Kenapa selalu di lock untuk pembahasan seputar kanesten ???

Started by dipasena, 16 October 2012, 08:06:28 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

siswahardy

Quote from: Afoe286 on 21 October 2012, 01:14:40 AM
Apa yg bro dapat dari link tersebut?Saya tidak melihat hal yg berbeda spt yg saya sampaikan.Untuk jelasnya coba bandingkan dg Attakari Sutta:The Self-Doer,edisi PTS di Accestoinsight.org.Di situ Buddha dg jelas mengatakan:apabila ada inisiatif,di situ terlihat jelas makhluk inisiatif,inilah diri pelaku.Saya kira perkataan Buddha ttg diri pelaku ini tidak bertentangan dg anatta.Kenapa?Karena diri yg dimaksud ini hanyalah diri konvensional,yg seolah2 terlihat ada karena adanya inisiatif,dll spt yg terdapat dlm Sutta tsb,dan bersifat tidak permanen,selalu berubah sepanjang waktu.Justru hal ini sesuai dg konsep anatta(krn diri pelaku terus menerus muncul & lenyap sesuai pengkondisi),yaitu tidak ada sesuatu/jiwa/diri/roh yg tanpa pengkondisi.Semua hal itu adalah berpengkondisi.Dengan lenyapnya pengkondisi,lenyap pulalah hal2 tsb.
kalau pengertiannya sbg diri konvensional, itu selaras dengan pemahaman saya

Afoe286

Quote from: siswahardy on 21 October 2012, 03:27:09 PM
kalau pengertiannya sbg diri konvensional, itu selaras dengan pemahaman saya
Baiklah bro,itu berarti kita sudah bisa menyamakan persepsi kita.Mengenai anatta,hal yg harus kita catat adalah kita tidak perlu mempermasalahkan apa itu diri,apa itu jiwa,apa itu roh.Yg perlu dicermati adalah apakah konsep ttg diri,jiwa & roh mengarah ke keabadian,tidak berubah maupun tidak bergantungan pada pengkondisi atau tidak.Bila iya,itu baru tidak sesuai dg ajaran Buddha. _/\_
Khanti paramam tapo titikkha

oeda

Quote from: CHANGE on 21 October 2012, 02:09:17 PM
Seperti jawaban saya sebelumnya mengenai Dpd syair 50, saya memberikan syair tersebut untuk memberi tahu kepada anda bahwa tidak ada sesuatu yang bermanfaat untuk saya pelajari.

Jika sudah demikian, apakah saya dapat  inspirasi atas reply kamu, jawaban sederhana ' tidak ada', jika tidak ada maka tidak ada kebenaran yang dapat saya setujui
_/\_

klo anda tidak mau bersikap jujur/terbuka (bahkan) terhadap dirimu sendiri. untuk apa aku memberi jawaban? bagaimana aku memberi jawaban.
apapun hasilnya adalah sama bagimu.

semoga menyadari.
_/\_

CHANGE

Quote from: oeda on 21 October 2012, 05:14:40 PM
klo anda tidak mau bersikap jujur/terbuka (bahkan) terhadap dirimu sendiri. untuk apa aku memberi jawaban? bagaimana aku memberi jawaban.
apapun hasilnya adalah sama bagimu.

semoga menyadari.
_/\_

Kenapa anda berprasangka buruk terhadap kejujuran saya, makanya saya dari awal ngomong bahwa saya tidak sekalipun terinspirasi dengan tulisan kamu, dan ditambah lagi dengan prasangka buruk sekarang.

Inikah yang akan jelaskan dalam tulisanmu seterusnya.

Sekali lagi saya harus mengatakan kenapa saya memposting syair dhammapada di atas, karna saya tahu kamu sama sekali mengetahui esensi BUddhism. Untuk menjadi inspirasi dan motivasi bagi forum Buddhis,maka yang pertama yang harus dilakukan adalah Ubah Diri Sendiri sebelum ubah orang lain

Saya tulis karena saya merasa kasihan terhadap anda bukan karna benci


Inilah salah satu dari Kumpulan Cerita Yang Paling Bagus (selamat membaca ^_^)


Seekor keledai menemukan sebuah kulit singa yang telah ditinggalkan oleh sang pemburu di dalam hutan. Dia kemudian memakai kulit singa itu dan menghibur dirinya dengan cara bersembuyi di semak-semak dan tiba-tiba meloncat keluar untuk menakut-nakuti binatang yang lewat di tempat itu. Semua binatang yang kebetulan lewat, menjadi takut dan lari dari tempat itu ketika melihat keledai yang mereka kira singa.

Keledai tersebut begitu senang melihat semua binatang lari menjauh darinya, seolah-olah dirinya adalah raja hutan, sehingga karena terlalu bangga dan senangnya, dia mulai mengaum dengan keras, tetapi bukanlah auman singa yang keluar dari mulutnya, melainkan cuma ringkikan keledai yang parau. Seekor rubah yang tadinya ikut lari bersama dengan binatang lainnya, menjadi terhenti ketika mendengar suara itu. Perlahan-lahan dia mendekati keledai itu dan menyadari bahwa yang menakut-nakuti seluruh binatang yang lewat di tempat itu hanyalah seekor keledai yang memakai kulit singa. Rubah itu kemudian berkata sambil tertawa:
"Jika kamu menutup mulutmu, mungkin saya akan berlari ketakutan juga. Tetapi kamu kamu malah mengaum dan mengeluarkan suara ringkikanmu yang parau."

oeda

Quote from: CHANGE on 21 October 2012, 05:58:27 PM
Kenapa anda berprasangka buruk terhadap kejujuran saya, makanya saya dari awal ngomong bahwa saya tidak sekalipun terinspirasi dengan tulisan kamu, dan ditambah lagi dengan prasangka buruk sekarang.

Inikah yang akan jelaskan dalam tulisanmu seterusnya.

Sekali lagi saya harus mengatakan kenapa saya memposting syair dhammapada di atas, karna saya tahu kamu sama sekali mengetahui esensi BUddhism. Untuk menjadi inspirasi dan motivasi bagi forum Buddhis,maka yang pertama yang harus dilakukan adalah Ubah Diri Sendiri sebelum ubah orang lain

Saya tulis karena saya merasa kasihan terhadap anda bukan karna benci


Inilah salah satu dari Kumpulan Cerita Yang Paling Bagus (selamat membaca ^_^)


Seekor keledai menemukan sebuah kulit singa yang telah ditinggalkan oleh sang pemburu di dalam hutan. Dia kemudian memakai kulit singa itu dan menghibur dirinya dengan cara bersembuyi di semak-semak dan tiba-tiba meloncat keluar untuk menakut-nakuti binatang yang lewat di tempat itu. Semua binatang yang kebetulan lewat, menjadi takut dan lari dari tempat itu ketika melihat keledai yang mereka kira singa.

Keledai tersebut begitu senang melihat semua binatang lari menjauh darinya, seolah-olah dirinya adalah raja hutan, sehingga karena terlalu bangga dan senangnya, dia mulai mengaum dengan keras, tetapi bukanlah auman singa yang keluar dari mulutnya, melainkan cuma ringkikan keledai yang parau. Seekor rubah yang tadinya ikut lari bersama dengan binatang lainnya, menjadi terhenti ketika mendengar suara itu. Perlahan-lahan dia mendekati keledai itu dan menyadari bahwa yang menakut-nakuti seluruh binatang yang lewat di tempat itu hanyalah seekor keledai yang memakai kulit singa. Rubah itu kemudian berkata sambil tertawa:
"Jika kamu menutup mulutmu, mungkin saya akan berlari ketakutan juga. Tetapi kamu kamu malah mengaum dan mengeluarkan suara ringkikanmu yang parau."

oh tidak berprasangka.....

jadi saya keledai dan anda rubah.
jangan-jangan bisa sebaliknya juga.... semakin mengaum, malah keluar ringkikan.

semoga menyadari, saya tidak berprasangka buruk, malah terbuka.
_/\_

CHANGE

Saya tidak berharap anda seperti keledai di atas cerita tersebut. Jadi inilah niat baik saya, jika anda tetap berprasangka buruk , maka itu adalah hak kamu

Inilah kejujuran saya melalui cerita yang sangat inspiratif, semoga bisa memotivasi kamu


oeda

anda tidak mau menjawab pertanyaan saya dengan jujur/terbuka, dalam proses dan setelah membaca tulisan saya.
anda menutup diri dengan menyangkali diri sendiri.

CHANGE

Quote from: oeda on 21 October 2012, 05:14:40 PM
klo anda tidak mau bersikap jujur/terbuka (bahkan) terhadap dirimu sendiri. untuk apa aku memberi jawaban? bagaimana aku memberi jawaban.
apapun hasilnya adalah sama bagimu.

semoga menyadari.

_/\_

Berarti saya tidak jujur ??? Berarti kamu tidak berprasangka dan telah membaca pikiran saya ???

oeda

Quote from: CHANGE on 21 October 2012, 06:06:40 PM
Berarti saya tidak jujur ??? Berarti kamu tidak berprasangka dan telah membaca pikiran saya ???

maybe yes, maybe no.

Quote from: oeda on 21 October 2012, 05:14:40 PM
klo anda tidak mau bersikap jujur/terbuka (bahkan) terhadap dirimu sendiri. untuk apa aku memberi jawaban? bagaimana aku memberi jawaban.
apapun hasilnya adalah sama bagimu.

semoga menyadari.
_/\_

oeda

contoh percakapan secara terbuka antara saya dengan sdri rice pada topik http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,9554.0/message,418021.html
coba klo belum apa-apa sudah ada kecurigaan, pertahanan dan penyangkalan diri, ketidak-jujuran,  usaha seperti apa aku sehingga dapat berdiskusi terbuka dan dapat memberi penjelasan timbal balik....

apapun hasilnya adalah sama.

semoga mengerti
_/\_

emulio

Quote from: oeda on 21 October 2012, 06:21:23 PM
contoh percakapan secara terbuka antara saya dengan sdri rice pada topik http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,9554.0/message,418021.html
coba klo belum apa-apa sudah ada kecurigaan, pertahanan dan penyangkalan diri, ketidak-jujuran,  usaha seperti apa aku sehingga dapat berdiskusi terbuka dan dapat memberi penjelasan timbal balik....

apapun hasilnya adalah sama.

semoga mengerti
_/\_

Oeda, saya urun rembuk sedikit.

Ajaran Buddha ringkas kok, intinya adalah sadar dan melihat sesuatu apa adanya.
Bila kamu sudah melihat, maka kamu akan mengerti dengan sendirinya.
Ini adalah realitas yang sama yang dilihat oleh para mystic dari berbagai agama.
Kamu juga bisa melakukannya.

Nibbana dan anatta adalah suatu konsep yang harus dialami sendiri agar mengerti. 
Bahasa adalah alat bantu yang tidak akan bisa menjelaskan konsep ini dengan akurat.
Sama bila kamu disuruh menjelaskan bagaiamana warna biru itu kepada orang yang buta warna,
bagaiamana kamu menjelaskannya warna biru itu?
At best, kamu hanya bisa memberikan deskripsi seadanya. Namun untuk mengalami biru itu, dia sendiri yang harus melihat.

Saya pribadi menyadari anatta ini benar adanya. Dan saya juga menyadari bahwa kita semua terhubung satu sama lain dalam satu kesatuan energi. Kesatuan itu bisa kamu sebut itu tuhan, infinite inteligence, higher self, atau juga hukum alam. Tapi label itu semua menjelaskan konsep yang sama.
Buddha's teachings summed in one word: Awareness.

oeda

terima kasih buat menjadikan diskusi yang terarah...

mana lagi penjelasan pandangan anggota yang lain..., khususnya pendapat aa danu.... nich...

oeda

xi..xi...xi... jadi ingat suasananya kayak debat di Cūḷasaccaka Sutta.
yang satu orang siapa, yang banyak orang siapa......

awas harus terbuka/jujur terhadap diri sendiri, jangan menyangkali diri sendiri loh diskusinya.

14. Pada saat itu sesosok makhluk bersenjatakan halilintar memegang sebuah halilintar besi yang terbakar, menyala dan berpijar, muncul di udara di atas Saccaka putera Nigaṇṭha, dengan berpikir: "Jika Saccaka putera Nigaṇṭha ini, ketika ditanya dengan pertanyaan yang sewajarnya oleh Sang Bhagavā sampai tiga kali, masih tidak menjawab, maka aku akan memecahkan kepalanya menjadi tujuh keping di sini dan saat ini."  Sang Bhagavā melihat makhluk bersenjatakan halilintar itu dan demikian pula dengan Saccaka putera Nigaṇṭha. Kemudian Saccaka putera Nigaṇṭha ketakutan, gelisah, dan ngeri. [232] Untuk mencari naungan, suaka, dan perlindungan dari Sang Bhagavā, ia berkata: "Tanyakanlah padaku, Guru Gotama, aku akan menjawab."

Indra

Quote from: oeda on 22 October 2012, 08:38:08 AM
xi..xi...xi... jadi ingat suasananya kayak debat di Cūḷasaccaka Sutta.
yang satu orang siapa, yang banyak orang siapa......

awas harus terbuka/jujur terhadap diri sendiri, jangan menyangkali diri sendiri loh diskusinya.

14. Pada saat itu sesosok makhluk bersenjatakan halilintar memegang sebuah halilintar besi yang terbakar, menyala dan berpijar, muncul di udara di atas Saccaka putera Nigaṇṭha, dengan berpikir: "Jika Saccaka putera Nigaṇṭha ini, ketika ditanya dengan pertanyaan yang sewajarnya oleh Sang Bhagavā sampai tiga kali, masih tidak menjawab, maka aku akan memecahkan kepalanya menjadi tujuh keping di sini dan saat ini."  Sang Bhagavā melihat makhluk bersenjatakan halilintar itu dan demikian pula dengan Saccaka putera Nigaṇṭha. Kemudian Saccaka putera Nigaṇṭha ketakutan, gelisah, dan ngeri. [232] Untuk mencari naungan, suaka, dan perlindungan dari Sang Bhagavā, ia berkata: "Tanyakanlah padaku, Guru Gotama, aku akan menjawab."

apakah hanya anda dan dua lainnya di forum ini yg memiliki kualitas menyedihkan spt ini atau semua kaum obat panu memang memiliki kualitas menyedihkan spt ini, i don't care. Tapi dari sutta yg begitu jelas menjelaskan anatta itu anda malah tertarik pada bagian yg tidak menjelaskan soal anatta. bacalah secara keseluruhan dan pahami apa yg dijelaskan oleh Sang Buddha dalam sutta itu. setting panggung tidak perlu diributkan.

kullatiro

#224
wa akan menceritakan sebuah cerita,
di sebuah gunung entah berantah ada sebuah lembah yang mempunyai danau yang ber air jernih hingga di permukaan danau itu terlihat dapat memantulkan langit dan semesta alam nya.

Suatu ketika datang seorang anak bermain main di tepi danau yang tenang dan jernih ini.

Sang anak sangat senang melihat ketenangan, kejernihan dan keindahan alam tersebut seakan akan abadi, dia dapat melihat ke dasar danau dan juga dapat melihat langit bagai mempunyai kembaran nya di permukaan air danau tesebut.

Kemudian di menepuk permukaan air danau di dekatnya dan melihat riak riak air akibat tepukan tangan nya menjauh dari nya akibatnya tepukan tangan nya kemudian riak air tersebut ada memantul  di dekat tepi air nya.

Sang anak menyadari apa yang terjadi ini adalah anicca, anatta dan paticasamupada.