Pengalaman paling memuakkan!!

Started by Edward, 02 June 2008, 02:35:31 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

kamala

Daripada seribu kata yang tak berarti,
adalah lebih baik sepatah kata yang bermanfaat,
yang dapat memberi kedamaian kepada pendengarnya.

Edward

Quote from: Auchan-Vriconella on 10 May 2010, 11:42:45 PM
[at] bro edward
yg poin nomor 7,,mungkin bhantenya nanti baru sumbangin uangnya ke wihara/cetiya kali,,jangan berprasangka buruk dlu.. :(

ini kejadian sudah lamaaaa banget... tidak auchan, waktu itu gw "cukup" kenal dengan bhikku tersebut.... :)
"Hanya dengan kesabaran aku dapat menyelamatkan mereka....."

Khun_sang90

Hmm....Bhiksu brarti bkan Theravada dong. Yah suatu pengalaman yang memberikan segudang pengetahuan. Bersyukurlah mendapat pengalaman itu, tapi gak smua Bhikkhu/Bhiksu begitu loh... :)
'Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta'......
'May AlL Beings Happy'...
'Semoga Semua Mahluk Berbahagia'....

El Sol

Si edward dulu khan cupu....

masih inget gw...waktu di Friendster...LOL dia super cupu Dhammane...kakakakaka...sampe geleng2 aye..LOL

masuk DC gk lama..buat thread ini...LOL

LOL

LOL

Adhitthana

Dari membaca dan mendengar tentang prilaku Bhiksu/Bhikkhu
Gw sekrang kok milih2 kalo mao ber-namaskara ato-pun beranjali .....

Gw akan bernamaskara dan ber-anjali ..... kalo yakin Bhikkhu itu memegang vinaya
Apa ini Salah?? .....
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

El Sol

Quote from: Virya on 12 May 2010, 12:06:33 AM
Dari membaca dan mendengar tentang prilaku Bhiksu/Bhikkhu
Gw sekrang kok milih2 kalo mao ber-namaskara ato-pun beranjali .....

Gw akan bernamaskara dan ber-anjali ..... kalo yakin Bhikkhu itu memegang vinaya
Apa ini Salah?? .....
yup...

salah..:D

kalo berpegang pada pandangan ente..maka aku hanya akan bernamaskara pada Buddha yg idup, dan bukan PATUNG Buddha yg kotor dan berdebu itu...

pada saat kita bernamaskara pada Buddha, Dhamma dan Sangha..

kita bernamaskara pada Value2(nilai2) yg ada pada simbol tersebut...

contohnya Metta, karuna dan Mudita...

kita menghormat pada kebijaksanaan dan jasa2 mulia yg ada pada Tiratana...BUKAN kepada objek yg gk jelas tersebut..:D

so, mo Bhikkhu-nya error, ato patung  ato tahi sekalipun...

jika kita bisa menghormati nilai2 yg ada disebalik objek tersebut...maka setiap objek adalah Tiratana..:D

Khun_sang90

Quote from: Virya on 12 May 2010, 12:06:33 AM
Dari membaca dan mendengar tentang prilaku Bhiksu/Bhikkhu
Gw sekrang kok milih2 kalo mao ber-namaskara ato-pun beranjali .....

Gw akan bernamaskara dan ber-anjali ..... kalo yakin Bhikkhu itu memegang vinaya
Apa ini Salah?? .....
Hahaha....rugi dong Anda, sapa tau Bhikkhu itu Sotapanna atao Arahat kan Kamma Vipakanya gede...hihihi.
Sebenarnya Anda tidak salah dan boleh ragu sebab memang sudah sngat susah mncari Bhikkhu yg benar" sesuai Vinaya Murni. Hanya saja apabila Anda bernamaskara atau Anjali dgn sungguh" baik kpd Bhikkhu yg benar atau tidak itu tetap Kamma baik yg Anda tanam. Walaupun apabila Bhikkhunya gak baik mungkin kadar buah Kammanya agak dikit, tapi ada pepatah setetes demi setetes mengisi guci air.... :)
'Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta'......
'May AlL Beings Happy'...
'Semoga Semua Mahluk Berbahagia'....

hendrako

                      "ketika Màra muncul sebagai wujud Sang Buddha, Y.M.
                   Upagutha segera menghormatinya. Kemudian Màra berteriak,
                       "Engkau berjanji untuk tidak menyembah." Kemudian
                      Upagutha berkata, "Saya tidak menyembah Màra tetapi
                                        menghormati Sang Buddha."


Sumber: http://dhammacitta.org/pustaka/ebook/umum/di-manakah-sang-buddha.pdf
yaa... gitu deh

K.K.

Quote from: Virya on 12 May 2010, 12:06:33 AM
Dari membaca dan mendengar tentang prilaku Bhiksu/Bhikkhu
Gw sekrang kok milih2 kalo mao ber-namaskara ato-pun beranjali .....

Gw akan bernamaskara dan ber-anjali ..... kalo yakin Bhikkhu itu memegang vinaya
Apa ini Salah?? .....
Kita beranjali pada sila-nya, bukan pada pribadinya. Penghormatan pun adalah untuk latihan diri sendiri. Kita melihat jubah, maka mengingat sila-sila yang dijalankan sewaktu mengenakan jubah tersebut. Sebetulnya tidak ada untungnya bagi si petapa apakah diberikan penghormatan atau tidak (kecuali bagi yang masih terikat kuat dengan keduniawian). Jadi saya pikir tidak perlu memilih-milih dalam beranjali/bernamaskara. Demikian pula sebaliknya kalau ada kelakuan yang tercela, kita mencela pribadi, bukan ke-bhikkhu/bhikshu-annya.

Khun_sang90

Quote from: Kainyn_Kutho on 12 May 2010, 09:00:19 AM
Quote from: Virya on 12 May 2010, 12:06:33 AM
Dari membaca dan mendengar tentang prilaku Bhiksu/Bhikkhu
Gw sekrang kok milih2 kalo mao ber-namaskara ato-pun beranjali .....

Gw akan bernamaskara dan ber-anjali ..... kalo yakin Bhikkhu itu memegang vinaya
Apa ini Salah?? .....
Kita beranjali pada sila-nya, bukan pada pribadinya. Penghormatan pun adalah untuk latihan diri sendiri. Kita melihat jubah, maka mengingat sila-sila yang dijalankan sewaktu mengenakan jubah tersebut. Sebetulnya tidak ada untungnya bagi si petapa apakah diberikan penghormatan atau tidak (kecuali bagi yang masih terikat kuat dengan keduniawian). Jadi saya pikir tidak perlu memilih-milih dalam beranjali/bernamaskara. Demikian pula sebaliknya kalau ada kelakuan yang tercela, kita mencela pribadi, bukan ke-bhikkhu/bhikshu-annya.

Ya, saya setuju dgn coment ini. Saat Anda beranjali / namaskara / sebagainya, yang sebenarnya Anda hormati adalah Sila dan Tiratana yg dilambangkan salah satunya sbg Bhikkhu/Bhiksu..Dan Anjali juga merupakan latihan untuk mengurangi "Atta" untuk mengikis kesombongan serta berlatih menjadi 'Be Humble' menjadi lebih Rendah hati.
'Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta'......
'May AlL Beings Happy'...
'Semoga Semua Mahluk Berbahagia'....

Edward

Quote from: Sol Capoeira on 12 May 2010, 12:04:13 AM
Si edward dulu khan cupu....

masih inget gw...waktu di Friendster...LOL dia super cupu Dhammane...kakakakaka...sampe geleng2 aye..LOL

masuk DC gk lama..buat thread ini...LOL

LOL

LOL

woi...gw masuk DC pas sktr juli 07 ini gw tulis pas udh hampir 1 thn berikutnya..
hahahaha....
sekarang jg masih imut koq :-[
"Hanya dengan kesabaran aku dapat menyelamatkan mereka....."

Edward

Quote from: Khun_sang90 on 11 May 2010, 11:58:48 PM
Hmm....Bhiksu brarti bkan Theravada dong. Yah suatu pengalaman yang memberikan segudang pengetahuan. Bersyukurlah mendapat pengalaman itu, tapi gak smua Bhikkhu/Bhiksu begitu loh... :)

yup, makanya saya waktu itu menulis "anggota sangha".Waktu itu belum kenal dengan istilah "oknum" :P

Yah semoga jadi bahan pembelajaran bagi kita semua, bhikku/bhante belum tentu makhluk suci, jadi tetap menghormati, tapi jangan men-dewa-kan.
"Hanya dengan kesabaran aku dapat menyelamatkan mereka....."

Khun_sang90

Dulu cupu tapi sekarang sudah berkembang lebih baik daripada dulu cupu sekarang tetap cupu. Dan menurut saya semua orang yang mempelajari Dhamma apalagi sering ikut diskusi di Forum" pasti Dhammanya berkembang walaupun tidak diketahui sebsar apa perkembangannya. Yang pasti gak ad orang yang mengerti Dhamma secara tiba-tiba tanpa belajar terlebih dahulu dan waktunya juga tidak singkat. :)
'Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta'......
'May AlL Beings Happy'...
'Semoga Semua Mahluk Berbahagia'....

Khun_sang90

Quote from: Edward on 12 May 2010, 12:18:23 PM
Quote from: Khun_sang90 on 11 May 2010, 11:58:48 PM
Hmm....Bhiksu brarti bkan Theravada dong. Yah suatu pengalaman yang memberikan segudang pengetahuan. Bersyukurlah mendapat pengalaman itu, tapi gak smua Bhikkhu/Bhiksu begitu loh... :)
yup, makanya saya waktu itu menulis "anggota sangha".Waktu itu belum kenal dengan istilah "oknum" :P

Yah semoga jadi bahan pembelajaran bagi kita semua, bhikku/bhante belum tentu makhluk suci, jadi tetap menghormati, tapi jangan men-dewa-kan.
Ya, syukurlah Anda memahami Point ini, saya menyukai pendapat Anda yg terakhir. Memang sebaiknya kita menghormati mereka mengingat jasa"nya dalam pelestarian Dhamma, tetapi tidak Men-Dewa-kannya juga lebih baik sebab nanti posisi Bhikkhu akan diganti menjadi posisi 'juru selamat'. Lagian yg untung kan Anda yg menghormati mereka, mendapat Kamma baik...Hahaha :)
'Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta'......
'May AlL Beings Happy'...
'Semoga Semua Mahluk Berbahagia'....

Adhitthana

Quote from: Kainyn_Kutho on 12 May 2010, 09:00:19 AM
Quote from: Virya on 12 May 2010, 12:06:33 AM
Dari membaca dan mendengar tentang prilaku Bhiksu/Bhikkhu
Gw sekrang kok milih2 kalo mao ber-namaskara ato-pun beranjali .....

Gw akan bernamaskara dan ber-anjali ..... kalo yakin Bhikkhu itu memegang vinaya
Apa ini Salah?? .....
Kita beranjali pada sila-nya, bukan pada pribadinya. Penghormatan pun adalah untuk latihan diri sendiri. Kita melihat jubah, maka mengingat sila-sila yang dijalankan sewaktu mengenakan jubah tersebut. Sebetulnya tidak ada untungnya bagi si petapa apakah diberikan penghormatan atau tidak (kecuali bagi yang masih terikat kuat dengan keduniawian). Jadi saya pikir tidak perlu memilih-milih dalam beranjali/bernamaskara. Demikian pula sebaliknya kalau ada kelakuan yang tercela, kita mencela pribadi, bukan ke-bhikkhu/bhikshu-annya.

Gimana kalo kita tau bahwa ada oknum Bhiksu yg tidak memegang vinaya dengan kata lain tidak mentaati Sila .....
seperti oknum yg di ceritakan bro Edward diatas?
Apa bro Kainyn mao ber-namaskara ato ber-anjali?

Kalo gw .... beranjali OK! ..... ber-namaskara NO
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....