News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

Bhavaviveka "vs" Hinayana

Started by GandalfTheElder, 01 November 2008, 03:18:41 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

sobat-dharma

bro/sis trurh lover,
Rasanya, kalau baca dari tulisan yang dikutip bro Gandalf, arahat adalah bagian dari pencapaian boddhisatva  atau merupakan salah satu dari tingkatan boddhisatva.
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

dilbert

Quote from: chingik on 05 November 2008, 10:30:14 PM
Quote from: dilbert on 05 November 2008, 03:17:52 PM
Quote from: chingik on 05 November 2008, 09:20:28 AM
Quote from: dilbert on 04 November 2008, 06:28:50 PM
Banyak murid yang lulus sekolah/kuliah, tetapi tidak semua yang bisa menjadi GURU/DOSEN...

Semua makhluk dikatakan memiliki benih ke-buddha-an, tetapi tidak semua yang bisa menjadi seorang sammasambuddha (membabarkan ajaran).

Siklus kehidupan itu tidak terbatas. Selama masih berada dalam samsara, maka probabilitas seseorang utk memunculkan aspirasi agung itu jauh lebih memungkinkan dari pada angka nol sama sekali seperti yg anda pesimiskan.
Alhasil saya merasa lega setelah dalam Mahaparinirvana Sutra di mana Buddha mengatakan bahwa Icchantika juga dapat mencapai kebuddhaan.  Ini mencerminkan sifat egaliter dari ajaran Buddha. 


tidak ada angka nol yang saya katakan (mustahil/impossible). tetapi berdasarkan realitas bahwa memang semuanya tidak bisa mencapai tataran annutara sammasambuddha.

berdasarkan realitas?? realitas yang bagaimana? dari mana anda telah melihat realitas itu?

realitas bahwa semua murid bisa lulus sekolah, tetapi tidak semua murid bisa menjadi guru...

apakah anda rasa begitu ?? Analoginya kan sama seperti bahwa

semua makhluk bisa mencapai ke-BUDDHA-an, tetapi tidak semua bisa mencapai annutara sammasambuddha (menurunkan ajaran), gimana bisa semua menurunkan ajaran... Apakah ini tidak LOGIS ??
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

dilbert

Quote from: sobat-dharma on 05 November 2008, 10:32:44 PM
bro/sis trurh lover,
Rasanya, kalau baca dari tulisan yang dikutip bro Gandalf, arahat adalah bagian dari pencapaian boddhisatva  atau merupakan salah satu dari tingkatan boddhisatva.

(menurut Mahayana) Arahat bukan bagian dari pencapaian bodhisatva, tetapi jalan sravaka berbeda dengan jalan bodhisatva... CMIIW
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

chingik

Quote from: dilbert on 05 November 2008, 11:05:10 PM
Quote from: chingik on 05 November 2008, 10:30:14 PM
Quote from: dilbert on 05 November 2008, 03:17:52 PM
Quote from: chingik on 05 November 2008, 09:20:28 AM
Quote from: dilbert on 04 November 2008, 06:28:50 PM
Banyak murid yang lulus sekolah/kuliah, tetapi tidak semua yang bisa menjadi GURU/DOSEN...

Semua makhluk dikatakan memiliki benih ke-buddha-an, tetapi tidak semua yang bisa menjadi seorang sammasambuddha (membabarkan ajaran).

Siklus kehidupan itu tidak terbatas. Selama masih berada dalam samsara, maka probabilitas seseorang utk memunculkan aspirasi agung itu jauh lebih memungkinkan dari pada angka nol sama sekali seperti yg anda pesimiskan.
Alhasil saya merasa lega setelah dalam Mahaparinirvana Sutra di mana Buddha mengatakan bahwa Icchantika juga dapat mencapai kebuddhaan.  Ini mencerminkan sifat egaliter dari ajaran Buddha. 


tidak ada angka nol yang saya katakan (mustahil/impossible). tetapi berdasarkan realitas bahwa memang semuanya tidak bisa mencapai tataran annutara sammasambuddha.

berdasarkan realitas?? realitas yang bagaimana? dari mana anda telah melihat realitas itu?

realitas bahwa semua murid bisa lulus sekolah, tetapi tidak semua murid bisa menjadi guru...

apakah anda rasa begitu ?? Analoginya kan sama seperti bahwa

semua makhluk bisa mencapai ke-BUDDHA-an, tetapi tidak semua bisa mencapai annutara sammasambuddha (menurunkan ajaran), gimana bisa semua menurunkan ajaran... Apakah ini tidak LOGIS ??

analogi anda tentang murid tidak bisa menjadi guru itu 'kan dilihat dari satu masa saja.
Proses mencapai Kebuddhaan itu adalah proses pembelajaran yang berkesinambungan dan tanpa batas waktu, dari satu masa ke satu masa , dari satu kehidupan ke kehidupan yang jangkauannya tak terbatas. Jika ada batas waktu, maka wajarlah akan ada yang mentok tidak bisa lanjut utk belajar hingga berhasil, namun karena waktu itu tidak terbatas, maka kesempatan juga menjadi tidak terbatas.   Maka dikatakan semua makhluk memiliki kesempatan utk mencapai Kebuddhaan.

sobat-dharma

Quote from: dilbert on 05 November 2008, 11:07:35 PM
Quote from: sobat-dharma on 05 November 2008, 10:32:44 PM
bro/sis trurh lover,
Rasanya, kalau baca dari tulisan yang dikutip bro Gandalf, arahat adalah bagian dari pencapaian boddhisatva  atau merupakan salah satu dari tingkatan boddhisatva.

(menurut Mahayana) Arahat bukan bagian dari pencapaian bodhisatva, tetapi jalan sravaka berbeda dengan jalan bodhisatva... CMIIW

Saya baca dari postingan bro. Gandalf di sini:

http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=5965.0
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Edward

Quote from: El Sol on 05 November 2008, 06:31:26 PM
[at] atas
tetep ajah...

gw gk bisa bayangin gmana bisa makhluk2 alam peta yg kehausan, kelaparan(keinginan dan makanan)..bisa bahagia...bisa ada makanan dll...

gk make sense...

dan bertolak belakang sama yg sang Buddha bilank di ....
.....
.....

so, either one is fake..

Sepertinya u harus baca lengkap sol...
Lagipula, kan ada yg namanya ulambhana/ pelimpahan jasa....Jadi kaga selamanya menderita...
"Hanya dengan kesabaran aku dapat menyelamatkan mereka....."

truth lover

#81
Quote from: sobat-dharma on 05 November 2008, 10:32:44 PM
bro/sis trurh lover,
Rasanya, kalau baca dari tulisan yang dikutip bro Gandalf, arahat adalah bagian dari pencapaian boddhisatva  atau merupakan salah satu dari tingkatan boddhisatva.

Terima kasih saudara Sobat Dharma, atas keterangannya
bolehkah saya bertanya lebih jauh? bagaimana sebenarnya pencapaian Arahat menurut Mahayana? apa yang sudah dicapai? apakah mereka telah mengikis kekotoran batin atau belum?
demikian juga Bodhisatva, apa saja yang telah dicapai? apakah mereka telah mengikis kekotoran batin apa belum?
saya kurang mengerti mengenai pandangan Mahayana, mohon dibantu.
The truth, and nothing but the truth...

dilbert

Quote from: chingik on 05 November 2008, 11:23:37 PM
Quote from: dilbert on 05 November 2008, 11:05:10 PM
Quote from: chingik on 05 November 2008, 10:30:14 PM
Quote from: dilbert on 05 November 2008, 03:17:52 PM
Quote from: chingik on 05 November 2008, 09:20:28 AM
Quote from: dilbert on 04 November 2008, 06:28:50 PM
Banyak murid yang lulus sekolah/kuliah, tetapi tidak semua yang bisa menjadi GURU/DOSEN...

Semua makhluk dikatakan memiliki benih ke-buddha-an, tetapi tidak semua yang bisa menjadi seorang sammasambuddha (membabarkan ajaran).

Siklus kehidupan itu tidak terbatas. Selama masih berada dalam samsara, maka probabilitas seseorang utk memunculkan aspirasi agung itu jauh lebih memungkinkan dari pada angka nol sama sekali seperti yg anda pesimiskan.
Alhasil saya merasa lega setelah dalam Mahaparinirvana Sutra di mana Buddha mengatakan bahwa Icchantika juga dapat mencapai kebuddhaan.  Ini mencerminkan sifat egaliter dari ajaran Buddha. 


tidak ada angka nol yang saya katakan (mustahil/impossible). tetapi berdasarkan realitas bahwa memang semuanya tidak bisa mencapai tataran annutara sammasambuddha.

berdasarkan realitas?? realitas yang bagaimana? dari mana anda telah melihat realitas itu?

realitas bahwa semua murid bisa lulus sekolah, tetapi tidak semua murid bisa menjadi guru...

apakah anda rasa begitu ?? Analoginya kan sama seperti bahwa

semua makhluk bisa mencapai ke-BUDDHA-an, tetapi tidak semua bisa mencapai annutara sammasambuddha (menurunkan ajaran), gimana bisa semua menurunkan ajaran... Apakah ini tidak LOGIS ??

analogi anda tentang murid tidak bisa menjadi guru itu 'kan dilihat dari satu masa saja.
Proses mencapai Kebuddhaan itu adalah proses pembelajaran yang berkesinambungan dan tanpa batas waktu, dari satu masa ke satu masa , dari satu kehidupan ke kehidupan yang jangkauannya tak terbatas. Jika ada batas waktu, maka wajarlah akan ada yang mentok tidak bisa lanjut utk belajar hingga berhasil, namun karena waktu itu tidak terbatas, maka kesempatan juga menjadi tidak terbatas.   Maka dikatakan semua makhluk memiliki kesempatan utk mencapai Kebuddhaan.

anda benar sekali untuk argumen di atas. dan saya tidak katakan bahwa semua makhluk harus mencapai kebuddhaan dalam satu kurun waktu bersamaan. Analogi bahwa semua murid kan belum tentu bisa menjadi guru.

Kemudian ada 10 orang yang menempuh "Jalan"/Magga, ternyata dalam 1 kehidupan hanya 1 orang yang mencapai ke-buddha-an... lantas yang 9 gimana... yah terpaksa harus menempuh kehidupan lagi untuk bisa mencapai ke-buddha-an pada kehidupan berikutnya. Tetapi kan tidak dalam konteks harus menjadi seorang sammasambuddha (menurunkan ajaran), karena ajaran kan sudah ada.

VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

chingik

 
Quote
anda benar sekali untuk argumen di atas. dan saya tidak katakan bahwa semua makhluk harus mencapai kebuddhaan dalam satu kurun waktu bersamaan. Analogi bahwa semua murid kan belum tentu bisa menjadi guru.
Saya juga tidak menyatakan semua makhluk Harus mencapai Kebuddhaan. Bukan Harus lho. Yang saya tekankan adalah semua makhluk memiliki kesempatan mencapai kebuddhaan jika mereka memiliki aspirasi itu dan berusaha. 

QuoteKemudian ada 10 orang yang menempuh "Jalan"/Magga, ternyata dalam 1 kehidupan hanya 1 orang yang mencapai ke-buddha-an... lantas yang 9 gimana... yah terpaksa harus menempuh kehidupan lagi untuk bisa mencapai ke-buddha-an pada kehidupan berikutnya. Tetapi kan tidak dalam konteks harus menjadi seorang sammasambuddha (menurunkan ajaran), karena ajaran kan sudah ada.
9 orang itu jika membangkitkan aspirasi menjadi Buddha, maka mereka akan mencapainya suatu saat.  Tentu mereka akan mencapai Kebuddhaan pada masa-masa di mana ajaran sudah tidak ada, lalu menjadi 'tugas' mereka utk menurunkan ajaran lagi.
Kuncinya terletak pada pilihan aspirasi mereka.
1.Jika mereka hanya ingin terbebas dari siklus samsara, mereka hanya mencapai kesucian Arahat.
2.Jika mereka disamping ingin terbebas dari siklus samsara mereka juga bertekad meraih pengetahuan sempurna, maka mereka disebut menempuh jalan bodhisatva. Dalam Mahayana, seorang Arahat masih memiliki kesempatan meraih Kebuddhaan seandainya mereka membangkitkan aspirasi itu. Salah satu contoh adalah ramalan Buddha kepada para siswa Arahat dalam Saddharmapundarika Sutra.

Dalam Mahayana, orang yang mengambil pilihan 1 pun masih dianggap memiliki kesempatan. Mengapa? Karena kesempatan tidak akan pernuh tertutup. Semua tergantung pada sikap batin sang makhluk itu sendiri. Jadi tidaklah mungkin ada makhluk yang tidak bisa menjadi Buddha. Semuanya bisa (berpotensi), dengan catatan mendengar ajaran Buddha dan membangkitkan aspirasi utk menjadi Buddha.

Ini tercermin dari ucapan Buddha di Avatamsaka Sutra, di mana ketika Buddha mencapai Pencerahan, Beliau berkata, "sungguh aneh, ternyata semua makhluk memiliki hakikat kebijaksanaan Tathagata. Karena delusi dan kemelekatan sehingga tidak dapat mencapainya"

Karena semua makhluk memiliki hakikat itu, maka tentu semua memiliki potensi, kesempatan, harapan. Jadi tidaklah mungkin ada makhluk yang tidak bisa menjadi Buddha.









dilbert

#84
Quote from: chingik on 06 November 2008, 05:04:34 PM
Quote
anda benar sekali untuk argumen di atas. dan saya tidak katakan bahwa semua makhluk harus mencapai kebuddhaan dalam satu kurun waktu bersamaan. Analogi bahwa semua murid kan belum tentu bisa menjadi guru.
Saya juga tidak menyatakan semua makhluk Harus mencapai Kebuddhaan. Bukan Harus lho. Yang saya tekankan adalah semua makhluk memiliki kesempatan mencapai kebuddhaan jika mereka memiliki aspirasi itu dan berusaha. 

QuoteKemudian ada 10 orang yang menempuh "Jalan"/Magga, ternyata dalam 1 kehidupan hanya 1 orang yang mencapai ke-buddha-an... lantas yang 9 gimana... yah terpaksa harus menempuh kehidupan lagi untuk bisa mencapai ke-buddha-an pada kehidupan berikutnya. Tetapi kan tidak dalam konteks harus menjadi seorang sammasambuddha (menurunkan ajaran), karena ajaran kan sudah ada.
9 orang itu jika membangkitkan aspirasi menjadi Buddha, maka mereka akan mencapainya suatu saat.  Tentu mereka akan mencapai Kebuddhaan pada masa-masa di mana ajaran sudah tidak ada, lalu menjadi 'tugas' mereka utk menurunkan ajaran lagi.
Kuncinya terletak pada pilihan aspirasi mereka.
1.Jika mereka hanya ingin terbebas dari siklus samsara, mereka hanya mencapai kesucian Arahat.
2.Jika mereka disamping ingin terbebas dari siklus samsara mereka juga bertekad meraih pengetahuan sempurna, maka mereka disebut menempuh jalan bodhisatva. Dalam Mahayana, seorang Arahat masih memiliki kesempatan meraih Kebuddhaan seandainya mereka membangkitkan aspirasi itu. Salah satu contoh adalah ramalan Buddha kepada para siswa Arahat dalam Saddharmapundarika Sutra.


Dalam Mahayana, orang yang mengambil pilihan 1 pun masih dianggap memiliki kesempatan. Mengapa? Karena kesempatan tidak akan pernuh tertutup. Semua tergantung pada sikap batin sang makhluk itu sendiri. Jadi tidaklah mungkin ada makhluk yang tidak bisa menjadi Buddha. Semuanya bisa (berpotensi), dengan catatan mendengar ajaran Buddha dan membangkitkan aspirasi utk menjadi Buddha.

Ini tercermin dari ucapan Buddha di Avatamsaka Sutra, di mana ketika Buddha mencapai Pencerahan, Beliau berkata, "sungguh aneh, ternyata semua makhluk memiliki hakikat kebijaksanaan Tathagata. Karena delusi dan kemelekatan sehingga tidak dapat mencapainya"

Karena semua makhluk memiliki hakikat itu, maka tentu semua memiliki potensi, kesempatan, harapan. Jadi tidaklah mungkin ada makhluk yang tidak bisa menjadi Buddha.


nah... yang saya bold merah itulah menjadi sesuatu yang dipertanyakan (oleh saya)... anda katakan bahwa dalam Mahayana seorang Arahat masih memiliki kesempatan meraih Kebuddhaan seandainya mereka membangkitkan aspirasi itu. Salah satu contoh adalah ramalan Buddha kepada para siswa Arahat dalam Saddharmapundarika Sutra

Arahat masih memiliki kesempatan meraih ke-BUDDHA-an ?? ... yang anda maksud itu ke-BUDDHA-an yang mana ?? Arahat kan sudah BUDDHA (SAVAKA BUDDHA/SRAVAKA BUDDHA). apakah yang anda maksud adalah SAMMASAMBUDDHA ?? Jika memang yang ada maksud adalah SAMMASAMBUDDHA, berarti seorang ARAHAT tidak PARINIBBANA, karena kalau sudah PARINIBBANNA sudah TIDAK bisa mencapai apa apa lagi.

Note : Semua individu yang mencapai ke-BUDDHA-an (baik SAMMASAMBUDDHA, PACCEKA BUDDHA dan SAVAKA BUDDHA) juga sudah disebut dengan ARAHAT. Karena untuk membedakan pengertian, biasanya ARAHAT yang disebut itu mengacu pada SAVAKA BUDDHA.

Dalam tradisi Theravada, ARAHAT (SAVAKA BUDDHA) sendiri setelah parinibbana tidak akan mencapai apa apa lagi. Karena sudah tidak ada kelahiran lagi bagi seorang SAVAKA BUDDHA yang parinibbana. Inilah pembebasan, inilah tujuan akhir.

Sedangkan dalam MAHAYANA yang anda katakan, bahwa BUDDHA (sammasambuddha) bahkan meramalkan para ARAHAT akan mencapai sammasambuddha suatu saat (dalam Saddharmapundarika)... itulah yang saya katakan bahwa dari konsep saja, MAHAYANA yang anda maksud itu sudah berbeda 180 derajat dari konsep THERAVADA. Jika demikian, mencapai ARAHAT itu tidak berarti dalam MAHAYANA. Karena seorang ARAHAT itu akan terlahir kembali lagi untuk mencapai SAMMASAMBUDDHA.

Dalam hal ini kedua pandangan di atas sangat bertentangan (kontra)


NB : Salah satu kisah ARAHAT (SAVAKA) yang tidak parinibbana yaitu Y.A.MahaKassapa. Tidak ada cerita tentang pencapaian parinibbana MahaKassapa, Di dalam Buddhavamsa (Riwayat Agung Para Buddha) juga tidak diceritakan bagaimana Kassapa Parinibbana. Legenda mengatakan bahwa MahaKassapa belum parinibbana dan sedang dalam meditasi dalam (deep meditation) di dalam gunung kaki ayam dan akan muncul di dunia ini lagi ketika Maitreya mencapai ke-BUDDHA-an (sammasambuddha). DAlam hal ini juga tidak diceritakan bahwa MahaKAssapa (yang tidak parinibbana) akan mencapai sammasambuddha suatu saat.
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

truth lover

Mas chingik, mohon keterangan,
saya kurang mengerti, bagian yang ini,

QuoteKuncinya terletak pada pilihan aspirasi mereka.
1.Jika mereka hanya ingin terbebas dari siklus samsara, mereka hanya mencapai kesucian Arahat.
2.Jika mereka disamping ingin terbebas dari siklus samsara mereka juga bertekad meraih pengetahuan sempurna, maka mereka disebut menempuh jalan bodhisatva. Dalam Mahayana, seorang Arahat masih memiliki kesempatan meraih Kebuddhaan seandainya mereka membangkitkan aspirasi itu. Salah satu contoh adalah ramalan Buddha kepada para siswa Arahat dalam Saddharmapundarika Sutra.

dikatakan Arahat terbebas dari siklus samsara, tetapi apakah Arahat bisa masuk siklus samsara lagi? Sebab katanya Arahat bisa membangkitkan aspirasi menjadi Buddha. Lantas apakah Arahat sudah mencapai Nirwana atau belum? Apakah hanya Buddha yang mencapai Nirwana?

mohon bantuannya

_/\_
The truth, and nothing but the truth...

truth lover

Mas Dilbert,

Quotenah... yang saya bold merah itulah menjadi sesuatu yang dipertanyakan (oleh saya)... anda katakan bahwa dalam Mahayana seorang Arahat masih memiliki kesempatan meraih Kebuddhaan seandainya mereka membangkitkan aspirasi itu. Salah satu contoh adalah ramalan Buddha kepada para siswa Arahat dalam Saddharmapundarika Sutra

Arahat masih memiliki kesempatan meraih ke-BUDDHA-an ?? ... yang anda maksud itu ke-BUDDHA-an yang mana ?? Arahat kan sudah BUDDHA (SAVAKA BUDDHA/SRAVAKA BUDDHA). apakah yang anda maksud adalah SAMMASAMBUDDHA ?? Jika memang yang ada maksud adalah SAMMASAMBUDDHA, berarti seorang ARAHAT tidak PARINIBBANA, karena kalau sudah PARINIBBANNA sudah TIDAK bisa mencapai apa apa lagi.

Note : Semua individu yang mencapai ke-BUDDHA-an (baik SAMMASAMBUDDHA, PACCEKA BUDDHA dan SAVAKA BUDDHA) juga sudah disebut dengan ARAHAT. Karena untuk membedakan pengertian, biasanya ARAHAT yang disebut itu mengacu pada SAVAKA BUDDHA.

Dalam tradisi Theravada, ARAHAT (SAVAKA BUDDHA) sendiri setelah parinibbana tidak akan mencapai apa apa lagi. Karena sudah tidak ada kelahiran lagi bagi seorang SAVAKA BUDDHA yang parinibbana. Inilah pembebasan, inilah tujuan akhir.

Sedangkan dalam MAHAYANA yang anda katakan, bahwa BUDDHA (sammasambuddha) bahkan meramalkan para ARAHAT akan mencapai sammasambuddha suatu saat (dalam Saddharmapundarika)... itulah yang saya katakan bahwa dari konsep saja, MAHAYANA yang anda maksud itu sudah berbeda 180 derajat dari konsep THERAVADA. Jika demikian, mencapai ARAHAT itu tidak berarti dalam MAHAYANA. Karena seorang ARAHAT itu akan terlahir kembali lagi untuk mencapai SAMMASAMBUDDHA.

Dalam hal ini kedua pandangan di atas sangat bertentangan (kontra)

Apakah maksud mas Dilbert, Sammasambuddha, Pacceka Buddha dan Arahat, semuanya adalah Buddha dan semuanya juga adalah Arahat?

mohon penjelasannya.    _/\_
The truth, and nothing but the truth...

dilbert

Quote from: truth lover on 06 November 2008, 06:20:01 PM
Mas chingik, mohon keterangan,
saya kurang mengerti, bagian yang ini,

QuoteKuncinya terletak pada pilihan aspirasi mereka.
1.Jika mereka hanya ingin terbebas dari siklus samsara, mereka hanya mencapai kesucian Arahat.
2.Jika mereka disamping ingin terbebas dari siklus samsara mereka juga bertekad meraih pengetahuan sempurna, maka mereka disebut menempuh jalan bodhisatva. Dalam Mahayana, seorang Arahat masih memiliki kesempatan meraih Kebuddhaan seandainya mereka membangkitkan aspirasi itu. Salah satu contoh adalah ramalan Buddha kepada para siswa Arahat dalam Saddharmapundarika Sutra.

dikatakan Arahat terbebas dari siklus samsara, tetapi apakah Arahat bisa masuk siklus samsara lagi? Sebab katanya Arahat bisa membangkitkan aspirasi menjadi Buddha. Lantas apakah Arahat sudah mencapai Nirwana atau belum? Apakah hanya Buddha yang mencapai Nirwana?

mohon bantuannya

_/\_

Coba baca Buddhavamsa (Riwayat Agung Para Buddha), seseorang yang beraspirasi untuk mencapai sesuatu biasanya tidak akan mencapai ARAHAT (SAVAKA BUDDHA).
Contoh :
1. Pertapa Sumedha (bakal Buddha Sakyamuni) ketika jaman BUDDHA DIPANKARA sudah memiliki kapasitas untuk mencapai ARAHAT (SAVAKA), tetapi karena aspirasinya untuk mendapatkan pengetahuan sempurna (ala Sammasambuddha), pertapa sumedha tidak mencapai tingkat ARAHAT pada jaman BUDDHA DIPANKARA, tetapi harus menempuh lagi 4 assankheya kappa dan 100.000 kappa untuk menyempurnakan "PARAMI" guna kelak akan mencapai tingkat SAMMASAMBUDDHA dimasa mendatang.

2. Petapa Sarada (bakal Sariputra) dan Petapa Sirivadhana (bakal Mogallana) ketika jaman Buddha Anomadassi beraspirasi untuk menjadi AGGASAVAKA (pembantu utama seorang Sammasambuddha) harus menjalani 100.000 kappa tambahan untuk menyempurnakan "PARAMI" guna kelak akan mendapat posisi sebagai AGGASAVAKA. Dan Buddha Anomadassi meramalkan bahwa Sarada dan Sirivadhana akan mencapai aspirasinya menjadi AGGASAVAKA dibawah SAMMASAMBUDDHA bernama GOTAMA/SAKYAMUNI...

Jadi dalam hal ini, Petapa Sumedha, Petapa Sarada dan Petapa Sirivadhana tidak mencapai tingkat ARAHAT (SAVAKA) dibawah Sammasambuddha pada jamannya masing masing, dan sebagai akibat dari aspirasi mereka, Mereka harus menjalani tambahan kehidupan untuk menyempurnakan "PARAMI"-nya.
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

dilbert

Quote from: truth lover on 06 November 2008, 06:24:53 PM
Mas Dilbert,

Quotenah... yang saya bold merah itulah menjadi sesuatu yang dipertanyakan (oleh saya)... anda katakan bahwa dalam Mahayana seorang Arahat masih memiliki kesempatan meraih Kebuddhaan seandainya mereka membangkitkan aspirasi itu. Salah satu contoh adalah ramalan Buddha kepada para siswa Arahat dalam Saddharmapundarika Sutra

Arahat masih memiliki kesempatan meraih ke-BUDDHA-an ?? ... yang anda maksud itu ke-BUDDHA-an yang mana ?? Arahat kan sudah BUDDHA (SAVAKA BUDDHA/SRAVAKA BUDDHA). apakah yang anda maksud adalah SAMMASAMBUDDHA ?? Jika memang yang ada maksud adalah SAMMASAMBUDDHA, berarti seorang ARAHAT tidak PARINIBBANA, karena kalau sudah PARINIBBANNA sudah TIDAK bisa mencapai apa apa lagi.

Note : Semua individu yang mencapai ke-BUDDHA-an (baik SAMMASAMBUDDHA, PACCEKA BUDDHA dan SAVAKA BUDDHA) juga sudah disebut dengan ARAHAT. Karena untuk membedakan pengertian, biasanya ARAHAT yang disebut itu mengacu pada SAVAKA BUDDHA.

Dalam tradisi Theravada, ARAHAT (SAVAKA BUDDHA) sendiri setelah parinibbana tidak akan mencapai apa apa lagi. Karena sudah tidak ada kelahiran lagi bagi seorang SAVAKA BUDDHA yang parinibbana. Inilah pembebasan, inilah tujuan akhir.

Sedangkan dalam MAHAYANA yang anda katakan, bahwa BUDDHA (sammasambuddha) bahkan meramalkan para ARAHAT akan mencapai sammasambuddha suatu saat (dalam Saddharmapundarika)... itulah yang saya katakan bahwa dari konsep saja, MAHAYANA yang anda maksud itu sudah berbeda 180 derajat dari konsep THERAVADA. Jika demikian, mencapai ARAHAT itu tidak berarti dalam MAHAYANA. Karena seorang ARAHAT itu akan terlahir kembali lagi untuk mencapai SAMMASAMBUDDHA.

Dalam hal ini kedua pandangan di atas sangat bertentangan (kontra)

Apakah maksud mas Dilbert, Sammasambuddha, Pacceka Buddha dan Arahat, semuanya adalah Buddha dan semuanya juga adalah Arahat?

mohon penjelasannya.    _/\_

Dalam konsep Theravada yang saya mengerti, Sammasambuddha, Pacceka Buddha dan Savaka Buddha itu yah semuanya ARAHAT... ARAHAT kan orang yang sudah BEBAS, telah melenyapkan semua KILESA. Hanya saja konsekuensi masing masing berbeda.

Saya kutip dari BUDDHAVAMSA...
(1) Sammà-Sambodhi: Pencerahan berupa empat pengetahuan Pandangan Cerah mengenai Jalan yang disertai kemahatahuan. Empat pengetahuan mengenai Jalan adalah pemahaman atas Empat Kebenaran Mulia oleh diri sendiri tanpa bantuan guru, dan memiliki kekuatan untuk melenyapkan kotoran batin, juga kebiasaan-kebiasaan (vàsanà) dari kehidupan-kehidupan sebelumnya; Kemahatahuan adalah pemahaman atas semua prinsip yang perlu diketahui. Manusia mulia yang memiliki keinginan baik yang kuat untuk mencapai Sammà-Sambodhi disebut Sammà-Sambodhisatta, "Bakal Buddha Sempurna."
(2) Pacceka-Bodhi: Pencerahan berupa empat pengetahuan Pandangan Cerah mengenai Jalan, yaitu pemahaman atas Empat Kebenaran Mulia oleh diri sendiri tanpa bantuan guru. Manusia mulia yang memiliki keinginan baik yang kuat untuk mencapai Pacceka-Bodhi disebut Pacceka-Bodhisatta, "Bakal Pacceka Buddha."
(3) Sàvaka-Bodhi: Pencerahan berupa empat pengetahuan Pandangan Cerah mengenai Jalan, yaitu pemahaman atas Empat Kebenaran Mulia oleh diri sendiri dengan bantuan guru. Manusia mulia yang memiliki keinginan baik yang kuat untuk mencapai Sàvaka-Bodhi disebut Sàvaka-Bodhisatta, "Bakal Siswa Buddha."
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

truth lover

Quote from: dilbert on 06 November 2008, 06:30:57 PM
Quote from: truth lover on 06 November 2008, 06:20:01 PM
Mas chingik, mohon keterangan,
saya kurang mengerti, bagian yang ini,

QuoteKuncinya terletak pada pilihan aspirasi mereka.
1.Jika mereka hanya ingin terbebas dari siklus samsara, mereka hanya mencapai kesucian Arahat.
2.Jika mereka disamping ingin terbebas dari siklus samsara mereka juga bertekad meraih pengetahuan sempurna, maka mereka disebut menempuh jalan bodhisatva. Dalam Mahayana, seorang Arahat masih memiliki kesempatan meraih Kebuddhaan seandainya mereka membangkitkan aspirasi itu. Salah satu contoh adalah ramalan Buddha kepada para siswa Arahat dalam Saddharmapundarika Sutra.

dikatakan Arahat terbebas dari siklus samsara, tetapi apakah Arahat bisa masuk siklus samsara lagi? Sebab katanya Arahat bisa membangkitkan aspirasi menjadi Buddha. Lantas apakah Arahat sudah mencapai Nirwana atau belum? Apakah hanya Buddha yang mencapai Nirwana?

mohon bantuannya

_/\_

Coba baca Buddhavamsa (Riwayat Agung Para Buddha), seseorang yang beraspirasi untuk mencapai sesuatu biasanya tidak akan mencapai ARAHAT (SAVAKA BUDDHA).
Contoh :
1. Pertapa Sumedha (bakal Buddha Sakyamuni) ketika jaman BUDDHA DIPANKARA sudah memiliki kapasitas untuk mencapai ARAHAT (SAVAKA), tetapi karena aspirasinya untuk mendapatkan pengetahuan sempurna (ala Sammasambuddha), pertapa sumedha tidak mencapai tingkat ARAHAT pada jaman BUDDHA DIPANKARA, tetapi harus menempuh lagi 4 assankheya kappa dan 100.000 kappa untuk menyempurnakan "PARAMI" guna kelak akan mencapai tingkat SAMMASAMBUDDHA dimasa mendatang.

2. Petapa Sarada (bakal Sariputra) dan Petapa Sirivadhana (bakal Mogallana) ketika jaman Buddha Anomadassi beraspirasi untuk menjadi AGGASAVAKA (pembantu utama seorang Sammasambuddha) harus menjalani 100.000 kappa tambahan untuk menyempurnakan "PARAMI" guna kelak akan mendapat posisi sebagai AGGASAVAKA. Dan Buddha Anomadassi meramalkan bahwa Sarada dan Sirivadhana akan mencapai aspirasinya menjadi AGGASAVAKA dibawah SAMMASAMBUDDHA bernama GOTAMA/SAKYAMUNI...

Jadi dalam hal ini, Petapa Sumedha, Petapa Sarada dan Petapa Sirivadhana tidak mencapai tingkat ARAHAT (SAVAKA) dibawah Sammasambuddha pada jamannya masing masing, dan sebagai akibat dari aspirasi mereka, Mereka harus menjalani tambahan kehidupan untuk menyempurnakan "PARAMI"-nya.

Terima kasih atas keterangannya mas Dilbert,

maaf, itu versi Theravada kan? versi Mahayananya bagaimana? mungkin mas Dilbert bisa membantu?
penasaran kepingin tahu nih.

_/\_
The truth, and nothing but the truth...