Pertanyaan Mengenai Kelahiran Kembali

Started by Isaacus Newtonus, 02 October 2012, 09:24:25 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Isaacus Newtonus

Quote from: CHANGE on 06 October 2012, 07:02:44 PM
Ngak Logis, ya ?
Kenapa masih di RAHASIA kan yang jawaban logis sampai sekarang ?

"Dirahasiakan"? Kan sudah saya bilang, kalau mau tahu jawabannya, mari kita bahas di tempat lain. Di sini tidak boleh menjelaskan keyakinan agama lain, bukan?

sl99

Quote from: Isaacus Newtonus on 06 October 2012, 06:06:44 PM
Baik, saya akan menjelaskannya.

Adalah wajar bila kita bertanya, "jika Allah itu pengasih, mengapa Ia membiarkan penderitaan?"

Sebelum menjawab hal ini, saya ingin memberi gambaran:

Misal ada seorang Guru yang bijak mengajar di sebuah kelas. Sewaktu menerangkan suatu rumus di papan tulis, tiba-tiba seorang murid -- katakanlah si Jono -- menyela dan dengan sombong mengatakan cara Guru itu salah. Apa yang akan Guru itu lakukan? Si murid langsung di usir? Ini hanya akan menimbulkan keraguan dalam hati murid-murid lain. Mereka bisa berpikir, "Jangan-jangan si Jono benar!". Apa yang akan Guru itu lakukan? Cara terbaik menyelesaikan 'sengketa' ini adalah dengan memberi waktu kepada si Jono membuktikan di papan tulis benar-tidaknya tuduhan itu.

Jika kita memeriksa kembali apa yang terjadi di Taman Eden, juga ada suatu 'sengketa'. Setan mengatakan kepada Hawa bahwa apabila ia memakan buah itu, ia akan menjadi "seperti Allah, tahu yang baik dan yang jahat". Dengan kata lain, Setan mengatakan bahwa manusia bisa menetukan mana yang benar dan yang salah, tanpa perlu bergantung kepada Allah. Apa yang akan Allah lakukan? Langsung melenyapkan mereka? Ingat peristiwa itu tidak hanya melibatkan mereka saja, melainkan juga disaksikan oleh malaikat-malaikat. Maka untuk membuktikan benar-tidaknya tuduhan Setan itu, Allah memberi waktu kepada Setan dan manusia yang menolak jalanNya.

Kita lihat di dunia ini, banyak orang -- sekalipun mengaku percaya kepada Allah -- namun tidak hidup dengan standar Allah tentang yang benar dan yang salah. Apa hasilnya? Kita melihat memang dunia ini menjadi semakin buruk. Ketika Adam dan Hawa memakan buah itu, maka mulailah terjadi penyimpangan. Dan seraya manusia bertambah, maka bertambah juga penyimpangan, yang melahirkan penderitaan. Karena Allah memberi waktu kepada Setan dan manusia yang menolak jalanNya (membiarkan mereka ada), maka Allah -- tentu saja dengan berat hati -- juga terpaksa membiarkan adanya pederitaan.

Tetapi sebagaimana Guru tadi tidak membiarkan selamanya si murid memberi pembuktian (karena memang dia-lah yang salah), maka Allah juga tidak akan selamanya membiarkan Setan dan manusia yang menolak jalanNya. Suatu saat Ia akan menghentikan mereka, yang berarti suatu saat Ia juga akan mengakhiri penderitaan.

Itulah kira-kira jawaban singkat yang bisa saya berikan.

Atau kadang-kadang tuhan tidak perlu menunggu manusia membuktikan, tuhan langsung membinasakan manusia dengan banjir besar :D
Vaya dhamma sankhara, appamadena sampadetha

Mas Tidar


disini ajah, knapa jauh2 harus ketempat lain ...


Quote from: Isaacus Newtonus on 06 October 2012, 07:04:11 PM
"Dirahasiakan"? Kan sudah saya bilang, kalau mau tahu jawabannya, mari kita bahas di tempat lain. Di sini tidak boleh menjelaskan keyakinan agama lain, bukan?
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Mas Tidar


agar rahasia-nya, ndak dipertanyakan ...


Quote from: sl99 on 06 October 2012, 07:07:04 PM
Atau kadang-kadang tuhan tidak perlu menunggu manusia membuktikan, tuhan langsung membinasakan manusia dengan banjir besar :D
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Mr.Jhonz

Quote from: Isaacus Newtonus on 06 October 2012, 06:06:44 PM
Baik, saya akan menjelaskannya.

Adalah wajar bila kita bertanya, "jika Allah itu pengasih, mengapa Ia membiarkan penderitaan?"

Sebelum menjawab hal ini, saya ingin memberi gambaran:

Misal ada seorang Guru yang bijak mengajar di sebuah kelas. Sewaktu menerangkan suatu rumus di papan tulis, tiba-tiba seorang murid -- katakanlah si Jono -- menyela dan dengan sombong mengatakan cara Guru itu salah. Apa yang akan Guru itu lakukan? Si murid langsung di usir? Ini hanya akan menimbulkan keraguan dalam hati murid-murid lain. Mereka bisa berpikir, "Jangan-jangan si Jono benar!". Apa yang akan Guru itu lakukan? Cara terbaik menyelesaikan 'sengketa' ini adalah dengan memberi waktu kepada si Jono membuktikan di papan tulis benar-tidaknya tuduhan itu.

Jika kita memeriksa kembali apa yang terjadi di Taman Eden, juga ada suatu 'sengketa'. Setan mengatakan kepada Hawa bahwa apabila ia memakan buah itu, ia akan menjadi "seperti Allah, tahu yang baik dan yang jahat". Dengan kata lain, Setan mengatakan bahwa manusia bisa menetukan mana yang benar dan yang salah, tanpa perlu bergantung kepada Allah. Apa yang akan Allah lakukan? Langsung melenyapkan mereka? Ingat peristiwa itu tidak hanya melibatkan mereka saja, melainkan juga disaksikan oleh malaikat-malaikat. Maka untuk membuktikan benar-tidaknya tuduhan Setan itu, Allah memberi waktu kepada Setan dan manusia yang menolak jalanNya.

Kita lihat di dunia ini, banyak orang -- sekalipun mengaku percaya kepada Allah -- namun tidak hidup dengan standar Allah tentang yang benar dan yang salah. Apa hasilnya? Kita melihat memang dunia ini menjadi semakin buruk. Ketika Adam dan Hawa memakan buah itu, maka mulailah terjadi penyimpangan. Dan seraya manusia bertambah, maka bertambah juga penyimpangan, yang melahirkan penderitaan. Karena Allah memberi waktu kepada Setan dan manusia yang menolak jalanNya (membiarkan mereka ada), maka Allah -- tentu saja dengan berat hati -- juga terpaksa membiarkan adanya pederitaan.

Tetapi sebagaimana Guru tadi tidak membiarkan selamanya si murid memberi pembuktian (karena memang dia-lah yang salah), maka Allah juga tidak akan selamanya membiarkan Setan dan manusia yang menolak jalanNya. Suatu saat Ia akan menghentikan mereka, yang berarti suatu saat Ia juga akan mengakhiri penderitaan.

Itulah kira-kira jawaban singkat yang bisa saya berikan.


Sebelumnya,sebagai perkenalan sy kasih +1 dulu ;D
Sy mau Tanya banyak soal kr****n,
Allah anda dikatakan maha pencemburu(ditulis di injil) bagaimana anda menanggapi Hal InI?
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

CHANGE

#605
Quote from: Isaacus Newtonus on 06 October 2012, 07:04:11 PM
"Dirahasiakan"? Kan sudah saya bilang, kalau mau tahu jawabannya, mari kita bahas di tempat lain. Di sini tidak boleh menjelaskan keyakinan agama lain, bukan?

OK, berarti saya harus SABAR terhadap COBAAN ini, karena saya juga menyadari  bahwa yang RAHASIA itu sangat berharga. Dan menjadi MISTERI yang butuh waktu untuk mengungkapkan.
Karena memang Tuhan ingin menunjukkan KEPERKASAAN-NYA  dan KETIDAKBERDAYAAN manusia. Jadi saya harus menikmati " Panggung Sandiwara " yang sedang berlangsung. Sayangnya saya tidak punya tiket pertunjukan ini.

Bro, sejujurnya konsep " tuhan " yang kamu paparkan membuat saya  " PENASARAN " lohhhh.

Moga-moga nanti malam saya bermimpi ketemu " tuhan " dan akan saya tanyakan pertanyaan yang menjadi MISTERI. Sehingga penasaran saya langsung hilang, karena memang hidup dalam "mimpi"  itu mengasyikan.

CHANGE

Dan minimal dapat " MENGHIBUR " diri sendiri.

Sunyata

Quote from: Isaacus Newtonus on 06 October 2012, 06:44:33 PM
Sejujurnya, semua yang bro-bro tanyakan diatas, saya juga sudah pernah bertanya seperti itu. Yang jelas ada jawabannya, dan itu adalah jawaban yang logis, bukan jawaban-jawaban yang dipaksakan.

Tetapi tentu kita tidak bisa bahas hal itu di sini. Jika bro berminat, mari kita bahas di tempat lain.

(Saya melihat, kebanyakan dari kita masih seperti orang yang melihat karena "matahari terbit dan matahari terbenam", lalu dengan terburu-buru menyimpulkan "matahari-lah yang mengelilingi bumi". Hehehe)
[insane]Selama ini saya melihat, rata2 reply anda adalah hasil dipaksa2kan.
Contoh: kita bicara buddhisme, lalu anda ribut soal tanaman. kita bicara soal seseorang yg telah mencapai pencerahan, tapi anda ngotot kalau dia belum tercerahkan. dan yg paling penting, kita sedang bicara soal buddhisme, anda malah memaksakannya untuk sama dengan sains ataupun kepercayaan anda, dan masih banyak lagi yg tidak dapat disebutkan disini (MUNGKIN DI "TEMPAT LAIN")[/insane]

Sari Dewi


kullatiro

yah wa dah tebar tebar garam masih tidak tahu diri setelah belut licin muncul kepala ular nya wa keplak pake "aturan main" pas sekali saat itu diatas post ini, entah sadar tidak; memang tujuan utamanya bukan mempelajari kelahiran kembali semua post dia itu pertama itu adalah dusta untuk tujuan mempromosikan keyakinan nya.

adi lim

kami hanya mengakui adanya tuhan penguasa yang menciptakan alam DC.
:))
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

bangun _pw

saya hanya bisa.... :)) :)) :))

ayo2 sebelum di lock deva ryu...
"para pirsawan...perdebatan semakin seru...kita simak akhir dari drama ini.....sungguh sulit ditebak...apakah yang tercerahkan aa tono harus turun tangan menangani ini....semakin menarik sekali...."

just intermezo
"semoga semua makhluk hidup berbahagia"

emulio

#612
Quote from: Isaacus Newtonus on 06 October 2012, 06:56:06 PM
Thanks bro.

Ya kan bro mempertanyakan "Allah berpribadi yang pengasih" dalam kitab suci K, maka saya juga beri jawabannya dari kitab suci K.

Nah, kalau bro ternyata tidak percaya adanya "Allah berpribadi yang pengasih", ya tidak perlu diajukan pertanyaan-pertanyaan bro sebelumnya itu dong, hehehe.

(Kelihatannya diskusi kita tentang tuhan yang berpribadi dengan yang tidak, belum kelar-lekar ya bro? Hehehe)


Lho, bukannya sudah terbukti tuh tentang usus buntu? Yang sebelumnya Evolusionist mengatakan itu "kekagalan", namun sekarang....? Hehehe.


O sudah bro. Ini bisa dibahas di tempat lain.

1. Sebenarnya sudah kelar bila ada orang ketiga yang non-biased yang menilai debat kita.

Argumen di postingan terakhir saya tentang kemustahilan teori Intelligent design itu memang tidak akan bisa dijawab creationist manapun. Sekarang bila kamu tetap menganggap tuhan YHWH maha bisa, tuhan YHWH tahu yang terbaik, tuhan YHWH tidak terjangkau akal, ya sudah saya tidak akan berdebat lagi. Silakan jalani "iman" kamu.

Di zaman Buddha hidup juga banyak orang seperti kamu dan menganggap tuhannya pencipta segalanya (bukan YHWH ya). Mereka sama kepala batunya dengan kamu. So. no problem buat saya. Saya cuma sungguh berharap kamu bisa melihat dari sisi apa adanya.

2. Info "sains" kamu itu di-cherry pick dari google ya.
Kamu memberi saya 2 "fakta" sains selama kita debat. Tapi....
-Yang 42 spesies bla bla hewan masuk bahtera Nuh itu salah.
-Yang disunat hari kedelapan itu ada signifikasi sama kesehatan juga salah.

Saya ungkapkan yang sunat saja ke kamu. Yang bahtera Nuh sudah deal kalau itu dongeng karena kamu tidak bantah lagi dengan jawaban terakhir saya.

Yang sunat.
Begini, setiap orang memiliki jam biologis dan waktu tumbuh kembang sendiri. Para peneliti sangat mustahil menentukan kapan tepatnya dia harus begini dia harus begitu, apalagi sampai presisi hari. 8 hari itu dipas-paskan saja entah karena peneliti itu K atau mendapat intervensi dari otoritas K.
Makanya saya sudah bilang lihat jangan dari apologetika saja. Lihat balasan dari apologetika tersebut.

3. Saya ganti. Yang ini belum ada jawabannya. Bagaimana Hawa bisa digoda oleh si ular tanpa pengetahuan yang baik dan jahat? Bagaimana bisa si ular menggoda orang yang tidak punya kompas baik dan jahat? Sudah jelas si Hawa sempat berdebat dengan si ular, jadi tentu pada saat itu si Hawa sudah tahu mana yang salah (tidak patuh) dan benar (patuh) SEBELUM makan buah itu.

Kalau memang sudah ada "rasionalisasi" dari para creationist, tolong berikan rujukannya saja.
Buddha's teachings summed in one word: Awareness.

emulio

#613
Quote from: Isaacus Newtonus on 06 October 2012, 06:06:44 PM
Baik, saya akan menjelaskannya.

Adalah wajar bila kita bertanya, "jika Allah itu pengasih, mengapa Ia membiarkan penderitaan?"

Sebelum menjawab hal ini, saya ingin memberi gambaran:

Misal ada seorang Guru yang bijak mengajar di sebuah kelas. Sewaktu menerangkan suatu rumus di papan tulis, tiba-tiba seorang murid -- katakanlah si Jono -- menyela dan dengan sombong mengatakan cara Guru itu salah. Apa yang akan Guru itu lakukan? Si murid langsung di usir? Ini hanya akan menimbulkan keraguan dalam hati murid-murid lain. Mereka bisa berpikir, "Jangan-jangan si Jono benar!". Apa yang akan Guru itu lakukan? Cara terbaik menyelesaikan 'sengketa' ini adalah dengan memberi waktu kepada si Jono membuktikan di papan tulis benar-tidaknya tuduhan itu.

Jika kita memeriksa kembali apa yang terjadi di Taman Eden, juga ada suatu 'sengketa'. Setan mengatakan kepada Hawa bahwa apabila ia memakan buah itu, ia akan menjadi "seperti Allah, tahu yang baik dan yang jahat". Dengan kata lain, Setan mengatakan bahwa manusia bisa menetukan mana yang benar dan yang salah, tanpa perlu bergantung kepada Allah. Apa yang akan Allah lakukan? Langsung melenyapkan mereka? Ingat peristiwa itu tidak hanya melibatkan mereka saja, melainkan juga disaksikan oleh malaikat-malaikat. Maka untuk membuktikan benar-tidaknya tuduhan Setan itu, Allah memberi waktu kepada Setan dan manusia yang menolak jalanNya.

Kita lihat di dunia ini, banyak orang -- sekalipun mengaku percaya kepada Allah -- namun tidak hidup dengan standar Allah tentang yang benar dan yang salah. Apa hasilnya? Kita melihat memang dunia ini menjadi semakin buruk. Ketika Adam dan Hawa memakan buah itu, maka mulailah terjadi penyimpangan. Dan seraya manusia bertambah, maka bertambah juga penyimpangan, yang melahirkan penderitaan. Karena Allah memberi waktu kepada Setan dan manusia yang menolak jalanNya (membiarkan mereka ada), maka Allah -- tentu saja dengan berat hati -- juga terpaksa membiarkan adanya pederitaan.

Tetapi sebagaimana Guru tadi tidak membiarkan selamanya si murid memberi pembuktian (karena memang dia-lah yang salah), maka Allah juga tidak akan selamanya membiarkan Setan dan manusia yang menolak jalanNya. Suatu saat Ia akan menghentikan mereka, yang berarti suatu saat Ia juga akan mengakhiri penderitaan.

Itulah kira-kira jawaban singkat yang bisa saya berikan.

Isaac, saya lupa berikan logical fallacies kamu dalam ilustrasi ini.

Dan sebenarnya juga ilutrasi ini secara keseluruhan tetap tidak menjawab kontradiksi maha baik tapi ada bencana alam dan sakit penyakit. Ingat, kita bicara tuhan semesta alam, yang seharusnya maha bijaksana dan maha bisa.

Jadi begini:
Guru di sini adalah Tuhan menurut kamu
Setan adalah murid kritis
manusia adalah murid polos
Malaikat adalah murid-murid lain yang sedang-sedang saja

Tolong hubungkan:
Apa yang kira-kira akan diprotes si murid kritis?
Cerita berlanjut, si murid kritis membujuk si murid polos untuk membangkang gurunya.
Dan bila merujuk dengan ilutrasi kamu, karena si manusia itu masih sangat polos (ibarat anak batita) karena belum adanya Pengetahuan yang Baik dan Jahat, apakah adil ikut menghukumnya?

Lalu, seorang guru yang baik seharusnya menjelaskan, khususnya kepada anak yang masih polos itu, dan bukannya malah memberikan waktu (?) dengan HUKUMAN DIUSIR dari kelas alias Taman Eden!
Kalau begitu, mungkin memang si guru salah ya :whistle:

Juga, sepertinya sih Tuhan gak kasih manfaat apa-apa dari cerita guru-murid di atas selain bilang begini:
"Anak-anak, jangan ambil apel bapak ya. Awas kalau diambil, nanti Bapak hukum!
Bapak kan sayang kalian. Bapak taruh apel ini di sana untuk menguji kalian, khususnya murid Bapak yang masih polos ini".


Yah, begitulah logika orang K.  ::)
Buddha's teachings summed in one word: Awareness.

morpheus

reply owe dicuekin lagi ama om isaacus  :'( :'(
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path