Seputar master LU (LSY) & Living Buddha & True Buddha School.

Started by johan3000, 21 July 2010, 05:55:25 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

ryu

Quote from: 4DMYN on 27 July 2010, 01:05:00 PM
Quote from: upasaka on 27 July 2010, 10:29:43 AM
Quote from: Kainyn_Kutho on 27 July 2010, 08:40:05 AM
[at]  ALL, khususnya 4DMYN

Saya sudah konfirmasi tentang video LSY. Memang itu terpotong, tetapi di situ sudah termasuk ajaran pembunuhannya. Dan memang benar teks Bahasa Inggris itu tidak 100% sama seperti teks Mandarinnya. Teks Mandarinnya lebih detail karena menjelaskan kata per kata LSY di video itu, termasuk visualisasi mengoyak-ngoyak organ tubuh. Jadi itu memang bukan gossip lagi. LSY memang mengajarkan membunuh orang yang dianggap tidak bisa diselamatkan lagi, agar diseberangkan ke "Negara Buddha (佛國)".


[at]  Pariahina
Supaya lebih jelas klarifikasinya, mungkin di blog anda bisa ditambahkan ajaran asli LSY ini agar orang bisa lebih "mendalami" apa itu TBSN.
Seperti apa yang sudah tanyakan ke Bro 4DMYN di halaman sebelumnya (tentang klaim LSY yang mendapat abhisekha sadhana abhicaruka dari Padmasambhava), namun belum dijawab. Informasi dari Bro Kainyn_Kutho ini cukup valid untuk mewakili Bro 4DMYN untuk menjawab pertanyaan saya.

Tampaknya benar adanya sadhana pengiriman ke alam tertentu secara gaib, gue barusan googling, ketemu disini:
http://www.muktinath.org/buddhism/padmasambhava1.htm
He perceived that since politics is contradictory to the teachings of liberation, and his position would not fulfil the purpose of sentient beings, he performed a mystical activity of killing the son of a wicked minister and lifted his consciousness into the Charadhatu. As a result he was banished form the country to the fearful cemetery of Sitavana. Gradually by performing mystical activities at the cemeteries of Nandanvan, Daanbhumidvipa, Parushakavan, and so forth he accomplished the common and uncommon siddhis and came to be known as Rodravajrakala, "The Wrathful Vajra Display."

jadi dong ganti guru :)) :)) :))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Indra

Agama Buddha dari sekte manapun juga selalu mengajarkan untuk menghargai kehidupan. sama sekali tidak ada alasan untuk membunuh makhluk hidup, apalagi dengan dalih untuk menyelamatkan makhluk itu.

mau menolong kok malah membunuh?

K.K.

Quote from: Indra on 27 July 2010, 02:29:08 PM
Agama Buddha dari sekte manapun juga selalu mengajarkan untuk menghargai kehidupan. sama sekali tidak ada alasan untuk membunuh makhluk hidup, apalagi dengan dalih untuk menyelamatkan makhluk itu.

mau menolong kok malah membunuh?
Logikanya, kalau orang yang tidak tertolong itu meninggal, maka lahirnya ga jelas ke mana. Kalau dimantra sampai mati, masuknya ke sorga Buddha.

Nevada

Quote from: Indra on 27 July 2010, 02:29:08 PM
Agama Buddha dari sekte manapun juga selalu mengajarkan untuk menghargai kehidupan. sama sekali tidak ada alasan untuk membunuh makhluk hidup, apalagi dengan dalih untuk menyelamatkan makhluk itu.

mau menolong kok malah membunuh?
Sadhana abhicaruka bisa dikategorikan sebagai upaya kausalya. Jadi secara implisit (ada komentar) Tantrayana hendak menjelaskan, "jika Anda sudah memelajari prinsip Buddhisme yang dasar (Hinayana); maka Anda seharusnya punya modal pemahaman yang cukup bahwa membunuh untuk menghentikan seseorang berbuat karma buruk lebih jauh adalah wujud dari cinta-kasih".

K.K.

Quote from: upasaka on 27 July 2010, 02:47:19 PM
Sadhana abhicaruka bisa dikategorikan sebagai upaya kausalya. Jadi secara implisit (ada komentar) Tantrayana hendak menjelaskan, "jika Anda sudah memelajari prinsip Buddhisme yang dasar (Hinayana); maka Anda seharusnya punya modal pemahaman yang cukup bahwa membunuh untuk menghentikan seseorang berbuat karma buruk lebih jauh adalah wujud dari cinta-kasih".
Setelah dibunuh, orang itu tidak bisa berbuat karma buruk lagi?

dilbert

Quote from: Kainyn_Kutho on 27 July 2010, 02:42:58 PM
Quote from: Indra on 27 July 2010, 02:29:08 PM
Agama Buddha dari sekte manapun juga selalu mengajarkan untuk menghargai kehidupan. sama sekali tidak ada alasan untuk membunuh makhluk hidup, apalagi dengan dalih untuk menyelamatkan makhluk itu.

mau menolong kok malah membunuh?
Logikanya, kalau orang yang tidak tertolong itu meninggal, maka lahirnya ga jelas ke mana. Kalau dimantra sampai mati, masuknya ke sorga Buddha.

Bandingkan dengan Sutra Utama Mahayana (Tantra termasuk di dalam Mahayana) yaitu Sutra Intan (Vajracheddika Paramita Sutra), salah satu kutipannya...
Hyang Buddha memberitahu Subhuti, "Seorang laki-laki atau wanita bajik, yang bertekad untuk mencapai Anuttara-samyak-sambodhi harus berpikiran demikian:"Aku harus membebaskan semua makhluk hidup dari arus tumimbal lahir, tetapi bila semua makhluk hidup sudah dibebaskan dari tumimbal lahir, sebenarnya sama sekali tidak ada makhluk hidup yang dibebaskan. Mengapa begitu? Subhuti, jika seorang Bodhisattva masih mempunyai ciri keakuan, ciri manusia, ciri makhluk hidup dan ciri kehidupan, maka dia bukanlah seorang Bodhisattva. Apa sebabnya? Subhuti, sebenarnya tidak ada Dharma tentang tekad untuk mencapai Anuttara-samyak-sambodhi.

Kontradiksi ??
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Indra

Quote from: Kainyn_Kutho on 27 July 2010, 02:50:20 PM
Quote from: upasaka on 27 July 2010, 02:47:19 PM
Sadhana abhicaruka bisa dikategorikan sebagai upaya kausalya. Jadi secara implisit (ada komentar) Tantrayana hendak menjelaskan, "jika Anda sudah memelajari prinsip Buddhisme yang dasar (Hinayana); maka Anda seharusnya punya modal pemahaman yang cukup bahwa membunuh untuk menghentikan seseorang berbuat karma buruk lebih jauh adalah wujud dari cinta-kasih".
Setelah dibunuh, orang itu tidak bisa berbuat karma buruk lagi?


ya apakah setelah mati, maka karma buruk otomatis terhenti?

Indra

Quote from: Kainyn_Kutho on 27 July 2010, 02:42:58 PM
Quote from: Indra on 27 July 2010, 02:29:08 PM
Agama Buddha dari sekte manapun juga selalu mengajarkan untuk menghargai kehidupan. sama sekali tidak ada alasan untuk membunuh makhluk hidup, apalagi dengan dalih untuk menyelamatkan makhluk itu.

mau menolong kok malah membunuh?
Logikanya, kalau orang yang tidak tertolong itu meninggal, maka lahirnya ga jelas ke mana. Kalau dimantra sampai mati, masuknya ke sorga Buddha.

apakah ada money (life) back guarantee, seandainya gagal?

K.K.

Quote from: dilbert on 27 July 2010, 02:50:42 PM
Bandingkan dengan Sutra Utama Mahayana (Tantra termasuk di dalam Mahayana) yaitu Sutra Intan (Vajracheddika Paramita Sutra), salah satu kutipannya...
Hyang Buddha memberitahu Subhuti, "Seorang laki-laki atau wanita bajik, yang bertekad untuk mencapai Anuttara-samyak-sambodhi harus berpikiran demikian:"Aku harus membebaskan semua makhluk hidup dari arus tumimbal lahir, tetapi bila semua makhluk hidup sudah dibebaskan dari tumimbal lahir, sebenarnya sama sekali tidak ada makhluk hidup yang dibebaskan. Mengapa begitu? Subhuti, jika seorang Bodhisattva masih mempunyai ciri keakuan, ciri manusia, ciri makhluk hidup dan ciri kehidupan, maka dia bukanlah seorang Bodhisattva. Apa sebabnya? Subhuti, sebenarnya tidak ada Dharma tentang tekad untuk mencapai Anuttara-samyak-sambodhi.

Kontradiksi ??
Sesungguh-sungguhnya, saya tidak mengerti maksud sutra itu.

ryu

Quote from: Indra on 27 July 2010, 02:55:53 PM
Quote from: Kainyn_Kutho on 27 July 2010, 02:50:20 PM
Quote from: upasaka on 27 July 2010, 02:47:19 PM
Sadhana abhicaruka bisa dikategorikan sebagai upaya kausalya. Jadi secara implisit (ada komentar) Tantrayana hendak menjelaskan, "jika Anda sudah memelajari prinsip Buddhisme yang dasar (Hinayana); maka Anda seharusnya punya modal pemahaman yang cukup bahwa membunuh untuk menghentikan seseorang berbuat karma buruk lebih jauh adalah wujud dari cinta-kasih".
Setelah dibunuh, orang itu tidak bisa berbuat karma buruk lagi?


ya apakah setelah mati, maka karma buruk otomatis terhenti?
khan katanya bisa si doakan penyebrangan arwah / roh ( LSY mengajarkan ada ROH / atta makanya bukan buddhisme tuh =)) )
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

K.K.

Quote from: Indra on 27 July 2010, 02:56:40 PM
Quote from: Kainyn_Kutho on 27 July 2010, 02:42:58 PM
Logikanya, kalau orang yang tidak tertolong itu meninggal, maka lahirnya ga jelas ke mana. Kalau dimantra sampai mati, masuknya ke sorga Buddha.

apakah ada money (life) back guarantee, seandainya gagal?
Tidak ada penjelasannya di cuplikan itu. Wajar bagi orang cukup PD mengatakan dirinya Buddha hidup untuk tidak terbesit kemungkinan gagal.

4DMYN

Quote from: upasaka on 27 July 2010, 02:47:19 PM
Quote from: Indra on 27 July 2010, 02:29:08 PM
Agama Buddha dari sekte manapun juga selalu mengajarkan untuk menghargai kehidupan. sama sekali tidak ada alasan untuk membunuh makhluk hidup, apalagi dengan dalih untuk menyelamatkan makhluk itu.

mau menolong kok malah membunuh?
Sadhana abhicaruka bisa dikategorikan sebagai upaya kausalya. Jadi secara implisit (ada komentar) Tantrayana hendak menjelaskan, "jika Anda sudah memelajari prinsip Buddhisme yang dasar (Hinayana); maka Anda seharusnya punya modal pemahaman yang cukup bahwa membunuh untuk menghentikan seseorang berbuat karma buruk lebih jauh adalah wujud dari cinta-kasih".
keliatannya bro tau banyak tentang tantrayana, boleh dishare disini :)

Nevada

Quote from: Kainyn_Kutho on 27 July 2010, 02:50:20 PM
Quote from: upasaka on 27 July 2010, 02:47:19 PM
Sadhana abhicaruka bisa dikategorikan sebagai upaya kausalya. Jadi secara implisit (ada komentar) Tantrayana hendak menjelaskan, "jika Anda sudah memelajari prinsip Buddhisme yang dasar (Hinayana); maka Anda seharusnya punya modal pemahaman yang cukup bahwa membunuh untuk menghentikan seseorang berbuat karma buruk lebih jauh adalah wujud dari cinta-kasih".
Setelah dibunuh, orang itu tidak bisa berbuat karma buruk lagi?
Saya no comment untuk hal ini. Saya mempersilakan teman-teman yang dari Tantrayana menjawabnya...


Quote from: Indra on 27 July 2010, 02:55:53 PM
Quote from: Kainyn_Kutho on 27 July 2010, 02:50:20 PM
Quote from: upasaka on 27 July 2010, 02:47:19 PM
Sadhana abhicaruka bisa dikategorikan sebagai upaya kausalya. Jadi secara implisit (ada komentar) Tantrayana hendak menjelaskan, "jika Anda sudah memelajari prinsip Buddhisme yang dasar (Hinayana); maka Anda seharusnya punya modal pemahaman yang cukup bahwa membunuh untuk menghentikan seseorang berbuat karma buruk lebih jauh adalah wujud dari cinta-kasih".
Setelah dibunuh, orang itu tidak bisa berbuat karma buruk lagi?


ya apakah setelah mati, maka karma buruk otomatis terhenti?
Jika berhasil diseberangkan ke "Tanah Buddha" atau "alam surga", tentu saja jadi "makhluk bahagia" di sana. Menurut mitologi Buddhisme, "makhluk bahagia" tentu tidak akan banyak melakukan kamma buruk. Apakah otomatis terhenti? Tidak juga. Sama seperti bila kita menolong seorang pencuri, tentu kamma buruk pencurinya tidak otomatis berhenti. Untuk keterangan lebih lanjut, silakan bertanya pada orang yang lebih paham soal sadhana abhicaruka.

Nevada

Quote from: 4DMYN on 27 July 2010, 03:06:59 PM
Quote from: upasaka on 27 July 2010, 02:47:19 PM
Quote from: Indra on 27 July 2010, 02:29:08 PM
Agama Buddha dari sekte manapun juga selalu mengajarkan untuk menghargai kehidupan. sama sekali tidak ada alasan untuk membunuh makhluk hidup, apalagi dengan dalih untuk menyelamatkan makhluk itu.

mau menolong kok malah membunuh?
Sadhana abhicaruka bisa dikategorikan sebagai upaya kausalya. Jadi secara implisit (ada komentar) Tantrayana hendak menjelaskan, "jika Anda sudah memelajari prinsip Buddhisme yang dasar (Hinayana); maka Anda seharusnya punya modal pemahaman yang cukup bahwa membunuh untuk menghentikan seseorang berbuat karma buruk lebih jauh adalah wujud dari cinta-kasih".
keliatannya bro tau banyak tentang tantrayana, boleh dishare disini :)
Tidak terlalu banyak. Saya hanya membaca-baca saja... :)

Indra

Quote from: upasaka on 27 July 2010, 03:07:49 PM
Quote from: 4DMYN on 27 July 2010, 03:06:59 PM
Quote from: upasaka on 27 July 2010, 02:47:19 PM
Quote from: Indra on 27 July 2010, 02:29:08 PM
Agama Buddha dari sekte manapun juga selalu mengajarkan untuk menghargai kehidupan. sama sekali tidak ada alasan untuk membunuh makhluk hidup, apalagi dengan dalih untuk menyelamatkan makhluk itu.

mau menolong kok malah membunuh?
Sadhana abhicaruka bisa dikategorikan sebagai upaya kausalya. Jadi secara implisit (ada komentar) Tantrayana hendak menjelaskan, "jika Anda sudah memelajari prinsip Buddhisme yang dasar (Hinayana); maka Anda seharusnya punya modal pemahaman yang cukup bahwa membunuh untuk menghentikan seseorang berbuat karma buruk lebih jauh adalah wujud dari cinta-kasih".
keliatannya bro tau banyak tentang tantrayana, boleh dishare disini :)
Tidak terlalu banyak. Saya hanya membaca-baca saja... :)

Bro Upasaka terlalu merendah, bukankah Bro Upasaka adalah seorang mantan Rinpoche? Rinpoche Tukul Khadambra Tara Ma