Pertanyaan Mengenai Kelahiran Kembali

Started by Isaacus Newtonus, 02 October 2012, 09:24:25 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Isaacus Newtonus

#120
Quote from: siswahardy on 03 October 2012, 06:00:52 PM
coba anda lihat lagi, pertanyaan anda yg saya tanggapi

biar pastinya, saya jawab yg ini:
ada dua kemungkinan 'orang berbuat kebaikan dan memiliki hati yang bersih':
1. yg belum tercerahkan, maka kesulitan apapun dapat menghambatnya (bukan tidak bisa sama sekali) mencapai pencerahan, perlu usaha ekstra
2. yg sudah tercerahkan, maka kesulitan apapun tidak membuat pencerahannya menurun/hilang, dan tidak membuat batinnya menderita

Apakah penderitaan itu hanya batin?

Bagaimana jika kasusnya begini bro: Ada seorang yang menjadi Arahat di umur 30 tahun. Namun di umur 40 tahun ia ditangkap oleh pemberontak dan di penjara. Selama di penjara ia diberi makan sekali dua hari dan selalu di siksa.

Pertanyaannya: Dalam kondisi ini, apakah ia menderita? Jika ya, apakah ini mengurangi / menghilangkan pencerahannya? Jika tidak, mengapa tidak? Bukankah pencerahan diperoleh jika tidak ada penderitaan lagi?


Isaacus Newtonus

Quote from: bluppy on 03 October 2012, 06:11:35 PM
illustrasi cerita anda di atas
sedikit mirip dengan cerita di bawah
"Apakah dalam kondisi ini ia bisa mencapai pencerahan?"
ya, dari cerita di atas, bisa mencapai pencerahaan kesucian sotapanna (kalo tidak salah ingat ceritanya)

Kelihatannya tidak sama sis. Dalam cerita sis, biksu itu tubuhnya sudah merasa nyaman, sedangkan dalam ilustrasi saya, orang itu disiksa (tubuhnya sakit/menderita).


Kelana

Quote from: Isaacus Newtonus on 03 October 2012, 06:21:10 PM
Kelihatannya tidak sama sis. Dalam cerita sis, biksu itu tubuhnya sudah merasa nyaman, sedangkan dalam ilustrasi saya, orang itu disiksa (tubuhnya sakit/menderita).

Tanya: Apakah anda mengetahui kondisi batin dari orang yang ada di dalam ilustrasi anda?
GKBU

_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Isaacus Newtonus

Quote from: bluppy on 03 October 2012, 06:11:35 PM
miskin tidak identik dengan menderita.
Persepsi dan pendapat anda yg merasa miskin identik dengan menderita

Miskin itu "identik" sis dengan penderitaan, tetapi bukan "adalah". Jadi identik maksudnya "umumnya", yaitu bahwa orang miskin umumnya menderita.


Quote from: bluppy on 03 October 2012, 06:11:35 PM
Sang Buddha sudah secara lengkap menjabarkannya
hanya saja anda belum cukup rajin untuk mencari tahu sendiri

Waduh, berarti sis yang tidak lengkap memberi penjelasannya, sebab sis hanya memberi penjelasan dari 'faktor dalam'. Bisa sis tunjukkan dari kitab Buddhis bahwa Sidharta juga menjabarkan 'faktor luar'?


Isaacus Newtonus

Quote from: Kelana on 03 October 2012, 06:25:13 PM
Tanya: Apakah anda mengetahui kondisi batin dari orang yang ada di dalam ilustrasi anda?

Kan sudah saya tulis orang itu baik (jasmani-rohani).


Kelana

Quote from: Isaacus Newtonus on 03 October 2012, 06:30:00 PM
Kan sudah saya tulis orang itu baik (jasmani-rohani).



Jika demikian ia bukan arahat, belum tercerahkan.
GKBU

_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Indra

Quote from: Isaacus Newtonus on 03 October 2012, 06:28:59 PM
Miskin itu "identik" sis dengan penderitaan, tetapi bukan "adalah". Jadi identik maksudnya "umumnya", yaitu bahwa orang miskin umumnya menderita.


Waduh, berarti sis yang tidak lengkap memberi penjelasannya, sebab sis hanya memberi penjelasan dari 'faktor dalam'. Bisa sis tunjukkan dari kitab Buddhis bahwa Sidharta juga menjabarkan 'faktor luar'?



benarkah anda meminta rujukan kitab Buddhis? jika saya memberikan bacaan apakah anda akan membacanya?

silakan anda baca yg ini dulu dan lihat bagaimana penderitaan yg dialami oleh Siddhatta.

http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,17327.msg278874.html#msg278874

Isaacus Newtonus

Quote from: Kelana on 03 October 2012, 06:31:21 PM
Jika demikian ia bukan arahat, belum tercerahkan.

Memang ia belum menjadi Arahat. Justru itu saya tanya, apakah dalam kondisi itu ia bisa mencapai pencerahan? (Tolong lihat lagi posting sebelumnya tentang hal ini. Dan jangan kaburkan dengan contoh saya yang lain, yaitu tentang yang sudah Arahat).


siswahardy

Quote from: Isaacus Newtonus on 03 October 2012, 06:14:10 PM
Apakah penderitaan itu hanya batin?
maksudnya yg mencerap penderitaan adalah bathin bukan fisik
contoh: kalau dokter otopsi jenazah, apa tu jenazah teriak2?

Quote from: Isaacus Newtonus on 03 October 2012, 06:14:10 PM
Bagaimana jika kasusnya begini bro: Ada seorang yang menjadi Arahat di umur 30 tahun. Namun di umur 40 tahun ia ditangkap oleh pemberontak dan di penjara. Selama di penjara ia diberi makan sekali dua hari dan selalu di siksa.

Pertanyaannya: Dalam kondisi ini, apakah ia menderita? Jika ya, apakah ini mengurangi / menghilangkan pencerahannya? Jika tidak, mengapa tidak? Bukankah pencerahan diperoleh jika tidak ada penderitaan lagi?
ia tidak lagi menderita karena bathin-nya(nama) telah tercerahkan/terbebaskan/sempurna, pencerahannya tidak jadi kurang/hilang, pencerahan diperoleh jika penyebab penderitaan telah dilenyapkan sampai ke akar-akarnya, apa akar-akarnya? lobha(keserakahan), dosa(kebencian), dan moha(kebodohan), di kesempatan lain lobha & dosa adalah tanha(keinginan/craving)

Kelana

Quote from: Isaacus Newtonus on 03 October 2012, 06:35:25 PM
Memang ia belum menjadi Arahat. Justru itu saya tanya, apakah dalam kondisi itu ia bisa mencapai pencerahan? (Tolong lihat lagi posting sebelumnya tentang hal ini. Dan jangan kaburkan dengan contoh saya yang lain, yaitu tentang yang sudah Arahat).

Selama ia memiliki kondisi menderita batin yang diakibatkan oleh tanha ia belum arahat, belum tercerahkan. Jadi pertanyaannya kepada anda adalah selama apa ia mempertahankan kondisinya seperti itu (menderita batin akibat tanha)?
GKBU

_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Isaacus Newtonus

Quote from: Indra on 03 October 2012, 06:32:55 PM
benarkah anda meminta rujukan kitab Buddhis? jika saya memberikan bacaan apakah anda akan membacanya?

silakan anda baca yg ini dulu dan lihat bagaimana penderitaan yg dialami oleh Siddhatta.

http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,17327.msg278874.html#msg278874

Saya kira tidak usah diperumit bro. Tunjukkan saja tertulis di mana di kitab yang ajarannya dari Sidharta (i.e Tripitaka) yang mengajarkan hal itu. Misalnya jika di keyakinan agama saya, jika seseorang bertanya seperti ini, saya akan katakan (bahkan mencantumkan) tertulis di kitab A, pasal B, ayat C.

Tetapi saya hanya ingin tahu dari kitab yang berisi ajaran Sidharta (Tripitaka), bukan dari kitab lain, karena kalau kitab lain, itu sudah ajaran orang lain.


Indra

Quote from: Isaacus Newtonus on 03 October 2012, 06:43:09 PM
Saya kira tidak usah diperumit bro. Tunjukkan saja tertulis di mana di kitab yang ajarannya dari Sidharta (i.e Tripitaka) yang mengajarkan hal itu. Misalnya jika di keyakinan agama saya, jika seseorang bertanya seperti ini, saya akan katakan (bahkan mencantumkan) tertulis di kitab A, pasal B, ayat C.

Tetapi saya hanya ingin tahu dari kitab yang berisi ajaran Sidharta (Tripitaka), bukan dari kitab lain, karena kalau kitab lain, itu sudah ajaran orang lain.



ini bukti lain dari tujuan anda di sini, anda bahkan tidak melihat link yg saya berikan itu, karena jika anda melihatnya, anda akan tahu bahwa link itu berisi kitab Majjhima Nikaya dari Sutta Pitaka, koleksi pertama dari Tipitaka.

Kelana

Quote from: Isaacus Newtonus on 03 October 2012, 06:43:09 PM
Saya kira tidak usah diperumit bro. Tunjukkan saja tertulis di mana di kitab yang ajarannya dari Sidharta (i.e Tripitaka) yang mengajarkan hal itu. Misalnya jika di keyakinan agama saya, jika seseorang bertanya seperti ini, saya akan katakan (bahkan mencantumkan) tertulis di kitab A, pasal B, ayat C.

Tetapi saya hanya ingin tahu dari kitab yang berisi ajaran Sidharta (Tripitaka), bukan dari kitab lain, karena kalau kitab lain, itu sudah ajaran orang lain.



:))
GKBU

_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Isaacus Newtonus

Quote from: Kelana on 03 October 2012, 06:42:07 PM
Selama ia memiliki kondisi menderita batin yang diakibatkan oleh tanha ia belum arahat, belum tercerahkan. Jadi pertanyaannya kepada anda adalah selama apa ia mempertahankan kondisinya seperti itu (menderita batin akibat tanha)?

Bro, jika bro memperhatikan ilustrasi saya itu, sebenarnya bukan penderitaan batin yang saya soroti, melainkan penderitaan fisik, akibat kelaparan dan di siksa. Nah, dalam kondisi ini (sekalipun batinnya murni), apakah ia bisa mencapai pencerahan?


siswahardy

Quote from: Isaacus Newtonus on 03 October 2012, 06:46:39 PM
Bro, jika bro memperhatikan ilustrasi saya itu, sebenarnya bukan penderitaan batin yang saya soroti, melainkan penderitaan fisik, akibat kelaparan dan di siksa. Nah, dalam kondisi ini (sekalipun batinnya murni), apakah ia bisa mencapai pencerahan?
bagi yg belum tercerahkan 'bathinnya belum murni'
jadi kondisi (bathinnya murni) yg anda katakan salah