MMD (Meditasi Mengenal Diri)

Started by hudoyo, 18 April 2008, 05:58:17 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

hudoyo

Quote from: EVO on 25 April 2008, 09:01:42 AM
anumodana mo atas bimbingannya...
jika kondisi sudah tepat saya boleh berlatih dalam jangka yang lama mo???
ditempat romo..

Terima kasih kembali. - Kalau Anda mau ikut retret MMD, bisa periksa jadwal & tempatnya di halaman 1 thread ini.

Salam,
hudoyo

hudoyo

Quote from: ryu on 25 April 2008, 09:44:34 AM
QuoteApa lagi yang mau di-manage? Smiley ... Batin seorang arahat sudah DIAM untuk selamanya. ... Ingatlah peringatan Sang Buddha kepada Angulimala: "Angulimala, aku sudah lama berhenti. Engkaulah yang masih terus berlari. Apa yang kaucari? Berhentilah."

Bukankah itu hanya cerita saja dan maknanya ke arah mana?
Kadang seseorang bisa menafsirkan/mengaitkan dengan hal yang lain khan.

Apa maksudnya "hanya cerita"? ... Apakah berarti: tidak usah dimaknai secara serius, anggap saja sebagai entertainment, dsb dsb? ... :)

Bukankah banyak kebenaran-kebenaran tentang kesadaran transendental (lokuttara) jauh lebih kena dikomunikasikan dengan cerita & dongeng daripada dengan uraian intelektual?

Kalau Anda punya pemahaman lain terhadap cerita Angulimala, silakan tampilkan di forum ini. ... :)

Salam,
hudoyo

hudoyo

Quote from: nyanadhana on 25 April 2008, 09:48:56 AM
Pak Hudoyo,apakah Arahat itu setingkat pengetahuannya dengan Buddha? apakah Arahat itu masih bisa terlahir kembali lagi ke dunia jika ia menginginkan? Apakah Arahat amsih mempunyai kecacatan? Apakah Arahat setelah menjadi Arahat ibaratnya akan diam ga menolong orang lain?  _/\_

Wah, ini semua pertanyaan yang bersifat teoretis. :) ... Padahal semua yang saya tulis selama ini tidak satu pun yang berlandaskan teori; semuanya berasal dari pengalaman batin saya sendiri. ... Kalau pun ada yang bersifat teoretis, selalu saya katakan, "katanya ...", "menurut teori ...", "menurut buku, ...". ... Inilah bedanya dengan banyak diskusi yang berlangsung dalam thread-thread lain; di forum ini banyak orang berdebat tentang sesuatu yang tidak dialaminya sendiri, yang tidak lebih dari teori dan spekulasi semata-mata. :)

Tapi, okelah, karena saya ditanya, akan saya berikan jawaban berdasarkan teori sejauh yang saya PELAJARI, dan tidak ada kaitannya dengan kebenaran dari pengalaman pribadi:

Quote... apakah Arahat itu setingkat pengetahuannya dengan Buddha?

Saya tidak tahu ... mungkin bisa ditanyakan kepada ahli Abhidhamma. ... Katanya, ada arahat yang "bodoh", kok. ... Sejauh mana "pengetahuan" seorang Buddha pun, saya juga tidak tahu. ... :)


Quote"... apakah Arahat itu masih bisa terlahir kembali lagi ke dunia jika ia menginginkan?

"Menginginkan"? ... Apakah orang yang tidak punya aku lagi masih punya keinginan? :) ... Menurut teori Theravada, sih, arahat itu tidak akan pernah lahir lagi, dan setelah mati dirinya tidak ada lagi, kok. :) ... Lain lagi menurut Mahayana, atau Vajrayana, barangkali ... bisa ditanyakan kepada pakarnya. :)


QuoteApakah Arahat amsih mempunyai kecacatan?

Kalau cacat tubuh, sih, jelas ya. ... Arahat yang tadinya pincang, yang tetap pincang. :) ... Kalau "kecacadan" batin--seperti loba, dosa, moha--wong arahat itu sudah tidak punya aku/pikiran lagi, ... bahkan 'kebaikan' pun ia sudah tidak punya, apalagi 'keburukan'. Seorang arahat sudah bebas dari bentuk-bentuk batin apa pun juga: baik atau buruk.


QuoteApakah Arahat setelah menjadi Arahat ibaratnya akan diam ga menolong orang lain?

Seorang arahat yang terlihat "menolong" orang lain, dia sendiri tidak tahu dan tidak sadar, kok, bahwa ia "menolong" orang lain ... semua perbuatan arahat tidak didorong oleh metta atau karuna yang berasal dari si aku yang sudah tidak ada lagi. ... :)  Melainkan semua perbuatan orang suci itu bersumber dari "Sesuatu yang tidak terlahir, tidak terbuat, yang bukan makhluk, yang tak terkondisi", di situ tidak ada motif-motif apa pun seperti yang kita pahami dalam kesadaran aku kita.

Salam,
hudoyo

nyanadhana

 _/\_ nah begini kan juelas biar ntar ga ada debat Arahat Bodhisatva lagi.......soal berdiskusi mengenai pengalaman pribadi.....ada saatnya kok Pak Hudoyo, teoritis juga penting untuk mengetahui apa sih sebenarnya yang telah dialami oleh Sang Buddha,apakah ini apakah itu meskipun kita belum menjadi Arahat...ibarat membaca diari orang lain. gitu Pak Hudoyo. Thanks  _/\_
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one's own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

morpheus

hehehehe... dialog klasik antara teori penting vs teori tidak penting...
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

hudoyo

#95
Quote from: nyanadhana on 25 April 2008, 10:55:55 AM
_/\_ .....ada saatnya kok Pak Hudoyo, teoritis juga penting untuk mengetahui apa sih sebenarnya yang telah dialami oleh Sang Buddha,apakah ini apakah itu meskipun kita belum menjadi Arahat...ibarat membaca diari orang lain. gitu Pak Hudoyo. Thanks  _/\_

iya deh, silakan saja ... :)  ... Cuma kalau mau berteori tentang batin seorang Buddha/arahat, kita perlu bertanya: sejauh mana 'diary' yang kita gunakan itu OTENTIK, benar? ... Sejauh mana kitab-kitab suci Mahayana & Vajrayana itu otentik berasal dari mulut Sang Buddha & para arahat siswa beliau? Sejauh mana kitab Tipitaka Pali itu otentik, semua sutta berasal dari mulut Sang Buddha & para arahat siswa beliau? ... Nah, tidak seorang pun tahu ... dan akhirnya terpulang pada keimanan kita masing-masing ... atau barangkali tidak perlu iman sama sekali? ;D

Di lain pihak perlu dicamkan peringatan Sang Buddha sendiri tentang hal-hal yang tidak seharusnya dipikir-pikir (acinteyya); ada empat hal seperti itu, antara lain adalah: hakikat Buddha. :) ... Sang Buddha menyatakan secara eksplisit, bahwa barang siapa memikir-mikir tentang hakikat Buddha ia bisa gila. :)

Salam,
hudoyo

nyanadhana

bahwa barang siapa memikir-mikir tentang hakikat Buddha ia bisa gila. :))

nanti bisa diquote agama lain pak,ntar kalo bincangin soal Tuhan dalam Buddhisme mereka bisa gila juga katanya.  ^-^,jadi ga boleh dipertanyakan.
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one's own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

hudoyo

Baguslah kalau umat agama lain bisa memahami kebenaran itu. ;D

Salam,
hudoyo

Hendra Susanto

Quote from: hudoyo on 25 April 2008, 08:28:26 AM
Quote from: Hendra Susanto on 24 April 2008, 06:56:31 PM
kadang gak kaget hanya "melihat" doank kadang kaget ;D
solusinya yg baik itu gmn ya?

Tidak ada solusi dan tidak perlu cari solusi. Itu bukan masalah, kok; nanti akan terbiasa dengan sendirinya.

Salam,
hudoyo
thank u pak...

Lily W

Quote from: tesla on 24 April 2008, 09:50:56 PM
Quote from: bond on 24 April 2008, 09:37:04 PM
Dalam suatu kesempatan berdiskusi dengan sahabat2 saya, muncul suatu pernyataan bahwa batin bisa di manage dalam kehidupan sehari-hari, bagaimana pandangan Pak Hudoyo mengenai pernyataan diatas yg di bold dalam realita kebenaran yg sebenarnya?Apakah benar batin bisa dimanage?
setahu saya memanage bathin itu adalah 'sadar, sadar, dan sadar...'

Apa definisi "sadar" itu?  :-?
Setau saya...memanage bathin itu adalah memanage akar LDM.

Quote
Quote
Dan yg kedua, apakah seorang arahat bisa memanage batinnya ?
IMO, arahat adalah orang yg bathinnya ter-manage sempurna. dg sadar sepenuhnya tanpa celah, LDM tidak muncul.
CMIIW

Arahat adalah terkikisnya semua akar LDM. Jadi...mau manage apa? 

_/\_ :lotus:
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

tesla

Quote from: Lily W on 26 April 2008, 10:26:53 AM
Quote from: tesla on 24 April 2008, 09:50:56 PM
Quote from: bond on 24 April 2008, 09:37:04 PM
Dalam suatu kesempatan berdiskusi dengan sahabat2 saya, muncul suatu pernyataan bahwa batin bisa di manage dalam kehidupan sehari-hari, bagaimana pandangan Pak Hudoyo mengenai pernyataan diatas yg di bold dalam realita kebenaran yg sebenarnya?Apakah benar batin bisa dimanage?
setahu saya memanage bathin itu adalah 'sadar, sadar, dan sadar...'

Apa definisi "sadar" itu?  :-?
Setau saya...memanage bathin itu adalah memanage akar LDM.

Quote
Quote
Dan yg kedua, apakah seorang arahat bisa memanage batinnya ?
IMO, arahat adalah orang yg bathinnya ter-manage sempurna. dg sadar sepenuhnya tanpa celah, LDM tidak muncul.
CMIIW

Arahat adalah terkikisnya semua akar LDM. Jadi...mau manage apa? 

_/\_ :lotus:
sadar yah sadar.
ketika ada LDM muncul, sadarin aja, dgn begitu reda sendiri.
memanage dg menekan malah menghasilkan LDM lain aja, seperti memberi bahan bakar berbeda.

benar jg yah. arahat sudah tidak ada LDM...
jd mau manage apa? ;D :hammer:
mungkin krn saya terkonsepsi pandangan saya sebelumnya,
bahwa arahat selalu sadar, makanya tidak ada LDM.
bukan sebaliknya, arahat tidak ada LDM, makanya selalu sadar.
:hammer: :hammer: :hammer: :P :P :P
ga tau juga ah... belum arahat
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Lily W

Tesla... :)

Cobalah praktek memanage akar LDM... ^:)^
Tesla kan udah tau ttg akusala citta & akusala cetasika... ;D

_/\_ :lotus:
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

williamhalim

Didalam proses memanage akar LDM (me-manage bathin) diperlukan kesadaran yg kuat. Simplenya, bagaimana mau menyadari kondisi batin sedang LDM / tidak, jika kesadaran kita lemah?

Karena diperlukan kesadaran yg kuat (sadar/eling), maka kesadaran kita perlu senantiasa dilatih agar tidak lemah.

Pikiran bersifat sangat halus. LDM yg 'kasar' sangat gampang terdeteksi. Ia muncul dalam bentuk2 yg kasat mata, seperti: kemarahan yg meledak2, ataupun keinginan lobha yg sangat kuat.

Namun, selanjutnya, semakin halus, semakin sulit untuk mendeteksi LDM ini, sehingga semakin kuat pula kesadaran yg diperlukan untuk dapat menyadarinya. Salah satu contoh ialah: kemelekatan kita pada ajaran yg kita sukai, misalnya ajaran Sang Buddha. Pikiran kemelekatan yg sangat halus, membuat kita membela mati2an ajaran tsb, sehingga menimbulkan penolakan jika ada yg mengkritiknya. Pada akhirnya, mengakibatkan kita lebih berkutat pada teori2 ketimbang praktik dhamma yg sesungguhnya, mengikis lobha dosa dan moha.

Satu hal lagi, selain mengandalkan sati, kita perlu senantiasa memupuk batin metta dan karuna, atau istilah awamnya: "membahagiakan orang lain". Menghadirkan batin cintakasih akan meringankan pekerjaan kita dalam mengikis LDM.

::

Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Hendra Susanto


ryu

Quote from: hudoyo on 25 April 2008, 10:09:36 AM
Quote from: ryu on 25 April 2008, 09:44:34 AM
QuoteApa lagi yang mau di-manage? Smiley ... Batin seorang arahat sudah DIAM untuk selamanya. ... Ingatlah peringatan Sang Buddha kepada Angulimala: "Angulimala, aku sudah lama berhenti. Engkaulah yang masih terus berlari. Apa yang kaucari? Berhentilah."

Bukankah itu hanya cerita saja dan maknanya ke arah mana?
Kadang seseorang bisa menafsirkan/mengaitkan dengan hal yang lain khan.

Apa maksudnya "hanya cerita"? ... Apakah berarti: tidak usah dimaknai secara serius, anggap saja sebagai entertainment, dsb dsb? ... :)

Bukankah banyak kebenaran-kebenaran tentang kesadaran transendental (lokuttara) jauh lebih kena dikomunikasikan dengan cerita & dongeng daripada dengan uraian intelektual?

Kalau Anda punya pemahaman lain terhadap cerita Angulimala, silakan tampilkan di forum ini. ... :)

Salam,
hudoyo

kalau saya sih belum sampai kesana pak pemahaman saya, belum berani untuk main tafsir2 dari sutta hehehe.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))