News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

Mengapa Aku Memilih Agama Budha

Started by Deva19, 29 November 2009, 03:24:22 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

dipasena

Quote from: Deva19 on 06 January 2010, 12:35:25 AM
Quote from: andry on 06 January 2010, 12:33:21 AM
saia fikir dan cermati
bahwa ALLAH berbeda dengan TUHAN  dan berbeda dengan NIBANNA

kenapa?

kenapa ? karena mereka adalah substansi yg berbeda... apakah anda sama dengan saya ? apakah saya sama dengan kakak anda ? jika anda mengatakan "tidak" itu adalah jawaban bagi anda sendiri... paham ?

dipasena

Quote from: Deva19 on 06 January 2010, 12:36:44 AM
Quote from: dhanu
kebenaran yg didasarkan pada logika yg tidak terarah menjadi kan seorang arsitek logika mengambil kesimpulan dengan permainan kata-kata yang tidak bermanfaat...

logika yang tidak terarah itu contohnya bagaimana?

ya seperti logika anda yg tertuang dalam kata2 sebelumnya... mungkin anda harus mengcopy paste ulang... :D

Deva19

Quote from: dhanu
saya lebih tertarik pernyataan bro johan, teori tanpa praktek adalah omong kosong, praktek tanpa teori dengan kapasitas manusia yg masih bobrok bathinnya bisa menyesatkan...

anda lebih tertarik dengan pernyataan bro johan, dan kurang tertarik dengan pernyataan siapa?

teori tanpa praktek adalah omong kosong. apakah semua teori itu merupakan sesuatu yang harus dipraktikan? tidak adakah teori yang bermanfaat sebagai teori itu sendiri?

dan menurut anda, praktik tanpa teori orang yang bobrok batinnya bisa menyesatkan. pertanyaannya, bagaimana praktik tanpa teori dari orang yang tidak bobrok batinnya, apakah tidak akan menyesatkan?

Deva19

Quote from: dhanuttono on 06 January 2010, 12:47:24 AM
Quote from: Deva19 on 06 January 2010, 12:36:44 AM
Quote from: dhanu
kebenaran yg didasarkan pada logika yg tidak terarah menjadi kan seorang arsitek logika mengambil kesimpulan dengan permainan kata-kata yang tidak bermanfaat...

logika yang tidak terarah itu contohnya bagaimana?

ya seperti logika anda yg tertuang dalam kata2 sebelumnya... mungkin anda harus mengcopy paste ulang... :D

bisakah anda copaskan, karena saya ingin tahu, seperti apa contoh logika yang tidak terarah itu, agar saya dan semua orang dapat belajar dari anda tentang bagaimana logika yang terarah itu?

dipasena

Quote from: Deva19 on 06 January 2010, 12:45:07 AM
Quote from: dhanu
untuk mendapatkan titik temu, ya selaraskan pikiran dulu bro... setelah itu praktekan terlebih dulu, proses itu dibutuhkan dalam jangka waktu tertentu (bisa panjang, bisa pendek), tidak ada yg instant...

apakah hanya dengan menyelaraskan pikiran, maka akan mendapatkan titik temu?

trus pikirannya diselaraskan dengan siapa?

jika pengertian menyelaraskan pikiran tersebut berarti "mensefahamkan faham kita dengan faham orang lain", maka pastilah akan selalu mencapai titik temu. tapi, apakah mungkin benar cara mencapai titik temu tersebut dengan cara seperti itu? jika bukan itu maksud anda, maka jelaskanlah, apa artinya menyelaraskan pikiran?

gini bro... anda bertemu dengan orang ausi, anda cuma bisa bahasa indon... sementara orang tersebut tidak dapat berbahasa indon, cuma bisa boso londo, bahasa dia sendiri

anda mengatakan jari... dia mengatakan hand... udah ga ngerti/paham, ngalur ngidul lg yg dibahas/tidak ada arah...

kenapa ? ya karena itu... klo ga paham... ya gtu deh... :D

dipasena

Quote from: Deva19 on 06 January 2010, 12:50:14 AM
Quote from: dhanuttono on 06 January 2010, 12:47:24 AM
Quote from: Deva19 on 06 January 2010, 12:36:44 AM
Quote from: dhanu
kebenaran yg didasarkan pada logika yg tidak terarah menjadi kan seorang arsitek logika mengambil kesimpulan dengan permainan kata-kata yang tidak bermanfaat...

logika yang tidak terarah itu contohnya bagaimana?

ya seperti logika anda yg tertuang dalam kata2 sebelumnya... mungkin anda harus mengcopy paste ulang... :D

bisakah anda copaskan, karena saya ingin tahu, seperti apa contoh logika yang tidak terarah itu, agar saya dan semua orang dapat belajar dari anda tentang bagaimana logika yang terarah itu?

waduh... tulisan sy masih ada dan tulisan sy pasti me-reply tulisan anda yg sy kritik sebelumnya... gimana seh, katanya logika pasti jalan dalam setiap tulisan anda ? ehm... jd semakin ragu saya... hahaha...

wen78

Quote from: Deva19 on 06 January 2010, 12:11:13 AM
Quote from: ryu on 18 December 2009, 07:11:52 AM
"Karena itu, warga suku Kalama, itulah yang Kumaksud dengan mengatakan, 'Janganlah percaya begitu saja berita yang disampaikan kepadamu; atau oleh karena sesuatu yang merupakan tradisi; atau sesuatu yang didesas-desuskan. Janganlah percaya begitu saja apa yang dikatakan di dalam kitab-kitab suci; juga apa yang katanya sesuai dengan logika atau kesimpulan belaka; juga apa yang katanya merupakan hasil dari suatu penelitian; juga apa yang katanya telah direnungkan dengan seksama; juga apa yang terlihat cocok dengan pandanganmu; atau karena ingin menghormat seorang pertapa yang menjadi gurumu.'
Tetapi, warga suku Kalama, kalau setelah diselidiki sendiri, kamu mengetahui, 'Hal ini tidak berguna, hal ini tercela, hal ini tidak dibenarkan oleh para Bijaksana; hal ini kalau terus dilakukan akan mengakibatkan kerugian dan penderitaan,' maka sudah selayaknya kamu menolak hal-hal tersebut."

Quote
jangan percaya begitu saja dengan apa yang katanya sesuai dengan Taka (logika/konklusi/kesimpulan)

mari kita bahas makna pernyataan tersebut.

pertama, perhatikan perbedaan 2 kalimat ini :

1. jangan percaya begitu saja dengan apa yang katanya sesuai dengan logika
2. jangan percaya dengan apa yang katanya sesuai dengan logika

coba renungkan, cermati dan fahami perbedaan makna kedua kalimat tersebut!

saya ingin tanya, sebenarnya bagaimana pernyataan sang budha tersebut,"jangan percaya begitu saja" atau "tidak harus percaya" ?



bro Deva19, point penekanannya ada di warna biru.

sesuai dengan logic atau tidak sesuai dengan logic sama saja. tetapi apakah sesuai dengan diri sendiri?

contoh yg paling mudah yaitu rokok karena saya adalah perokok.
secara logic rokok jelas tidak baik, tetapi secara logic pula, pikiran selalu membentuk 1001 alasan untuk membuat sebuah logic baru agar menghasilkan sebuah kata "tapi" sehingga timbul sebuah logic baru untuk membenarkan agar tetap merokok dengan sebuah alasan "tapi".

dengan logic atau tidak logic, ketika diselidiki secara murni, dari diri sendiri, jawabannya pasti tidak merokok(jika jujur pada diri sendiri).
jawaban ini bisa di dapatkan dengan mudah ketika kondisi diri benar2 tenang. cara paling mudah adalah tarik nafas panjang.
cara lain yaitu dalam meditasi dalam ketenangan.(meditasi untuk ketenangan, bukan meditasi untuk mencapai sebuah tujuan).

atau contoh lain vegetarian. ketika jujur pada diri sendiri, jawabannya pasti "makan apa saja ketika lapar tanpa perlu harus makan daging".
saya yakin seluruh manusia jujur pada diri sendiri akan menjawab seperti itu. hanya saja pikiran menciptakan logic2 baru untuk memenuhi keinginan diri sendiri sehingga jawaban yg terjujur ini menjadi tertutup oleh jawaban logic yg terbentuk oleh pikiran.

ini yg di tekankan dalam menyelidiki suatu sebelum langsung menerimanya. proses menyelidiki ini memerlukan proses. proses ini adalah proses "jujur terhadap diri sendiri" yg benar2 adalah dari dalam diri sendiri, tanpa ada pengaruh dari faktor2 luar yg membentuk pemikiran/logic baru. dan proses ini memerlukan waktu, dan bisa juga terjadi sekejap.

semoga bro Deva19 bisa mengerti maksud saya. sebab saya sendiri juga susah menjelaskannya dalam bentuk kata2.

 _/\_
segala post saya yg tidak berdasarkan sumber yg otentik yaitu Tripitaka, adalah post yg tidak sah yg dapat mengakibatkan kesalahanpahaman dalam memahami Buddhism. dengan demikian, mohon abaikan semua statement saya di forum ini, karena saya tidak menyertakan sumber yg otentik yaitu Tripitaka.

dipasena

Quote from: Deva19 on 06 January 2010, 12:49:03 AM
Quote from: dhanu
saya lebih tertarik pernyataan bro johan, teori tanpa praktek adalah omong kosong, praktek tanpa teori dengan kapasitas manusia yg masih bobrok bathinnya bisa menyesatkan...

anda lebih tertarik dengan pernyataan bro johan, dan kurang tertarik dengan pernyataan siapa?

teori tanpa praktek adalah omong kosong. apakah semua teori itu merupakan sesuatu yang harus dipraktikan? tidak adakah teori yang bermanfaat sebagai teori itu sendiri?

dan menurut anda, praktik tanpa teori orang yang bobrok batinnya bisa menyesatkan. pertanyaannya, bagaimana praktik tanpa teori dari orang yang tidak bobrok batinnya, apakah tidak akan menyesatkan?

hahaha... yg pasti sy tertarik dengan pernyataan johan, mengenai sy tidak tertarik dengan tulisan sapa, ya saya rasa ga perlu saya tulis... ya ga ? hahaha...

teori emang ga harus dipraktekan, tp teori tanpa praktek adalah omong kosong, teori yg bermanfaat sebagai teori ya hampa...
menurut anda, teori bs jd nyata tanpa praktek ? contohnya apa ? ehm... ehm... :))

praktek tanpa teori dari orang yg tidak bobrok bathinnya apakah menyesatkan ? sy rasa logika anda pun bisa menjawab itu... hahaha...

Deva19

Quote from: dhanuttono on 06 January 2010, 12:46:30 AM
Quote from: Deva19 on 06 January 2010, 12:35:25 AM
Quote from: andry on 06 January 2010, 12:33:21 AM
saia fikir dan cermati
bahwa ALLAH berbeda dengan TUHAN  dan berbeda dengan NIBANNA

kenapa?

kenapa ? karena mereka adalah substansi yg berbeda... apakah anda sama dengan saya ? apakah saya sama dengan kakak anda ? jika anda mengatakan "tidak" itu adalah jawaban bagi anda sendiri... paham ?

jika mereka adalah substansi yang berbeda, maka tentu saya setuju bahwa mereka adalah hal  yang berbeda. tidak ada masalah soal perbedaan tersebut, dan saya menerima sebaik-baiknya atas perbedaan substansi tersebut. dan saya tidak bertentangan faham dengan anda dalam hal ini.

tapi kemudian saya menyatakan bahwa Allah dan nibbana itu adalah sama. tetapi, seandainya ada orang yang tidak setuju dengan apa yang saya nyatakan, dan tidak ingin menyelidiki kebenarannya, maka itu dipersilahkan. saya memperhatikan, mencermati dan merenungkan pernyataan orang lain, agar saya dapat mengambil pelajaran dari padanya. dan saya menyatakan suatu pernyataan, barangkali ada orang lain dapat memperhatikan, menyelidki dan mengambil pelajaran dari pernyataan saya. tapi bila tidak ada orang mau memperhatikan, menyeldiki dan mengambil pelajaran dari padanya, tentu saya tidak akan memaksakan. dan semoga tidak ada orang yang memaksa saya untuk mengubah apa yang menjadi pendapat dan keyakinan saya.

Deva19

Quote from: dhanu
menurut anda, teori bs jd nyata tanpa praktek ? contohnya apa ? ehm... ehm... laugh

saya tidak pernah menyatakan bahwa teori bisa jadi nyata tanpa praktik.

Quote
praktek tanpa teori dari orang yg tidak bobrok bathinnya apakah menyesatkan ? sy rasa logika anda pun bisa menjawab itu... hahaha...

logika saya bisa jadi bisa menjawab pertanyaan tersebut atau tidak. jika saya ingin tahu apakah logika saya mampu menjawabnya atau tidak, tentu saya tidak perlu bertanya kepada anda.

tetapi saya bertanya kepada anda karena saya ingin tahu, apakah logika anda dapat menjawab pertanyaan tersebut atau tidak.


Deva19

Quote from: dhanu
hahaha... yg pasti sy tertarik dengan pernyataan johan, mengenai sy tidak tertarik dengan tulisan sapa, ya saya rasa ga perlu saya tulis... ya ga ? hahaha...

apakah anda mreasa perlu menuliskannya atau tidak, tentu itu merupakan wewenang saya. dan apakah saya hendak mengajukan suatu pertanyaan atau tidak, tentu itu juga merupakan wewenang saya. dalam ilmu logika, benar dan salah merupakan nilai untuk suatu pernyataan dan bukan nilai untuk suatu pertanyaan.

dipasena

Quote from: Deva19 on 06 January 2010, 12:56:38 AM
Quote from: dhanuttono on 06 January 2010, 12:46:30 AM
Quote from: Deva19 on 06 January 2010, 12:35:25 AM
Quote from: andry on 06 January 2010, 12:33:21 AM
saia fikir dan cermati
bahwa ALLAH berbeda dengan TUHAN  dan berbeda dengan NIBANNA

kenapa?

kenapa ? karena mereka adalah substansi yg berbeda... apakah anda sama dengan saya ? apakah saya sama dengan kakak anda ? jika anda mengatakan "tidak" itu adalah jawaban bagi anda sendiri... paham ?

jika mereka adalah substansi yang berbeda, maka tentu saya setuju bahwa mereka adalah hal  yang berbeda. tidak ada masalah soal perbedaan tersebut, dan saya menerima sebaik-baiknya atas perbedaan substansi tersebut. dan saya tidak bertentangan faham dengan anda dalam hal ini.

tapi kemudian saya menyatakan bahwa Allah dan nibbana itu adalah sama. tetapi, seandainya ada orang yang tidak setuju dengan apa yang saya nyatakan, dan tidak ingin menyelidiki kebenarannya, maka itu dipersilahkan. saya memperhatikan, mencermati dan merenungkan pernyataan orang lain, agar saya dapat mengambil pelajaran dari padanya. dan saya menyatakan suatu pernyataan, barangkali ada orang lain dapat memperhatikan, menyelidki dan mengambil pelajaran dari pernyataan saya. tapi bila tidak ada orang mau memperhatikan, menyeldiki dan mengambil pelajaran dari padanya, tentu saya tidak akan memaksakan. dan semoga tidak ada orang yang memaksa saya untuk mengubah apa yang menjadi pendapat dan keyakinan saya.

jika anda mempunyai konsep demikian, begitu pula saya... simple bukan ? jika anda mempunyai standar kebenaran sendiri dan anda merasa itu adalah yg paling benar sehingga anda mau membagikan ke orang lain, disitu anda telah memaksa secara halus untuk mengubah apa yg menjadi pendapat dan keyakinan orang lain, sedangkan anda saja tidak mau di utak atik dalam hal itu... ehm... ehm...

lebih simplenya lagi, sy tidak memproklamirkan kebenaran yg ada pada diri sy sebatas logika dan pengetahuan saya, karena diluar sana terdapat kebenaran yg sesungguhnya, yg tidak akan mungkin bisa salah bahkan bisa direvisi, hal itu yg belum dapat saya jangkau dengan kapasitas saya saat ini... simple bukan ?

dipasena

Quote from: Deva19 on 06 January 2010, 12:59:24 AM
Quote from: dhanu
menurut anda, teori bs jd nyata tanpa praktek ? contohnya apa ? ehm... ehm... laugh

saya tidak pernah menyatakan bahwa teori bisa jadi nyata tanpa praktik.

Quote
praktek tanpa teori dari orang yg tidak bobrok bathinnya apakah menyesatkan ? sy rasa logika anda pun bisa menjawab itu... hahaha...

logika saya bisa jadi bisa menjawab pertanyaan tersebut atau tidak. jika saya ingin tahu apakah logika saya mampu menjawabnya atau tidak, tentu saya tidak perlu bertanya kepada anda.

tetapi saya bertanya kepada anda karena saya ingin tahu, apakah logika anda dapat menjawab pertanyaan tersebut atau tidak.

hahaha... anda cuma terlihat suka bermain kata2 bro... gini-gini, saya tarik kembali kebelakang...

aa'tono wrote : "saya lebih tertarik pernyataan bro johan, teori tanpa praktek adalah omong kosong, praktek tanpa teori dengan kapasitas manusia yg masih bobrok bathinnya bisa menyesatkan..."

deva reply : "menurut anda, praktik tanpa teori orang yang bobrok batinnya bisa menyesatkan. pertanyaannya, bagaimana praktik tanpa teori dari orang yang tidak bobrok batinnya, apakah tidak akan menyesatkan?"

anda belajar teori berenang, tanpa praktek apakah anda "pasti" telah bisa berenang setelah belajar banyak teori berenang ??

anda adalah bocah kecil yg "bandel" (sifat yg sy samakan sebagai kapasitas manusia yg masih bobrok bathinnya) dimana masih mengalami pembelajaran mengenai kehidupan, jika saya lepaskan anda dilingkungan preman (praktek tanpa teori) untuk dapat belajar hidup, apa yg terjadi ?

Deva19

Quote from: wen78 on 06 January 2010, 12:55:00 AM
Quote from: Deva19 on 06 January 2010, 12:11:13 AM
Quote from: ryu on 18 December 2009, 07:11:52 AM
"Karena itu, warga suku Kalama, itulah yang Kumaksud dengan mengatakan, 'Janganlah percaya begitu saja berita yang disampaikan kepadamu; atau oleh karena sesuatu yang merupakan tradisi; atau sesuatu yang didesas-desuskan. Janganlah percaya begitu saja apa yang dikatakan di dalam kitab-kitab suci; juga apa yang katanya sesuai dengan logika atau kesimpulan belaka; juga apa yang katanya merupakan hasil dari suatu penelitian; juga apa yang katanya telah direnungkan dengan seksama; juga apa yang terlihat cocok dengan pandanganmu; atau karena ingin menghormat seorang pertapa yang menjadi gurumu.'
Tetapi, warga suku Kalama, kalau setelah diselidiki sendiri, kamu mengetahui, 'Hal ini tidak berguna, hal ini tercela, hal ini tidak dibenarkan oleh para Bijaksana; hal ini kalau terus dilakukan akan mengakibatkan kerugian dan penderitaan,' maka sudah selayaknya kamu menolak hal-hal tersebut."

Quote
jangan percaya begitu saja dengan apa yang katanya sesuai dengan Taka (logika/konklusi/kesimpulan)

mari kita bahas makna pernyataan tersebut.

pertama, perhatikan perbedaan 2 kalimat ini :

1. jangan percaya begitu saja dengan apa yang katanya sesuai dengan logika
2. jangan percaya dengan apa yang katanya sesuai dengan logika

coba renungkan, cermati dan fahami perbedaan makna kedua kalimat tersebut!

saya ingin tanya, sebenarnya bagaimana pernyataan sang budha tersebut,"jangan percaya begitu saja" atau "tidak harus percaya" ?



bro Deva19, point penekanannya ada di warna biru.

baiklah! mari kita bahas.

Quote
sudah selayaknya kamu menolak hal-hal tersebut karena hal tersebut tidak berguna, tercela dan tidak dibenarkan oleh para bijaksana

jika kita menyimpulkan sesuatu secara benar menurut hukum ilmu logika, apakah hal tersebut berguna atau tidak berguna? apakah hal tersebut tercela atau terpuji? apakah hal tersebut dibenarkan atau tidak dibenarkan oleh para bijaksana?

jika kita menyimpulkan sesuatu secara tidak benar, menyalahi kaidah ilmu logika, apakah hal tersebut berguna atau tidak berguna? apakah hal tersebut tercela atau terpuji? apakah hal tersebut dibenarkan atau tidak dibenarkan oleh para bijaksana?

Quote from: wen
sesuai dengan logic atau tidak sesuai dengan logic sama saja. tetapi apakah sesuai dengan diri sendiri?

seorang murid yang mengerjakan soal matematika, menghitung luas segitiga, mana yang akan dinilai benar oleh seorang guru, apakah yang menghitung sesuai dengan rumus atau tidak sesuai dengan rumus? ataukah guru menilai menurut "apa dirasa benar" oleh si murid itu sendiri?

Quote
contoh yg paling mudah yaitu rokok karena saya adalah perokok.
secara logic rokok jelas tidak baik, tetapi secara logic pula, pikiran selalu membentuk 1001 alasan untuk membuat sebuah logic baru agar menghasilkan sebuah kata "tapi" sehingga timbul sebuah logic baru untuk membenarkan agar tetap merokok dengan sebuah alasan "tapi".

masalahnya, sudahkah semua alasan "merokok" tersebut diuji kebenarannya dengan kaidah berpikir logic?

apakah kriteria sesuatu disebut logic itu sudah diketahui dengan jelas atau menurut anggapan kita saja?

Quote
dengan logic atau tidak logic, ketika diselidiki secara murni, dari diri sendiri, jawabannya pasti tidak merokok(jika jujur pada diri sendiri).
jawaban ini bisa di dapatkan dengan mudah ketika kondisi diri benar2 tenang. cara paling mudah adalah tarik nafas panjang.
cara lain yaitu dalam meditasi dalam ketenangan.(meditasi untuk ketenangan, bukan meditasi untuk mencapai sebuah tujuan).

jadi, sebelum seseorang dapat menenangkan diri, apakah ia tidak dapat berpikir benar?

Quote
atau contoh lain vegetarian. ketika jujur pada diri sendiri, jawabannya pasti "makan apa saja ketika lapar tanpa perlu harus makan daging".
saya yakin seluruh manusia jujur pada diri sendiri akan menjawab seperti itu. hanya saja pikiran menciptakan logic2 baru untuk memenuhi keinginan diri sendiri sehingga jawaban yg terjujur ini menjadi tertutup oleh jawaban logic yg terbentuk oleh pikiran.

apakah logic-logic baru itu benar-benar logic atau hanya "dianggap logic" ?

Quote
ini yg di tekankan dalam menyelidiki suatu sebelum langsung menerimanya. proses menyelidiki ini memerlukan proses. proses ini adalah proses "jujur terhadap diri sendiri" yg benar2 adalah dari dalam diri sendiri, tanpa ada pengaruh dari faktor2 luar yg membentuk pemikiran/logic baru. dan proses ini memerlukan waktu, dan bisa juga terjadi sekejap.

penyelidikan yang anda maksudkan adalah penyelidikan dhamma. benar kan? spertinya anda telah belajar banyak tntang bagaimana cara melakukan penyelidikan dhamma? tapi, apakah anda telah belajar banyak tntang bagaimana cara melakukan penyelidikan logic?

Quote
semoga bro Deva19 bisa mengerti maksud saya. sebab saya sendiri juga susah menjelaskannya dalam bentuk kata2.

 _/\_

sama-sama

dipasena

Quote from: Deva19 on 06 January 2010, 01:02:10 AM
Quote from: dhanu
hahaha... yg pasti sy tertarik dengan pernyataan johan, mengenai sy tidak tertarik dengan tulisan sapa, ya saya rasa ga perlu saya tulis... ya ga ? hahaha...

apakah anda mreasa perlu menuliskannya atau tidak, tentu itu merupakan wewenang saya. dan apakah saya hendak mengajukan suatu pertanyaan atau tidak, tentu itu juga merupakan wewenang saya. dalam ilmu logika,  benar dan salah merupakan nilai untuk suatu pernyataan dan bukan nilai untuk suatu pertanyaan.

wah baru denger ada ilmu logika... mantap bener... tp emang keren logika nya sampe saya ga bs menalar kalimat 1 ini "benar dan salah merupakan nilai untuk suatu pernyataan dan bukan nilai untuk suatu pertanyaan." ini akibat suka bermain kata-kata... :))

mengenai "apakah anda mreasa perlu menuliskannya atau tidak, tentu itu merupakan wewenang saya." itu adalah pemaksaan, saya merasa perlu menuliskan atau tidak, itu sepenuhnya wewenang saya, bukan anda... anda bukan sapa2 saya, hidup saya adalah milik saya... :))

itu baru logika simple dr seorang yg bodoh seperti aa'tono ini :D

intinya gini : jika kebenaran itu masih dibeda-bedakan dalam batasan tertentu, berarti kebenaran itu juga mempunyai batas/limit... seperti contoh saya, di kota jakarta jika ada wanita dewasa bertelanjang dada didepan umum, mungkin akan di cap porno/salah/tidak bermoral dan lain sebagainya, tetapi hal itu berbeda di papua, jika ada wanita dewasa bertelanjang dada didepan umum, itu adalah suatu hal yg biasa...

benar untuk sisi orang papua, tp tidak untuk sisi orang jakarta... begitu pula jika kebenaran dibatasi pada tingkat pengetahuan (ato yg anda katakan ilmiah tersebut dimana belum tentu benar juga belum tentu salah suatu pernyataan/pendapat/ide yg muncul) dan logika, dimana kebenaran yg muncul masih bermain di level keragu-raguan... tentunya itu bukan lah suatu kebenaran yg sesungguhnya...