Kenapa selalu di lock untuk pembahasan seputar kanesten ???

Started by dipasena, 16 October 2012, 08:06:28 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Dante

Quote from: dato' tono on 20 October 2012, 08:29:48 PM
saya tau anda orang kris.ten dan klo tebakan saya tidak salah, anda adalah orang lama tp menggunakan id baru/clonning, karena anda sudah tau secara detail aturan di DC bahwa mengetik kata kris.ten menggunakan titik...

saya mengetahui ajaran kedua agama. bagaimana dengan rekan kris.ten yg ada di DC ?

Saya Bukan org lama,
Tapi saya tahu Aturan.
Sebelum masuk forum, saya buka2x dulu arsip lama forum yang bersangkutan.

Saya tdk Maksudkan untuk perorangan, Tapi secara umum.
Sebab itu Ada namanya studi comparative religion.
Saya sendiri tdk Berani berdebat, karna pengetahuan saya mengenai agama Budha Nol.

Kalau sdr. Dato mengetahui ajaran Kris.ten, bagus. Tapi sedalam apa. Apakah sampai Mengerti secara historis, mencari makna dr. Bhs asli, mengetahui semua aliran, perbedaan pemahaman dsb.

Saya tdk perpanjang posting lagi, Sebab hanya ini yg saya mau sampaikan.

Rgds
Dante

Afoe286

Quote from: siswahardy on 20 October 2012, 07:14:03 PM
sepertinya yg dimerahin pengertiannya tidak begitu deh bro
coba deh baca ke link ini: https://sites.google.com/site/dharmafarer2/an.guttaranikaaya
Apa yg bro dapat dari link tersebut?Saya tidak melihat hal yg berbeda spt yg saya sampaikan.Untuk jelasnya coba bandingkan dg Attakari Sutta:The Self-Doer,edisi PTS di Accestoinsight.org.Di situ Buddha dg jelas mengatakan:apabila ada inisiatif,di situ terlihat jelas makhluk inisiatif,inilah diri pelaku.Saya kira perkataan Buddha ttg diri pelaku ini tidak bertentangan dg anatta.Kenapa?Karena diri yg dimaksud ini hanyalah diri konvensional,yg seolah2 terlihat ada karena adanya inisiatif,dll spt yg terdapat dlm Sutta tsb,dan bersifat tidak permanen,selalu berubah sepanjang waktu.Justru hal ini sesuai dg konsep anatta(krn diri pelaku terus menerus muncul & lenyap sesuai pengkondisi),yaitu tidak ada sesuatu/jiwa/diri/roh yg tanpa pengkondisi.Semua hal itu adalah berpengkondisi.Dengan lenyapnya pengkondisi,lenyap pulalah hal2 tsb.
Khanti paramam tapo titikkha

oeda

Quote from: Afoe286 on 21 October 2012, 01:14:40 AM
Apa yg bro dapat dari link tersebut?Saya tidak melihat hal yg berbeda spt yg saya sampaikan.Untuk jelasnya coba bandingkan dg Attakari Sutta:The Self-Doer,edisi PTS di Accestoinsight.org.Di situ Buddha dg jelas mengatakan:apabila ada inisiatif,di situ terlihat jelas makhluk inisiatif,inilah diri pelaku.Saya kira perkataan Buddha ttg diri pelaku ini tidak bertentangan dg anatta.Kenapa?Karena diri yg dimaksud ini hanyalah diri konvensional,yg seolah2 terlihat ada karena adanya inisiatif,dll spt yg terdapat dlm Sutta tsb,dan bersifat tidak permanen,selalu berubah sepanjang waktu.Justru hal ini sesuai dg konsep anatta(krn diri pelaku terus menerus muncul & lenyap sesuai pengkondisi),yaitu tidak ada sesuatu/jiwa/diri/roh yg tanpa pengkondisi.Semua hal itu adalah berpengkondisi.Dengan lenyapnya pengkondisi,lenyap pulalah hal2 tsb.

benar bro... umat terjebak oleh kualitas dari ketidak/belum terbebasannya dari kemelekatan, ikatan kepada kewujudan diri yang terkondisiannya (cangkang kewujudan awam/duniawi).
hanya mengatakan dan melihat nilai kebenaran ajaran guru Buddha dan merasakannya tetapi melihat dengan saringan dari sisi realitas kualitas pengalaman sebatas mundane/carnal/duniawi/dualitas/keterkondisiannya/sebatas keawamannya saja. saat ini seperti itulah keadaan kualitas pencerahan pengetahuan kebenarannya, siapapun mereka, baik umat biasa maupun yang disebut rohaniawan.

semoga anda tidak terjebak dalam kefanatikan dalam kualitas keterkondisian umum yang seperti ini.
sehingga anda dapat menjelajah makna kebenaran dibalik konsep awam secara umum yang guru Buddha maksud untuk mencapai masuk dalam jalan pemenang arus (sotapanna, sakadagami, anagami dan arahat).

seperti ada ujaran guru Buddha dalam Dhammapada, 'mengapa tertawa, mengapa bergembira, sedangkan dunia ini selalu terbakar. bukankah kalian ingin mencari terang?'.
mereka yang dalam keterkondisian kualitas duniawi ini, sebenarnya mereka hanya bermain-main dan bersenang-senang dalam kekhyalan pikirannya, tidak yang sebenarnya. mereka hanya bersenang-senang dalam (kualitas duniawi) dirinya sendiri (saat kini), mereka tidak mau pindah, mereka tidak pernah berpindah kepantai seberang.

_/\_

oeda

Quote from: emulio on 20 October 2012, 06:46:24 PM
Sudah dijawab oleh Pak Dato.

Oeda, kalau kamu memang ke sini mau bertanya, sebaiknya kamu membaca dulu dasar Buddhisme, saya sarankan kamu download pdf Buddhism: Plain and Simple karya Steve Hagen.
http://www.ebooksdownloadfree.com/Languages-and-Culture/Buddhism-Plain-and-Simple-BI5594.html

Itu kalau kamu benar-benar mau belajar, bukan ngeyel terus-terusan kayak gini.
1000 post pun kalau kamu dasarnya gak niat belajar ya ga bakal paham.

memang steve hagen siapa?
sudah bodhisatva atau Buddha? atau sebatas teoritis pengetahuan?
layakkah kenyataan tersebut dapat diandalkan/dipercaya?

semoga mengerti.... makna tulisan saya.
silahkan baca reply #198 diatas.

CHANGE

 [at]  oeda
Apa anda berusaha menjelaskan keunggulan dan kebenaran dhamma, Dan tertarik mendalaminya ??

oeda

Quote from: CHANGE on 21 October 2012, 10:13:00 AM
[at]  oeda
Apa anda berusaha menjelaskan keunggulan dan kebenaran dhamma, Dan tertarik mendalaminya ??

loh kalau menurut kamu, apakah aku selama ini menulis menjelek-jelekan DHAMMA?
jika DHAMMA itu adalah realitas kebenaran mutlak. siapa yang dapat mengubah atau menjadikan buruk, jika kenyataannya adalah kualitas mutlak.
siapakah yang bergejolak kalau begitu jika kalian mengakui kualitas mutlak (perubahan apapun yang terjadi), DHAMMA atau diri kalian?
so, kualitasnya dari yang mana dan seperti apa sehingga terjadi gejolak? pengetahuan Dhammanya seperti apa, sehingga oleh batasan pengetahuan tersebut, keyakinan kalian seperti apa terhadap DHAMMA.
so, bagaimana sesungguhnya kesungguhan usaha kalian dalam DHAMMA, dan kualitas tekad kalian dalam DHAMMA.
bukankah guru Buddha pernah menyatakan,' mengapa tertawa, mengapa bergembira (tambahan catatan oeda : bangga dengan diri sendiri) sedangkan dunia ini selalu terbakar. bukankah kalian ingin mencari terang?'.
apakah kebenaran dapat diklaim hanya milik (kelompok) tertentu? tinggal diamnya dalam kebenaran dibatasi oleh makhluk (living being), atau kondisi dunia?
no. mereka yang mau masuk dengan sungguh-sungguh dan melepaskan atribut-atribut 'aku duniawi' dirinya yang dapat menyelami, masuk dan mengalami.  (menyangkal diri dengan segala keinginan-keinginannya (yang duniawi)).

klo demikian apakah kita tidak boleh berurusan dengan segala yang duniawi?
loh kita hidup di dunia ini, kita terlibat dengan segala yang duniawi. tetapi kita tidak melekatinya atau mengagungkannya. lihat apa yang guru Buddha ajarkan. membawa orientasi kehidupan kita memandang/menuju kearah mana.
kepada kualitas kekekalan keTUHANan.

semoga mengerti
_/\_

CHANGE

Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh orang lain. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh diri sendiri. Dhammapada syair 50

Jika kamu melihat Buddha Dhamma sebagai kebenaran sejati! Apakah engkau mengetahui apa arti Dari syair diatas. Coba Berikan contoh yang pantas say a teladani sesuai dengan kemampuan anda dalam mempraktekkan dhamma. Saya juga Akan terinspirasi oleh tindakanmu

oeda

Quote from: CHANGE on 21 October 2012, 10:57:55 AM
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh orang lain. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh diri sendiri. Dhammapada syair 50

Jika kamu melihat Buddha Dhamma sebagai kebenaran sejati! Apakah engkau mengetahui apa arti Dari syair diatas. Coba Berikan contoh yang pantas say a teladani sesuai dengan kemampuan anda dalam mempraktekkan dhamma. Saya juga Akan terinspirasi oleh tindakanmu

setelah anda membaca reply #201, anda menanggapinya.
bagaimana menurutmu nilai kebenaran dan motivasi tulisan saya?

emulio

Quote from: oeda on 21 October 2012, 09:39:26 AM
memang steve hagen siapa?
sudah bodhisatva atau Buddha? atau sebatas teoritis pengetahuan?
layakkah kenyataan tersebut dapat diandalkan/dipercaya?

semoga mengerti.... makna tulisan saya.
silahkan baca reply #198 diatas.

Kamu sudah lihat atau belum? Kalau belum melihat, ada baiknya jangan berspekulasi terlalu banyak.

Selain itu, kamu kan mau mengerti dasar buddhsme dan ada sudut pandang yang tidak kamu tahu dari buddhisme dibahas di sana, khususnya tentang dualitas dan non-dualitas.
Pernyataan kamu di reply #198 sudah ditanggapi di buku itu.

Dan kira-kira kalau kamu mau belajar tambah-tambahan, kamu belajar dari guru dahulu atau langsung belajar dari profesor? Sama saja karena tambah-tambahan itu dikuasai oleh sang guru.
Buddha's teachings summed in one word: Awareness.

CHANGE

Berarti anda memang kurang memahami esensi Buddha dhamma, tentu saya sudah membaca tulisan anda baru saya jawab. Sekali lagi saya tulis ulang apakah memang anda tertarik dengan Buddhism, kalo iya berarti kamu akan mengerti apa yang saya posting sebelumnya.

Dan sebenarnya syair inilah yang membuat saya tertarik Buddhism!

Buddhism yang membuat saya memtertawakan diri sendiri atas kebodohan diri sendiri dalam menghadapi kehidupan, karena dulu saya sering memtertawakan ajaran yang melakukan pembodohan terhadap orang lain yakni puas dengan jawaban bahwa kehidupan ini adalah rencana dan rahasia yang harus diterima, jadi tidak demikian dengan Buddhism dan yang membuat saya tertarik adalah syair Dhammapada.

Jadi saya mengerti postingan kamu, makanya saya ikut posting, semoga bisa memberikan inspirasi. Ingat satu jari menunjuk orang lain, berarti tiga jari menunjuk diri sendiri. Belajari Buddhism berarti belajar perenungan ke dalam.
_/\_

oeda

Quote from: CHANGE on 21 October 2012, 12:28:36 PM
Berarti anda memang kurang memahami esensi Buddha dhamma, tentu saya sudah membaca tulisan anda baru saya jawab. Sekali lagi saya tulis ulang apakah memang anda tertarik dengan Buddhism, kalo iya berarti kamu akan mengerti apa yang saya posting sebelumnya.

Dan sebenarnya syair inilah yang membuat saya tertarik Buddhism!

Buddhism yang membuat saya memtertawakan diri sendiri atas kebodohan diri sendiri dalam menghadapi kehidupan, karena dulu saya sering memtertawakan ajaran yang melakukan pembodohan terhadap orang lain yakni puas dengan jawaban bahwa kehidupan ini adalah rencana dan rahasia yang harus diterima, jadi tidak demikian dengan Buddhism dan yang membuat saya tertarik adalah syair Dhammapada.

Jadi saya mengerti postingan kamu, makanya saya ikut posting, semoga bisa memberikan inspirasi. Ingat satu jari menunjuk orang lain, berarti tiga jari menunjuk diri sendiri. Belajari Buddhism berarti belajar perenungan ke dalam.
_/\_

ok... klo gitu jawab dengan jujur..!!!

_/\_

CHANGE

Quote from: oeda on 21 October 2012, 12:31:39 PM
ok... klo gitu jawab dengan jujur..!!!

_/\_
Inilah kejujuran saya dan saya tidak bisa memaksa siapapun untuk berpola pikir seperti saya

Saya hanya sharing pendapat saja, dan yang sharing adalah Sesuatu yang bermanfaat bagi saya sendiri dan juga tidak merugikan anda dan sejujurnya tidak sedikitpun bermaksud membodohi anda.

oeda

Quote from: oeda on 21 October 2012, 11:11:24 AM
setelah anda membaca reply #201, anda menanggapinya.
bagaimana menurutmu nilai kebenaran dan motivasi tulisan saya?

klo begitu aku meminta pendapatmu dengan jujur....

_/\_

CHANGE

Seperti jawaban saya sebelumnya mengenai Dpd syair 50, saya memberikan syair tersebut untuk memberi tahu kepada anda bahwa tidak ada sesuatu yang bermanfaat untuk saya pelajari.

Jika sudah demikian, apakah saya dapat  inspirasi atas reply kamu, jawaban sederhana ' tidak ada', jika tidak ada maka tidak ada kebenaran yang dapat saya setujui
_/\_

siswahardy

Quote from: oeda on 21 October 2012, 09:33:30 AM
seperti ada ujaran guru Buddha dalam Dhammapada, 'mengapa tertawa, mengapa bergembira, sedangkan dunia ini selalu terbakar. bukankah kalian ingin mencari terang?'.
Quote from: oeda on 21 October 2012, 10:25:03 AM
so, bagaimana sesungguhnya kesungguhan usaha kalian dalam DHAMMA, dan kualitas tekad kalian dalam DHAMMA.
bukankah guru Buddha pernah menyatakan,' mengapa tertawa, mengapa bergembira (tambahan catatan oeda : bangga dengan diri sendiri) sedangkan dunia ini selalu terbakar. bukankah kalian ingin mencari terang?'.
apakah terang menurut ajaran lain? ngak setuju banyak gelapnya

Quote from: oeda on 21 October 2012, 09:33:30 AM
mereka yang dalam keterkondisian kualitas duniawi ini, sebenarnya mereka hanya bermain-main dan bersenang-senang dalam kekhyalan pikirannya, tidak yang sebenarnya. mereka hanya bersenang-senang dalam (kualitas duniawi) dirinya sendiri (saat kini), mereka tidak mau pindah, mereka tidak pernah berpindah kepantai seberang.
apakah pantai seberang=ajaran lain? ngawur nih

Quote from: oeda on 21 October 2012, 10:25:03 AM
klo demikian apakah kita tidak boleh berurusan dengan segala yang duniawi?
loh kita hidup di dunia ini, kita terlibat dengan segala yang duniawi. tetapi kita tidak melekatinya atau mengagungkannya. lihat apa yang guru Buddha ajarkan. membawa orientasi kehidupan kita memandang/menuju kearah mana.
kepada kualitas kekekalan keTUHANan.
apakah menuju kepada sang pencipta? Buddha tidak pernah mengajarkan adanya pencipta