Mengapa Aku Memilih Agama Budha

Started by Deva19, 29 November 2009, 03:24:22 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

chingik

Quote from: Deva19 on 14 December 2009, 11:00:31 AM
Quote from: kutho
Sayang sekali thread tersebut sudah dikarantina jadi tidak bisa diakses umum. Jika memang bisa, saya kasih link-nya biar kita semua bisa menilai apakah candra_mukti19 itu bersikap sebagai "yang tidak tahu" atau "yang sok tahu dengan ilmu logikanya yang paling benar".

Kalau memang anda bukan candra_mukti19, saya minta maaf sedalam-dalamnya. Tidak banyak ex-Muslim yang di aktif di sini. Lebih sedikit lagi ex-Muslim yang juga dosen logika. Bahkan lebih langka lagi ex-Muslim dosen logika yang perunutan logikanya berantakan. Saya hanya tidak menyangka bisa bertemu dua mahluk seperti itu dalam hidup ini.

bro upasaka dan umat budhis lainnya hanya diam saja, bila ada umat budhis yang jelas-jelas melakukan personal attack kepada saya seperti yang dilakukan oleh sdr. kutho tersebut. tapi bro upasaka dan kawan budhis lainnya sangat cepat menegur aku, bila aku sedikit saja membalas dengan hal serupa. tapi, sekarang lebih baik aku diam saja. karena sudah dipastikan, bila aku mau meladeni omong kosong sdr. kutho ini, maka pastilah aku yang menjadi bulan-bulanan umat semua member DC, karena mereka masih melekat pada "kelompok". mereka berpikir "oh ini kawanku, aku suka padanya dan aku akan membelanya. dan deva19 belas adalah seorang muslim, itu bukan kawanku, bukan sahabatku, sedangkan yang lebih pantas aku dukung adalah kawanku sendiri."

masuk ke dhammacitta itu mirip masuk ke area tinju. kini sdr. kutho  yang jadi lawan tinjuku. tapi aku tidak diperkenankan untuk melawan. sekali saja aku melawan, pastilah aku yang babak belur digebukin wasit dan penonton.

Tenang bro...
Rekan2 di sini memang msh byk kekurangannya, mohon maklum
menjalani Sanghavatthu saja blm sempurna, apalagi mau bicara soal dhamma yg halus..?
Di sini jadi cermin buat saya juga (bukan berarti saya lebih ini atau itu..),  jadi mohon semua jangan terlalu merasa pandngannya paling benar lalu berdiskusi dengan seolah-olah "lu tuh SALAH, tahu!!!" ...
mari terapkan diskusi dengan azas sangahavatthu...
;D

waliagung

setuju at: atas
masa orang berbeda pendapat sudah dikatakan dan di ponis,eperti sy memberikan pendapat dengan pandangan saya tapi ada juga yg menyinggung kenyakinan saya , yg lebih parahnya lagi sy dikatakan bukan aliran/agama buddha keterlaluankan,,,,,,,,,,,,

kalau sy boleh sombong sebelum mereka masuk agama buddha dan tahu akan dhaama sy mungkin lebih dulu masa sy di katakan seperti itu,,,,,,,,,,,,,

The Ronald

Quote from: Deva19 on 14 December 2009, 11:00:31 AM
Quote from: kutho
Sayang sekali thread tersebut sudah dikarantina jadi tidak bisa diakses umum. Jika memang bisa, saya kasih link-nya biar kita semua bisa menilai apakah candra_mukti19 itu bersikap sebagai "yang tidak tahu" atau "yang sok tahu dengan ilmu logikanya yang paling benar".

Kalau memang anda bukan candra_mukti19, saya minta maaf sedalam-dalamnya. Tidak banyak ex-Muslim yang di aktif di sini. Lebih sedikit lagi ex-Muslim yang juga dosen logika. Bahkan lebih langka lagi ex-Muslim dosen logika yang perunutan logikanya berantakan. Saya hanya tidak menyangka bisa bertemu dua mahluk seperti itu dalam hidup ini.

bro upasaka dan umat budhis lainnya hanya diam saja, bila ada umat budhis yang jelas-jelas melakukan personal attack kepada saya seperti yang dilakukan oleh sdr. kutho tersebut. tapi bro upasaka dan kawan budhis lainnya sangat cepat menegur aku, bila aku sedikit saja membalas dengan hal serupa. tapi, sekarang lebih baik aku diam saja. karena sudah dipastikan, bila aku mau meladeni omong kosong sdr. kutho ini, maka pastilah aku yang menjadi bulan-bulanan umat semua member DC, karena mereka masih melekat pada "kelompok". mereka berpikir "oh ini kawanku, aku suka padanya dan aku akan membelanya. dan deva19 belas adalah seorang muslim, itu bukan kawanku, bukan sahabatku, sedangkan yang lebih pantas aku dukung adalah kawanku sendiri."

masuk ke dhammacitta itu mirip masuk ke area tinju. kini sdr. kutho  yang jadi lawan tinjuku. tapi aku tidak diperkenankan untuk melawan. sekali saja aku melawan, pastilah aku yang babak belur digebukin wasit dan penonton.

wah.. aku gak di anggap.. padahal aku dah bilang " yg lalu biarlah berlalu" ..hmm.. bukan pembelaan yah? pembelaan seperti apa yg anda harapkan? aku kan member baru...., gak ngerti hubungan karma kalian dimasa lalu :P
...

Nevada

Quote from: johan3000 on 13 December 2009, 12:03:01 AM
QuoteSetelah membantai ibu (nafsu keinginan)

tetapi tidak ditulis lebih lengkap NAFSU KEINGINGAN apakah itu....
(pertanyaan ini pun udah pernah gw tanya pada bro Upasaka....
soalnya dari kata NAFSU KEINGINAN, utk umum non Buddhist sulit
mengetahui kenapa itu TIDAK BAIK)...

Apakah metafora digunakan utk menarik perhatian pendengar ?

trims sebelumnya.  :x :x

Dalam teks aslinya, istilah nafsu keinginan adalah "tanha" (Bahasa Pali).
Tanha adalah nafsu keinginan duniawi; baik nafsu keinginan yang baik ataupun nafsu keinginan yang buruk,


Quote from: Kainyn_Kutho on 14 December 2009, 09:35:58 AM
Quote from: fabian c on 12 December 2009, 06:34:38 PM
Quote from: Kainyn_Kutho on 12 December 2009, 09:23:09 AM
Pernah. Itu satu metafora yang diberikan untuk menunjukkan pencapaian Lakuntaka Bhaddiya yaitu:
-membunuh "ibu" (lobha), "ayah" (kesombongan), "dua raja" (eternalisme & nihilisme), dan "dua kerajaan" (khanda).
Itulah yang diajarkan untuk menjadi seorang "Brahmana" (Arahat).



Bro Kainyn yang  baik, Boleh minta linknya? Terimakasih.

_/\_
Itu dari kisah Dhammapada yang melatar-belakangi syair 294-295. Sudah diberikan Bro ryu.
Dan, Ya, tentu saja itu hanyalah metafora belaka seperti kita semua sudah tahu.

Tentu saja metafora. Karena ibu, ayah, dua raja dan dua kerajaan yang dimaksud bukanlah personal ataupun makhluk hidup.


Quote from: Deva19 on 14 December 2009, 11:00:31 AM
Quote from: kutho
Sayang sekali thread tersebut sudah dikarantina jadi tidak bisa diakses umum. Jika memang bisa, saya kasih link-nya biar kita semua bisa menilai apakah candra_mukti19 itu bersikap sebagai "yang tidak tahu" atau "yang sok tahu dengan ilmu logikanya yang paling benar".

Kalau memang anda bukan candra_mukti19, saya minta maaf sedalam-dalamnya. Tidak banyak ex-Muslim yang di aktif di sini. Lebih sedikit lagi ex-Muslim yang juga dosen logika. Bahkan lebih langka lagi ex-Muslim dosen logika yang perunutan logikanya berantakan. Saya hanya tidak menyangka bisa bertemu dua mahluk seperti itu dalam hidup ini.

bro upasaka dan umat budhis lainnya hanya diam saja, bila ada umat budhis yang jelas-jelas melakukan personal attack kepada saya seperti yang dilakukan oleh sdr. kutho tersebut. tapi bro upasaka dan kawan budhis lainnya sangat cepat menegur aku, bila aku sedikit saja membalas dengan hal serupa. tapi, sekarang lebih baik aku diam saja. karena sudah dipastikan, bila aku mau meladeni omong kosong sdr. kutho ini, maka pastilah aku yang menjadi bulan-bulanan umat semua member DC, karena mereka masih melekat pada "kelompok". mereka berpikir "oh ini kawanku, aku suka padanya dan aku akan membelanya. dan deva19 belas adalah seorang muslim, itu bukan kawanku, bukan sahabatku, sedangkan yang lebih pantas aku dukung adalah kawanku sendiri."

masuk ke dhammacitta itu mirip masuk ke area tinju. kini sdr. kutho  yang jadi lawan tinjuku. tapi aku tidak diperkenankan untuk melawan. sekali saja aku melawan, pastilah aku yang babak belur digebukin wasit dan penonton.

Bro Kainyn_Kutho tidak melakukan personal attack. Kalau postingan "sindir-menyindir" halus seperti itu saya tidak mempermasalahkan.

Silakan Bro Deva19 membalas Bro Kainyn_Kutho dengan postingan seperti: "Anda sangat jenius." Saya pikir Bro Kainyn_Kutho juga tidak merasa itu merupakan personal attack.

Yang saya sebut dengan personal attack (ad hominem) adalah: "Dasar kau bodoh. Daripada berdiskusi dengan kamu, lebih baik aku berdiskusi dengan dengkulku."

Harap dipahami. Saya tidak bermaksud berat sebelah.

johan3000

#244
Quote from: Deva19 on 14 December 2009, 11:00:31 AM
Quote from: kutho
Sayang sekali thread tersebut sudah dikarantina jadi tidak bisa diakses umum. Jika memang bisa, saya kasih link-nya biar kita semua bisa menilai apakah candra_mukti19 itu bersikap sebagai "yang tidak tahu" atau "yang sok tahu dengan ilmu logikanya yang paling benar".

Kalau memang anda bukan candra_mukti19, saya minta maaf sedalam-dalamnya. Tidak banyak ex-Muslim yang di aktif di sini. Lebih sedikit lagi ex-Muslim yang juga dosen logika. Bahkan lebih langka lagi ex-Muslim dosen logika yang perunutan logikanya berantakan. Saya hanya tidak menyangka bisa bertemu dua mahluk seperti itu dalam hidup ini.

bro upasaka dan umat budhis lainnya hanya diam saja, bila ada umat budhis yang jelas-jelas melakukan personal attack kepada saya seperti yang dilakukan oleh sdr. kutho tersebut. tapi bro upasaka dan kawan budhis lainnya sangat cepat menegur aku, bila aku sedikit saja membalas dengan hal serupa. tapi, sekarang lebih baik aku diam saja. karena sudah dipastikan, bila aku mau meladeni omong kosong sdr. kutho ini, maka pastilah aku yang menjadi bulan-bulanan umat semua member DC, karena mereka masih melekat pada "kelompok". mereka berpikir "oh ini kawanku, aku suka padanya dan aku akan membelanya. dan deva19 belas adalah seorang muslim, itu bukan kawanku, bukan sahabatku, sedangkan yang lebih pantas aku dukung adalah kawanku sendiri."

masuk ke dhammacitta itu mirip masuk ke area tinju. kini sdr. kutho  yang jadi lawan tinjuku. tapi aku tidak diperkenankan untuk melawan. sekali saja aku melawan, pastilah aku yang babak belur digebukin wasit dan penonton.

omong kosong sdr. kutho
menurut pengalaman gw di forum lain, bro Kutho menulis dgn baik, jelas, ringkat dan mudah dimengerti. Dan setau gw, dia gak pernah berkata KOSONG....

terus terang ada yg menulis kalimat bahwa bro Kutho omomg kosong....
nah gw jadi pingin tau KEBENARANNYA....

mohon dijelaskan dgn rinci dan logika.
semoga posting ini pun bukan merupakan personal attack,
tapi klarifikasi atas nama baik seseorang!  8) 8)


masuk ke dhammacitta itu mirip masuk ke area tinju
apakah begitu ?  :o :o  (masing2 introspeksi diri....)

gw jadi penonton aja ...
;D ;D ;D
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

waliagung

ikut nonton ah,,,,,,,,,,,,

moga2 eru nih tanding orang kebelinger

K.K.

Quote from: chingik on 14 December 2009, 12:12:49 PM
Tenang bro...
Rekan2 di sini memang msh byk kekurangannya, mohon maklum
menjalani Sanghavatthu saja blm sempurna, apalagi mau bicara soal dhamma yg halus..?
Di sini jadi cermin buat saya juga (bukan berarti saya lebih ini atau itu..),  jadi mohon semua jangan terlalu merasa pandngannya paling benar lalu berdiskusi dengan seolah-olah "lu tuh SALAH, tahu!!!" ...
mari terapkan diskusi dengan azas sangahavatthu...
;D
Kalau mengenai pemahaman dhamma, susah sekali mengetahui yang benar dan salah, jadi alangkah baiknya jangan menganggap diri sendiri benar dan menunjuk orang lain salah. Kebanyakan hanya kembali ke opini dan kecocokan masing-masing.

Tapi kalau hal ilmiah seperti "logika", itu ada benar dan ada salahnya dalam konteks dan lingkup tertentu. Jadi tidak pakai azas "Sangahavatthu".



Quote from: waliagung on 14 December 2009, 12:31:36 PM
setuju at: atas
masa orang berbeda pendapat sudah dikatakan dan di ponis,eperti sy memberikan pendapat dengan pandangan saya tapi ada juga yg menyinggung kenyakinan saya , yg lebih parahnya lagi sy dikatakan bukan aliran/agama buddha keterlaluankan,,,,,,,,,,,,

kalau sy boleh sombong sebelum mereka masuk agama buddha dan tahu akan dhaama sy mungkin lebih dulu masa sy di katakan seperti itu,,,,,,,,,,,,,
Memangnya makin lama orang belajar dhamma, pasti lebih benar?

Kalau "Tuhan menciptakan ruang" termasuk dalam pemahaman dhamma anda, maka pembelajaran dhamma anda yang konon sudah sangat lama itu sepertinya sia-sia.

Quote from: waliagung on 11 December 2009, 01:41:01 PM
itu pandangan orang yg dangkal terhadap agama lain,anda bicara menciptakan bila anda mempelajari dan memahami semua itu adalah kata menciptakan yg ada daalam agama lain tidak seperti yg anda pahami dan mereka2 yg ilmu pemahamannya setengah2,sebab sy menyakini bahwa tuhan tidak pernah menciptakan benda apapun didunia dan alam semesta tapi tuhan menyediakan ruangnya,tanpa ada ruang mana mungkin alam berproses dan terjadi benda ,,,

bila benda sy berpendapan setuju bagaimana dengan ruang,sebab bla  sy pelajari agama lain dan melalui pandangan sy sm dimana bedanya,,,,,,,,,,,,,



ryu

Quote from: waliagung on 14 December 2009, 12:31:36 PM
setuju at: atas
masa orang berbeda pendapat sudah dikatakan dan di ponis,eperti sy memberikan pendapat dengan pandangan saya tapi ada juga yg menyinggung kenyakinan saya , yg lebih parahnya lagi sy dikatakan bukan aliran/agama buddha keterlaluankan,,,,,,,,,,,,

kalau sy boleh sombong sebelum mereka masuk agama buddha dan tahu akan dhaama sy mungkin lebih dulu masa sy di katakan seperti itu,,,,,,,,,,,,,
untung gak sombong, kalo sombong malu tuh kakakakakak
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

K.K.

Tambahan lagi, Argumentum ad personam terjadi bila ada usaha mengaburkan nilai kebenaran perkataan/perbuatan seseorang yang berdasarkan pribadi orang tersebut, yang tentu saja tidak berhubungan. Dalam hal ini misalnya:

1. Candra_mukti19 mengatakan adanya pembunuhan yang disetujui Buddha
2. Candra_mukti19 ex-Muslim
Kesimpulan: karena candra_mukti19 adalah ex-Muslim, maka pernyataannya meragukan.

Itulah argumentum ad personam (hominem) karena sesungguhnya tidak ada hubungan status ex-Muslim dengan kebenaran pendapat dari candra_mukti19.

Jika ada orang yang bicara logika ilmiah, namun menyimpang ke "pengalaman langsung", lalu lari lagi ke ilmu-ilmu lainnya, sehingga manusia secara ilmiah tidak termasuk mamalia (karena hanya melihat dari sisi biologi saja) dan saya katakan "logikanya berantakan", maka itu adalah bukan ad hominem, bukan pula opini. Itu hanyalah suatu fakta belaka yang pahit.


Quote from: Deva19 on 08 December 2009, 04:24:55 PM
Setiap kata-kata adalah merupakan objek logika. oleh karena itu, apapun yang dikatakan, maka itu merupakan objek dari kajian ilmu logika. apabila dengan menggunakan kata-kata, berarti harus tunduk pada norma-norma logika. tetapi, bila hendak melihat kebenaran ilmiah, kita harus meihat kepada makna di balik kata-kata.

deva19 adalah hewan mamalia. <---- ini salah secara ilmiah, jika di dalam ilmu sosial manusia tidak digolongkan kepada hewan. kecuali bila disiplin ilmu ilmiah tersebut "hanya dibatasi" pada ilmu biologi. maka benar, bahwa manusia adalah hewan mamalia, dan benar bahwa deva19 adalah hewan mamalia. tetapi faktnya, ilmu yang termasuk ilmiah bukan hanya biologi, melainkan juga psikologi, ilmu sosial, politik, antropologi, dll. dalam ilmu sosial ataupun psikologi, jelas manusia tidak pernah digolongkan sebagai hewan mamalia.
Saya baru tahu lho kalau sosial, politik, dan antropologi membahas taksonomi makhluk mamalia. 


Deva19

 [at]  Upasaka

dalam seni ad hominem, saya hafal betul 55 macam bentuk ad hominem. dengan bentuk-bentuk ad hominem yang telah saya hafal tersebut, maka saya dapat mengidentifikasi pernyataan mana saja yang termasuk ad hominem, dan mana yang bukan. tetapi bila bro upasaka mempunyai kriteria lain tentang mana yang dimaksud dengan ad hominem dan mana yang bukan, ya terserah bro saja. kalau memang anda lebih tahu tentang apa itu ad hominem, maka saya harus belajar dari anda secara bersungguh-sungguh.


kalau boleh saya tanya kepada anda tentang ad hominem,

1. berapa banyak bentuk ad hominem yang anda tahu?
2. apakah anda tahu 7 faktor mental yang melemahkan akal seseorang?
3. apakah ad hominem itu bersifat baik, buruk ataukah netral?
4. apakah anda tahu, bagaimana cara menggunakan ad hominem untuk hal positif?
5. di forum ini, apakah setiap ad hominem tidak boleh digunakan atau hanya sebagainnya saja?
6. apakah definisi argumentun ad hominem menurut anda?

sementara itu saja dulu, pertanyaan lainnya menyusul.


Deva19

Quote
deva19 adalah hewan mamalia. <---- ini salah secara ilmiah

[at]  kutho

di buku ilmiah mana yang disitu dinyatakan bahwa deva19 adalah hewan mamalia?

jika ada pernyataan sperti itu di dalam salah buku-buku ilmiah, maka pernyataan tersebut adalah benar.

jika di dalam buku ilmu biologi dinyatakan bahwa "manusia adalah hewan mamalia", maka bagaimana bisa menjadi "deva19 adalah hewan mamalia"? padahal saya jamin, di buku biologi manapun, tidak ada pernyataan seperti itu.

pernyataan sepeti itu hanya ad di dalam logika anda. yakni anda berpikir bahwa menurut ilmu biologi "manusia adalah hewan mamalia" sedangkan "deva19 adalah manusia" jadi, kesimpulannya adalah "deva19 merupakan hewan mamalia" <---- maka ini tidak dapat disebut kebenaran ilmiah, karena merupakan hasil kesimpulan, jadi disebut kebenaran logika.

seandainya kutho tidak dapat mengerti penjelasan saya tersebut, semoga member lain dapat memahaminya.


CHANGE

 [at]  Deva19

Sejalan dengan pemikiran bro johan3000, bahwa perkataan "omongkosong" yang anda lontarkan tersebut adalah SALAH ( tidak benar ) dan tidak pada tempatnya. Karena saya juga pernah berdiskusi dengan Bro Kainyn di forum lain. Hasil diskusi tersebut sangat inspiratif dan memotivasi bahkan saya mendapat manfaat dari Bro Kainyn

IMO,
Mungkin anda melihat dari sisi lain ( baca : gelas penuh ), sehingga pada saat diskusi/debat, anda mulai menekan terus-menerus  "PER ( besi spiral )baca: teman diskusi", sehingga daya pantulan balik semakin besar dari "per" membuat anda seakan-akan terpental ke ruang " kosong " yang artinya semakin besar "omongan" yang dilontarkan semakin "kosong" hasil yang diterima.

Kesimpulan "omong kosong" adalah hasil pikiran, ucapan dan perbuatan yang tidak bermanfaat, artinya siapa yang menaman omongan yang kosong akan menuai hasil yang omong kosong juga

Sharing artikel :

Seluruh dunia mengenal Socrates sebagai filsuf luar biasa Athena (4 Juni 470 SM - 339 SM).
Dari jaman purbakala hingga jaman modern para siswa telah merenungkan hidup dan ajaran-ajaran dari Socrates. Banyak kesimpulan yang dibuat tentang bagaimana dia menjalani hidupnya dan banyak pihak yang menyatakan hal-hal lain berdasarkan desas-desus.
Semua ini dapat terjadi karena Socrates tidak pernah meninggalkan skrip tulisan. Mereka yang semasa hidupnya dekat dengan dia atau mereka yang tertarik pada dirinya-lah yang menuliskan untuknya.
Sangatlah normal bila figur orang penting menjadi subyek perdebatan di kalangan masyarakat dan hidup seseorang. Bagaimanapun para pakar mengatakan, Socrates telah meninggalkan warisan budaya yang mengajarkan manusia secara langsung maupun tidak langsung dan mengajarkan bagaimana menjadi manusia berbudaya.

Gnothi Se Afton: Mengenal diri sendiri

Banyak orang mencoba menanggapi frase ini untuk memahami arti terdalamnya. Begitu sederhana untuk mengerti kata-katanya namun tindakan seseoranglah yang menunjukkan jika dia telah memahami artinya.
"Gnothi se afton" berarti "mengenali diri sendiri". Seseorang yang dengan sungguh-sungguh sadar akan keberadaan dan tindakannya, memahami keberadaan yang lain juga. Pada tingkat yang lebih sederhana, hal itu untuk mengetahui apakah orang tersebut memiliki kebiasaan yang baik atau jelek, dan mempunyai kekuatan untuk belajar dan meningkatkan diri sendiri selama hidupnya.

En Oida Oti Ouden Oida: Saya tahu bahwa saya tidak tahu apa-apa

Frase tersebut dalam bahasa Yunani diterjemahkan lebih dekat sebagai "Saya mengetahui satu hal, dan karena itu saya tidak mengetahui apa-apa."
Menurut pemahaman saya, Socrates tidak menyatakan bahwa dia tidak mengetahui apa-apa, namun bahwa seseorang tidak dapat mengetahui apa saja secara mutlak meskipun dia yakin mengenai hal tertentu. Socrates telah meng-eksplorasi dirinya sendiri dan semakin banyak dia memahami, akhirnya dia sampai pada kesadaran bahwa dia tidak mengetahui apa-apa.

Jalan pemikiran ini mirip dengan filsafat Timur di mana Buddha (Sidharta Gautama) pernah mengatakan, "Saya belum mengajarkan Dharma apa pun sepanjang hidup saya." Setelah dia mengajarkan kebenaran alam semesta pada pengikutnya selama beberapa tahun. CMIIW

Filsafat mana pun yang kita pelajari, semuanya memiliki kesamaan yaitu untuk mengenal dan mengetahui diri sendiri. Bagi orang yang mengenali diri sendiri dapat menghindari banyak situasi buruk.

Tidak mengenal diri sendiri, tidak memahami hingga ke hati, dan berpikir bahwa kita mengetahui segalanya, kita akan menghadapi situasi yang menyulitkan.

Sederhananya adalah KESOMBONGAN adalah AWAL KEJATUHAN

waliagung

emang chandra mukti orang islam kenapa dia pindah agama
kalau d pindah agama sudah bisa di pastikan dia meragukan

Deva19

sudah kubilang, kalo aku mencoba "sedikit melawan" maka aku akan dikeroyok ma umat budhis di sini.

[at]  Johan dan change

saya bertanya kepada kutho, bahwa apakah ia menuduhku menyatakan "budha menyetujui sebagian pembunuhan?"

jika ya, maka dia harus membuktikan kapan dan dimana saya menyatkan demikian.

kalau dia berusaha memberikan bukti tanpa terlebih dahulu menjawab "ya" atau "tidak", maka itu melewati prosedur berpikir yang seharusnya tidak dilewatkan, tetapi dapat diartikan bahwa dia menyatakan "ya".

oleh karena dia sudah berusaha membuktikan bahwa saya menyatakan "budha menyetujui sebagian pembunuhan", maka berarti dapat ditafsirkan bahwa sdr. kutho menjawab "ya".

dan ternyata bukti yang dia sodorkan bukanlah bukti. jika benar bahwa bahwa bukti tersebut bukanlah bukti yang benar, maka tuduhan sdr. kutho adalah kebohongan. tuduhan atau perkataan yang tanpa bukti kebenaran itu namanya omong kosong atau bahkan lebih buruk dari omong kosong.

orang berkata, "di dalam ruangan A adalah seorang wanita cantik sedang duduk". tapi, ketika orang melihat ke sana, di sna tidak ada seorang wanita pun. maka pernyataan orang itu disebut "kosong" dari fakta, omong kosong atau bohong. serupa dengan itu pula perkataan sdr. kutho.

persoalan apakah sdr. kutho memberi inspirasi kepada anda atau tidak, itu tidak ada hubungannya dengan persoalan ini. pertanyaannya, apakah setiap orang yang pernah memberi inspirasi kepada anda dijamin tidak akan pernah berbohong seumur hidupnya?

indera_9

Quote from: Deva19 on 11 December 2009, 08:36:00 AM
Quote from: jerry
ya.. it's ok, at least bro bisa menerapkan nilai2 buddhism dlm kehidupan bro. btw, bukannya dulu bilang jadi "guru"?

saya guru, mengajar di universitas Islam. itu artinya dibawah naungan Departemen Agama. saya juga mengajar di SMK dibawah naungan Yayasan Islam.

but,  tanks for All

saya semakin mantap hati untuk beragama budha.

Perbedaan dan pertentangan faham saya dengan sebagian umat budhis tidaklah berarti apa-apa bila saya bisa memperoleh kebahagiaan hidup, kebebasan spritual, mencapai ketenangan dan kebijaksanaan melalui tuntunan budhisme.

sebaliknya, kesamaan pandangan saya dengan sebagian muslimin juga tidak berarti apa-apa bila  saya tidak dapat menemukan kebahagiaan hdiup, kebebasan spiritual, mencapai ketenangan dan kebijaksanaan di dalam tuntunan ajaran Islam.

hati saya tidak dpat dibohongi, bahwa hidup saya telah tercerahkan oleh ajaran budha. kebahagiaan, pencerahan, ketenangan dan kebijaksanaan yang ada di dalam diri saya, tidak dapat berkembang melalui ajaran lain.

ada kebahagiaan, pencerahan, ketenangan dan kebjaksaan yang saya peroleh di dalam ajaran agama-agama lain. tetapi kebahagiaan, pencerahan, ketenangan dan kebijaksaan yang diperoleh dari ajaran agama budha lebih tinggi dan lebih dalam, ajaran sang Budha tidak hanya menghancurkan kejahatan-kejahatan yang kasar yang kasat mata, melainkan juga menghancurkan kejahatan-kejahatan yang sangat halus yang tersembunyi di dalam batin manusia.

jika situasi aman, mungkin kelak saya akan mengubah status menjadi budhis. tetapi bila belum aman, biarlah tetap status saya muslim. apalah arti dari sebuah label yang tertera di KTP. agama itu bukanlah status di KTP.

walaupun demikian, jika ada kesempatan, ingin sekali saya bertemu muka dengan umat budhis, untuk berdiskusi secara langsung atau untuk berlatih meditasi bersama.

sepertinya diskusi kali ini saya cukupkan sekian dulu, berhubung akhir pekan ini saya ada kesibukan yang padat. mohon maaf kalau ada kata-kata yang kurang berkenan.

_/\_

Assalamualaikum Wr. Wb.

Bro Deva, melihat apa yang anda sampaikan, sungguh baik anda mau belajar agama lain terutama Buddhisme. Saya salut dan terkesan.  ;D

Mengenai perubahan di KTP ... saya rasa itu bukanlah hal yang terlalu penting ...

Menjadi Buddhist itu bukanlah suatu label atau cap ... Menjadi Buddhist adalah melaksanakan seluruh ajaran Sang Buddha.

Semoga pengetahuan dhamma dan kebijaksanaan bro deva selalu berkembang setiap saat ...

_/\_

Wassalamualaikum Wr. Wb.
Hatred doesn't cease through hatred at anytime. Hatred ceases through love. This is the unalterable law