Hubungan Musik dengan Dhamma?

Started by M14ka, 23 March 2011, 12:34:44 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

ryu

Quote from: Kainyn_Kutho on 25 March 2011, 10:23:41 AM
Pandangan benar gimana, bro ryu? Ditafsirkan oleh siapakah yang benar? Karena kalau bagi biku tertentu, boleh lho biku main gitar.
bagi umat buda, kata guru buda, liat dama dan winaya, bukannya winaya yang itu ya, tapi winaya yang ini nih ;D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

dipasena

Quote from: bond on 25 March 2011, 10:29:57 AM
Yang di bold itulah yang saya maksud. Musik dan Dhamma memang dua hal yang berbeda. Yang satu bisa media, hiburan dsb(seperti yang saya tulis sebelumnya), yang satu lagi ya memang Dhamma itu sendiri.


jika music bs menjadi media penyebaran dhamma dalam artian dilakukan oleh umat perumah tangga, bagaimana jika dilakukan oleh bhikkhu ?

beh, kembali lg ke thread bhikkhu bergitar... jrenggg...jreng... are you readyyy... ;D

ryu

Quote from: dhanuttono on 25 March 2011, 01:17:05 PM
jika music bs menjadi media penyebaran dhamma dalam artian dilakukan oleh umat perumah tangga, bagaimana jika dilakukan oleh bhikkhu ?

beh, kembali lg ke thread bhikkhu bergitar... jrenggg...jreng... are you readyyy... ;D
kalau mahayana sih no problemo karena punya hinaya yang unik, kalao terawada keknya problemo karena punya winaya  ;D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

bond

Quote from: dhanuttono on 25 March 2011, 01:17:05 PM
jika music bs menjadi media penyebaran dhamma dalam artian dilakukan oleh umat perumah tangga, bagaimana jika dilakukan oleh bhikkhu ?

beh, kembali lg ke thread bhikkhu bergitar... jrenggg...jreng... are you readyyy... ;D

Liat reply #86  ;D
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Indra

Quote from: Kainyn_Kutho on 25 March 2011, 10:35:37 AM
Untuk menambah 'kehangatan' lagi, saya mengajak kita semua berkreasi menciptakan lagu. Temponya adante moderato, dinamika: mezzo-piano (yang menengah-menengah saja, ikut majjhima patipada).
Liriknya saya sediakan:

"Bagi seseorang yang belajar dan menyadari,
telinga, suara, kesadaran telinga, kontak telinga
dan perasaan menyenangkan, tidak menyenangkan, netral
yang mana pun yang lahir dari kontak,
ia tidak terikat, terbelenggu dan tidak terdelusi,
melihat bahayanya, tidak memupuk panca khanda
untuk masa depan..."

Ini reff-nya:

"Sehubungan dengan apa yang didengar, hanya ada apa yang terdengar.
Demikianlah cara engkau harus melatih dirimu.
Ketika untukmu hanya ada yang terdengar berhubungan dengan apa yg terdengar,
tidak ada dirimu sehubungan dengan itu.
Ketika tidak ada engkau sehubungan dengan itu, tidak ada engkau disana.
Ketika tidak ada engkau disana, engkau tidak berada disini
atau tidak juga berada jauh diluar itu, tidak juga diantara keduanya.
Inilah, hanya ini, merupakan akhir dari Dukkha."


[spoiler]Judul lagu = Ironi Dhamma[/spoiler]


saya sudah mencoba untuk membuatkan lagunya, tapi setelah dipikir2, ternyata sama persis dengan satu yg pernah diposting di sini, jadi daripada dituduh plagiat, saya tidak jadi memposting lagu saya, untuk yg tertarik untuk mendengarkan, silahkan klik http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=19506.msg323146#msg323146

M14ka

Quote from: Indra on 25 March 2011, 02:26:53 PM
saya sudah mencoba untuk membuatkan lagunya, tapi setelah dipikir2, ternyata sama persis dengan satu yg pernah diposting di sini, jadi daripada dituduh plagiat, saya tidak jadi memposting lagu saya, untuk yg tertarik untuk mendengarkan, silahkan klik http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=19506.msg323146#msg323146
Bagus lagunya kk  :)) :)) :)) :)) :))

K.K.

Quote from: M14ka on 25 March 2011, 12:13:14 PM
Mungkin terdapat Dhamma kali ya? Menurutku forum Dhamma juga bisa membuat kemelekatan hehehehe... seperti yang terjadi padaku sekarang... Tapi yang salah bukan forumnya, tapi salah pd diriku karena blm bs mengendalikan kemelekatan itu sendiri....hehe....
Ya, memang objek apapun termasuk forum, bisa saja dilekati. Tapi pada dasarnya, forum dhamma tidak dibuat untuk memanjakan indriah.


QuoteMenurutku sama aja mau musik Dhamma ato musik biasa, yang membedakan hanya liriknya.... bukannya kk menyuruh kita menciptakan lagu Dhamma juga yg judulnya ironi Dhamma? wkwkwk....
;D Sis M14ka, coba diperhatikan liriknya. Itu adalah penggalan dari Mahasalayatanika Sutta & Bahiya Sutta. Apakah dengan terlena pada musiknya, seseorang bisa merenungkan lirik bahwa kemelekatan pada suara itu berbahaya?
Ini sama ironisnya dengan belajar makan secukupnya di restoran all-you-can-eat atau meditasi asubha dengan objek cewek cantik.

K.K.

Quote from: Indra on 25 March 2011, 02:26:53 PM
saya sudah mencoba untuk membuatkan lagunya, tapi setelah dipikir2, ternyata sama persis dengan satu yg pernah diposting di sini, jadi daripada dituduh plagiat, saya tidak jadi memposting lagu saya, untuk yg tertarik untuk mendengarkan, silahkan klik http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=19506.msg323146#msg323146
Itu baru cocok dinamakan 'lagu dhamma'.
:D

M14ka

^
Ic...Wah ternyata kk indra dpt menangkap maksud kk kainyn.... Kerennnn... 2 thumbs up! ^^
:jempol: :jempol: :jempol:

Sumedho

#114
akhirnya dapet jg

Quote from: AN 5.209: Gītassara Sutta
Bhikkhus, there are five dangers of reciting the Dhamma with a musical intonation. What five?

Oneself gets attached to the sound others get attached to the sound, householders are annoyed, saying, "Just as we sing, these sons of the Sakyan sing", the concentration of those who do not like the sound is destroyed, and  later generations copy it.

These, monks, are the five dangers of reciting the Dhamma with a musical intonation.
There is no place like 127.0.0.1

No Pain No Gain

^
^

mau nanya...mang pada saat jaman sang buddha sudah ada reciting dhamma?
No matter how dirty my past is,my future is still spotless

fabian c

Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

HokBen

Berarti pembacaan paritta dan sutta lebih baik jika tidak dilagukan?

ryu

buda ga maha tau sih, sekarang kan jaman canggih, hinaya yang berlaku sekarang, musik bisa membantu pencerahan asalkan dilakukan dengan benar =))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Sumedho

Pali nya

9. Gītassarasuttaṃ

209.[cūḷava. 249] ''Pañcime , bhikkhave, ādīnavā āyatakena gītassarena dhammaṃ bhaṇantassa. Katame pañca? Attanāpi tasmiṃ sare sārajjati, parepi tasmiṃ sare sārajjanti, gahapatikāpi ujjhāyanti – 'yatheva mayaṃ gāyāma, evamevaṃ kho samaṇā sakyaputtiyā gāyantī'ti, sarakuttimpi nikāmayamānassa samādhissa bhaṅgo hoti, pacchimā janatā diṭṭhānugatiṃ āpajjati. Ime kho, bhikkhave, pañca ādīnavā āyatakena gītassarena dhammaṃ bhaṇantassā''ti. Navamaṃ.
There is no place like 127.0.0.1