Hubungan Musik dengan Dhamma?

Started by M14ka, 23 March 2011, 12:34:44 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

M14ka

 _/\_
Saya baca ada yang bilang jangan menghubungkan musik dengan Dhamma,
(http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=10411.0
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=15166.0)
tapi bagaimana pendapat senior2 bagaimana dengan mantra2 yg dilagukan, seperti Ta pei cou, Amitabha....(saya kurang jelas aliran apa saja yang membaca mantra apakah hanya mahayana?) Terus bagaimana kita sebaiknya menyingkapi lagu2 Buddhist? Contohnya lagu2 yang terkenal itu malam suci waisak, mari kita berdana, pekik kemenangan, pendupaan, bumi suci sukavati, dan kalau tidak salah ada lagu mars Buddhist? Mohon Pencerahan... _/\_

bodhi

kalau ada kutipan kalimat yg dibaca M14ka kayanya bagus juga tuh..




pertamax naek
M14ka: "the nature of things are unstable.. "


rooney

Cuma formalitas aja musik Buddhist... :P

Lex Chan

yang lebih perlu diperhatikan adalah pesan yang disampaikan lewat musik...

musik itu ibarat kulit kacang
lirik itu ibarat kacangnya... 8)

nah, kita mau makan kacang atau kulitnya, atau 2-2nya.. ya terserah kita sendiri.. ;D
"Give the world the best you have and you may get hurt. Give the world your best anyway"
-Mother Teresa-

FZ

Quote from: Lex Chan on 23 March 2011, 01:04:14 PM
yang lebih perlu diperhatikan adalah pesan yang disampaikan lewat musik...

musik itu ibarat kulit kacang
lirik itu ibarat kacangnya... 8)

nah, kita mau makan kacang atau kulitnya, atau 2-2nya.. ya terserah kita sendiri.. ;D
really ? bagaimana kalau music instrumental ? ^-^

Lex Chan

Quote from: Forte on 23 March 2011, 01:22:03 PM
really ? bagaimana kalau music instrumental ? ^-^

saya tidak melihat bahwa ada pesan moral yang ingin disampaikan melalui music instrumental.. 8)
"Give the world the best you have and you may get hurt. Give the world your best anyway"
-Mother Teresa-

K.K.

 [at]  M14ka

Saya coba langsung to the point saja yah, jadi mau tanya sis M14ka:
1. Buddha mengajarkan padamnya dukkha adalah dengan memupuk atau meninggalkan kesenangan indriah?
2. Apakah musik yang indah dan menyenangkan bagi indera telinga cenderung memupuk atau mengikis kemelekatan pada suara?

M14ka

Quote from: Kainyn_Kutho on 23 March 2011, 01:38:15 PM
[at]  M14ka

Saya coba langsung to the point saja yah, jadi mau tanya sis M14ka:
1. Buddha mengajarkan padamnya dukkha adalah dengan memupuk atau meninggalkan kesenangan indriah?
2. Apakah musik yang indah dan menyenangkan bagi indera telinga cenderung memupuk atau mengikis kemelekatan pada suara?
got the point kk kainyn ^^
Tapi kalo mantra bukannya bernada ya? ada nadanya seperti ta pei cou bahasa mandarin n bahasa sansekerta nadanya beda, tapi tetap dari 12 tangga nada atau sebenarnya asal mantra itu tidak bernada, tapi diciptakan nadanya oleh seseorang supaya mudah dilafalkan? ato sebenarnya mantra itu tidak ada dalam Dhamma?  _/\_


rooney

Apakah ada yang mendengarkan musik tapi fokus ke lirik jadi tidak fokus ke nadanya gitu ?  :-?

Kalo saya sih mendengarkan musik hanya nada saja, liriknya tidak diperhatikan  ;D

adi lim

#10
at Sis M14ka,
apakah pernah membaca Sutta2 kanon Pali, dimana Buddha membabarkan Dhamma dengan iringan musik ?

_/\_
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

K.K.

Quote from: M14ka on 23 March 2011, 01:43:28 PM
got the point kk kainyn ^^
Tapi kalo mantra bukannya bernada ya? ada nadanya seperti ta pei cou bahasa mandarin n bahasa sansekerta nadanya beda, tapi tetap dari 12 tangga nada atau sebenarnya asal mantra itu tidak bernada, tapi diciptakan nadanya oleh seseorang supaya mudah dilafalkan? ato sebenarnya mantra itu tidak ada dalam Dhamma?  _/\_
Kalau dalam tradisi Theravada, pembacaan paritta/gatha yang diberikan intonasi tidak termasuk dalam lagu. Ini seperti "logat" dalam percakapan saja.

Kalau soal Ta Pei Cou, saya tidak tahu.

Lex Chan

Quote from: rooney on 23 March 2011, 01:46:20 PM
Apakah ada yang mendengarkan musik tapi fokus ke lirik jadi tidak fokus ke nadanya gitu ?  :-?

Kalo saya sih mendengarkan musik hanya nada saja, liriknya tidak diperhatikan  ;D

saya tiba2 ingat kisah petapa Siddharta yang menyiksa diri, kemudian "sadar" bahwa metodenya keliru setelah mendengarkan lirik pemusik yang kira2 berbunyi "apabila tali gitar dipetik terlalu keras, maka talinya akan putus. apabila tali gitar ditarik terlalu lemah, maka tidak ada suaranya"..

apa jadinya kalau saat itu petapa Siddharta hanya mendengarkan musik, tapi tidak memperhatikan liriknya? 8)

inilah yang saya maksud dengan bedanya antara makan kacangnya atau kulitnya..
kalau mau makan 2-2nya juga boleh, tapi perlu diingat bahwa makan kulit kacang bisa membuat tersedak.. ^-^
"Give the world the best you have and you may get hurt. Give the world your best anyway"
-Mother Teresa-

M14ka

Quote from: adi lim on 23 March 2011, 01:48:45 PM
at Sis M14ka,
apakah pernah membaca Sutta2 kanon Pali, dimana Buddha membabarkan Dhamma dengan iringan musik ?

_/\_
Tidak pernah, karena pengetahuan saya masih sedikit... Tapi menurut saya Musik adalah kemelekatan spt kk kainyn blg itu mgkn benar, dan sangat susah bagi aku untuk melepas kemelekatan itu krn saya sangat suka music... :'(  tapi apakah membuat lagu bertema Buddhist tidak boleh? membuat grup paduan suara? seksi kesenian dll? saya agak rancu...Apakah bakat musik itu tidak ada? Apakah ada sutta Buddha mengenai musik?

M14ka

Quote from: Kainyn_Kutho on 23 March 2011, 01:51:13 PM
Kalau dalam tradisi Theravada, pembacaan paritta/gatha yang diberikan intonasi tidak termasuk dalam lagu. Ini seperti "logat" dalam percakapan saja.

Kalau soal Ta Pei Cou, saya tidak tahu.
Saya br ingat saya pernah ikut kebaktian Theravada, kayanya paritta2nya jg bernada deh, bisa dimainkan di piano nada2nya.... Apakah paritta dibuat nada bukan termasuk musik?