weleh2 dari tetangga nih ngomongin aye

Started by ryu, 05 January 2012, 11:00:45 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Yani Puk


dilbert

Quote from: will_i_am on 10 January 2012, 05:38:01 PM
kutipan dari buku ajahn chah: damai tak tergoyahkan(unshakeable peace)
lagipula dalam dhammacakka sutta, urutan jalan  mulia berunsur delapan diurutkan seperti ini:
A. samma ditthi (pandangan benar)
B. samma sankappo (pikiran benar)
C. samma vaca (ucapan benar)
D. samma kammanto (perbuatan benar)
E. samma ajivo (mata pencaharian benar)
F.  samma vayamo (usaha venar)
G. samma sati (perhatian benar)
H. samma samadhi (meditasi benar)

dalam urutan diatas, pandangan benar menempati posisi teratas, karena pandangan benar mendahului segalanya..
bagaimana bisa bermeditasi dengan benar, kalau tidak memiliki pandangan benar terlebih dahulu??
yang ada malah tersesat seperti si choa ini...

saya pribadi juga sependapat bahwa pandangan benar itu menempati urutan pertama yang harus di-"bener"-in dahulu...
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

ryu

#167
Quote from: morpheus on 10 January 2012, 11:49:40 PM
sepertinya anda menafsirkan pandangan benar sebagai pengetahuan intelektual yang berisikan kepercayaan doktrinal yang didapat dari membaca buku2, mendengar ceramah dan mikir2 secara intelek. bagi saya, pandangan benar bukanlah pengetahuan intelek, melainkan sesuatu realisasi yang didapat dari meditasi, dari sebuah transformasi batin.

ajahn chah justru menegaskan bahwa pengetahuan intelek tidak diperlukan dalam praktik:seperti yg saya tulis di thread lain:
imo, dalam bermeditasi tidak diperlukan pengetahuan intelektual apapun. cukup mengetahui instruksi cara bermeditasinya dan temukan sendiri di dalam meditasi. di luar instruksi meditasi itu sudah terlalu banyak.

problem terlalu banyak teori itu adalah cara kerja pikiran (thought) yang sangat halus dan licin.
semakin kita mencoba mengatur dan mengarahkan pikiran sesuai teori tertentu, semakin kacau jadinya.
semakin dicoba untuk dijelaskan secara intelektual, semakin jauh dengan realita observasinya, malahan batin akan mengantisipasi dan mencocok-cocokkan teori dengan hasil observasinya.

makanya agak konyol kalo ada yang mencoba menanyakan dan mempelajari teori meditasi sampai sedetil-detilnya untuk menyakinkan dirinya sebelum mencoba memulai bermeditasi. seperti menolak tubuh basah, tapi pengen belajar berenang dari kursus tertulis.

menurut saya, dalam praktik meditasi kita tidak melakukan proses learning (intelektual), tapi justru melakukan proses de-learning, artinya melupakan semua teori yg sudah pernah dibaca, hanya melakukan pengamatan sejujur2nya, sepenuhnya berada di saat ini.

persis seperti yg dikatakan ajahn chah di atas.

om injulia mengatakan di atas bahwa kadang ajaran2 guru sering berbeda2 dan bertentangan. kalau anda melihat kontradiksi di sini, saya sarankan anda lakukan eksperimen, praktikkan dan temukan sendiri sampai anda melihat mana yang berhasil, mana yang gak berhasil. apa yang saya kutipkan di atas sesuai dengan pengalaman saya. entah dengan yg lain...

gak konyol kok, aye pernah langsung terjun ke air tanpa pengetahuan dll akhirnya malah tenggelam.
dan sampai sekarang saya tidak mau belajar berenang dahulu. dari pengalaman tenggelam sangat tidak menyenangkan.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

K.K.

Quote from: adi lim on 11 January 2012, 06:02:35 AM
kayak 'koan'
Kira-kira begitu.
Kalau non-meditator membingungkan = kebanyakan teori.
Kalau meditator membingungkan = 'koan', harus diselami baru paham.

Kalau saya simple. Membingungkan dan mentok = ga bisa mengajar, teorinya seandainyapun benar, tidak disampaikan dengan baik. 
Tidak membingungkan, membangkitkan dorongan menyelidiki = bisa mengajar, teorinya disampaikan dengan baik.

Persetan dengan siapa orang itu dan apapun pencapaiannya.

K.K.

Quote from: dilbert on 11 January 2012, 09:47:17 AM
saya pribadi juga sependapat bahwa pandangan benar itu menempati urutan pertama yang harus di-"bener"-in dahulu...
Kalau terhadap JMB8 ini, menurut saya kita tidak harus 'memulai' di mana dulu, tapi itu adalah satu kesatuan. Jika satu terhambat, maka yang lain pun susah untuk maju.

JMB8 ini dikatakan beruas delapan, kalau saya umpamakan seperti kita ada dalam satu kereta kuda yang berat dan ditarik 8 ekor kuda. Delapan kuda ini saling mendukung satu sama lain, dan hambatan bagi satu kuda adalah hambatan bagi tujuh kuda lain. Jika satu terhambat, bisa jadi tujuh lain pun tidak maju sama sekali. Sebaliknya jika satu kuda menguat, maka memberikan kemudahan bagi 7 kuda lain untuk maju.

JMB8 ini BUKAN seperti kereta dengan delapan stasiun di mana stasiun 1 adalah pandangan benar, lalu ke pikiran benar, sampai stasiun 8 yaitu konsentrasi benar.

Dalam urutan umum, pertama adalah Sila yang dilakukan untuk mendukung Samadhi dan pada akhirnya menimbulkan Panna. Tapi Panna (JMB 1&2) juga mengondisikan Sila (JMB 3-6) dan Samadhi (JMB 7&8 ).

Menurut saya, itu sebabnya dikatakan 'beruas delapan' bukan 'bertahap delapan'.

cumi polos

Quote from: ryu on 11 January 2012, 09:54:39 AM
gak konyol kok, aye pernah langsung terjun ke air tanpa pengetahuan dll akhirnya malah tenggelam.
dan sampai sekarang saya tidak mau belajar berenang dahulu. dari pengalaman tenggelam sangat tidak menyenangkan.

Kalau instrukturnya, cantik, manis, menyenangkan, murah senyum, meyakinkan, dan menjawab semua pertanyaan2 yg diragukan...

gw yakin, tanpa diminta...

bro akan terjun kekomnya sendiri...

jadi sangat tergantung juga sama pengajarnya dehhh  :))
merryXmas n happyNewYYYY 2018

ryu

Quote from: cumi polos on 11 January 2012, 12:03:14 PM
Kalau instrukturnya, cantik, manis, menyenangkan, murah senyum, meyakinkan, dan menjawab semua pertanyaan2 yg diragukan...

gw yakin, tanpa diminta...

bro akan terjun kekomnya sendiri...

jadi sangat tergantung juga sama pengajarnya dehhh  :))
kalau gitu aye tenggelam, trus dikasih napas buatan =))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

morpheus

Quote from: ryu on 11 January 2012, 09:54:39 AM
gak konyol kok, aye pernah langsung terjun ke air tanpa pengetahuan dll akhirnya malah tenggelam.
dan sampai sekarang saya tidak mau belajar berenang dahulu. dari pengalaman tenggelam sangat tidak menyenangkan.
tenggelam karena meditasi?
di share dong, tenggelam gimana, meditasi yg gimana, berenang yg bagaimana...
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

cumi polos

#173
Quote from: ryu on 11 January 2012, 12:21:38 PM
kalau gitu aye tenggelam, trus dikasih napas buatan =))

nah bayangkan bertapa besarnya peranan pengajar dan juga muridnya (yg nakal) !

berenang maupun meditasi bisa menarik...
sekali lagi tergantung pengajarnya...

:)) ^:)^

kalau gw cuma berani pura2 kaki kram dan ditolong....
gak sampai nafas buatan... :P
merryXmas n happyNewYYYY 2018

morpheus

Quote from: cumi polos on 11 January 2012, 12:03:14 PM
Kalau instrukturnya, cantik, manis, menyenangkan, murah senyum, meyakinkan, dan menjawab semua pertanyaan2 yg diragukan...
kalo menurut saya, pembimbing yang baik itu hanya memberikan instrumen, pengkondisian dan menunjukkan jalan bagaimana agar si praktisi bisa melihat dan menyelesaikan sendiri masalahnya.

pembimbing yang baik bukanlah pembimbing yang memanjakan praktisi dimana segala sesuatunya diterangkan dan disuapi langsung ke mulut, segala sesuatunya dibikin nyaman bagi sang murid...
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

adi lim

Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

adi lim

Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

ryu

Quote from: morpheus on 11 January 2012, 12:23:00 PM
tenggelam karena meditasi?
di share dong, tenggelam gimana, meditasi yg gimana, berenang yg bagaimana...

secara pengalaman meditasi pertama adalah tehnik LSY, dan nothing happen, meybi tidak berbakat, dan salah jalan =))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

adi lim

Quote from: ryu on 11 January 2012, 02:40:09 PM
secara pengalaman meditasi pertama adalah tehnik LSY, dan nothing happen, meybi tidak berbakat, dan salah jalan =))

tekadnya ndak bulat sih, coba terusin bisa jadi murid utama kesayangan LSY =))
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Yani Puk

Quote from: adi lim on 11 January 2012, 02:47:45 PM
tekadnya ndak bulat sih, coba terusin bisa jadi murid utama kesayangan LSY =))

Mana tau bisa jadi YM juga kyk YM choa :P