News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

Bhavaviveka "vs" Hinayana

Started by GandalfTheElder, 01 November 2008, 03:18:41 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

dark_angel

[at] atas & atasnya lg (el Sol)

aku mendukung mu, he5

nyanadhana

Aku lebih suka melihat bahwa Mahayana adalah mereka yang tidak bisa ikut dalam konsili Pertama dikarenakan bukan Arahat dan dari sana mereka membuat konsili tersendiri untuk mengatakan bahwa Arahat rendahan.
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one's own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

dilbert

Quote from: nyanadhana on 03 November 2008, 04:48:11 PM
Nah sekarang apel mengklaim dirinya sama dengan jeruk sedangkan jeruk mengklaim dirinya lebih manis dari jeruk lain.
Apakah yang bisa membedakan dan membuat kamu yakin akan jalan kamu adalah batin kamu. kalo kamu merasa ragu akan jalan yang ditempuh sedangkan jalan yang lain membuat kamu mantap dan mengerti esensi Dhamma.maka jalani namun ketika dalam perjalanan ternyata kurang sesuai maka coba lihat dari arah/persepsi yang lain,apakah jalan anda membawa anda pada bijaksana atau bajaksini(pirated teaching).

ini pernyataan RETORIKA... tidak menjawab pertanyaan rekan rekan di THREAD ini.
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

El Sol

Quote from: nyanadhana on 03 November 2008, 04:48:11 PM
Nah sekarang apel mengklaim dirinya sama dengan jeruk sedangkan jeruk mengklaim dirinya lebih manis dari jeruk lain.
Apakah yang bisa membedakan dan membuat kamu yakin akan jalan kamu adalah batin kamu. kalo kamu merasa ragu akan jalan yang ditempuh sedangkan jalan yang lain membuat kamu mantap dan mengerti esensi Dhamma.maka jalani namun ketika dalam perjalanan ternyata kurang sesuai maka coba lihat dari arah/persepsi yang lain,apakah jalan anda membawa anda pada bijaksana atau bajaksini(pirated teaching).

gw rasa cara membedakan emank melalui batin..tergantung persepsi dll...tapi apakah batin kita yg kotor ini bisa dipercaya?..lolz..

masalahne skarang, gk ada yg tao pasti jeruk itu rasane gmana...

kecuali para Arahat...

dan yg aku liat...para oknum2 yg mengaku Arahat, ato di Arahatkan oleh umat2nya...mengajarkan Anicca, Anatta dan Dukkha...

dan ini sepaham dengan ajaran2 + teori2 dari Theravada..

sedangkan Mahayana, yesh di sisi laen mengajarkan ke-3 itu juga..tapi banyak konsep2 mereka(especially) Boddhisatva2 itu terkesan kekal...bahkan ada ROH!...contohnya Guan Yu yg bisa belajar Dhamma dalam fisik bukan manusia..I assume that as ROH!..

well just assumption..karena dari penjelasan para Mahayanist, si Guan Yu emank bisa jadi Dhammapala SETELAH BELIAU MENINGGAL DUNIA...




El Sol

Quote from: dilbert on 03 November 2008, 05:42:15 PM
Quote from: nyanadhana on 03 November 2008, 04:48:11 PM
Nah sekarang apel mengklaim dirinya sama dengan jeruk sedangkan jeruk mengklaim dirinya lebih manis dari jeruk lain.
Apakah yang bisa membedakan dan membuat kamu yakin akan jalan kamu adalah batin kamu. kalo kamu merasa ragu akan jalan yang ditempuh sedangkan jalan yang lain membuat kamu mantap dan mengerti esensi Dhamma.maka jalani namun ketika dalam perjalanan ternyata kurang sesuai maka coba lihat dari arah/persepsi yang lain,apakah jalan anda membawa anda pada bijaksana atau bajaksini(pirated teaching).

ini pernyataan RETORIKA... tidak menjawab pertanyaan rekan rekan di THREAD ini.
retorika?..apaan tuh?..

GandalfTheElder

Quote from: El Sol on 03 November 2008, 06:19:09 PM
sedangkan Mahayana, yesh di sisi laen mengajarkan ke-3 itu juga..tapi banyak konsep2 mereka(especially) Boddhisatva2 itu terkesan kekal...bahkan ada ROH!...contohnya Guan Yu yg bisa belajar Dhamma dalam fisik bukan manusia..I assume that as ROH!..

well just assumption..karena dari penjelasan para Mahayanist, si Guan Yu emank bisa jadi Dhammapala SETELAH BELIAU MENINGGAL DUNIA...

Ralat nih....

"Roh" Guan Yu yang dimaksud di sini bukan Atman [Atta].

"Roh" yang dimakud di sini adalah makhluk dari alam preta.

Seperti dikatakan oleh Master Hsuan Hua dalam komentarnya pada Shurangama Sutra:

"Beberapa hantu memiliki hati yang baik dan bertindak sebagai para Pelindung Dharma. Guan Di Gong adalah salah satu contohnya. Ia adalah hantu yang kuat dan agung. Jenis hantu ini melindungi dan menyokong Triratna. Mereka dapat menggunakan spiritual mereka untuk menuju ke kekosongan"

"Ada puluhan ribu jenis hantu. Guan Di Gong di Tiongkok adalah salah satu contoh dari seorang hantu yang kaya raya. Namun setelah ia berlindung di dalam Buddha, maka ia dikenal sebagai Bodhisattva Sangharama, seorang Pelindung Dharma."

Jadi ketika Guan Yu meninggal, Beliau terlahir kembali di alam preta, di mana dikisahkan bahwa Beliau mencari-cari kepalanya yang hilang.

Setelah bertemu dengan Sang Bhiksu, Beliau menjadi Pelindung Dharma dan mendapat Trisarana. Beliau tersadarkan dan banyak berbuat bajik sehingga terlahir kembali di alam Deva, sebagai Pelindung Dharma juga.

Kisah makhluk alam preta yang terlahir kembali di alam deva oleh karena pelimpahan jasa dan sebab-sebab lainnya dapat kita lihat di kitab-kitab Tipitaka maupun Tripitaka.

_/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

GandalfTheElder

Quote from: nyanadhana on 03 November 2008, 05:06:06 PM
Aku lebih suka melihat bahwa Mahayana adalah mereka yang tidak bisa ikut dalam konsili Pertama dikarenakan bukan Arahat dan dari sana mereka membuat konsili tersendiri untuk mengatakan bahwa Arahat rendahan.


Tidak bisa atau tidak mau?

La ..... Arahat Purana aja kagak mau ikutan Konsili Pertama....

_/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

El Sol

#22
Quote from: GandalfTheElder on 03 November 2008, 09:39:27 PM
Quote from: El Sol on 03 November 2008, 06:19:09 PM
sedangkan Mahayana, yesh di sisi laen mengajarkan ke-3 itu juga..tapi banyak konsep2 mereka(especially) Boddhisatva2 itu terkesan kekal...bahkan ada ROH!...contohnya Guan Yu yg bisa belajar Dhamma dalam fisik bukan manusia..I assume that as ROH!..

well just assumption..karena dari penjelasan para Mahayanist, si Guan Yu emank bisa jadi Dhammapala SETELAH BELIAU MENINGGAL DUNIA...

Ralat nih....

"Roh" Guan Yu yang dimaksud di sini bukan Atman [Atta].

"Roh" yang dimakud di sini adalah makhluk dari alam preta.

Seperti dikatakan oleh Master Hsuan Hua dalam komentarnya pada Shurangama Sutra:

"Beberapa hantu memiliki hati yang baik dan bertindak sebagai para Pelindung Dharma. Guan Di Gong adalah salah satu contohnya. Ia adalah hantu yang kuat dan agung. Jenis hantu ini melindungi dan menyokong Triratna. Mereka dapat menggunakan spiritual mereka untuk menuju ke kekosongan"

"Ada puluhan ribu jenis hantu. Guan Di Gong di Tiongkok adalah salah satu contoh dari seorang hantu yang kaya raya. Namun setelah ia berlindung di dalam Buddha, maka ia dikenal sebagai Bodhisattva Sangharama, seorang Pelindung Dharma."

Jadi ketika Guan Yu meninggal, Beliau terlahir kembali di alam preta, di mana dikisahkan bahwa Beliau mencari-cari kepalanya yang hilang.

Setelah bertemu dengan Sang Bhiksu, Beliau menjadi Pelindung Dharma dan mendapat Trisarana. Beliau tersadarkan dan banyak berbuat bajik sehingga terlahir kembali di alam Deva, sebagai Pelindung Dharma juga.

Kisah makhluk alam preta yang terlahir kembali di alam deva oleh karena pelimpahan jasa dan sebab-sebab lainnya dapat kita lihat di kitab-kitab Tipitaka maupun Tripitaka.

_/\_
The Siddha Wanderer

gk make sense juga...

sang Buddha pernah bilank kalo di alam peta itu sengsara sekale...

tidak mungkin makhluk peta bisa belajar Dhamma, apalage jadi KAYA...

lagepula, guan gong itu khan membunuh sangat2 banyak manusia...

nah...

dalam waktu yg cukup pendek...dari zaman sam kok sampe zaman dia dijadikan Dhammapala..dia dari peta jadi deva?..

kamma buruk dia cepet banget yak ilangne...-_-"

kalo gitu gw rasa setiap MANUSIA YG BERBAKTI DI VIHARA, YG MEMBABAR DHAMMA, waktu meninggal pasti jadi Deva donk?...soale gampang banget jadi Deva dari ceritanya guan gong itu...

gk make sense..


oh iyah gw mao tanya, Avalokhitesvara dan Majusri itu makhluk apa? deva? asuhra? peta?...soale kononnya khan mereka bisa ngabulin permintaan orang2 yg meminta...berarti berbadan halus donk...kayak versi ROH taoism...no?

El Sol

Quote from: GandalfTheElder on 03 November 2008, 09:45:47 PM
Quote from: nyanadhana on 03 November 2008, 05:06:06 PM
Aku lebih suka melihat bahwa Mahayana adalah mereka yang tidak bisa ikut dalam konsili Pertama dikarenakan bukan Arahat dan dari sana mereka membuat konsili tersendiri untuk mengatakan bahwa Arahat rendahan.


Tidak bisa atau tidak mau?

La ..... Arahat Purana aja kagak mau ikutan Konsili Pertama....

_/\_
The Siddha Wanderer

dalam Mahayana gk ada Bhikkhu yg bisa sampe tahap Arahat...karena mereka gk mao jadi Arahat...(dalam Mahayana tidak ada BUDDHA, ARAHAT = SAVAKA BUDDHA)

make sense ajah yg dibilank ama Nyanadhana tentang Mahayanist bukan arahat jadi tidak bisa ikut konsili pertamax..

El Sol

#24
Quote from: dark_angel on 03 November 2008, 04:53:52 PM
[at] atas & atasnya lg (el Sol)

aku mendukung mu, he5
GRP 1 deh karena dah mendukung aye~~ huahuahuahua...

zaman gini masih ada aja yg nge-fans gw..huahua

sobat-dharma

Quote from: El Sol on 03 November 2008, 06:19:09 PM

gw rasa cara membedakan emank melalui batin..tergantung persepsi dll...tapi apakah batin kita yg kotor ini bisa dipercaya?..lolz..

masalahne skarang, gk ada yg tao pasti jeruk itu rasane gmana...

kecuali para Arahat...


Kamu yakin arahat itu ada?
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

El Sol

Quote from: sobat-dharma on 04 November 2008, 12:33:13 AM
Quote from: El Sol on 03 November 2008, 06:19:09 PM

gw rasa cara membedakan emank melalui batin..tergantung persepsi dll...tapi apakah batin kita yg kotor ini bisa dipercaya?..lolz..

masalahne skarang, gk ada yg tao pasti jeruk itu rasane gmana...

kecuali para Arahat...


Kamu yakin arahat itu ada?
kenapa tidak?

sobat-dharma

Bagaimana kita tahu kalau seseorang disebut arahat atau bukan? Bagaimana bisa dalam Konsili I seseorang dapat dikenali sebagai arahat atau hanya mengaku arahat? Pertanyaannya adalah bagaimana seorang arahat mengenal arahat yang lain? Bukankah "arahat" hanyalah sebutan? Bukankah Buddha sendiri melarang setiap Bhikkhu untuk menyebutkan pada orang lain tingkatan yang dicapainya? Kalaupun ada yang namanya arahat, maka seharusnya ia adalah pencapaian internal (inner) yang tidak tampak dari luar? Lalu ukuran objektif apa yang digunakan untuk mengklasifikasikan seseorang si itu arahat, si ini bukan arahat?

Maaf, mungkin pertanyaan-pertanyaan di atas mencermin ketidaktahuan saya  :P. Tapi jika ada yang dapat memberikan jawaban yang memuaskan, saya akan sangat berterimakasih  ^:)^
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Edward

#28
Sol, gw pernah baca di beberapa sutra (versi mahayana), bahkan beribu2 makhluk peta, asura, naga, sampai dewa maupun bodhisatva lainnya, pernah berikrar untuk melindungi pencari dhamma...Gw kurang inget detilnya, tpi sepertinya di prajna paramitta deh....

Kalo soal karma, mnrt gw, pemikiran mahayana dan theravada di sini sama, kita orang awam tidak bisa menjelaskan secara detil bagaimana akumulasi karma bekerja...Mungkin aja, di kehidupan lampau, guan gong pernah berbuat baik, sehingga ada kesempatan bertemu dengan dhamma? We'll never know about it...

Bermain2 soal opini,(sedikit becanda, jgn di bawa terlalu serius) bukankah d sutta ada cerita orang yg semasa hidupnya banyak berbuat jahat, tapi pas mendengar ajaran SB langsung jd arhat?SB kan tidak menghilangkan karma buruk-nya, hanya mencerahkan dengan kebijaksanaan yang dimiliki...Dan wuzz...Jadilah Arhat...So, kemana tuh karma buruknya?Apalagi ini arhat udh pasti suci...Klo dibandingin, alam dewa mah blom ada apa2nya... ^-^ Cma beda tipis kondisinya sama kita yang di alam manusia... ;D
"Hanya dengan kesabaran aku dapat menyelamatkan mereka....."

Edward

Quoteoh iyah gw mao tanya, Avalokhitesvara dan Majusri itu makhluk apa? deva? asuhra? peta?...soale kononnya khan mereka bisa ngabulin permintaan orang2 yg meminta...berarti berbadan halus donk...kayak versi ROH taoism...no?

Khusus untuk ini, gw ada opini pribadi...Mnrt gw, Bodhisatva Agung tersebut bisa dilahirkan menjadi apa aja...Karena mereka berikrar, untuk mencerahkan semua makhluk...Dan menurut interpretasi pribadi gw sendiri, dalam sutra dikatakan bahwa makhluk peta, asura, naga, dewa dan dharmapala lainnya pernah ikut berikrar untuk membantu menjalankan ikrar Sang Bohisatva dalam menuntaskan ikrar-nya...Dan oleh sebab ikrar tersebut, Bodhisatva Agung memiliki jodoh yang sangat luas dan kuat dengan semua makhluk...Dan klo kaga salah, ada sutra yang menjelaskan berbagai bentuk emanisasi Avalokhitesvara dalam menolong makhluk...Setiap bentuk emanisasi, Avalo terlahir kembali sepenuhnya, tapi, ikatan karma dari Ikrar Agungnya tetap mengikuti bukan?

Dan hal ini tidak jauh berbeda seperti cerita sebelum SB menjadi Sidharta, telah terjadi kelahiran kembali yang tidak terhitung banyaknya, tetapi setiap kelahiran tersebut, Ikrar Agung pertapa Sumedha di depan Buddha Dipankara tetap mengikuti hingga akhirnya menjadi seorang SAng Buddha..

Ow iya, 2 postingan gw masiih sebatas opini, klo ada salah tolong dikoreksi yaah.....
"Hanya dengan kesabaran aku dapat menyelamatkan mereka....."