan Konkret.
7 .Hubungan pribadi.

Tuhan sebagai ;

1 . Guru
2 .Donatur yang baik.
3 .Kasih.
4 .Penguasa.
5 .Penerangan.
6 .Pembebas.
7 .Sumber Kehidupan.

Please noted ; Paham ini di kutip dari Iman Christian, bukan Islam. Dan saya turunkan tulisan ini sesuai JUDUL Thread ini "Manusia dan Tuhan" dipahami dari kepercayaan(Mono)teisme, Paham Tuhan di sini Bukanlah buat AJARAN BUDDHIS. Harap di maklumi.

sukma

Khusus buat Moderator DC, maaf saya tidak mau mengikuti tulisan kr****n yang telah di set-up oleh Web DC, karena menurut saya cara menulis kr****n yang dengan sengaja di Set-Up adalah bentuk pikiran yang.....? 8)

Jadi, kata kr****n saya tulis Christian karena saya tahu kalian terlewati design kata ini.Yah, seharus kita berjiwa Besar sebagai Umat Buddhis.

Bravo.!

Nevada

[at] sukma

Ya saya memaklumi...

Sekarang hal apa yang akan didiskusikan? Apakah thread ini hanya seputar tanya-jawab dan referensi2 saja?


ryu

masing2 sudah tau kok perbedaan pandangan ini , jadi ?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Nevada

Selanjutnya terserah kebijakan TS mengenai argumen2 dari sukma dan wahyu hidayah...

Mau dilanjutkan atau bikin thread baru saja...

Reenzia


sukma

Quote from: upasaka on 20 December 2008, 02:54:35 PM
[at] sukma

Ya saya memaklumi...

Sekarang hal apa yang akan didiskusikan? Apakah thread ini hanya seputar tanya-jawab dan referensi2 saja?



Upasaka, seharusnya pertanyaan ; "Sekarang hal apa yang akan didiskusikan? Apakah thread ini hanya seputar tanya-jawab dan referensi2 saja?" di tujukan ke sobat saya g-Citra yang empunya idea membuat Judul Thread "Manusia dan Tuhan".

Saya hanya terpanggil untuk menurunkan pemahaman antara "Manusia dan Tuhan" di dalam bentuk tulisan pada Thread ini sesuai batas kemampuan saya dari pemahaman Ajaran Buddhis yang telah saya posting di beberapa reply yang lalu. Ada pun, selanjutnya bila mau diskusikan, maka saya tidak melihat lagi diskusi ini berguna bagi sdr/i kita dari Ajaran Buddha, karena diskusi Tuhan selanjutnya akan memakai energi yang cukup besar menurut saya.