Bagaimanakah Cara Bertanya Tentang Satu Aliran?

Started by ryu, 07 September 2011, 03:18:44 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

djoe

#225
Quote from: adi lim on 12 September 2011, 03:56:09 PM
analogi yang bodoh

Bodoh, Tepat, dan apa adanya
Sayangnya anda tidak bisa membedakannya tinta dengan kebenaran
Jadi anda tidak akan mengerti

djoe

Quote from: adi lim on 12 September 2011, 11:39:27 AM
itu memang salah satu trik umat budis  :))

Trik...
hmmmmmmm, pikiran anda benar kaliber bisa sampai berpandangan seperti itu.

adi lim

Quote from: djoe on 12 September 2011, 04:07:14 PM
Bodoh, Tepat, dan apa adanya
Sayangnya anda tidak bisa membedakannya tinta dengan kebenaran
Jadi anda tidak akan mengerti

akhirnya pikiran anda terbuka dan masih tahu Bodoh
tapi sayank sepertinya anda belum mengerti yang namanya 'tinta'  :))
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

djoe

Quote from: adi lim on 12 September 2011, 04:19:00 PM
akhirnya pikiran anda terbuka dan masih tahu Bodoh
tapi sayank sepertinya anda belum mengerti yang namanya 'tinta'  :))

kata hanyalah kata
bodoh hanyalah kata
kentut hanyalah kata
pikiran tidak tergerak

Kenapa anda ketawa dan senang hanya karena mendapatkan sedikit kotoran djoe?
Kenapa masih mengkomsumsi kotoran tanpa mengolahnya
Hanya mengakui bodoh pikiran anda sudah tergerak / tertarik dengan kotoran djoe yang dilepas
Saya hanya membuang sedikit kotran disini anda sudah mencengkramnya


ryu

Quote from: sobat-dharma on 12 September 2011, 11:23:25 AM
Wujud sebagaimana yang dipahami secara eksplisit tertulis adalah simbolisasinya, sedangkan apabila dipraktikkan dengan sungguh2 maka berdampak secara nyata pada batin. Jadi menjadi simbol karena agar dipahami oleh umat awam dari pelbagai lapisan, maka disampaikan dalam wujud2 yang bisa ditangkap oleh indra.

Tentu. Tapi sebenarnya tidak jelas adalah "makhluk" atau apa. Bisa jadi ia adalah kekuatan batin si praktisi sendiri. Namun, untuk mempermudah bagi umat pemula, maka dikatakan bawa terdapat makhluk lain yang akan menolong. Itulah sebabnya beberapa Master pernah megatakan bahwa pebagai perwujudan Bodhisattva dan karakternya merupakan personifikasi/simbolisasi dari berbagai karakter positif yang dikembangkan oleh seorang praktisi. Jadi tergantung pada praktisinya, mau meyakini itu sebagai "makhluk" yang menolong atau sebagai personifikasi dari karakter positif yang hendak dikembangkan, hasilnya sebenarnya sama saja. Yang pasti, para praktisi terdiri  dari tingkat pencapaian yang berbeda2, semuanya tergantung pada pemahaman yang bergantung pada pencapaian masing2.

Ini cara ryu melihat: Kepercayaan=kabur seperti abu-abu; akal logis=jelas seperti hitam-putih. Padahal menurut sutta, keyakinan dibutuhkan untuk mencapai samadhi. Mengapa harus terus memusuhi keyakinan?
mau menanggapi yang ini, intinya kebenaran akan suatu surga sukawati yang dijanjikan itu bisa benar atau simbolisasi, tidak ada jaminan itu suatu kebenaran, tidak ada jaminan surga itu ada, hanya suatu tekad dan simbiolisasi.

soal samadhi bukankah hal itu menjadi menjuru ke yang lain, kita kalau mau fokuskan pada ikrar2, dan personifikasi buda2 tersebut.

kalau tidak ada yang mau di tambahkan selesai sampai di sini.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Sumedho

sepertinya apa yg dilakukan bro Adi sama seperti oleh bro djoe.

bro adi membuang sedikit kotoran lalu bro djoe juga sudah mencengkramnya.
There is no place like 127.0.0.1

ryu

Quote from: Sumedho on 12 September 2011, 04:48:39 PM
sepertinya apa yg dilakukan bro Adi sama seperti oleh bro djoe.

bro adi membuang sedikit kotoran lalu bro djoe juga sudah mencengkramnya.

huh, anda hanya melihat tinta dari tinta djoe, tidak bisa melihat kebenaran tinta master djoe =))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

djoe

#232
Quote from: Sumedho on 12 September 2011, 04:48:39 PM
sepertinya apa yg dilakukan bro Adi sama seperti oleh bro djoe.

bro adi membuang sedikit kotoran lalu bro djoe juga sudah mencengkramnya.

Sesama lalat berpesta kotoran , lupa berada dimana, terbuai dengan kotoran, mengkomsumsi dan menganlisa kotoran
dan mulai menceritakan / mengeluarkan kotoran isi pikiraannya dan hasilnya kotoran : berilusi mengetahui kondisi pikiran saya
Begitulah pikiran yang mengkomsumsi kotoran dan mengeluarkan kotoran (GIGO)
Bukannya mengolah tetapi mengeluarkan kotoran

dilbert

Quote from: djoe on 12 September 2011, 05:33:19 PM
Sesama lalat berpesta kotoran , lupa berada dimana, terbuai dengan kotoran, mengkomsumsi dan menganlisa kotoran
dan mulai menceritakan / mengeluarkan kotoran isi pikiraannya dan hasilnya kotoran : berilusi mengetahui kondisi pikiran saya
Begitulah pikiran yang mengkomsumsi kotoran dan mengeluarkan kotoran (GIGO)
Bukannya mengolah tetapi mengeluarkan kotoran

Schizoprenia ?
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

djoe

#234
Quote from: dilbert on 12 September 2011, 05:41:36 PM
Schizoprenia ?
_/\_
Semoga semua makhluk berbahagia selalu
Kecuali benda benda mati misalnya batu, tinta dan kertas

Sayangnya banyak orang yang bemimpi tinta dan kertas lebih kaliber dari makhluk hidup yang mempunyai batin dan kesadaran dan mengagungkan tinta dan kertas

Begitulah jika pikiran penuh dengan kotoran batin, sehingga memuliakan benda mati sehingga memposisikan diri sendiri menjadi batu

adi lim

Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

adi lim

Quote from: djoe on 12 September 2011, 05:33:19 PM
Sesama lalat berpesta kotoran , lupa berada dimana, terbuai dengan kotoran, mengkomsumsi dan menganlisa kotoran
dan mulai menceritakan / mengeluarkan kotoran isi pikiraannya dan hasilnya kotoran : berilusi mengetahui kondisi pikiran saya
Begitulah pikiran yang mengkomsumsi kotoran dan mengeluarkan kotoran (GIGO)
Bukannya mengolah tetapi mengeluarkan kotoran

kesimpulan memang saya mengeluarkan kotoran tapi anda menampungnya kemudian bermain didalamnya  =))

kalau AB terkenal karya tulisan dengan judul cacing dan kotorannya

master djoe terkenal di alam DC dengan pikiran dan tindakannya menjadi Lalat menampung kotoran beserta tinta kertas :))

kita sudahi aja ya master djoe,  :)
jika diteruskan akan bertambah tebal LDM, tinta kertasnya bertambah hitam  :))
_/\_
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

dilbert

Quote from: djoe on 12 September 2011, 05:51:31 PM

_/\_
Semoga semua makhluk berbahagia selalu
Kecuali benda benda mati misalnya batu, tinta dan kertas

Sayangnya banyak orang yang bemimpi tinta dan kertas lebih kaliber dari makhluk hidup yang mempunyai batin dan kesadaran dan mengagungkan tinta dan kertas

Begitulah jika pikiran penuh dengan kotoran batin, sehingga memuliakan benda mati sehingga memposisikan diri sendiri menjadi batu

saya ini (dilbert) ntah ada jasmani dan rohani gak ya ?
;D ;D ;D
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

sobat-dharma

Quote from: ryu on 12 September 2011, 04:47:19 PM
mau menanggapi yang ini, intinya kebenaran akan suatu surga sukawati yang dijanjikan itu bisa benar atau simbolisasi, tidak ada jaminan itu suatu kebenaran, tidak ada jaminan surga itu ada, hanya suatu tekad dan simbiolisasi.

soal samadhi bukankah hal itu menjadi menjuru ke yang lain, kita kalau mau fokuskan pada ikrar2, dan personifikasi buda2 tersebut.

kalau tidak ada yang mau di tambahkan selesai sampai di sini.

Itu tergantung apa yang kamu sebut sebagai "kebenaran". Di balik simbolisasi bisa terdapat kebenaran. Dan, di balik alam sukhavati adalah batin yang dipenuhi kebahagiaan (Sukha) yang menjadi syarat untuk samadhi (seperti dalam Upanisa Sutta: Happiness [sukha] is the condition for concentration [samādhi]). Ada yang mengatakan: "Batin yang Murni/Suci, adalah Alam Murni/Tanah Suci." Praktik Alam Murni adalah metode yang sangat berfaedah dalam membantu seseorang mencapai Samadhi. Jadi, semuanya tidak lepas dari samadhi, maka harus dikatakan tidak terkait dengan samadhi?

Oleh karena itu, meski banyak simbolisasi di dalamnya, semuanya sekaligus juga adalah realitas yang tercermin dari batin. Realitas itu adalah kebenaran. Kebenaran, dalam pengertian ini, bukan pemilahan antara "fakta" dan "dongeng", tapi kebenaran yang dicapai dari praktik yang hanya dapat dirasakan oleh yang merasakannya langsung. Maka tidak ada cara lain selain praktik untuk mengenalinya, bukan dengan diskusi menggunakan akal.

Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

djoe