Pertanyaan Mengenai Kelahiran Kembali

Started by Isaacus Newtonus, 02 October 2012, 09:24:25 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Isaacus Newtonus

#570
Quote from: emulio on 06 October 2012, 03:42:53 PM
Semoga Isaac bisa melihat big picture dari hidup ini, bukan hanya tentang sembah-sembahan dan surga-neraka.

Thanks bro Emolio. (Boleh cerita sedikit ya)

Saya mencoba belajar banyak hal dalam hidup ini. Saya mencoba memahami apa makna hidup ini, apa yang kita cari, apa yang paling berarti dalam hidup. Prinsip hidup saya adalah "Kemurnian, kesederhanaan, kasih, kerendahan hati" (Kayak semboyan Prancis aja..hehehe). Sekalipun orang-orang lain dengan tulus berupaya mendorong saya untuk meningkatkan karir (mungkin agar mendapatkan posisi dan gaji yang lebih baik), namun saya mencoba menolak dengan sopan. Saya memahami, bahwa yang paling berarti bukanlah hal-hal itu. Yang membuat kita bernilai bukan bagaimana 'sampul' kita, melainkan bagaimana 'isi' kita. Cangkir tidak merubah rasa kopi. Tentu saja saya membutuhkan uang, tetapi uang hanya untuk hidup, bukan hidup hanya untuk uang. (Sebagian umat Buddhis mungkin berprinsip seperti saya juga)

Namun kehidupan tetaplah tidak memiliki arti jika kehidupan manusia tidak ada bedanya dengan hewan. Kita lahir, hewan juga lahir. Kita bertumbuh besar, hewan juga bertumbuh besar. Kita berkeluarga, hewan juga bekeluarga. Kita membangun sesuatu, hewan juga membangun sesuatu. Kita tua, hewan juga tua. Kita mati, hewan juga mati. Jadi apa istimewanya manusia?

Saya mencoba merenungkan alam semesta. Saya melihat -- sebagai contoh sederhana -- bagaimana pohon sawit bisa menghasilkan minyak. Ini luar biasa! Mengapa para ahli tidak bisa melakukan hal yang sama? Mengapa upaya yang disengaja saja tidak bisa? Akhirnya saya berkesimpulan "Pastilah ada yang merancang semua ini".

Singkatnya, saya 'melihat' adanya Tuhan. Dan semakin saya pelajari, saya menyadari bahwa Tuhan ini sangat pengasih; Ia membuat kita bisa menikmati musik, Ia membuat kita bisa menikmati pemandangan alam, dll; hal-hal yang tidak bisa dilakukan oleh hewan. Bahkan sekalipun -- mungkin -- ada tindakanNya yang tidak kita mengerti, ini tidak menghilangkan kenyataan bahwa Ia pengasih.

Karena menyadari kasih dan kebaikanNya, maka sudah sewajarnya saya 'berterima kasih dan menghormati' (baca: menyembah) Dia. Saya sendiri tidak terlalu memusingkan masalah surga. Bagi saya, upah karena melayani, bukan melayani karena upah.

Singkatnya seperti itu.

Mungkin cara pandang saya terhadap penyembahan berbeda dengan cara pandang bro.

(Bukan bermaksud lain. Hanya ingin sharing pandangan saja)

Isaacus Newtonus


Isaacus Newtonus

Quote from: khiong on 06 October 2012, 04:57:55 PM
yang menciptakan radio kan bukan orang yang MAHA... :)) :))

Yang saya tekankan bukan masalah "Maha" atau tidak. Jika bro mengamati, gambaran itu untuk menanggapi tulisan, "jika memang ada yang disebut pencipta, maka itu adalah sosok yang jahat karena menciptakan makhluk dengan segala penderitaannya."

Adanya kerusakan radio bukan berarti si pencipta radio adalah perusak.

Begitu.

Isaacus Newtonus


siswahardy

Quote from: Isaacus Newtonus on 06 October 2012, 05:41:05 PM
Yang saya tekankan bukan masalah "Maha" atau tidak. Gambaran itu untuk menanggapi tulisan, "jika memang ada yang disebut pencipta, maka itu adalah sosok yang jahat karena menciptakan makhluk dengan segala penderitaannya."

Adanya kerusakan radio bukan berarti si pencipta radio adalah perusak.

Begitu.

justru itu di Buddhism tidak mengenal penciptaan spt yg anda maksud

Sunyata

Quote from: Isaacus Newtonus on 06 October 2012, 05:41:05 PM
Yang saya tekankan bukan masalah "Maha" atau tidak. Jika bro mengamati, gambaran itu untuk menanggapi tulisan, "jika memang ada yang disebut pencipta, maka itu adalah sosok yang jahat karena menciptakan makhluk dengan segala penderitaannya."

Adanya kerusakan radio bukan berarti si pencipta radio adalah perusak.

Begitu.
penggiringan opini

siswahardy

[at] om Newton

jika anda nyaman/senang dgn penciptaan, silakan saja
Buddhism juga tidak meminta anda untuk menolak itu
lalu apa lagi yg anda inginkan di sini?

khiong

radio kan perumpama yang anda tampilkan. :)) .. terus,yang buta matanya bagaimana menikmati pemandangan alam? yang tuli telinganya bagaimana menikmati musik..?

siswahardy

[at] Newton

yahudi, katholik, islam, hindu, konfucianisme, taoisme, dll juga mengenal penciptaan/Tuhan
oh ya, kepercayaan primitif: animisme & dinamisme pun juga mengenal Tuhan
apa beda atau lebihnya Tuhan anda dgn mereka?

monggo

siswahardy

kalau dipikir-pikir, kenapa mereka tidak dijadikan satu saja ya?
bukankah Tuhan itu satu?

Isaacus Newtonus

#580
Quote from: emulio on 06 October 2012, 12:19:00 AM
Isaac, tentang evolusionist vs creationist.

Di sini kamu menggiring opini dengan memakai retorika para creationist yang menjelaskan "kemustahilan" dari teori evolusi.

Jadi saya ambil pendekatan berbeda. Mari kita membandingkan "kemustahilan" dengan kemustahilan juga. Dan kali ini kemustahilan dari teori Intelligent Design.

Menurut teori yang diusung para creationist ini, alam semesta terbentuk karena campur tangan Tuhan Berpribadi (dan karena mereka beragama K, maka mereka percaya, Tuhan Berpribadi itu bernama YHWH/Allah/Jehovah).
Lebih lanjut, mereka juga melabeli Tuhan Berpribadi itu dengan label maha baik, maha tahu, maha hadir, maha bisa, dan sebagainya yang ekstrim positif. Saya ambil yang maha baik.
_____________________________________________________________________________________________
Kontradiksinya, bila Tuhan itu maha baik, mengapa kejahatan ada? Mengapa sakit penyakit ada? Mengapa bencana alam ada? Mengapa begitu banyak penderitaan di dunia ini?

Apa Tuhan tidak sanggup menghapus semua itu? Bila tidak sanggup, berarti Tuhan tidak maha bisa.
Bila Tuhan sanggup tapi tidak mau, berarti Tuhan tidak maha baik.
Bila Tuhan sanggup dan mau menghapus itu, mengapa masih ada kejahatan dan sakit-penyakit?
_____________________________________________________________________________________________

Baik, saya akan menjelaskannya.

Adalah wajar bila kita bertanya, "jika Allah itu pengasih, mengapa Ia membiarkan penderitaan?"

Sebelum menjawab hal ini, saya ingin memberi gambaran:

Misal ada seorang Guru yang bijak mengajar di sebuah kelas. Sewaktu menerangkan suatu rumus di papan tulis, tiba-tiba seorang murid -- katakanlah si Jono -- menyela dan dengan sombong mengatakan cara Guru itu salah. Apa yang akan Guru itu lakukan? Si murid langsung di usir? Ini hanya akan menimbulkan keraguan dalam hati murid-murid lain. Mereka bisa berpikir, "Jangan-jangan si Jono benar!". Apa yang akan Guru itu lakukan? Cara terbaik menyelesaikan 'sengketa' ini adalah dengan memberi waktu kepada si Jono membuktikan di papan tulis benar-tidaknya tuduhan itu.

Jika kita memeriksa kembali apa yang terjadi di Taman Eden, juga ada suatu 'sengketa'. Setan mengatakan kepada Hawa bahwa apabila ia memakan buah itu, ia akan menjadi "seperti Allah, tahu yang baik dan yang jahat". Dengan kata lain, Setan mengatakan bahwa manusia bisa menetukan mana yang benar dan yang salah, tanpa perlu bergantung kepada Allah. Apa yang akan Allah lakukan? Langsung melenyapkan mereka? Ingat peristiwa itu tidak hanya melibatkan mereka saja, melainkan juga disaksikan oleh malaikat-malaikat. Maka untuk membuktikan benar-tidaknya tuduhan Setan itu, Allah memberi waktu kepada Setan dan manusia yang menolak jalanNya.

Kita lihat di dunia ini, banyak orang -- sekalipun mengaku percaya kepada Allah -- namun tidak hidup dengan standar Allah tentang yang benar dan yang salah. Apa hasilnya? Kita melihat memang dunia ini menjadi semakin buruk. Ketika Adam dan Hawa memakan buah itu, maka mulailah terjadi penyimpangan. Dan seraya manusia bertambah, maka bertambah juga penyimpangan, yang melahirkan penderitaan. Karena Allah memberi waktu kepada Setan dan manusia yang menolak jalanNya (membiarkan mereka ada), maka Allah -- tentu saja dengan berat hati -- juga terpaksa membiarkan adanya pederitaan.

Tetapi sebagaimana Guru tadi tidak membiarkan selamanya si murid memberi pembuktian (karena memang dia-lah yang salah), maka Allah juga tidak akan selamanya membiarkan Setan dan manusia yang menolak jalanNya. Suatu saat Ia akan menghentikan mereka, yang berarti suatu saat Ia juga akan mengakhiri penderitaan.

Itulah kira-kira jawaban singkat yang bisa saya berikan.


kullatiro

#581
acara sebenar nya telah di mulai

dasar pendusta.

Isaacus Newtonus

#582
Quote from: daimond on 06 October 2012, 06:11:46 PM
acara sebenar nya telah di mulai

dasar pendusta.

Lho, saya jadi bingung. Sebelumnya ada member yang berkata:

Quoteudah mentok di suruh mampir ke situs utk bahas yang tidak boleh bahas disini.

Kan sudah saya bilang berkali-kali, kalau mau bahas keyakinan K, mari bahas di tempat lain, saya tidak mempermasalahkan tempatnya. Eh, malah ada yang nuduh "promosi" dan "sudah mentok". Sekarang saya jelaskan di sini ((ingat lho, saya menjawab karena ada yang bertanya. Dan berkali-kali sudah saya katakan sebelumnya untuk membahas di tempat lain), bro bilang "acara sebenarnya".

Serba salah saya.



Isaacus Newtonus


Isaacus Newtonus