Pertanyaan kritis mengenai Mahayana menurut pandangan yg berbeda...

Started by Edward, 21 February 2009, 03:52:27 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

arya_bodhi

Quote from: coedabgf on 04 May 2009, 11:46:11 AM
trus tindakan yang dilakukan oleh siapapun juga membatasi hanya pada satu thread saja untuk tujuan apa, sedangkan topik pada thread-thread lain berbeda-beda? aye gak menuduh nama yeh...

om salah masuk kamar om... ini untuk orang yang pake bahasa indonesia... ;D

Johsun

Tampaknya disini trjadi angin ribut, sayang gw ketinggalan.
CMIIW.FMIIW.

purnama

Bukan saya yang mengatakan anda fanatik, tapi tulisan anda sendiri ==> Tulisan bagian yang mana ?
Bagian Hinaya Fanatik ituuu. Kalo anda tidak senang Orang anda Protes itu Penerbit Dian darma dan Karaniya dengan Bhante Piyasilo tidak perlu protes ke saya, saya hanya melampirkan saja , Kalo anda tidak merasa bagian dari fanatik, anda tidak akan emosi, marah mengangapnya saya bukan dari itu, tidak akan coment tentang fanatisme hinaya.

K.K.

Quote from: naviscope on 04 May 2009, 11:44:29 AM
Quote from: Kainyn_Kutho on 04 May 2009, 11:43:10 AM
Quote from: arya_bodhi on 04 May 2009, 11:41:12 AM
wahhh om2 ini seperti maling teriak maling...

yang satu bilang tidak terhina tapi merasa terhina...

yang satunya terhina tapi merasa tidak terhina ;D

contoh arya nichh... buta tapi bisa melihat, masak uda pada tua bangka kayak anak kecil berebut mainan... yang anak kecil jadi sok tua bangka... ;D

Lagi-lagi pintar menunjuk ;D

yang satu bilang sudah tidak ada ego,
tapi ternyata masih ada ego?

tunjuk tidak tunjuk
yang merasa ditunjuk sapa sech?
ato jgn2 ada yg ke GR-an

maklum lah, masi tersesat....
Merasa ditunjuk dan melihat orang menunjuk orang lain adalah berbeda. Tidak ada hubungannya dengan rasa-merasa dan GR.
Saya pikir anda cukup pintar untuk mengerti bahasa yang benar.


ryu

Buat perenungan ;
Mereka yang menganggap ketidak-benaran sebagai kebenaran, dan kebenaran sebagai ketidak-benaran, maka mereka yang mempunyai pikiran keliru seperti itu, tak akan pernah dapat menyelami kebenaran.

Mereka yang mengetahui kebenaran sebagai kebenaran, dan ketidak-benaran sebagai ketidak-benaran, maka mereka yang mempunyai pikiran benar seperti itu, akan dapat menyelami kebenaran.
DHAMMAPADA I, 11-12

Amat mudah melihat kesalahan-kesalahan orang lain, tetapi sangat sulit untuk mellihat kesalahan-kesalahan sendiri. Seseorang dapat menunjukkan kesalahan-kesalahan orang lain seperti menampi dedak, tetapi ia menyembunyikan kesalahan-kesalahannya sendiri seperti penjudi licik menyembunyikan dadu yang berangka buruk.
DHAMMAPADA XVIII, 18

Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

ryu

Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

K.K.


arya_bodhi

duuhhh beneran nih bodohhh... engak ngerti aku...

om punya tante gak??? mesti tanya tante, omm, bisa ngerti gak tulisan om sendiri... ;D

arya_bodhi

Quote from: coedabgf on 04 May 2009, 11:52:07 AM
karena ada kebingungan, kekacauan, keraguan, ketakutan dari tercerabut (=tercabut) dari cangkang diri alias kemapanan cangkang diri (ego atau keakuan/atta diri dan pengetahuannya).

ini lagi... kepinteran :))





Dimohon jangan ngeflame :)

ryu

Sementara di Lock dulu biar tenang ;D

Nanti kalau mau di aktifin lagi sama Edward aja ya karena beliau TSnya :)
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

marcedes

Quoteketika seseorang meramal^^, orang biasa berkata "saya melihat ini itu ada kejadian begini dan begitu"
apakah peramal tersebut betul-betul "melihat" dengan memakai indra mata?
tidak kan....hehehe ^^ ==> seperti kalimat ini.
saudara purnama yg bijak.
disitu saya menjelaskan maksud "melihat" dalam brahmajala sutta itu banyak artinya.....

apakah melihat dengan memakai objek indria mata, ataukah dengan pikiran....

orang bermimpi buruk, kadang mengatakan " saya melihat hal buruk,hingga terbangun"
apakah maksud dari kata melihat itu sama dengan melihat dengan mata.

kalau contoh saya tidak berkenaan di hati anda, saya minta maaf, tapi itu murni saya ingin menujukkan perbedaan kata "melihat"


----------------

QuoteKalo sudah malas diskusi jangan menulis di thread ini lagi lah.

Satu hal lagi pembahasan jangan berdasarkan pemaksaan 1 konsep . Disini diskusi perbedaan pandangan Mahayana dengan Teravada, jadi kadang saya lihat masih adanya pemaksaan satu konsep, sama saja diskusi mau menang sendiri, gimana saling mau belajar, yang posting masih ada sikap egoistisme.

Makasih
konsep yang kita pakai adalah "kenyataan"
kalau konsep memakai teori pikiran....tentu saya dari awal tidak mau berdiskusi....

kalau anak SD bilang Superman itu ada....dan orang dewasa bilang superman itu tidak ada.....
mana yang benar?

tentu pakai kenyataan sebagai penengah....

dan kalau pakai teori anda, maka terjadi lah pemahaman samuthi kepanjangan tiada habis.
(sy berdiskusi disini memakai "kenyataan" sebagai acuan)
kalau anda? ^^


QuoteLah anda buat pernyataan malas diskusi kok masih diskusi dimana konsistensi anda dalam diskuso?.
saya memang sudah malas diskusi apabila dengan Saudara Tan....karena memakai konsep "pikirannya" bukan "kenyataan"

maukah anda berdiskusi mengenai teori fisika dengan seseorang yang percaya apabila lampu bisa nyala tanpa listrik?
maukah anda berdiskusi dengan seseorang mengenai matematika kalau orang itu percaya 1+1 = 3. ?


jadi saya menunggu mahayana lain yang memiliki pengetahuan lebih luas, bahkan yang bisa membimbing saya JIKALAU saya salah.^^
apakah anda orang-nya?




QuoteJadi maksudnya jangan meneruskan thread ini?
Sementara di Lock dulu biar tenang Grin

QuoteNanti kalau mau di aktifin lagi sama Edward aja ya karena beliau TSnya Smiley
ayolah jangan menutup-nya, buka baju donk...^^
saya berharap ada mahayana yang mau memberikan saya jawaban...
dan tentu nya mahayana/orang yang benar-benar berbobot...
bukan asal teori....
tetapi teori sesuai "kenyataan"
karena kita berbicara "fakta"



salam metta.
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

ryu

^^^^ koq masih bisa post? padahal dah di lock?

unlock lagi nih ;D

Semoga diskusinya jadi lancar lagi :)
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Tan

Wah ternyata belum di lock juga, ya.

Luar biasa. Belum sampai sehari dah maju 2-3 halaman. Betul2 diskusi yang bersemangat.
Saya belum bisa mereply semua pertanyaan. Tetapi saya sudah baca sekilas. Saya angkat topik ini dulu.

HUKUM KAMMA ITU NITYA ATAU ANITYA?

Pertanyaan ini nampaknya tidak bersedia dijawab dengan gamblang, karena akan menimbulkan problematika bagi sebagian orang. Oleh karena itu, alih-alih memberikan jawaban langsung, ada rekan peserta diskusi yang mencoba mengaitkannya dengan karma masing-masing individu. Intinya dijawab bahwa:

1.Bagi yang belum tercerahi, karma masih ada.
2.Bagi yang sudah tercerahi, hukum karma sudah tak berlaku lagi.

Jawaban ini tak memecahkan masalahnya. Pertanyaannya, meskipun bagi sebagian orang yang telah tercerahi hukum karma tak berlaku lagi, tetapi hal ini tetap berarti bahwa hukum karma tetap ada; karena bagi sebagian orang lain yang belum tercerahi, hukum ini masih berlaku. Oleh karena itu, hukum kamma MASIH TETAP BERLAKU, ENTAH ADA YANG SUDAH TERCERAHI ATAU BELUM. Apakah dengan demikian hukum karma bersifat kekal? Jadi pertanyaan saya apakah hukum karma bersifat kekal atau tidak kekal masih belum terjawab hingga saat ini. Mohon maaf, tanpa bermaksud merendahkan pihak manapun, saya terus mengatakan bahwa saya belum menerima  jawaban yang definitif dan memuaskan mengenai hal ini. Masing-masing masih mencoba berkelit ke sana kemari.

Amiduofo,

Tan

Tan

UPASAKA:

Apakah konsep anitya itu nitya atau anitya?
Jawab : anitya. Karena konsep itu hanya sebatas gagasan, sehingga sifatnya tidak kekal.

TAN:

Baik. Kalau anitya itu bersifat anitya, berarti suatu saat ada kesempatan anitya ini akan berubah menjadi nitya. Gampangnya begini, sesuatu yang tidak kekal itu juga bersifat tidak kekal; artinya ada kesempatan bahwa yang tidak kekal itu tadi musnah bukan? Bila "yang tidak kekal" sudah musnah bukankah berarti semuanya akan menjadi "kekal." Bukankah demikian? Artinya konsep atman yang kekal menjadi tidak mustahil bukan? Ini semuanya konsekuensi dari pandangan Anda bahwa anitya itu anitya.

Amiduofo,

Tan

Tan

UPASAKA:

Apa yang tidak tunduk di bawah anitya?
Jawab: (seharusnya) Nirvana


TAN:

Kalau begitu nirvana itu kekal bukan?

Amiduofo,

Tan