News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

Hubungan Musik dengan Dhamma?

Started by M14ka, 23 March 2011, 12:34:44 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

ChandraOyuget

 _/\_
Quote from: Harpuia on 12 April 2011, 09:49:15 PM
umat awam bersikaplah sebagai umat awam
bikkhu bersikaplah sebagai bikkhu
umat awam tidak perlu bersikap seperti bikkhu
bikkhu tidak seharusnya bersikap seperti umat awam

anda bukan petapa bukan samana
anda ingin membuat tangga nada, dipersilahkan
tidak ada yang melarang..

_/\_
mungkin ini sudah menjelaskan semuanya :) ....
jalani pancasila ajah sudah cukup untuk membawa kita ke arah yang benar....
_/\_

Indra

Quote from: Harpuia on 12 April 2011, 09:49:15 PM
umat awam bersikaplah sebagai umat awam
bikkhu bersikaplah sebagai bikkhu
umat awam tidak perlu bersikap seperti bikkhu
bikkhu tidak seharusnya bersikap seperti umat awam

anda bukan petapa bukan samana
anda ingin membuat tangga nada, dipersilahkan
tidak ada yang melarang..


ya dan jangan lupa ada attha sila yg juga untuk dilaksanakan oleh umat awam

Harpuia

Quote from: Indra on 12 April 2011, 11:43:49 PM
ya dan jangan lupa ada attha sila yg juga untuk dilaksanakan oleh umat awam
btw adakah sutta/komentar/etc dari Pali Kanon yang menjelaskan tata cara pelaksanaan atthasila untuk orang awam ?
apakah hanya pas hari2 tertentu / idealnya setiap hari..
mohon informasinya..

Indra

Quote from: Harpuia on 13 April 2011, 05:58:54 AM
btw adakah sutta/komentar/etc dari Pali Kanon yang menjelaskan tata cara pelaksanaan atthasila untuk orang awam ?
apakah hanya pas hari2 tertentu / idealnya setiap hari..
mohon informasinya..


attha sila wajib dilaksanakan oleh umat awam pada hari uposattha. saya tidak bermaksud untuk mengatakan bahwa umat awam tidak boleh bermain musik sama sekali, hanya sekedar mengingatkan bahwa ada aturan2 yg sebaiknya tidak dilakukan oleh umat awam walaupun hanya pada hari2 tertentu.

K.K.

#169
Quote from: daimond on 12 April 2011, 08:08:45 PM
kalau aku seperti aku katakan mengespresikan metta dengan "badai bunga" dengan landasan kariniya metta sutta jadi kepikirnya yah lagu yaitu musik yang alami.bagaimana pun juga pengekspresian musik dengan metta, keriangan kesenangan, kegembiraan atau ke sukacittaan dapat di ekspresikan dengan musik atau lagu.

contoh paling sederhana adalah ketika seorang ibu sedang menina bobokan bayi/putranya yang tersayang umumnya kalau pakai logika pasti menyanyikan lagi nina bobo kan biar anak nya tertidur pulas. perasaan seorang ibu sedang melantukan lagu atau memakai bahas sederhana ada lah musik hati biar pun cuma lalalala saja itu sudah mencakup musik yang mengandung kasih sayang seorang ibu yang sedang meninabobokan dan menjaga putra nya.
Ekspresi sayang dari suami ke istri salah satunya adalah hubungan intim. Jadi hubungan intim hanyalah wujud metta secara alamiah, BUKAN kesenangan indriah, begitu?

Quote from: daimond on 12 April 2011, 08:45:24 PM
tak apa apa kok bila tidak enak di telinga berarti ada kegamangan dan membuat nya melakukan koreksi diri. itu juga merupakan pembelajaran metta bagaimana suara anda sampai ke telinga orang lain dan masuk kedalam hatinya dan bathin nya.
Jadi kalau ibu sayang ke anaknya dan mau nina-bobo, kalau suaranya fals dan serak-serak dikit, 'metta'-nya tidak sampai atau bagaimana?

Quote from: daimond on 12 April 2011, 09:10:28 PM
sebenarnya itu adalah pertanyaan yang cukup bagus, sekarang ketika seorang ibu menyanyikan lagu daerah untuk anak nya tersayang mendapat pelajaran dari mana kalau begitu kalau tidak ada guru musik atau orang yang menyanyikan lagu lagu tersebut di masyarakat?. hingga dia dapat mengingat dan menyanyikan nya untuk anaknya tersayang?
Ini apa hubungannya yah? Setahu saya orang berhubungan intim juga tidak ada yang mengajari, tapi bisa-bisa saja orang melakukannya.

Quote from: daimond on 12 April 2011, 09:37:13 PM
tubuh kita bukan nya secara alami mempunyai musik, kalau tidak percaya coba dengarkan detak jantung anda.
Detak jantung hanyalah ritme. Ritme memang unsur dari musik, tapi jika berdiri sendiri, tidak bisa disebut musik karena nanti tukang bangunan ketok-ketok martil juga bisa dibilang musisi.
Terlebih lagi, detak jantung selalu berfluktuasi tergantung metabolisme tubuh, yang berarti temponya cenderung tidak konstan.

Harpuia

Quote from: Indra on 13 April 2011, 08:19:25 AM
attha sila wajib dilaksanakan oleh umat awam pada hari uposattha. saya tidak bermaksud untuk mengatakan bahwa umat awam tidak boleh bermain musik sama sekali, hanya sekedar mengingatkan bahwa ada aturan2 yg sebaiknya tidak dilakukan oleh umat awam walaupun hanya pada hari2 tertentu.
thanks atas informasinya sdr. Indra,
adakah literatur resmi yang mengacu ke atthasila wajib dilaksanakan oleh umat awam pada hari uposattha..
lumayan sebagai tambahan referensi, karena saya rasa banyak awam (include saya sendiri) yang beranggapan atthasila itu "hukumnya sunnah" (boleh dilakukan, boleh tidak alias tidak ada kewajiban)

Indra

Quote from: Harpuia on 13 April 2011, 09:28:06 AM
thanks atas informasinya sdr. Indra,
adakah literatur resmi yang mengacu ke atthasila wajib dilaksanakan oleh umat awam pada hari uposattha..
lumayan sebagai tambahan referensi, karena saya rasa banyak awam (include saya sendiri) yang beranggapan atthasila itu "hukumnya sunnah" (boleh dilakukan, boleh tidak alias tidak ada kewajiban)

pancasila juga tidak wajib, hanya patimokha yg wajib bagi para bhikkhu, bagi umat awam tidak ada yg wajib. bagi umat awam semua peraturan hanya bersifat anjuran, tapi bagi umat yg sungguh2 ingin menjalani kehidupan spiritual buddhis, maka ia akan mengambil atthasila sebagai wajib pada hari Uposatha, attha sila ini juga disebut sbg Uposatha sila

Mr.Jhonz

Bagaimana dengan bhikkhu yang menciptakan lagu?apa melangar vinaya?
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

Indra

Quote from: Mr.Jhonz on 13 April 2011, 10:22:02 AM
Bagaimana dengan bhikkhu yang menciptakan lagu?apa melangar vinaya?

secara teknis, menciptakan lagi tidak melanggar vinaya. tapi menyanyikan/mendendangkan lagu yg ia ciptakan adalah pelanggaran. tapi, mungkinkah menciptakan tanpa menyanyikan/mendendangkan?

Harpuia

Quote from: Indra on 13 April 2011, 10:33:42 AM
secara teknis, menciptakan lagi tidak melanggar vinaya. tapi menyanyikan/mendendangkan lagu yg ia ciptakan adalah pelanggaran. tapi, mungkinkah menciptakan tanpa menyanyikan/mendendangkan?
sorry kalau agak OOT, terbersit pertanyaan baru dari statement sdr. Indra

kalau misal katakanlah ia menciptakan, mendendangkan tapi gak mendengarkan apakah termasuk pelanggaran ?
mungkin kedengaran aneh, namun kita tentu tidak asing dengan nama Ludwig van Beethoven, komposer yang bisa mencompose musik tanpa mendengarkan (karena tuli)

Indra

Quote from: Harpuia on 13 April 2011, 10:46:46 AM
sorry kalau agak OOT, terbersit pertanyaan baru dari statement sdr. Indra

kalau misal katakanlah ia menciptakan, mendendangkan tapi gak mendengarkan apakah termasuk pelanggaran ?
mungkin kedengaran aneh, namun kita tentu tidak asing dengan nama Ludwig van Beethoven, komposer yang bisa mencompose musik tanpa mendengarkan (karena tuli)


Beethoven menglami tuli pada masa tuanya, bukan sejak awal ia menjadi composer. walaupun benar bahwa ia masih produktif bahkan ketika ia sudah menderita tuli.

Harpuia

Quote from: Indra on 13 April 2011, 10:50:21 AM
Beethoven menglami tuli pada masa tuanya, bukan sejak awal ia menjadi composer. walaupun benar bahwa ia masih produktif bahkan ketika ia sudah menderita tuli.
mungkin saya harus perjelas pertanyaan saya, yang hendak saya tanyakan, apakah dianggap suatu pelanggaran jika seseorang yang tuli men-compose, mendendang, menyanyikan ? karena indria pendengaran tidak berfungsi jadi tidak bisa menikmati..

konklusi pertanyaan : apakah karena perbuatan yang menyebabkan pelanggaran / karena adanya pemanjaan indriya yang menyebabkan pelanggaran ?

ini pelebaran dari topik, namun bisa menjadi diskusi cukup menarik, setelah membaca thread ini, mohon yang punya pendapat bisa mengutarakannya.

Indra

Quote from: Harpuia on 13 April 2011, 10:58:52 AM
mungkin saya harus perjelas pertanyaan saya, yang hendak saya tanyakan, apakah dianggap suatu pelanggaran jika seseorang yang tuli men-compose, mendendang, menyanyikan ? karena indria pendengaran tidak berfungsi jadi tidak bisa menikmati..

konklusi pertanyaan : apakah karena perbuatan yang menyebabkan pelanggaran / karena adanya pemanjaan indriya yang menyebabkan pelanggaran ?

ini pelebaran dari topik, namun bisa menjadi diskusi cukup menarik, setelah membaca thread ini, mohon yang punya pendapat bisa mengutarakannya.

kriteria yg termasuk dalam sila itu adalah, bernyanyi, menari, menonton hiburan. aktivitas nyanyinya yg dilarang. jadi saya pikir orang tuli yg bernyanyi juga melanggar sila ini.

M14ka

Kalo nyanyi dalam hati gimana? sepertinya sama aja dengan menyanyi dengan mulut ya?

kullatiro

tolong dibaca karniya metta sutta nya, adakah dalam konteks metta di sana ada di jelaskan hubungan suami istri? hubungan ibu dan anak ada di jelaskan.