Pertanyaan Mengenai Kelahiran Kembali

Started by Isaacus Newtonus, 02 October 2012, 09:24:25 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

siswahardy

[at] om Newton

sedari awal anda sangat bersikeras tentang tolok ukur, mulai makan daging berarti pembunuhan hewan, tentang tebang pohon jangan2 termasuk pembunuhan, untuk hal2 yg spesifik ini saya sarankan anda cari literatur Buddhisme untuk jelasnya sebelum anda asal ngomong kalau Buddhisme begini begitu

saya coba memberikan anda gambaran tentang benar/salah menurut Buddhisme, singkatnya pikiran, ucapan dan perbuatan orang yg 'belum tercerahkan' masih salah (belum benar), dan berlaku sebaliknya
ini tidak saja berkenaan dengan baik dan jahat, jadi kebaikan (kelihatannya baik) pun kalau tidak didasari kebenaran adalah salah (tetap berakibat dukkha)
siapakah pelopor/pemimpin dari pikiran, ucapan & perbuatan? tidak lain adalah pikiran, oleh karena itu pikiran-lah yg harus dijadikan benar, maka 2 yg lainnya pasti ikut, kalau yg 2 saja dijadikan benar namun pikirannya tidak, maka yg 2 bisa kembali salah

berkenaan dgn metode2 untuk tercapainya itu anda bisa lihat cara2 yg ditawarkan Buddhisme (banyak aliran dng masing2 metodenya), tentunya ada keterbatasan2 tertentu yg tidak dapat dihindari
maksudnya walaupun tripitaka itu banyak luar biasa jangan harap pertanyaan2 remeh temeh tentang bagaimana ya cara BAB (buang air besar) yg benar bisa anda dapati di sana
lalu kalau tidak ada, anda bilang mana tolok ukurnya bukankah semua manusia tiap hari BAB, nanti beda2 tafsir dong

NB: teman2 cmiiw

FZ

semoga bro Isaac bisa membaca postingan di atas..
Hendaknya jika bro Isaac SERIUS MAU BELAJAR.. belajar lah dulu dari literatur yang ada.. ketika sudah menguasai literatur Buddhisme yang ada, barulah dipertanyakan..

Jangan baca sepotong, lalu diperdebatkan.. makanya gak heran banyak mempertanyakan niat belajar bro apakah serius / emang hanya ingin debat aja ;D

Isaacus Newtonus

Quote from: Forte on 05 October 2012, 10:57:08 PM
bisa tidak bro jawab dengan iya / tidak ? ;D
anda sudah menampakkan geliat belut anda..
perasaan tadi saya bertanya, incest kan ? saya pikir anda cukup menjawab iya / tidak

dan di sisi lain, saya tidak memiliki pandangan bahwa nenek moyang itu sama :) makanya incest tidak terjadi

Memang begini jadinya kalau bro menerima sepotong, namun menolak potongan lainnya. Seperti saya katakan sebelumnya, lebih baik: Terima semua, atau tolak semua.

Takutnya sudah panjang lebar kita diskusi tentang hal ini, ujung-ujungnya bro bilang, "Lagi pula saya tidak percaya Adam dan Hawa itu ada". Hehehe. (Semoga ini hanya kekhawatiran saya saja)

kullatiro

#543
loh disini memang bukan penganut adam dan hawa adalah manusia petama yang ada di bumi ini kok! itu kan menurut kitab suci yang anda gunakan, seperti dikatakan memang standartnya disini adalalah standrat Buddhisme yang terang idelogi dan standratnya tidak sama dengan anda yang  dari bagian awal kitab kejadian mensugestikan incest adalah hal wajar terjadi juga terhadap nabi nuh dan pembersihan/ pembunuhan manusia dan mahluk hidup besar besaran yang di lakukan tuhan kalian.

FZ

Quote from: Isaacus Newtonus on 05 October 2012, 11:12:50 PM
Memang begini jadinya kalau bro menerima sepotong, namun menolak potongan lainnya. Seperti saya katakan sebelumnya, lebih baik: Terima semua, atau tolak semua.

Takutnya sudah panjang lebar kita diskusi tentang hal ini, ujung-ujungnya bro bilang, "Lagi pula saya tidak percaya Adam dan Hawa itu ada". Hehehe. (Semoga ini hanya kekhawatiran saya saja)

betul. Memang saya gak percaya.. ;D
Tapi bro bisa lihat sendiri kan ? Omong kosong kalau bro bisa belajar Buddhisme dengan baik sambil berusaha membanding2kan dengan agama bro ;D

Jika bro serius mau mempelajari, bacalah literatur buddhisme dulu.. pelajari semua baru dibandingkan.. jangan belajar sepotong.. menerima sepotong dan menolak sepotong seperti yang bro katakan kepada saya..

Semoga sandiwara saya bisa menyadarkan bro..
Saya mohon pamit.. Terima kasih ikut serta dalam "film singkat" ini.

Sunyata

Quote from: Isaacus Newtonus on 05 October 2012, 09:23:59 PM
Lho bro, kok jadi lari ke "sesuka hati"? Kan yang kita bahas tentang hukum, dan hukum berarti keteraturan. Kalau bro bilang sesuka hati, berarti sudah tidak ada hukum lagi.

Kalau masih ada hukum (baca: aturan), maka tidak bisa menetapkan harga emas sesuka hati. Polanya masih tetap berlaku: semakin sedikit jumlah emas, semakin mahal harganya, semakin banyak jumlah emas, semakin murah harganya.


"Tidak mengetahui satu hal, bukan berarti hal itu ada"? Lho, kan sudah saya kasih contoh nyata, yaitu tentang ruang. Pertanyaan tentang siapa yang menciptakan Tuhan, sama dengan pertanyaan tentang dimana ujung ruang alam semesta ini. Bahkan sekalipun ada ujungnya, apa diluar ujung itu? Ada ujung lagi. Lalu apa diluar ujung lagi itu? Tidak ada habisnya juga kan? Namun sekalipun kita tidak tahu jawabannya, yang pasti ada ruang.


Jika Buddha saja -- yang menurut bro sudah tercerahkan -- tidak pernah (mungkin tidak berani?) mengatakan Tuhan tidak ada, bagaimana mungkin bro berani mengatakan seperti itu? Apakah bro lebih tercerahkan dari Buddha?


Bro, sudah berkali-kali Evolusionist 'menjilat ludah'nya (maaf jika hal ini kedengaran kasar, ini hanya untuk menekankan betapa Evolusionist sudah sering kali keliru). Bagaimana mungkin mereka mengklaim memiliki kebenaran, sedangkan kesimpulan terus dirubah (contoh sederhananya, mengenai usus buntu itu). Sikap keras kepala hanya menunjukkan tiada kerendahan hati, tidak mau mengakui keterbatasan dan kekurangan manusia.

Evolusionist mengaku ilmiah. Namun ketika membahas tentang awal mula kehidupan, Richard Dawkins (tokoh Evolusi terkemuka) berkata, "sebuah molekul yang sangat luar biasa terbentuk secara kebetulan".

Hehehe, masakan seorang ilmiah bicaranya "kebetulan", dan parahnya yang kebetulan itu adalah sesuatu yang luar biasa. Ini sama saja mengatakan: angin menerbangkan pasir dan batu di Arab Saudi dan terbentuklah Burj Kalifa!

Maka, wajarlah jika seorang profesor, yaitu Profesor William Thorpe dari fakultas zoologi di Universitas Cambridge, mengatakan kepada sesama ilmuwan, "Semua spekulasi dan diskusi dangkal yang diterbitkan selama sepuluh sampai lima belas tahun terakhir, yang menjelaskan caranya kehidupan bermula, ternyata terlalu sederhana dan tidak berbobot. Jalan keluar untuk problem itu sebenarnya masih sama jauhnya seperti dulu."
Quote from: Isaacus Newtonus on 05 October 2012, 10:53:19 PM
Kalau bro berpikir itu incest, maka semua manusia yang menikah adalah incest, karena berasal dari nenek moyang yang sama.


Quote from: Isaacus Newtonus on 05 October 2012, 11:12:50 PM
Memang begini jadinya kalau bro menerima sepotong, namun menolak potongan lainnya. Seperti saya katakan sebelumnya, lebih baik: Terima semua, atau tolak semua.

Takutnya sudah panjang lebar kita diskusi tentang hal ini, ujung-ujungnya bro bilang, "Lagi pula saya tidak percaya Adam dan Hawa itu ada". Hehehe. (Semoga ini hanya kekhawatiran saya saja)

Quote from: Indra on 05 October 2012, 12:11:12 PM
anda harus terlebih dulu mempelajari tentang doktrin Buddhis tentang sebab-akibat, nama-rupa, kemunculan bergantungan, dll untuk bisa memahami doktrin kelahiran kembali ini. sungguh melelahkan berdiskusi dengan orang yg tidak mau menerima penjelasan orang lain, yg tidak mau membaca rujukan yg telah diberikan.

bukan, itu adalah interpretasi penulis atas sutta itu

setau saya Tipitaka/Tripitaka berbahasa Indonesia masih belum lengkap di terjemahkan, karena Tipitaka terdiri dari banyak kitab yg tebal2, tidak sept kitab agama anda yg setipis kitab stensilan. tapi untungnya bagian yg anda maksudkan itu sudah diterjemahkan, dan bisa didownload atau dibaca online di http://dhammacitta.org/perpustakaan/samyutta-nikaya-khotbah-khotbah-berkelompok-sang-buddha/ terdiri dari 5 buku yg tidak terlalu tipis, semoga anda meminta ini untuk anda baca. selamat membaca

siswahardy

[at] om Newton

saya bisa saja menjawab tentang pertanyaan2 anda yg spesifik tsb tapi itu akan meluas kemana-mana yg sptnya itulah keinginan anda dari awal
dan pastinya kalau itu terjadi apakah anda kira Buddhisme adalah ilmu segalanya? padahal Buddhisme sangat concern di spritual (tidak lebih tidak kurang)
Buddhisme tidak mengatur tentang bagaimana bernegara, bermasyarakat, dsb dimana hampir di semua agama samawi itu diatur (inilah biang kekacauan, agama dijadikan kendaraan politik)
kalaupun di Buddhisme ada berbicara tentang hal itu, menurut saya itu hanya wacana bukan aturan apalagi tolok ukur/standard

FZ

thanks bro sunyata telah membantu merangkumkan semua ;D

Mokau Kaucu

Quote from: Forte on 05 October 2012, 11:06:17 PM
semoga bro Isaac bisa membaca postingan di atas..
Hendaknya jika bro Isaac SERIUS MAU BELAJAR.. belajar lah dulu dari literatur yang ada.. ketika sudah menguasai literatur Buddhisme yang ada, barulah dipertanyakan..

Jangan baca sepotong, lalu diperdebatkan.. makanya gak heran banyak mempertanyakan niat belajar bro apakah serius / emang hanya ingin debat aja ;D

Kan sdh jelas mau promo dan rekrut anggota baru.
Yg diajukan juga sebagian besar bukan pertanyaan, tapi mempertanyakan.
Kalau sebuah pertanyaan dijawab, cocok atau tidak cocok dengan pemikiran si penanya, maka si penanya yg memang mau bertanya, bersedia menerima jawaban tsb walaupin tidak cocok,

Kalau mempertanyakan , ya  begitulah, muter terus bin ngeyel.
~Life is suffering, why should we make it more?~

Sunyata

Quote from: Forte on 05 October 2012, 11:29:40 PM
thanks bro sunyata telah membantu merangkumkan semua ;D
Karena yg memperhatikan juga merasa lelah... Huff... (:$ #:-S (:$

emulio

#550
Quote from: Isaacus Newtonus on 05 October 2012, 09:23:59 PM

Evolusionist mengaku ilmiah. Namun ketika membahas tentang awal mula kehidupan, Richard Dawkins (tokoh Evolusi terkemuka)

berkata, "sebuah molekul yang sangat luar biasa terbentuk secara kebetulan".

Hehehe, masakan seorang ilmiah bicaranya "kebetulan", dan parahnya yang kebetulan itu adalah sesuatu yang luar biasa. Ini

sama saja mengatakan: angin menerbangkan pasir dan batu di Arab Saudi dan terbentuklah Burj Kalifa!

Maka, wajarlah jika seorang profesor, yaitu Profesor William Thorpe dari fakultas zoologi di Universitas Cambridge,

mengatakan kepada sesama ilmuwan, "Semua spekulasi dan diskusi dangkal yang diterbitkan selama sepuluh sampai lima belas

tahun terakhir, yang menjelaskan caranya kehidupan bermula, ternyata terlalu sederhana dan tidak berbobot. Jalan

keluar untuk problem itu sebenarnya masih sama jauhnya seperti dulu."

Isaac, tentang evolusionist vs creationist.

Di sini kamu menggiring opini dengan memakai retorika para creationist yang menjelaskan "kemustahilan" dari teori evolusi.

Jadi saya ambil pendekatan berbeda. Mari kita membandingkan "kemustahilan" dengan kemustahilan juga. Dan kali ini kemustahilan dari teori Intelligent Design.

Menurut teori yang diusung para creationist ini, alam semesta terbentuk karena campur tangan Tuhan Berpribadi (dan karena mereka beragama K, maka mereka percaya, Tuhan Berpribadi itu bernama YHWH/Allah/Jehovah).
Lebih lanjut, mereka juga melabeli Tuhan Berpribadi itu dengan label maha baik, maha tahu, maha hadir, maha bisa, dan sebagainya yang ekstrim positif. Saya ambil yang maha baik.
_____________________________________________________________________________________________
Kontradiksinya, bila Tuhan itu maha baik, mengapa kejahatan ada? Mengapa sakit penyakit ada? Mengapa bencana alam ada? Mengapa begitu banyak penderitaan di dunia ini?

Apa Tuhan tidak sanggup menghapus semua itu? Bila tidak sanggup, berarti Tuhan tidak maha bisa.
Bila Tuhan sanggup tapi tidak mau, berarti Tuhan tidak maha baik.
Bila Tuhan sanggup dan mau menghapus itu, mengapa masih ada kejahatan dan sakit-penyakit?
_____________________________________________________________________________________________
Rasionalisasi terbaik para creationist adalah semua itu terjadi akibat dosa manusia di Taman Eden dan juga karena kehendak bebas manusia.

Muncul pertanyaan dari rasionalisasi itu, kenapa anak-anak yang tidak tahu sebelumnya itu, ikut menanggung dosa Adam dan Hawa? Apakah ini adil?
Dan buat apa kehendak bebas kalau begitu, bila semua bayi itu berdosa dari lahirnya?
Lebih tidak adil lagi, dengan adanya bayi yang terlahir cacat, apa maksud Tuhan melahirkan bayi cacat? Apa untuk kebesaran namanya? Kalau begitu lagi-lagi Tuhan tidak maha baik dan tidak maha adil karena untuk kebesaran namanya dia memilih-milih orang.
Saya masih banyak sederet kontradiksi yang pada intinya akan membuat atribut-atribut "maha" itu bertabrakan satu sama lain.

Di sini saya tidak mau menyebutkan sifat YHWH yang sudah lebih jelas lagi sangat kontradiktif dengan maha baik itu, jadi anggaplah di atas itu konsep Tuhan secara umum saja.

Kesimpulannya, para evolusionist memang belum bisa menjelaskan ada apa sebelum "big bang" itu; namun sebaliknya, para creationist juga menghadapi masalah untuk menjelaskan kontradiksi di atas dengan melihat kenyataan bahwa Intelligent Design yang mereka dengung-dengungkan sempurna itu, memiliki banyak chaos di dalamnya.

Footnote:
Sebenarnya jawaban paling 'masuk akal' dari mereka adalah: "Tuhan itu maha segalanya, jadi semua itu mungkin bagi Tuhan" dan "Tuhan itu berdaulat karena dia yang menciptakan alam semesta".
Orang yang waras sudah tidak mau berdebat dengan delusi seperti ini.
Buddha's teachings summed in one word: Awareness.

sanjiva

Quote from: dtgvajra on 05 October 2012, 08:37:43 PM
Kalau tuhan nya saja masih gila hormat, boro boro arahat, sotapanna aja belum.

Ingat nick bro Sanjiva  ;D

"Worship me or I'll torture you forever"
-your loving God-


Inga....inga.....  :)) :)) :))
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

morpheus

mau mengoreksi sedikit mengenai evolusi...

evolusi bukanlah klaim, bukan pula spekulasi. evolusi memiliki bukti2 yang lengkap dan solid dari berbagai cabang ilmu: geologi, biologi, kimia dan fisika mulai dari yang dulu sampai yang paling mutakhir, semua mendukung adanya evolusi. jadi bukti2 evolusi itu adalah bukti2 empiris, bukan bukti2 yang sekadar lahir dari mikir2 ataupun logika semata. sedangkan bukti empiris penciptaan mahluk supernatural, emmm... nol.

disinformasi yang sering dilontarkan penganut kepercayaan penciptaan:

* bagaimana mungkin kebetulan yang luar biasa bisa terjadi membentuk manusia?
evolusi terjadi melalui proses yang panjang dan terjadi secara gradual dari mahluk sederhana sampai kepada mahluk yang lebih kompleks. bukan sebuah kebetulan yang tiba2 membentuk rantai dna manusia secara ajaib. bukan pula seperti monyet di depan piano yang secara kebetulan memencet2 piano mengumandangkan sonata beethoven. evolusi tidak pernah menerangkan terjadinya mahluk kompleks begitu.

* dunia begitu mengagumkan dan teratur, pasti ada kepintaran mahluk adi kuasa dibaliknya
seperti saya katakan sebelumnya, sebuah fenomena selalu memiliki beberapa penjelasan, mulai dari penjelasan yang sederhana sampai kepada penjelasan yang lebih tinggi. untuk tingkat anak sd mungkin gampangnya menjelaskan fenomena pelangi sebagai fenomena ciptaan tuhan. namun untuk tingkat anak sma yang lebih tinggi, penjelasan itu tidak lagi memuaskan. ternyata pelangi itu adalah terurainya sinar matahari secara optik menjadi spektrum2 cahaya yang berwarna-warni.

demikian pula dengan fenomena2 alam lainnya. semakin banyak rahasia alam yang terungkap lewat sains, semakin jauh kesimpulan sains dari adanya sebuah sosok pencipta yang personal, apalagi tuhan personal yang tercantum dalam buku2 agama. fenomena2 alam itu bekerja berdasarkan hukum2 alam tertentu yang sifatnya impersonal, berdasarkan sebab dan akibat. jadi kasarnya dengan kondisi lingkungan yg terkontrol dan sama, air akan mendidih pada suhu seratus derajad dan membeku pada suhu nol derajat. didoakan siang malam supaya tidak membeku, air tetap beku pada suhu nol derajat. karena hukum alam ini impersonal, tidak dikontrol ataupun dipengaruhi oleh sesosok tuhan personal yang bisa dirayu dengan iman ataupun permohonan doa.

sedangkan fondasi pemikiran kepercayaan penciptaan hanya berdasarkan satu klaim:
we don't know... therefore god the creator exists!
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

kullatiro

#553
Quote from: Isaacus Newtonus on 05 October 2012, 09:43:02 PM
Baik, jadi bro ingin tetap membahas hal ini. Kalau begitu saya tanya: Bagaimana si anak bisa mengingat kehidupan sebelumnya, sedangkan dalam ajaran kelahiran kembali, "aku" di kehidupan sekarang bukanlah "aku" di kehidupan sebelumnya? Bagaimana ia bisa mengingat, padahal -- berdasarkan ajaran kelahiran kembali -- ingatan dan kesadaran sudah terurai?

Silakan bro.

setelah diberi bukti sekarang ngeles lagi, apa yang andalakukan semuanya tahu disini putar putar dan berputar lagi bilang saja anda tidak bisa menerima ajaran buddhisme semudah itu kok, seperti dari awal ku bilang anda memnjelekan bukan tapi anda bilang mau belajar dan tidak melakukan misi;

bukan nya anda sedang berkata dusta, coba apa anda bisa bersumpah atas nama tuhan anda dan mr j anda tidak berkata dusta kepada saya dan semua member dc ini, bila anda tidak berkata dusta bahwa anda sedang tidak membawa misi yang berusaha meng kris ten kan member dc dan bila anda ternyata membawa misi melakukan usaha meng kris ten kan member dc maka anda akan disambar petir sejutakali dan masuk neraka selama lamanya?

siswahardy

#554
ketemu ayat bagus nih, dari UDUMBARITA SUTTA
--------------------------------------------------------
07. Kemudian Sang Bhagava mendatangi pertapa pengembara Nigrodha berkata kepada beliau:
"Selamat datang Sang Bhagava, Sang Bhagava silakan ke mari, Lama sekali bagi Sang Bhagava untuk mendapatkan kesempatan ke sini. Bhante silakan duduk di tempat duduk ini."

Sang Bhagava duduk di tempat duduk yang telah tersedia dan pertapa pengembara Nigrodha duduk di sebuah tempat yang lebih rendah di samping Beliau. Setelah pertapa pengembara Nigrodha duduk, Sang Bhagava berkata kepadanya: "Nigrodha, apakah yang anda sekalian bicarakan dengan duduk bersama-sama di sini yang telah terhenti karena saya ke sini?"

Pertapa pengembara Nigrodha menjawab pertanyaan Sang Bhagava dengan berkata: "Bhante, baru saja kami melihat Sang Bhagava berjalan-jalan di Moranivago di tepi sungai Sumagadha. Setelah melihat Sang Bhagava kami berkata: 'Jika Samana Gotama datang ke sini, kami akan bertanya kepadanya, Bhante, ajaran dhamma apakah yang Sang Bhagava ajarkan kepada siswa beliau sehingga para siswa yang telah belajar itu mendapatkan kesenangan dan menyatakan bahwa mereka memiliki kemauan yang kuat sekali untuk melaksanakan kehidupan suci yang tertinggi (adibrahmacariya)?' "

"Nigrodha, sulit sekali bagi seseorang yang berpandangan lain, memiliki kepercayaan lain, memiliki keyakinan lain dan yang tanpa memiliki ajaran yang jelas serta cara pelaksanaannya, untuk mengerti ajaran dan cara saya mengajar para siswaku sehingga para siswa yang telah belajar itu mendapat kesenangan dan menyatakan bahwa mereka memiliki kemauan yang kuat sekali untuk melaksanakan kehidupan suci yang tertinggi. Nigrodha, sebaiknya kita membicarakan ajaranmu yang berkenaan dengan pelaksanaannya dalam kehidupan yaitu: 'Apa yang dicapai dan apa yang tidak dicapai dalam melaksanakan pertapaan dengan menyiksa diri.' "

Setelah Sang Bhagava berkata demikian, para pertapa pengembara dengan nyaring berseru: "Bhante, hebat sekali! Bhante, menakjubkan sekali kemampuan dan kehebatan Samana Gotama yang memiliki ajaran sendiri dan mengajak membicarakan ajaran orang lain!"

23. Nigrodha, mungkin kau berpikir: 'Samana Gotama mengatakan hal-hal ini karena suatu keinginan untuk mendapatkan murid';  tetapi kau janganlah mengartikan kita-kataku seperti itu. Biarlah dia yang adalah gurumu tetap sebagai gurumu. Nigrodha, mungkin kau berpikir: 'Samana Gotama mengatakan hal-hal ini karena keinginannya agar kita melanggar peraturan kita'. Tetapi kau janganlah mengartikan kata-kataku seperti itu. Biarlah peraturanmu tetap peraturanmu. Nigrodha, mungkin kau berpikir: 'Samana Gotama mengatakan hal-hal ini karena keinginannya agar kita keluar dari cara kehidupan kita'. Tetapi kau janganlah mengartikan kata-kataku seperti itu. Biarlah cara hidupmu tetap cara hidupmu. Nigrodha, mungkin kau berpikir: 'Samana Gotama mengatakan hal-hal ini karena keinginannya untuk menyatakan kepada kita tentang hal-hal tertentu dari ajaran kita yang salah dan dipandang salah oleh orang-orang dalam perkumpulan kita'. Tetapi kau janganlah mengartikan kata-kataku seperti itu. Biarlah hal-hal tertentu dari ajaranmu yang salah dipandang salah oleh orang-orang dalam perkumpulanmu tetap demikian bagimu. Nigrodha, mungkin kau berpikir: 'Samana Gotama mengatakan hal-hal ini karena keinginannya untuk melepaskan kita dari hal-hal tertentu dari ajaran kita yang benar dan dipandang benar oleh orang-orang dalam perkumpulan kita'. Tetapi kau janganlah mengartikan kata-kataku seperti itu! Biarlah hal-hal tertentu dari ajaranmu yang benar dan dipandang benar oleh orang-orang dalam kumpulanmu tetap demikian bagimu. Nigrodha, mengapa saya berkata seperti itu, yaitu bukan karena saya ingin kau keluar dari cara kehidupanmu, bukan karena saya ingin menyatakan hal-hal yang salah dalam ajaranmu, atau karena saya ingin melepaskan kau dari ajaranmu yang benar. Tetapi, ada hal-hal buruk yang tidak dilenyapkan, hal-hal jahat yang menyebabkan kelahiran diperbarui, yang menyebabkan penderitaan, yang menyebabkan kesakitan, yang menyebabkan kelahiran, menjadi tua dan kematian di masa datang. Maka untuk melenyapkan hal-hal ini, saya mengajarkan dhamma dan bagi orang yang melaksanakannya ia akan dapat melenyapkan, kesucian akan berkembang dan dalam kehidupan ini kau sendiri akan mencapai serta tetap berada dalam pengertian dan merealisasikan kebijaksanaan tertinggi."