Pertanyaan Mengenai Kelahiran Kembali

Started by Isaacus Newtonus, 02 October 2012, 09:24:25 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

FZ

Quote from: morpheus on 06 October 2012, 11:03:34 PM
reply owe dicuekin lagi ama om isaacus  :'( :'(
tenanglah om.. TS hanya bisa mereply pertanyaan yang bisa dijawab..
pertanyaan yang tidak bisa dijawab TIDAK MUNGKIN direply.. ;D

cukup gampang koq : dengan beralasan : terlalu banyak pertanyaan, jadi sorry kalau kelewatan ;D

siswahardy

Quote from: Isaacus Newtonus on 06 October 2012, 07:04:11 PM
"Dirahasiakan"? Kan sudah saya bilang, kalau mau tahu jawabannya, mari kita bahas di tempat lain. Di sini tidak boleh menjelaskan keyakinan agama lain, bukan?

anda ngak baca ini:

Quote from: siswahardy on 06 October 2012, 01:52:39 AM
"Nigrodha, sulit sekali bagi seseorang yang berpandangan lain, memiliki kepercayaan lain, memiliki keyakinan lain dan yang tanpa memiliki ajaran yang jelas serta cara pelaksanaannya, untuk mengerti ajaran dan cara saya mengajar para siswaku sehingga para siswa yang telah belajar itu mendapat kesenangan dan menyatakan bahwa mereka memiliki kemauan yang kuat sekali untuk melaksanakan kehidupan suci yang tertinggi. Nigrodha, sebaiknya kita membicarakan ajaranmu yang berkenaan dengan pelaksanaannya dalam kehidupan yaitu: 'Apa yang dicapai dan apa yang tidak dicapai dalam melaksanakan pertapaan dengan menyiksa diri.' "

siswahardy

Quote from: Isaacus Newtonus on 06 October 2012, 06:06:44 PM
Jika kita memeriksa kembali apa yang terjadi di Taman Eden, juga ada suatu 'sengketa'. Setan mengatakan kepada Hawa bahwa apabila ia memakan buah itu, ia akan menjadi "seperti Allah, tahu yang baik dan yang jahat". Dengan kata lain, Setan mengatakan bahwa manusia bisa menetukan mana yang benar dan yang salah, tanpa perlu bergantung kepada Allah. Apa yang akan Allah lakukan? Langsung melenyapkan mereka? Ingat peristiwa itu tidak hanya melibatkan mereka saja, melainkan juga disaksikan oleh malaikat-malaikat. Maka untuk membuktikan benar-tidaknya tuduhan Setan itu, Allah memberi waktu kepada Setan dan manusia yang menolak jalanNya.

mengapa all4h begitu bodohnya MENCIPTAKAN Hawa yg seharusnya sedari awal ia TAHU akan terbujuk iblis?
atau bahkan lebih bodoh lagi MENCIPTAKAN iblis yg di kemudian hari akan menentangnya?

Indra

Quote from: siswahardy on 06 October 2012, 11:32:13 PM
mengapa all4h begitu bodohnya MENCIPTAKAN Hawa yg seharusnya sedari awal ia TAHU akan terbujuk iblis?
atau bahkan lebih bodoh lagi MENCIPTAKAN iblis yg di kemudian hari akan menentangnya?

siapa bilang Iblis itu ciptaan all4h? kalau dipikir2, sepertinya Iblis lebih maha kuasa daripada all4h. terbukti Iblis berhasil mangalahkan all4h.

siswahardy

Quote from: Indra on 07 October 2012, 12:00:29 AM
siapa bilang Iblis itu ciptaan all4h? kalau dipikir2, sepertinya Iblis lebih maha kuasa daripada all4h. terbukti Iblis berhasil mangalahkan all4h.

kalau begitu iblis memang lebih pintar dari yg maha2an, bro

antidote

 :-t :-t :-t :outoftopic:
mari kita kembali ke topik, dan mendinginkan hati yang telah panas.
ingat sila ke 4 -musavada

1. Bagaimana mungkin seseorang bisa berubah menjadi baik, jika ia tidak tahu kesalahan apa yang ia lakukan di kehidupan sebelumnya?
berikut merupakan sepenggal kalimat dari "san zi jing"
人之初,性本善。性相近,习相远
yg artinya kira2 sebagai berikut,
人初生之时,本性都是善艮的。善良的本性彼此都很接近,后来因为生活和学习环境的不同,差异越来越大。(失之毫厘,差以千里)
manusia ketika lahir, memiliki sifat yang baik, sifat baik yang saling berdekatan. kemudian karena lingkungan hidup dan lingkungan belajar yang berbeda-beda, maka makin lama makin jauh perbedaan masing2 orang
note: san zi jing bukan merupakan literatur Buddhism .


2. Jika si A mati dan ia dilahirkan kembali menjadi si B, sedangkan si B tidak punya kenangan tentang si A, maka dapatkah dikatakan si B = si A? Bukankah ini berarti si B adalah orang yang sama sekali lain?
dalam Buddhisme, yg diakui adalah Tumimbal lahir bukan Reinkarnasi
Quote from: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 30 November 2008, 08:05:44 PM
Tumimbal lahir -> Buddhis
Reinkarnasi -> Hindu

Reinkarnasi berarti ada "sesuatu" yang lahir kembali, entah itu roh, jiwa, atman, atta.

Tumimbal lahir berarti karena ada sebab akibat maka ada makhluk lama mati menimbulkan makhluk baru. Makhluk baru bukan kelanjutan roh, jiwa, atman atau atta dari makhluk lama, melainkan makhluk lama mati dan menyebabkan lahirnya makhluk baru. Tetapi bukan berarti tidak ada hubungan, ada hubungan kualitas-kualitas makhluk baru yang ditentukan oleh sebab yang dilakukan oleh makhluk lama, dalam hal ini karma.

Quote from: Isaacus Newtonus on 02 October 2012, 09:47:43 PM
Thanks bro Adi Lim.

Dari mana bro tahu bahwa mereka menjadi lebih baik? Bisa saja kan di kehidupan sebelumnya mereka ternyata lebih baik, namun dalam kehidupan sekarang hanya menjadi baik (artinya, ada penurunan kualitas)?


1. Mengenai hal ini, saya pernah membaca argumentasi seperti ini:
"Mengapa tampaknya Anda mengenal sebuah rumah atau kota, padahal sebelumnya Anda belum pernah berada di sana? Apakah karena dalam kehidupan yang terdahulu Anda pernah tinggal di sana? Banyak rumah dibangun menurut desain yang serupa. Perabot di kota-kota yang berjauhan mungkin dibuat berdasarkan pola yang sama. Dan, bukankah pemandangan di beberapa tempat yang sangat berjauhan kelihatannya sangat mirip? Jadi, tanpa mempercayai reinkarnasi (atau kelahiran kembali), perasaan pernah mengenal dapat dimengerti."

2. Jika memang itu -- kelahiran kembali -- yang terjadi pada setiap orang, mengapa tidak setiap orang pernah mengingat kehidupan lampau?

Terima kasih atas tanggapannya bro.
Dapat mengingat kehidupan lampau merupakan salah satu ABHINNA ( Kemampuan batin ) .
Abhinna merupakan hasil dari meditasi, tetapi mendapatkan Abhinna bukan merupakan tujuan dalam meditasi.


ya, inilah jawaban saya semampunya, semoga dapat memuaskan saudara Isaacus Newtonus
NOW

sl99

Quote from: Isaacus Newtonus on 06 October 2012, 05:30:53 PM
Thanks bro Emolio. (Boleh cerita sedikit ya)

Saya mencoba belajar banyak hal dalam hidup ini. Saya mencoba memahami apa makna hidup ini, apa yang kita cari, apa yang paling berarti dalam hidup. Prinsip hidup saya adalah "Kemurnian, kesederhanaan, kasih, kerendahan hati" (Kayak semboyan Prancis aja..hehehe). Sekalipun orang-orang lain dengan tulus berupaya mendorong saya untuk meningkatkan karir (mungkin agar mendapatkan posisi dan gaji yang lebih baik), namun saya mencoba menolak dengan sopan. Saya memahami, bahwa yang paling berarti bukanlah hal-hal itu. Yang membuat kita bernilai bukan bagaimana 'sampul' kita, melainkan bagaimana 'isi' kita. Cangkir tidak merubah rasa kopi. Tentu saja saya membutuhkan uang, tetapi uang hanya untuk hidup, bukan hidup hanya untuk uang. (Sebagian umat Buddhis mungkin berprinsip seperti saya juga)

Namun kehidupan tetaplah tidak memiliki arti jika kehidupan manusia tidak ada bedanya dengan hewan. Kita lahir, hewan juga lahir. Kita bertumbuh besar, hewan juga bertumbuh besar. Kita berkeluarga, hewan juga bekeluarga. Kita membangun sesuatu, hewan juga membangun sesuatu. Kita tua, hewan juga tua. Kita mati, hewan juga mati. Jadi apa istimewanya manusia?

Saya mencoba merenungkan alam semesta. Saya melihat -- sebagai contoh sederhana -- bagaimana pohon sawit bisa menghasilkan minyak. Ini luar biasa! Mengapa para ahli tidak bisa melakukan hal yang sama? Mengapa upaya yang disengaja saja tidak bisa? Akhirnya saya berkesimpulan "Pastilah ada yang merancang semua ini".

Singkatnya, saya 'melihat' adanya Tuhan. Dan semakin saya pelajari, saya menyadari bahwa Tuhan ini sangat pengasih; Ia membuat kita bisa menikmati musik, Ia membuat kita bisa menikmati pemandangan alam, dll; hal-hal yang tidak bisa dilakukan oleh hewan. Bahkan sekalipun -- mungkin -- ada tindakanNya yang tidak kita mengerti, ini tidak menghilangkan kenyataan bahwa Ia pengasih.

Karena menyadari kasih dan kebaikanNya, maka sudah sewajarnya saya 'berterima kasih dan menghormati' (baca: menyembah) Dia. Saya sendiri tidak terlalu memusingkan masalah surga. Bagi saya, upah karena melayani, bukan melayani karena upah.

Singkatnya seperti itu.

Mungkin cara pandang saya terhadap penyembahan berbeda dengan cara pandang bro.

(Bukan bermaksud lain. Hanya ingin sharing pandangan saja)

Menurut saya, tuhan itu seharusnya lebih pinter, menurut saya, tuhan menciptakan alam semesta seperti sebuah permainan.
Permainan tersebut sudah berlangsung sangat lama sekali, sehingga hanya tuhan yang tahu kapan permainan itu dimulai.
Permainan itu punya aturan-aturan, hukum-hukum, dimana ada aturan-aturan/hukum-hukum yang membuat para pemainnya
terjebak didalam permainan tersebut.
Ada juga hukum-hukum/aturan yang bisa membuat para pemainnya keluar dari permainan tersebut.

Umumnya para pemain sudah terlalu dalam terjerat dalam aturan-aturan yg mengikat mereka untuk terus bermain.
Tapi ada juga yg berhasil "menemukan" pasal-pasal aturan yang bisa membuat mereka keluar dari permainan itu.

Jadi... menurut saya, tuhan tidak kurang kerjaan untuk selalu mengawasi permainan yg diciptakannya.
Tuhan sudah seharusnya cukup pintar untuk membuat sebuah permainan yang bisa berjalan sendiri tanpa campur tangannya.
Vaya dhamma sankhara, appamadena sampadetha

Isaacus Newtonus

#622
Thanks bro.

Quote from: emulio on 06 October 2012, 09:57:54 PM
Argumen di postingan terakhir saya tentang kemustahilan teori Intelligent design itu memang tidak akan bisa dijawab creationist manapun.

Lho, justru tuduhan dini tentang kegagalan Intelign Design itu yang salah. Saya sudah bahas ini dengan salah satu member di reply 494.

Sebelumnya bro Kainyn menulis:

"Apakah di sini semuanya teratur sesuai rancangan entitas tersebut, atau biasa disebut 'Intelligent Design'? Jika anda belajar evolusi, maka akan melihat jika semua makhluk ini ada perancangnya, maka perancang tersebut adalah sesosok teknisi gagal-total. Misalnya mulai dari retina yang terletak di belakang mata (sehingga gambaran cahaya yang masuk menjadi bias), usus buntu yang tanpa fungsi dan potensi masalah, sampai ke tulang ekor yang entah untuk apa. Jika anda penganut ID, maka anda akan menemukan masalah 'mengapa' sang perancang begitu teledor dalam membuat ciptaan. Namun jika anda kembali pada konsep evolusi, semua akan jelas dengan sendirinya."

Lalu saya jawab:

"Kelihatannya bro keliru. Dulu para ahli memang menganggap usus buntu tidak ada fungsi. Tetapi sekarang sudah diketahui fungsinya. Seorang profesor, yaitu Profesor Behe mengatakan bahwa usus buntu berfungsi untuk sistem kekebalan tubuh.

Tidak mengetahui fungsi sesuatu, tidak berarti bahwa sesuatu itu tidak berfungsi. Tidak pernah melihat sesuatu, bukan berarti sesuatu itu tidak ada.

Sekali lagi, ini membuktikan betapa terbatasnya pengetahuan manusia. Kita --manusia -- sering terburu-buru menyimpulkan sesuatu, padahal yang kita ketahui masih-lah sangat sedikit tentang kehidupan dan alam semesta ini.

Kita berkata, "Saya tahu segalanya!". Alam berkata, "Anda tidak tahu apa-apa".


Jadi, apa lagi masalahnya?


QuoteYang 42 spesies bla bla hewan masuk bahtera Nuh itu salah

Yang bahtera Nuh sudah deal kalau itu dongeng karena kamu tidak bantah lagi dengan jawaban terakhir saya.

Lho, kan sudah saya jawab. Coba bro periksa lagi di FK di tread Delusi yang bro buat itu, di halaman 10. (Kayaknya bro kurang memperhatikan nih). Ini jawaban saya:

"Mengingat hal ini, beberapa peneliti telah mengatakan bahwa, seandainya hanya ada 43 'jenis' mamalia, 74 'jenis' burung, dan 10 'jenis' reptilia di dalam bahtera, mereka sudah dapat menghasilkan beragam spesies yang dikenal dewasa ini. Ada yang lebih liberal lagi dengan memperkirakan bahwa hanya diperlukan 72 'jenis' hewan berkaki empat dan kurang dari 200 'jenis' burung. Keanekaragaman fauna yang dikenal dewasa ini dapat dihasilkan dari perkawinan dengan sesama 'jenis' yang sangat sedikit jumlahnya setelah Air Bah; hal itu dibuktikan dengan keragaman manusia yang tidak ada habisnya—pendek, tinggi, gemuk, kurus, dengan tak terhitung banyaknya variasi warna rambut, mata, dan kulit—yang semuanya berasal dari satu keluarga Nuh.

Perkiraan ini mungkin tampak terlalu sedikit bagi beberapa orang, khususnya karena sumber-sumber seperti The Encyclopedia Americana menunjukkan bahwa ada lebih dari 1.300.000 spesies binatang. (1977, Jil. 1, hlm. 859-873) Akan tetapi, lebih dari 60 persennya adalah serangga. Jika angka-angka tersebut dipilah-pilah lagi, dari 24.000 amfibi, reptilia, burung, dan mamalia, 10.000 adalah burung, 9.000 adalah reptilia dan amfibi, yang banyak di antaranya dapat hidup di luar bahtera, dan hanya ada 5.000 mamalia, termasuk ikan paus dan lumba-lumba, yang juga dapat hidup di luar bahtera. Para peneliti lainnya memperkirakan bahwa hanya ada sekitar 290 spesies mamalia darat yang lebih besar daripada domba dan sekitar 1.360 yang lebih kecil daripada tikus. (The Deluge Story in Stone, karya B. C. Nelson, 1949, hlm. 156; The Flood in the Light of the Bible, Geology, and Archaeology, karya A. M. Rehwinkel, 1957, hlm. 69) Jadi, sekalipun perkiraan-perkiraan didasarkan atas angka yang telah berkembang tersebut, bahtera itu masih dapat dengan mudah menampung sepasang dari segala binatang."


Perhatikan bahwa "43 'jenis' mamalia, 74 'jenis' burung, dan 10 'jenis' reptilia" itu adalah kesimpulan "beberapa ahli". Jadi bukan karangan Watchtower. Bahkan sekalipun ada 1.300.000 spesies, tetap saja itu masih muat (perhatikan yang saya bold).

Jadi apa lagi masalahnya bro?


Quote-Yang disunat hari kedelapan itu ada signifikasi sama kesehatan juga salah.

Yang sunat.
Begini, setiap orang memiliki jam biologis dan waktu tumbuh kembang sendiri. Para peneliti sangat mustahil menentukan kapan tepatnya dia harus begini dia harus begitu, apalagi sampai presisi hari. 8 hari itu dipas-paskan saja entah karena peneliti itu K atau mendapat intervensi dari otoritas K.
Makanya saya sudah bilang lihat jangan dari apologetika saja. Lihat balasan dari apologetika tersebut.

Siapa yang mengatakan tujuan sunat berhubungan dengan kesehatan? Sebagai mantan K masakan bro tidak tahu tujuan sunat bagi orang Israel?

Saya tidak membahas tujuan sunat, melainkan mengapa di sunat pada hari ke delapan, mengapa tidak di hari lain. Baru di jaman modern ini kita tahu alasannya. Pada hari ke delapan vitamin K sebagai unsur pembeku darah memiliki kadar yang cukup. Unsur pembeku penting lain, yakni protrombin, tampaknya lebih tinggi kadarnya pada hari kedelapan ketimbang pada waktu lain sepanjang kehidupan seorang anak. Berdasarkan bukti ini, seorang pakar bernama Dr. S.I. McMillen menyimpulkan, "Hari yang paling baik untuk melakukan sunat adalah hari kedelapan." Jika kitab suci K itu berasal dari manusia, darimana manusia yang hidup 3500 tahun yang lalu mengetahui tentang mengapa hari ke delapan ini? Kan itu dulu yang kita bahas.

Jadi keberatan-keberatan bro tentang bahtera dan sunat, gugur.

antidote

Quote from: Isaacus Newtonus on 02 October 2012, 11:15:23 PM
Thanks bro Alucard.

Bagaimana cara bro mengetahui seperti apa yang dimaksud perbuatan sempurna (atau pencerahan) itu? Bagaimana menentukan ukurannya? Katakanlah di dalam kehidupan sebelumnya seseorang berbuat baik kepada sesama. Namun ia tidak tahu bahwa (misal) memetik padi itu ternyata sudah suatu kejahatan. Bagaimana di kehidupan selanjutnya ia bisa merubah hal ini, jika di kehidupan selanjutnya ia tidak tahu bahwa memetik padi itu ternyata salah?

Singkatnya, bagaimana cara menentukan ukuran kesempurnaan itu? Dengan jalan berbuat baik dan menghilangkan hawa nafsu? Namun bagaimana jika memetik padi (atau tumbuhan lain) juga ternyata sudah suatu kejahatan?

Berdasarkan penjelasan bro, maka hanya ada satu kemungkinan: Orang tidak akan pernah mencapai kesempurnaan (hanya terus-menerus mengulang kehidupan, karena tidak tahu seperti apa ukuran kesempurnaan/pencerahan itu).

Silakan ditanggapi bro.
Misi murid sang Buddha adalah untuk melenyapkan penderitaan, , makanya belajar dari Guru Buddha, yang merupakan guru para dewa dan manusia, Guru paling top deh. karena Dia telah berhasil menemukan formula supaya tidak terus berputar-putar dalam samsara
kutipan dari wikipedia http://id.wikipedia.org/wiki/Empat_tingkat_pencerahan
QuoteManusia biasa

Seorang manusia biasa, atau disebut juga puthujjana (dalam bahasa Pali) (Sanskerta:pṛthagjana) yang terperangkap di dalam Samsara yang tiada henti. Kebajikan atau kejahatan yang dipengaruhi oleh keinginan dan keengganannya, seorang manusia biasa terlahir pada tingkat tinggi atau rendah sebagai mahluk hidup (surga ataupun neraka) sesuai dengan tindakan mereka. Karena manusia ini mempunyai kendali yang sedikit sekali atas pikiran dan kebiasaan mereka, takdir mereka tidak dapat diketahui dan menjadi pokok akan penderitaan yang mendalam. Seorang manusia biasa yang tidak pernah melihat dan mengalami kebenaran sejati akan Dhamma, dan oleh karenanya tidak mempunyai cara untuk menemukan pengakhiran dari keadaan akhirnya.
nah, supaya tidak terperangkap, maka harus melenyapkan seluruh belenggu
QuoteArahat

Tingkat keempat adalah Arahat, seorang manusia yang telah tercerahkan sepenuhnya, yang telah meninggalkan seluruh belenggu, dan pada saat meninggal (Sanskrit: Parinirvāṇa ; Pāli: Parinibbāna) tidak akan terlahirkan kembali di dunia manapun, dan telah meninggalkan Saṃsāra sepenuhnya.
nah, kalau telah berhasil tidak berputar-putar dalam samsara, itu baru namanya SEMPURA...

inilah pendapat saya, mohon koreksi nya bila ada kesalahan , maklum ilmu juga masih kulit2 nya aja.
NOW

siswahardy

Quote from: Isaacus Newtonus on 07 October 2012, 12:38:00 AM
"Mengingat hal ini, beberapa peneliti telah mengatakan bahwa, seandainya hanya ada 43 'jenis' mamalia, 74 'jenis' burung, dan 10 'jenis' reptilia di dalam bahtera, mereka sudah dapat menghasilkan beragam spesies yang dikenal dewasa ini. Ada yang lebih liberal lagi dengan memperkirakan bahwa hanya diperlukan 72 'jenis' hewan berkaki empat dan kurang dari 200 'jenis' burung. Keanekaragaman fauna yang dikenal dewasa ini dapat dihasilkan dari perkawinan dengan sesama 'jenis' yang sangat sedikit jumlahnya setelah Air Bah; hal itu dibuktikan dengan keragaman manusia yang tidak ada habisnya—pendek, tinggi, gemuk, kurus, dengan tak terhitung banyaknya variasi warna rambut, mata, dan kulit—yang semuanya berasal dari satu keluarga Nuh.

ada buktinya kalau keragaman DNA manusia dimungkinkan hanya berasal dari satu keluarga Nuh?

Isaacus Newtonus

Quote from: emulio on 06 October 2012, 09:57:54 PM
3. Saya ganti. Yang ini belum ada jawabannya. Bagaimana Hawa bisa digoda oleh si ular tanpa pengetahuan yang baik dan jahat? Bagaimana bisa si ular menggoda orang yang tidak punya kompas baik dan jahat? Sudah jelas si Hawa sempat berdebat dengan si ular, jadi tentu pada saat itu si Hawa sudah tahu mana yang salah (tidak patuh) dan benar (patuh) SEBELUM makan buah itu.

Kalau memang sudah ada "rasionalisasi" dari para creationist, tolong berikan rujukannya saja.

Lho bro, bukannya ini juga sudah pernah kita bahas di FK? (Cepat lupa nih si bro)

Saya salin lagi:

"Seorang pencipta pisau, sewaktu ia menciptakan pisau, ia menciptakan dengan tujuan untuk kebaikan, untuk memudahkan pekerjaan manusia. Namun ia tahu, bahwa pisau itu berpotensi disalahgunakan. Maka ketika ada seseorang menggunakan pisau untuk membunuh, pantaskan si pencipta pisau yang dipersalahkan? Tidak, sebab tujuan ia menciptakan bukan untuk membunuh, sekalipun ia tahu ada potensi ke arah itu. Namun jika senadainya semua orang menggunakan pisau dengan benar, maka tidak ada pembunuhan.

Maka begitu juga, pengetahuan tentang yang salah (atau yang jahat) itu diberikan, agar manusia dapat menghindarinya, sekalipun tentu saja ada potensi manusia malah mengaktualkannya. Namun senadainya manusia menggunakan pengetahuan yang jahat itu dengan benar (yaitu agar dapat dihindari), maka tidak akan ada kejahatan. Jadi jika ada yang menggunakan pengetahuan tentang yang jahat itu secara salah (yaitu dengan diaktualkan), maka salah siapa? Apakah salah yang memberikan? Tidak, karena tujuan itu diberikan bukan untuk diaktualkan, melainkan untuk dihindari."


Dalam hal ini, pengetahuan tentang yang salah itu adalah: "Saya tahu bahwa memakan buah itu adalah salah".

siswahardy

Quote from: siswahardy on 07 October 2012, 12:48:11 AM
ada buktinya kalau keragaman DNA manusia dimungkinkan hanya berasal dari satu keluarga Nuh?
sptnya lebih memungkinkan yg ini:

10.Vasettha, terdapat suatu saat, cepat atau lambat, setelah suatu masa yang lama sekali, ketika dunia ini hancur. Dan bilamana hal ini terjadi, umumnya mahluk-mahluk terlahir kembali di Abbassara (Alam Cahaya); di sana mereka hidup dari ciptaan batin (mano maya), diliputi kegiuran, memiliki tubuh yang bercahaya, melayang-layang di angkasa, hidup dalam kemegahan. Mereka hidup secara demikian dalam masa yang lama sekali.Vasettha, terdapat juga suatu saat, cepat atau lambat, setelah selang suatu masa yang lama sekali, ketika dunia ini mulai terbentuk kembali. Dan ketika hal ini terjadi, mahluk­-mahluk yang mati di Abhassara (Alam Cahaya), biasanya terlahir kembali di sini sebagai manusia. Mereka hidup dari ciptaan batin (mano maya), diliputi kegiuran, memiliki tubuh yang bercahaya, melayang-layang di angkasa, hidup dalam kemegahan. Mereka hidup secara demikian dalam masa yang lama sekali.

siswahardy

[at] Newton

gimana bro, rasa ingin tahu anda tentang Buddhisme demikian besar, tapi koq tidak thd agama yg jelas2 anda anut?
apakah anda menerapkan standard ganda, bro? atau ada maksud lain?

Isaacus Newtonus

Quote from: emulio on 06 October 2012, 10:40:16 PM
Isaac, saya lupa berikan logical fallacies kamu dalam ilustrasi ini.

Dan sebenarnya juga ilutrasi ini secara keseluruhan tetap tidak menjawab kontradiksi maha baik tapi ada bencana alam dan sakit penyakit. Ingat, kita bicara tuhan semesta alam, yang seharusnya maha bijaksana dan maha bisa.

Menurut bro mengapa bencana alam seperti banjir bisa terjadi? Mengapa penyakit seperti AIDS bisa muncul? Apakah ini berasal dari Allah, atau karena manusia? Juga -- karena bro mempertanyakan ajaran dalam Alkitab --, apakah menurut bro di Alkitab tidak dijelaskan oknum lain yang memiliki kuasa atas alam? Apakah bro tidak pernah baca bahwa Setan sanggup menciptakan badai sehingga membunuh anak-anak Ayub? Apakah bro tidak pernah baca di Alkitab bahwa Setan -- sementara ini -- adalah penguasa dunia?

Lalu mengapa Allah biarkan? Ya itu tadi, seperti jawaban saya sebelumnya.




Quote from: emulio on 06 October 2012, 10:40:16 PM
Jadi begini:
Guru di sini adalah Tuhan menurut kamu
Setan adalah murid kritis
manusia adalah murid polos
Malaikat adalah murid-murid lain yang sedang-sedang saja

Salah. Setan dan manusia yang menolak Allah (dalam kasus Eden, Adam dan Hawa) adalah anak yang menentang.


Quote from: emulio on 06 October 2012, 10:40:16 PM
Tolong hubungkan:
Apa yang kira-kira akan diprotes si murid kritis?

Lho bukankah sudah jelas? Bahwa si murid menganggap Guru tidak cakap mengajar. Bahwa si murid dapat mengerjakan sendiri soal tanpa mengikuti ajaran Guru.

Persamaannya: Setan dan manusia (Adam dan Hawa) -- dengan memakan buah itu -- menganggap Allah tidak berhak memberi aturan. Bahwa Setan dan manusia yang memberontak bisa menentukan sendiri mana yang benar dan mana yang salah (menentukan sendiri standarnya), tanpa perlu melibatkan Allah.


Quote from: emulio on 06 October 2012, 10:40:16 PM
Cerita berlanjut, si murid kritis membujuk si murid polos untuk membangkang gurunya.
Dan bila merujuk dengan ilutrasi kamu, karena si manusia itu masih sangat polos (ibarat anak batita) karena belum adanya Pengetahuan yang Baik dan Jahat, apakah adil ikut menghukumnya?

Sudah saya jelaskan di post sebelumnya.


Quote from: emulio on 06 October 2012, 10:40:16 PM
Lalu, seorang guru yang baik seharusnya menjelaskan, khususnya kepada anak yang masih polos itu, dan bukannya malah memberikan waktu (?) dengan HUKUMAN DIUSIR dari kelas alias Taman Eden!
Kalau begitu, mungkin memang si guru salah ya :whistle:

Bro salah tangkap. 'Hukum diusir dari kelas' itu nanti di Armagedon, ketika Allah menghukum Setan dan manusia yang memberontak.


Quote from: emulio on 06 October 2012, 10:40:16 PM
Juga, sepertinya sih Tuhan gak kasih manfaat apa-apa dari cerita guru-murid di atas selain bilang begini:
"Anak-anak, jangan ambil apel bapak ya. Awas kalau diambil, nanti Bapak hukum!
Bapak kan sayang kalian. Bapak taruh apel ini di sana untuk menguji kalian, khususnya murid Bapak yang masih polos ini".


Jelas ada manfaatnya. Dengan memberi waktu/kesempatan kepada manusia yang memberontak, maka akan terbukti, apakah dengan melepaskan diri dari Allah kehidupan manusia memang menjadi bertambah baik, atau sebaliknya?

Jadi ada pelajaran yang sangat berharga, bahwa betapa kita selalu membutuhkan bimbingan Allah di setiap langkah kehidupan kita.

Isaacus Newtonus

Quote from: siswahardy on 07 October 2012, 01:18:12 AM
[at] Newton

gimana bro, rasa ingin tahu anda tentang Buddhisme demikian besar, tapi koq tidak thd agama yg jelas2 anda anut?
apakah anda menerapkan standard ganda, bro? atau ada maksud lain?

Yang saya bold itu maksudnya gimana bro?