Pertanyaan Mengenai Kelahiran Kembali

Started by Isaacus Newtonus, 02 October 2012, 09:24:25 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Isaacus Newtonus

Quote from: siswahardy on 03 October 2012, 09:06:41 PM
yg di-bold mohon dicatat/diingat
yg tercerahkan (Arahat) berarti batinnya telah tercerahkan/terbebaskan/sempurna/murni
yg belum tercerahkan berati batinnya belum tercerahkan/terbebaskan/sempurna/murni
kalau batin sudah murni berarti sudah tercerahkan otomatis tidak perlu mencapai pencerahan kembali

harusnya kesimpulan anda:
Penderitaan fisik yang luar biasa dapat menghambat seseorang mencapai pencerahan (karena batinnya belum murni).

paham bro

Oh, ternyata begitu maksudnya. Jadi jika seorang masih mengalami penderitaan fisik, itu berarti batinnya belum murni. Jika batin seseorang sudah murni, maka ia tidak akan menderita fisik lagi, sekalipun di siksa.

Begitu bro?


kullatiro

Quote from: Isaacus Newtonus on 03 October 2012, 06:04:06 PM
Bro, yang kita bahas tentu saja penderitaan yang di sadari.

Maksud saya begini: Ada seorang yang baik (jasmani-rohani), namun ia dipenjara oleh pemberontak. Di penjara, ia selalu disiksa (tentu saja, ia menderita), namun begitu, ia tidak marah/dendam. Apakah dalam kondisi ini ia bisa mencapai pencerahan?

(Ini yang saya maksud dengan penderitaan karena 'faktor luar')



ilustrasi ceritanya berubah rubah wa jyga ada salah baca.

Mas Tidar

#197
Isaacus Newtonus:
- kalau mau minum susu, apa harus pelihara sapi ?


QuoteIsaacus Newtonus: gw laper nih, nih gw kasi uang buat beli lauk & nasi, cepetan yah (member DC)

member DC: udah dibeli'in nih nasi & lauk-nya

Isaacus Newtonus: Lu makan lah, ntar gw kan bisa kenyang

member DC: ... ?!?!?!?

Quote from: sl99 on 03 October 2012, 09:28:52 PM
Sampai sekarang si isaac belum membaca link yg diberikan indra
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Isaacus Newtonus

Quote from: Kelana on 03 October 2012, 09:11:50 PM
Ilsutrasi anda kontradiksi seperti yang sebelumnya saya sampaikan. Nanti saya sampaikan mengapa dan apa penyebabnya. Mari kita lihat ke ilustrasi.

Karena ilustrasinya ada perubahan, saya akan bertanya kembali. Bagaimana anda bisa langsung memastikan, menyimpulkan orang yang masih kelaparan dan tubuh sakit di siksa (menderita fisik) tersebut dikatakan akhirnya bisa menyucikan batinnya (sesuai konsep Buddhis)? Faktor, penyebab apa yang ada sehingga ia bisa menyucikan batinnya (sesuai konsep Buddhis) saat itu?

Tentu saja dengan bermeditasi.

siswahardy

Quote from: Isaacus Newtonus on 03 October 2012, 08:14:23 PM
Nah, jawaban seperti bro Siswahardy ini baru jelas. Jadi penderitaan fisik yang luar biasa bisa menghambat pencerahan. Thanks bro atas jawabannya. Kalau sudah jelas saya tidak akan bertanya lagi.

Baik, sekarang bagaimana jika kasusnya begini:

1. Ada seorang Arahat.
2. Di daerahnya terjadi pemberontakan oleh orang-orang yang tidak menganut ajaran Buddhis.
3. Ia di penjara.
4. Selama dipenjara, ia disiksa fisik secara luar biasa menyakitkan.

Pertanyaannya: Apakah Arahat ini merasakan kesakitan fisik? Jika ya, apakah ini akan mengurangi tingkat pencerahannya? (Sebab pencerahan dicapai hanya jika tidak ada penderitaan lagi, termasuk fisik)

Silakan bro.
yg merah, siapa bilang begitu? coba baca lagi postingan saya sebelumnya
yg benar: pencerahan dicapai bila penyebab penderitaan tidak ada lagi
pengertiannya:
orang yg tercerahkan telah melenyapkan sebab2 karma baru yg dpt mengakibatkan penderitaan dan tumimbal lahir (berakibat derita: lahir, sakit, tua & mati)
namun sebab2 karma lampau (terhitung mundur dari detik terakhir sebelum mencapai pencerahan) tetap dapat berakibat/berbuah (contoh: penyiksaan fisik) selama ia belum parinibbana (wafat & tidak bertumimbal-lahir lagi)

nah, untuk kasus yg anda berikan kan jelas kalau di situ ada 'penyiksaan fisik'
buat kita sbg orang awam melihat ia mengalami 'penderitaan fisik'
tapi apakah bathinnya menderita akibat penyiksaan itu?
kita lihat dulu apakah dia teriak2/meringis2/menagis? seharusnya itu tidak terjadi
kalau anda bilang terjadi, maka pastinya dia bukan Arahat

sl99

Saya bertahun2 membaca, mendengar, bertanya, mengenai ajaran buddha.
Dasarnya saja sudah sangat sulit untuk memahaminya, butuh membaca, mengulang, kemudian pelan2 mengerti seiring pengalaman hidup.

Nah si isaac ini kagak tau apa-apa langsung mau membahas tentang nibbana?? ckckckckck

Belum bisa jalan udah mau latihan karate dia.... ckckckckck

baca dulu nih bro

http://www.samaggi-phala.or.id/naskah-dhamma/empat-kesunyataan-mulia/#more-7305

Itu baru dasar ya, setelah itu selesai, silahkan dibahas disini, setelah itu masih banyak yg bisa saya cekokin untuk jadi bahan bacaaan anda yang berikutnya
Vaya dhamma sankhara, appamadena sampadetha

Mas Tidar

Jadi jika seorang masih mengalami penderitaan fisik (Mr. J)
itu berarti batinnya belum murni (ya)

Jika batin seseorang sudah murni, maka ia tidak akan menderita fisik lagi, sekalipun di siksa. (≠ Mr. J)

Quote from: Isaacus Newtonus on 03 October 2012, 09:31:35 PM
Oh, ternyata begitu maksudnya. Jadi jika seorang masih mengalami penderitaan fisik, itu berarti batinnya belum murni. Jika batin seseorang sudah murni, maka ia tidak akan menderita fisik lagi, sekalipun di siksa.

Begitu bro?
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

kullatiro

#202
Quote from: Isaacus Newtonus on 03 October 2012, 09:31:35 PM
Oh, ternyata begitu maksudnya. Jadi jika seorang masih mengalami penderitaan fisik, itu berarti batinnya belum murni. Jika batin seseorang sudah murni, maka ia tidak akan menderita fisik lagi, sekalipun di siksa.

Begitu bro?



di putar putar lagi, bila sudah mampu melihat penderitaan dengan ketenangan hingga tidak lagi dirasakan rasa sakit dari penderitaan hanya sadar sakit secara rupa tersebut maka kondisi bathin nya mendekati kemurnian;

tapi apa bila dia masih merasakan sakit dari derita tersebut namanya masih manusia biasa.

Isaacus Newtonus

Quote from: Mas Tidar on 03 October 2012, 09:36:56 PM
Jadi jika seorang masih mengalami penderitaan fisik (Mr. J)
itu berarti batinnya belum murni (ya)

Jika batin seseorang sudah murni, maka ia tidak akan menderita fisik lagi, sekalipun di siksa. (≠ Mr. J)

Kok "≠ Mr. J" bro? Kan masih di kehidupan yang sama?


will_i_am

Quote from: Isaacus Newtonus on 03 October 2012, 08:36:31 PM
Mengenai pencerahan, kesimpulan (apakah dapat dikatakan sementara?) yang saya dapat: Penderitaan fisik yang luar biasa dapat menghambat seseorang mencapai pencerahan (sekalipun batinnya sudah murni).

Mengenai kelahiran kembali, sejauh ini belum ada.
batinnya sudah murni ya sudah mencapai pencerahan, mau bilang berapa kali?
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Mas Tidar

sudah ditanyakan dihalaman awal, tapi di-skip: http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,23057.0/message,413721.html
jadi-nya yah sperti ini...

Quote from: Wolvie on 03 October 2012, 09:30:14 PM
Sy sudah menduga, memang bahasan tentang tumimbal lahir, klo memang ngotot minta bukti akan sulit dicari buktinya. Tapi tidak bisa dibuktikan bukan berarti tidak ada..

Apalagi jika memang tujuan pertanyaan adalah untuk mencari2 kelemahan dalam Buddhism.. Bahkan dalam agama lain pun tidak semua hal bisa dibuktikan secara explisit, sejelas2nya..
Sekarang anda minta bukti tentang meditasi, apakah anda sendiri sudah meditasi ?
Anda minta bukti tentang past life regression, anda sendiri sudah menjalaninya ?

Banyak kasus yang sy dengar dari saudara sendiri maupun sy sendiri tentang past life, tapi pada akhirnya itu adalah pengalaman kami, kalau anda masih pula ngotot minta bukti sejelas2nya, ya sulit juga, namany juga bukan anda yang ngalamin.

oh ya, satu lagi di luar meditasi dan hypnosis adalah ingatan spontan, tapi lagi2 ini pun akan terbentur pada pembuktian dan seringkali meski sudah dibuktikan pun, bagi orang yang memang MEMILIH UNTUK TIDAK PERCAYA, tetap saja pembuktian itu akan berusaha dia mentahkan lagi.
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

kullatiro


Mas Tidar

mene ge tehe, lu kan udah tau jawaban-nya masi tanya lagi ...

malu bertanya, sesat dijalan
kebanyakan tanya, ketahuan kapasitas otaknya (isitilah Sang Batara)


Quote from: Isaacus Newtonus on 03 October 2012, 09:42:06 PM
Kok "≠ Mr. J" bro? Kan masih di kehidupan yang sama?
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

bangun _pw

ngomong2 soal miskin yang menderita....saat siddharta meninggalkan kehidupan istana dan menjadi pertapa "miskin" (boleh dibilang sangat miskin karena hanya mempunyai mangkok dan jubahnya yang melekat), beliau dapat mencapai penderahan(kebuddhaan).."namun".......untuk mendapatkan hasil pencerahan tersebut beliau harus mengumpulkan parami (buah kebaikan) dari kehidupan berkalpa2 (bermilyar kehidupan yang lampau)

trus bagaimana agar kita/orang yang miskin mendapat pencerahan???
mulailah mengumpulkan parami (buah kebaikan) pada kehidupan saat ini??baik itu saat kondisi miskin...cacat...kaya...lemah...sakit...
bagaimana cara kita mengumpulkan parami2 tersebut???
silahkan masbro baca tentang "4 KM"
atau ada sesepuh yang mau menerangkan lebih rinci silahkan...

yang saya tangkap dari pertanyaan masbro adalah "apakah kita dapat mendapatkan pencerahan pada kehidupan saat ini juga??" mungkin karena konsepnya masih terbawa manusia dilahirkan 1x..

silahkan dikoreksi...
"semoga semua makhluk hidup berbahagia"

seniya

#209
Nyimak aja, gan, baru 2 hari threadnya udah 14 hal...
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa