MMD (Meditasi Mengenal Diri)

Started by hudoyo, 18 April 2008, 05:58:17 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

hudoyo

#120
Rekan Evo, syukurlah Anda tidak tahu apa itu Sotapana ... dst ... apa itu Arahat. :) ... Dengan demikian batin Anda bebas dari segala pengetahuan teoretis & kepercayaan yang membuat orang-orang Buddhis yang pintar-pintar malah terbebani batinnya dalam meditasi ... ketika mencoba sadar akan gerak-gerik badan & batinnya pada saat kini. ... ;D

Tepat seperti kata Anda, yang penting adalah hidup pada saat kini ... mengamati lobha, dosa & moha bermunculan pada saat kini ... juga mengamati metta, karuna, mudita, dana, sila, bhavana kadang-kadang muncul pada saat kini ... yang semuanya bersumber dari si aku/atta. ...

Tetaplah berada pada saat kini ... karena pembebasan terjadi ketika batin Anda berada spenuhnya pada saat kini ... bukan di masa depan dengan segala harapannya ... bukan pula di masa lampau dengan segala pengetahuan dan hafalannya.

*****

Tentang tamu tak diundang yang mengelus Anda ketika Anda sakit ... dan Anda sembuh ... tentu Anda patut bersyukur akan hal itu ... apakah itu Bodhisattva Kwan Im atau bukan, Anda dan saya tidak tahu ... kan kita tidak tahu Kwan Im itu sebetulnya seperti apa ... selain melihat gambar-gambarnya, bukan? :) ... Kalau dalam penglihatan Anda, makhluk itu persis seperti gambar Kwan Im yang sering Anda lihat, jelas bahwa penglihatan Anda itu terkondisi oleh pengetahuan, kepercayaan & harapan Anda. ... Mungkin saja makhluk itu sebetulnya tidak seperti apa yang Anda lihat, tetapi karena suasana penuh cinta kasih dan penyembuhan yang Anda rasakan, lalu mata Anda melihatnya sebagai Kwan Im. Kalau orang Katholik yang mengalami itu, mungkin ia akan melihat Bundsa Maria. :) ... Tidak apa-apa itu, asal Anda sadari saja keterkondisian itu. ...

Tapi ... kira-kira apakah pesan penyembuhan Anda oleh makhluk yang gaib itu, kalau memang makhluk itu benar-benar ada? ... Saya rasa, pesan penyembuhan beliau sudah pernah Anda ungkapkan dalam salah satu posting Anda sendiri: yakni gunakanlah sisa hidup Anda untuk sadar/eling akan aku/diri Anda dari saat ke saat, sehingga akhirnya padam dengan sendirinya.

Syukurlah Anda dilindungi oleh makhluk itu, Rekan Evo; tapi itu membawa tanggung jawab yang tidak kecil. ... Semoga Anda sanggup menjalankannya. ... Syukur pula bahwa Anda tidak menganggap itu hal yang aneh, dan bahwa itu menjadi bagian dari hidup Anda. ... :)

Salam,
hudoyo

EVO

bukan kwam im mo
kwan kong...yang aku lihat seh mukanya sama.....hanya beda
garis wajah....maksudnya...kalau dirupang kebanyakan kan garis wajahnya
keras....sampai para hantu pada takut tuh ;D ;D
kalau yang membelai aku ini...garis wajahnya lembut
dan sejuk....
yah aku jalanin aja pak....
dan engak terlalu ribet mikirin.....ada yah syukur...engak ada yah syukur...
toh pada dasarnya aku ini sendirian mo....


hudoyo

Rekan Evo, kata-kata Anda sangat polos ... bagus sekali.  _/\_

Sukma Kemenyan

#123
 _/\_
Salute dengan penjelasan Pak Hudoyo...

Bagaimana caranya untuk MMD ?
Maaf, kalao seandainya sudah dijawab, dan saya kurang teliti membaca

hudoyo

#124
Di page 1 thread ini saya tayangkan brosur MMD, memuat informasi yang cukup lengkap tentang retret MMD. Lalu di bawahnya ada jadwal retret MMD tahun 2008, di Cipanas, Vihara Mendut dan Brahmavihara, Bali.

Dilihat secara lahiriah, praktik retret MMD ini banyak persamaannya dengan retret vipassana versi Mahasi Sayadaw, tetapi apa yang ada di dalam batin sangat berbeda.

Kalau mau ikut retret MMD, silakan pilih tempat dan tanggal yang paling sesuai dengan kesempatan Anda, lalu daftarkan diri pada alamat pendaftaran yang ada di situ.

Perlu saya tekankan, bahwa retret MMD ini gratis, kecuali sumbangan sukarela yang tidak ditentukan besarnya kepada vihara. Saya sendiri tidak menarik fee untuk retret ini. :)

Silakan juga baca-baca thread "J. Krishnamurti" pada Board "Buddhisme & kepercayaan lain" di forum diskusi ini. Saya hanya menulis di thread itu dan thread "Meditasi" ini.

Salam,
hudoyo

Hendra Susanto

pagi pak hudoyo,

pak pernah baca buku sybeel? ia org yg mempunyai lebih dari 13 kepribadian, apa hubungannya dgn kekuatan pikiran? dan knp dia bs bgt? org spt itu apa bs mencapai kesadaran?

thx in advance...

Hendra Susanto

pertanyaan selanjutnya

mengenai transgender, knp dia menolak dirinya? misalnya wanita mao jd pria atau sebaliknya

thx in advance

hudoyo

#127
Quotepak pernah baca buku sybeel? ia org yg mempunyai lebih dari 13 kepribadian, apa hubungannya dgn kekuatan pikiran? dan knp dia bs bgt? org spt itu apa bs mencapai kesadaran?

Saya belum pernah baca buku itu. Saya tidak tahu masalah yang Anda tanyakan, dan saya tidak mau berspekulasi. Tampaknya ini porsi para psikiater.


Quotemengenai transgender, knp dia menolak dirinya? misalnya wanita mao jd pria atau sebaliknya

Faktanya transgender itu jiwanya berbeda dengan tubuhnya. Sama sekali bukan menolak; yang bilang menolak itu kan orang yang tidak memahami jiwa seorang transgender. Seorang transgender yang bertubuh laki-laki, merasa jiwanya seorang perempuan yang salah masuk badan laki-laki. Itu fakta.

Soal mengapa begini begitu, saya tidak tahu, karena saya bukan pakar psikiatri, dan seperti di atas, saya tidak mau berspekulasi.

Lagi-lagi ini masalah para psikiater; atau barangkali tidak perlu dipermasalahkan. ... Sudah cukup penderitaan mereka. ...

Salam,
hudoyo

Hendra Susanto

Quote from: hudoyo on 29 April 2008, 03:21:33 PM
Quotepak pernah baca buku sybeel? ia org yg mempunyai lebih dari 13 kepribadian, apa hubungannya dgn kekuatan pikiran? dan knp dia bs bgt? org spt itu apa bs mencapai kesadaran?

Saya belum pernah baca buku itu. Saya tidak tahu masalah yang Anda tanyakan, dan saya tidak mau berspekulasi. Tampaknya ini porsi para psikiater.


Quotemengenai transgender, knp dia menolak dirinya? misalnya wanita mao jd pria atau sebaliknya

Faktanya transgender itu jiwanya berbeda dengan tubuhnya. Sama sekali bukan menolak; yang bilang menolak itu kan orang yang tidak memahami jiwa seorang transgender. Seorang transgender yang bertubuh laki-laki, merasa jiwanya seorang perempuan yang salah masuk badan laki-laki. Itu fakta.

Soal mengapa begini begitu, saya tidak tahu, karena saya bukan pakar psikiatri, dan seperti di atas, saya tidak mau berspekulasi.

Lagi-lagi ini masalah para psikiater; atau barangkali tidak perlu dipermasalahkan. ... Sudah cukup penderitaan mereka. ...

Salam,
hudoyo
baik terima kasih pak hudoyo

andry

Quote from: Hendra Susanto on 29 April 2008, 09:48:05 AM
pertanyaan selanjutnya

mengenai transgender, knp dia menolak dirinya? misalnya wanita mao jd pria atau sebaliknya

thx in advance

Ko hen, yg saya tahu, katanya.. bisa transgender/waria/bencisss... katanya seh berdasarkan perilaku sexual menyimpang...
Semoga Membantu
Samma Vayama

nyanadhana

Menajdi bences /homoseksual bisa ditarik dari beberapa faktor.
1. Trauma masa muda
2. Orang Tua
3. Lingkungan
4. Pergaulan
5. Basic Diri sendiri.

Kenapa diri sendiri ditaruh paling akhir karena 4 faktor diatas adalah pupuk yang menumbuhkan keinginan itu. tidak ada seseorang dengan kondisi alami bisa langsung menjadi waria harus ada triggernya...seorang bayi belajar berdiri bukan kondisi alami karena ia terus menerus melihat orang dewasa berjalan,ia pengen coba berdiri dan berjalan.

kalo dari segi kamma masa lampau
melakukan penyimpangan seksual ,bermain dan bermabuk2an wanita walaupun udah punya family.suka eksperimen macam2.
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one's own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

hudoyo

Pembicaraan ini sudah OOT, maaf.

K.K.

Pak Hudoyo,

Saya mau tanya, apakah dalam meditasi anda ini, ada metode untuk latihan sendiri di rumah jika tidak punya waktu untuk retreat? Ataukah harus retreat baru bisa mendapatkan manfaat?

Terima kasih!

hudoyo

Rekan Kutho yg baik,

Anda bisa melakukan MMD ini sendiri di rumah.

Bhante Gunaratana, penulis buku "Mindfulness in Plain English", mengatakan dalam kata pengantar beliau untuk buku itu, bahwa vipassana bisa dilakukan sendiri di rumah oleh seorang pemula tanpa guru, sekalipun dalam perkembangannya ia akan mengalami hal-hal yang belum pernah dialaminya dan biasanya perlu ditanyakan kepada mereka yang telah berjalan lebih dulu.

Masuklah ke situs  > Forum: Supranatural > Subforum: Spiritual > Thread: MMD. Anda akan membaca posting-posting dari beberapa orang yang mencoba sendiri MMD di rumah hanya dengan tuntunan dari dialog-dialog yang mereka baca dalam thread itu. Ada di antara mereka yang menunjukkan pencerahan & perkembangan batin yang pesat dan mengagumkan; antara lain: "gendhisjawi", "riangmentari", "mulatsariro". Juga "andicahya" yang belakangan mengikuti retret MMD akhir pekan.

Salam,
hudoyo

hudoyo

#134
Dari:  > Forum: Supranatural > Subforum: Spiritual > Thread: MMD

'SADAR YANG KUAT' BUKAN 'KONSENTRASI'

Quote from: MulatsariroSelamat sore Kyai::)

Mohon pencerahan, bila sadar kita kuat apa bukan konsentrasi namanya kyai, matur nuwun.

Salam,
Mulato.

Mas Mulato,

Memang harus dibedakan antara 'sadar yang kuat' di satu pihak dengan 'sadar secara aktif' = 'konsentrasi' di lain pihak.

Dalam salah satu tanggapan saya terhadap posting Anda, telah saya jelaskan 'konsentrasi' ('sadar secara aktif') itu, yaitu USAHA untuk mengamati SATU obyek terus-menerus, dengan menepiskan semua rangsangan lain yang masuk ke dalam batin.

Untuk memahami pengertian 'kesadaran kuat' vs 'kesadaran lemah', perlu diketahui lebih dulu, sifat dari proses sadar itu sendiri:

Sadar/eling itu berlangsung di dalam waktu bukan sebagai proses analog, melainkan lebih seperti proses binary digital. Dalam proses kesadaran, yang ada hanya dua kemungkinan 'sadar' dan 'tak sadar', seperti 'ya' dan 'tidak', disimbolkan '1' dan '0'. (Tidak ada "kesadaran kuat" dan "kesadaran lemah" yang punya gradasi, seperti "kesadaran 10%, 50%, 80% atau 100%".) Momen-momen kesadaran bermunculan berturut-turut dengan sangat cepat; satu momen kesadaran berlangsung selama sepersekian detik (saya tidak tahu persis berapa lama durasinya), diikuti oleh momen kesadaran berikutnya ... dst. 

Itulah sebabnya, kita merasa seolah-olah kita bisa membaca koran & mendengarkan musik "sekaligus"; padahal yang terjadi bukan 'membaca' dan 'mendengar' secara paralel pada waktu bersamaan, melainkan secara serial, satu momen kita 'mendengar', momen berikutnya kita 'melihat', momen berikutnya 'mendengar', momen berikutnya 'melihat' ... dst.

Nah, yang disebut 'kesadaran lemah' ialah keadaan kesadaran di mana frekuensi momen-momen 'sadar'-nya masih jarang, sekali-sekali, dan masih lebih banyak momen-momen 'tak sadar'-nya. Sebaliknya, 'kesadaran kuat' adalah keadaan kesadaran di mana frekuensi momen-momen 'sadar'-nya sudah lebih sering.

Nah, 'kesadaran kuat' itu bisa dicapai dengan 'konsentrasi', yang caranya pernah kita bahas. Di situ ada USAHA dari si aku untuk mencapai suatu tujuan. Itulah sebabnya 'konsentrasi' disebut juga 'kesadaran aktif'. Tetapi di dalam 'konsentrasi' tidak ada KEARIFAN; maksudnya, kearifan atau 'kesadaran' akan adanya aku yang halus yang masih berfungsi.

Inilah yang menjadi landasan dari semua jenis meditasi, kecuali satu, yakni meditasi ajaran Buddha Gautama yang disebut vipassana (yang juga ada di dalam meditasi Zen dan meditasi Tibetan), dan pada abad ke-20 diajarkan oleh J Krishnamurti, lalu saya ajarkan sebagai MMD.

Di dalam MMD, orang sekadar 'sadar secara pasif', menyadari segala rangsangan yang masuk melalui pancaindra & ingatan tanpa BERUSAHA untuk mempertahankan kesadaran pada satu obyek, bahkan tanpa BERUSAHA untuk tetap sadar. Ini yang disebut 'kesadaran pasif'.

Di situ orang belajar dari pengalaman sadarnya sendiri, bahwa bila orang sedang terseret oleh sebuah rangsangan yang masuk--dengan kata lain, sedang 'tidak sadar/eling' akan adanya rangsangan itu--maka, bila kemudian ia sadar/eling akan 'ketaksadaran'-nya itu, maka dengan sendirinya ia menjadi 'sadar/eling', tanpa usaha apa pun untuk menjadi 'sadar/eling'--dengan kata lain, tanpa adanya aku yang bergerak.

Malah, kalau ia berusaha untuk 'sadar/eling'--dengan kata lain, kalau ada aku yang berusaha untuk mencapai suatu tujuan atau cita-cita--maka sesungguhnya ia 'tidak sadar' akan aku-nya yang bergerak itu.

Jadi kesimpulannya: yang membedakan antara 'kesadaran aktif' ('konsentrasi') dan 'kesadaran pasif' (vipassana) adalah ada atau tidak adanya USAHA, yang menandakan ada-tidaknya AKU yang berfungsi.

*****

Menurut teori Buddhis, 'konsentrasi' pun pada akhirnya bisa membawa pada pembebasan dari aku. Ini yang sering disebut sebagai 'ceto-vimutti' (pembebasan dengan kekuatan batin/konsentrasi). - Tapi saya tidak menempuh jalan ini.

Sedangkan pembebasan dari aku yang dicapai melalui 'kesadaran pasif' (vipassana) sering disebut sebagai 'pannya-vimutti' (pembebasan melalui kearifan). Di sini sejak langkah pertama disadari si aku setiap kali ia bergerak dalam bentuk usaha untuk mencapai sesuatu yang luhur--bahkan usaha untuk mencapai pembebasan itu sendiri, dalam meditasi. Itulah sebabnya ada pepatah terkenal yang berasal dari Krishnamurti: "Langkah pertama adalah langkah terakhir." Artinya: tidak ada "jalan", tidak ada "cara" atau "metode", tidak ada "tujuan", tidak ada 'waktu', tidak ada aku.

MMD adalah melalui jalan yang kedua ini.

Salam,
semar